Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menurunkan shari’at samawiyah kepada Rasul-Nya
adalah untuk memperbaiki umat di bidang ‘aqidah, ‘ibadah dan
mu’am alah. Sesungguhnya ‘aqidah semua ajaran samawi itu satu
dan tidak mengalami perubahan, maka dakwah atau seruan para
Rasul kepada ‘aqidah yang satu pun sama. Hal ini sebagaimana
firman Allah:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Nasakh dan Mansukh ?
2. Apakah syarat-syarat Nasakh ?
3. Apa saja jenis-jenis Nasakh ?
4. Apa saja macam-macam Nasakh dalam al-Qur’an ?
5. Hikmah apa yang ada pada Nasakh ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nasakh dan Mansukh.
2. Mengetahui syarat-syarat Nasakh.
3. Mengetahui jenis-jenis Nasakh.
4. Mengetahui macam-macam Nasakh yang ada dalam al- Qur’an.
5. Mengetahui hikmah yang ada dalam Nasakh.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: ‚ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan
(manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik
daripadanya atau yang sebanding dengannya. tidakkah kamu
mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Mansukh adalah hukum yang diangkat atau yang dihapus.
Maka ayat mawarith (warisan) atau hukum yang terkandung di
dalamnya misalnya adalah penghapusan (Nasikh) hukum wasiat
kepada kedua orang tua atau kerabat sebagaimana akan dijelaskan.
Ketentuan hukum ayat tersebut dihapus oleh ayat 234 surat al-
Baqarah , sehingga keharusan ‘iddah satu tahun tidak berlaku
lagi.
أشˆهُ ر َو َعشْ را َْ َأربَ َعˆ ةَْ فسˆ ِه َّن ْ َوال َِّذ نَ ٌُتَ َوفَّوْ نَ ِم ْن ُك ْم َو َ َذرُونَ أزَْ َوا جا ٌَت ََرب
ُِ ََّْصˆنَ بِأن
ُوف َوالˆ َّّل ُ بِ َمˆˆا ْ ˆِفسˆ ِه َّن ب
ِ ˆال َم ْعر ُِ َْف أن ِ فَˆˆإ َِذا بَل َْغنَ أ َجَلهَُ َّن فَال ُجنَˆˆا َح َع ْلَ ُك ْم
ًِ َف َمˆˆا فَ َع ْلن
٥٣٤) ب ر ِ َ(تَ ْع َملوُنَ خ
ٌَلˆك َْخ ر
َِ ق ة َذ َ َّسˆو َل فَقَˆ ِّد ُموا بٌَْنَ َ َديْ نَجْˆ َوا ُك ْم
َ صˆ َد َْ ا َأ ُّهَا ال ٌَِّذنَ آ َمنُوا إ َِذا ن
ُ َاجتُ ُم الر
َ ْ ُ
٢٥) ح م ِ (ل َك ْم َوأطَهَ ُر فَإ ْ ِن ل َْم ت َِجدُوا فَإ َِّن ال َّّل غَف ُو ر َر
ˆإن َش ˆ ِهدُوا َْ ت نَ ْالفَا ِح َش ˆةَ ِم ْن نِ َس ˆائ ُِك ْم فَا ْست َْش ˆ ِهدُوا َع ْلَ ِه َّن
ِ ْ ˆَأربَ ˆ َع ة ِم ْن ُك ْم ف ٌِ ْ ت َأ
ًِ َوالال
َّ ْ َّ
ُ ْت َحتَّى َتَ َوفاه َُّن ال َمو ُ ٌُ ْ
٢٥) ب ال ِ أو َجْ َع َل ال ّل ُ لهَُ َّن َس َْ ت ِ ف البُ و ًِ (فَأ َْم ِس ُكوه َُّن
Artinya: ‛dan terhadap para wanita yang mengerjakan perbuatan
keji, datangkanlah empat orang saksi dari pihak kamu(untuk
menjadi saksi). Kemudian apabila mereka telah memberikan
kesaksian, maka kurungkanlah mereka (wanita-wanita itu) di
dalam rumah…….‛. (QS. an-Nisa’: 15)
ف ٌِد ًِ ان فَاجْ ل ُِدوا ُك َّل َوا ِحد ِم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْلدَة َوال تَأ ُْخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَ ة ًِ ال َّزا ِن ٌَةُ َوال َّز
َاآلخ ِر َولْ َْش ˆهَ ْد َعˆ َذابَهُ َما طَˆˆاِئفَ ة ِمنِ إن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُˆˆونَ بِˆˆا ل ˆ َِّّل َوالْ َوْ ِمِ ْ ِن ال ˆ َِّّل
٥) َ( ْال ُمْؤ ِم ِن ن
F. Hikmah Nasakh
Adapun hikmah yang terdapat pada Nasakh adalah sebagai berikut:
1. Mengukuhkan keberadaan Allah
bahwa Allah takkan pernah terikat dengan ketentuan-ketentuan
yang sesuai dengan logika manusia. Sehingga jalan pikiran
manusia takkan pernah bisa mengikat Allah SWT.
