Dalam masalah Qiyas. Dimaksud dengan ushul yaitu pokok yang menjadi ukuran atau
tempat menyerupakan sesuatu (standar) ( ) artinya alat ukur.
Adapun kata fiqh menurut bahasa artinya memahami,mengerti,yaitu bentuk masdar dari
( ) artinya faham,mengerti,pintar dan kepintaran. Sebagaimana sabda Nabi saw.
( )
Sedangkan menurut istilah yaitu semua hukum yang dipetik dari Al-quran dan sunnah
rasul melalui usaha pemahaman dan ijtihad tentang perbuatan orang mukallaf baik
wajib,haram,mubah, sah atau selain dari itu hanya berupa cabang-cabangnya saja.
2. Fiqih ijtihad, yaitu hukum-hukum hasil ijtihad dan istimbath hukum oleh ahli ijtihad.
Jadi ushul fiqh itu adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar atau jalan yang harus
ditempuh didalam melakukan istimbath hukum dari dalil-dalil syara
Usul fiqh itu juga berupa qaidah-qaidah dan pembahasan-pembahasan yang
dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalilnyayang bersifat amaliah dan
diambilkan dari dalil-dalil yang tafsili.
Dalam rumusan lain. Ushul fiqh adalah pembahasan tentang dalil yang dapat
menunjukkan kepada sesuatu hukum secara ijmal (garis besar) yang masih memerlukan
keterangan dengan menggunakan qaidah-qaidah tertentu.
A. Al Quran
Al Quran berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur
(mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Quran diawali
dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Quran merupakan
ibadah.
Al Quran merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban
untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi
manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangnannya
2. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memilki
budi pekerti yang baik serta etika kehidupan.
3. Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat dan haji.
( : ).
( : ).
( : ).
"Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan
bertakwalah agar kamu mendapat rahmat."(QS. Al-Anm/6: 155)
( : ).
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-
Baqarah/2: 286)
( : ).
a) Mengqashar salat (dari empat menjadi dua rakaat) dan menjamak (mengumpulkan
dua salat), yang masing-masing apabila dalam bepergian sesuai dengan syarat-
syaratnya.
Sering kali kita mengucapkan kata hadits atau sunnah, tapi sebenarnya sudah tau belu
apa pengertian hadits menurut bahasa dan istilah? Jika belum mari kita simak satu
persatu ulasan dari hadis, sunnah, khabar dan atsar berdasarkan literature terpercaya
yang telah dipilih oleh Caraspot sebagai rujukan.
3.hadits
Dalam hal ini kita baru membahas pengertian dari kata hadisnya saja, belum soal apa itu
hadits Nabi?. Dan untuk ini kami membaginya dalam dua ulasan:
Menurut bahasa:
Ada tiga kata yang dijadikan makna dari hadis itu sendiri, yaitu:
Khabar Ini artinya warta atau berita, dalam istilahnya ini banyak diartikan
dengan segala sesuatu yang diperbincangkan atau ucapan yang dipindahkan dari
seseorang kepada orang lain atau yang lebih dikenal dengan ma yatahaddatsu
bihi wa yunqalu. Dari makna ini yang kemudian disebut perkataan hadis Nabi
Jadid Artinya baru, ini adalah lawan kata dari qadim yang berarti yang sudah
lama. Jadi, hadis bisa juga diartikan dengan sesuatu yang baru jika disandarkan
dalam katanya saja, kecuali jika disandarkan pada nabi maka maknanya lain lagi.
Qarib Bermakna yang dekat, atau yang belum lama ini berlangsung atau terjadi,
misalnya dalam kalimat haditsul ahdi bil-Islam yang artinya orang yang baru
masuk Islam. Adapun jamaknya huduts atau hidats.