Allah mampu melakukan apa saja, sekalipun menurut manusia
hal tersebut tidak logis. Tetapi Allah akan menunjukkan, bahwa
kehendak-Nya lah yang akan terjadi, bukan kehendak kita.
Sehingga diharapkan dari keberadaan Nasakh dan Mansukh ini
akan mampu meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT,
bahwa Dia-lah yang Maha Menentukan.
2. Dengan nasakh dan mansukh ini diharapkan pula kita akan
mempunyai prediksi dan pengertian bahwa Allah itu memang
adalah zat yang Maha Bijak, Maha Kasih, Maha Sayang, bahkan
‚al-Ham al-Rahimin‚ yaitu lebih kasih dari pada yang berhati
kasih dan lebih sayang dari pada siapa saja yang berhati sayang.
Mengapa? Karena memang pada kenyataannya hukum-hukum
Nasakh dan Mansukh tersebut semuanya demi untuk
kemaslahatan dan kebaikan kita.
3. Memelihara ke-maslahatan hamba
4. Perkembangan tashri’ menuju tingkat sempurna sesuai dengan
perkembangan dakwah dan kondisi umat Islam
5. Cobaan dan ujian bagi seorang mukallaf untuk mengikutinya
atau tidak
6. Menghendaki kebaikan dan kemudahan bagi umat. Sebab jika
nasakh itu beralih ke hal yang lebih berat maka di dalamnya
terdapat tambahan pahala, dan jika beralih ke hal yang lebih
ringan maka ia mengandung kemudahan dan keringanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tulisan ini untuk membahas pengertian tentang Nasakh dan
Mansukh karena ternyata banyak pengertian yang ada di dalamnya,
juga berkenaan dengan macammacam Nasakh dalam al-Qur’an dan
begitu pula jenisjenis Nasakh yang ada.
Kendati banyak para ulama yang berselisih pendapat
mengenai diperbolehkannya Nasakh dan Mansukh akan tetapi perlu
diketahui bahwa seiring dengan perkembangan dakwah dan
kemajuan zaman serta pergantian kaum yang satu dengan yang
lainnya maka hukum shar’i menyesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang ada.
Banyak hikmah yang dapat dipetik setelah mempelajari
Nasakh dan Mansukh, sehingga setelah mengetahui lebih dalam lagi
maka kita makin kuat keimanan kita dan kepercayaan kita bahwa
Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Nasakh dan Mansukh,
pembaca diharapkan dapat memahami lebih lanjut mengenai
pengertian, sayarat, jenis, macam – macam, dan hikmah Nasakh dan
Mansukh. Dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat tidak
hanya bagi pembaca namun juga kami selaku penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zarqani, Manhil al-‘Irfa>n, Beirut: Da>r al-Fikr, t.t, Jilid II. Jalaluddin
as-Suyu>t}iy, al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qura>n, Bairut: Dar al-Fikr, t.t.
Bintang, 1972
1992.