4.ijma
IJMA MENURUT BAHASA DAN ISTILAH
Pengertian ijma Secara bahasa diucapkan untuk salah satu dari
dua makna :
a. Berkehendak untuk melakukan sesuatu, seperti sifulan
ingin melakukan sesuatu, diambil dari firman Allah surat yusuf
ayat 71 : Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah
sekutu-sekutumu (untuk menghancurkanku), dan sabda nabi :
Tidak sah puasanya orang yang tidak melakukan niat dimalam
hari.
b. Kesepakatan, contoh : Kaum sepakat atas hal ini. Maka
makna ini butuh terhadap kemurnian hati. Perbedaannya makna
yg pertama diarahkan pada seorang saja, sedangkan makna
kedua melibatkan beberapa orang.
Menurut jumhur, Pengertian ijma adalah kesepakatan para
mujtahid umat islam pada suatu masa setelah rosulullah wafat.
Lantaran ketika rosulullah masih hidup hanya beliaulah tempat
kembalinya hukum syariat, dengan demikian tidak terjadi
perbedaan mengenai hukum syariat islam dan tidak ada
kesepakatan, karena kesepakatan itu tidak akan pernah ada
kecuali terdiri dari beberapa orang. Jika terjadi suatu kejadian yg
dihadapkan kepada seluruh mujtahid umat islam pada waktu itu,
kemudian mereka sepakat terhadap suatu hukum mengenai
kejadian tersebut, maka kesepakatan mereka disebut sebagai
ijma.
Jamak dari kata hadis bisa hudtsan atau hidtsan dan biasa juga
disebut ahadits. Bahkan jamak yang terakhir disebut inilah yang
selalu digunakan untuk mengungkapkan hadis-hadis yang bersumber
dari nabi, yakni Ahaditsul Rasul.
Segala ucaban Nabi saw., segala perbuatannya dan juga segala
keadaan beliau.
5. Qiyas
Secara bahasa, qiyas berasal dari bahasa Arab yaitu yang
artinya hal mengukur, membandingkan, aturan. Ada juga yang
mengartikan qiyas dengan mengukur sesuatu atas sesuatu yang lain
dan kemudian menyamakan antara keduanya. Ada kalangan ulama
yang mengartikan qiyas sebagai mengukur dan menyamakan.[1]
6.ISTIHSAN
Istihsan merupakan salah satu daripada sumber hukum perundangan
Islam tetapi ianya tergolong dalam sumber hukum yang tidak
disepakati. Oleh yang demikian, ulama berselisih pendapat tentang
kehujahan Istihsan, ini kerana terdapat ulama yang menerima dan
juga menolak Istihsan. Antara ulama yang menerima kehujahan
Istihsan ialah ulama Hanafiah, Imam Malik dan sebahagian ulama
Hanbali. Manakala pula, antara ulama yang menolak kehujahan
Istihsan ialah Imam Shafie dam ulama shafiI serta sebahagian ulama
Hanbali.(Abdul Latif Muda 1997:117)
Pengertian Istihsan
7.istihsab
Pengertian Istishab menurut bahasa adalah menetapi dan
menuntut kebersamaan. Dikatakan :
Pengertiannya :
Maka dalil istishab yaitu menganggap dia masih hidup itu bisa
berfungsi menolak hukum-hukum yang timbul dari
kematiannya yaitu hartanya dibagi kepada ahli warisnya,
terpisah dari istrinya, tetapi tidak berfungsi memindah harta
milik orang lain kepadanya .
8.maslahat dan
mursalah
Home / Ulumuddin / Pengertian, Syarat dan Hukum
Maslahah Mursalah
Pengertian, Syarat dan Hukum Maslahah Mursalah
Posted by: redaksi 13 Mei 2013 101,116 Views
Pengertian Maslahah Mursalah
9. Al-Am
1. Pengertian al-am
Dalam upaya untuk memahami al-am ini para ulama ushul telah memberikan sejumlah
definisi atau pengertian yang pada dasrnya mengandung maksud yang sama, meskipun
redaksinya berbeda satu sama lainnya. Syaikh Al-khudari Beik, menyebutkan sebagai
berikut:
al-am adalah lafadz yang menunjukan kepada pengertian dimana didalamnya tercakup
sejumlah objek atau satuan yang banya..
Jama atau mufrad dimarifatkan kepada alif lam al-jinsiyah dan lafal jama yang
diidofatkan
Isim maushul
Isim syarat
4. Al-Khas
1. Pengertian al-Khas
Al-kahas mengandung pengertian sebaliknya dari al-am. Jika al-am mengandung arti
umum yaitu lafal yang didalamnya mencakup berbagai suatu objek yang banyak, maka
al-kahs adalah suatu lafal yang memiliki arti atau makna tertentu dan khusus. Tidak ada
perbedaan pendapat yang prinsipil dikalangan ulama ushul tentang pengertian al-kahs.
Beberapa pengertian berikut ini dapat dipahami bahwa lafal al-kahs merupakan arti
tertentu dan tidak terdapat perbedaan dikalangan ulama ushul, kecuali dari segi redaksi
saja.[3
al-khas ialah suatu lafal yang digunakan untuk menunjukan pengertian pada suatu
satuan objek tertentu saja.
Amar adalah perkataan meminta kerja dari yang lebih tinggi tingkatannya kepada yang
lebih rendah tingkatannya.
Dengan kata lain, amar adalah suatu lafal yang dipergunakan oleh orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah derajatnya agar melakukan suatu
perbuatan. Seperti perintah Allah kepada manusia.
10.Bentuk-Bentuk Lafaz Amar
Lafaz yang menunjukkan kepada amar atau perintah tersebut mempunyai
beberapa bentuk diantaranya:
Artinya:Dan berikanlah mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan (Q.S.An-Nisa:4)
Artinya:Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan (Q.S.Ali Imran:104)
-
Artinya:Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak (Q.S.Al-Baqarah:83)
Hakikat pengertian amr (perintah) adalah lafaz yang dikehendaki supaya orang
mengerjakan apa yang dimaksudkan. Bentuk lafaz amar bermacam-macam diantaranya,
fiil amar, fiil mudhari yang diawali lam amar, masdar pengganti fiil, dan beberapa lafaz
yang mengandung makna perintah seperti, kutiba, amara, faradha. Kaidah-kaidah amar
dalam Al-Quran yaitu seperti kaidah pertama seperti pada dasarnya amar (perintah) itu
menunjukkan kepada wajib dan tidak menunjukkan kepada selain wajib kecuali dengan
qarinah-qarinah tersebut. Qarinah-qarinah tersebut seperti ibahah, nadb, irsyad, tahdid,
tajiz yang memalingkan makna asalnya yaitu wajib.
Kaidah kedua amar adalah Amr atau perintah terhadap sesuatu berarti larangan
akan kebalikannya. Kaidah ketiga amar yaitu perintah itu menghendaki segera
dilaksanakan kecuali ada qarinah-qarinah tertentu yang menyatakan jika suatu perbuatan
tersebut tidak segera dilaksanakan. Kaidah keempat adalah Pada dasarnya perintah itu
tidak menghendaki pengulangan ( berkali-kali mengerjakan perintah), kecuali adanya
qarinah atau kalimat yang menunjukkan kepada pengulangan. Para ulama
mengelompokkan menjadi 3 perintah tersebut dikaitkan dengan syarat, perintah
dikaitkan dengan illat, perintah dikaitkan dengan sifat atau keadaan yang bersifat illat.
1
Sedangkan Nahi adalah suatu lafaz yang mengandung makna tuntutan
meninggalkan sesuatu yang datangnya dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada
orang yang lebih rendah tingkatannya. Bentuknya yaitu fiil yang didahului oleh la
nahiyah, beberapa lafaz yang mengandung makna nahi. Kaidah nahi yaitu pada dasarnya
larangan itu menunjukkan kepada haram kecuali ada qarinah-qarinah tertentu. Pada
dasarnya larangan itu menghendaki fasad ( rusak) secara mutlak. Pada dasarnya
larangan yang mutlak menghendaki pengulangan larangan dalam setiap waktu. Bagi para
mufassir sangat penting untuk mengetahui kaidah-kaidah tersebut karena memudahkan
dalam menafsirkan Al-Quran terutama ayat-ayat yang berhubungan dengn penggalian
suatu hukum.
Apabila lafaz mutlaq didapati di dalam sesuatu nas dan ia tidak dikaitkan dengan mana-
mana sifat di dalam nas yang lain, maka maknanya hendaklah ditafsirkan menurut
itlaqnya serta ia tidak boleh diqaydkan dengan mana-mana sifat, kecuali terdapat dalil
yang menunjukkan kaitannya
Takrif Al-Muqayyad
Muqayyad merupakan lafaz yang diqaydkan dengan satu qayd yang berasingan yang
akan mengurangkan jumlah qayd yang banyak. Lafaz ini juga menunjukkan kepada satu
makna atau beberapa makna secara menyeluruh dengan disertai oleh perkataan yang
menunjukkan kaitan dengan mana-mana sifat. Contohnya lelaki muslim
Muqayyad pula ialah setiap yang diqaydkan kepada sesuatu zat sama ada dengan
sesuatu sifat atau keadaan atau diqaydkan dengan sesuatu syarat. Contoh muqayyad
dengan sifat ialah ( ) Ayat tersebut menunjukkan dituntut membebaskan
hamba yang mumin. Manakala muqayyad dengan syarat ialah dalam masalah kafarah
sumpah ialah ( dituntut berpuasa selama 3 hari. Contoh muqayyad
dengan keadaan pula ialah ( ) Puasa diqaydkan hanya sehingga
malam sahaja. Maka menunjukkan puasa itu tidak harus bersambung antara 1 hari
dengan hari yang seterusnya.
Definisi Mujmal ( ):
Mujmal secara bahasa : ( ) mubham (yang tidak diketahui) dan yang terkumpul.
Secara istilah :
Apa yang dimaksud darinya ditawaqqufkan terhadap yang selainnya, baik dalam
tayinnya (penentuannya) atau penjelasan sifatnya atau ukurannya.
Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam tayinnya : Firman Alloh taala :
(
(
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru' (Al-
Baqoroh : 228)
Quru ( )adalah lafadz yang musytarok (memiliki beberapa makna, pent) antara haidh
dan suci, maka mentayin salah satunya membutuhkan dalil.
Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan sifatnya: Firman Alloh taala :
Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan ukurannya : Firman Alloh taala :
Ukuran zakat yang wajib tidak diketahui (hanya dengan ayat ini, pent), maka
membutuhkan penjelasan.
Definisi mubayyan ( )
(:
Mubayyan secara bahasa : ( ) yang ditampakkan dan yang dijelaskan.
Secara istilah :
Apa yang dapat difahami maksudnya, baik dengan asal peletakannya atau setelah
adanya penjelasan.
Contoh yang dapat difahami maksudnya dengan asal peletakannya : lafadz : langit (),
bumi (), gunung (), adil (), dholim (), jujur (). Maka kata-kata ini dan yang
semisalnya dapat difahami dengan asal peletakannya, dan tidak membutuhkan dalil yang
lain dalam menjelaskan maknanya.
Contoh yang dapat difahami maksudnya setelah adanya penjelasan : firman Alloh taala :
Maka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, keduanya adalah mujmal, tetapi pembuat
syariat (Alloh taala) telah menjelaskannya, maka lafadz keduanya menjadi jelas setelah
adanya penjelasan.
MUBAYYAN
12. Pengertian Mubayyan
Al-Bayan artinya ialah penjelasan; maksudnya ialah menjelaskan lafadz atau susunan
yang mujmal. Mubayyan ialah lafadz yang terang maksudnya tanpa memerlukan
penjelasan dari lainnya. Jelasnya ialah:
Bayan ialah mengeluarkan sesuatu dari tempat yang sulit kepada tempat yang jelas.
A. Pengertian Mujmal
Secara bahasa berarti samar-samar dan beragam/majemuk. Secara istilah berarti: lafadz
yang maknanya tergantung pada lainnya, baik dalam menentukan salah satu maknanya
atau menjelaskan tatacaranya, atau menjelaskan ukurannya.
2. Macam-macam Mubayyan:
a. Mubayyan dengan perkataan; sebagaimana firman Allah swt.;