Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STUDI AL - HADIS

MAKNA SUNNAH RASUL

Dosen Pengampu

Yahya Aziz,S.Ag, M.Pd.I

Di Susun:

Vina Fauziah (06010222019)

Henny Nuryaningtyas (06010222008)

Adam Wafi Akmal (06020222023)

Salman Alfarisi (06040222098)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “MAKNA SUNNAH RASUL”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas semester 2 dari Bpk Yahya Aziz pada bidang studi al- hadis. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang makna sunnah
rasul. Kami menyadari bahwa dalam penyunsunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan.Oleh karena itu,kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini.Kami mengharap adanya saran dan kritik yang membangun
agar kedepannya kami dapat membuat suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Sunnah ........................................................................................................ 5
2.2 Sunnah Terhadap Al-Qur’an .......................................................................................... 6
2.3 Disiplin Dalam Islam .................................................................................................... 8
2.4 Tekun Dalam Islam ....................................................................................................... 9

Bab III Penutup…………………………………………………………………………….11


Kesimpulan ………………………………………………………………………………….11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sunnah sering disamakan dengan hadits, artinya semua perkataan, perbuatan, dan taqrir
yang di sandarkan kepada nabi Muhammad SAW yang menyetujui perbuatan yang di
lakukan oleh para sahabat, misalnya kholid in walid memakan daging biawak, rasullulah
SAW membiarkanya maka hal itu dikesani bahwa nabi tidak mengharamkanya.
Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah al-qur’an. Dalam kajian ushul fiqih,
as-sunnah merupakan metode untuk menjelaskan al-qur’an, oleh karena itu fungsi as-
sunnah adalah penjelas, penafsir, menguat, penambah, dan pengkhusus berbagai hukum
yang terdapat dalam al-qur’an yang masih global atau masih multitafsir dan adapula yang
masih mubham.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sunnah?
2. Ada berapa sifat sunnah terhadap al-qur’an?
3. Maksud dari di siplin dan tekun itu apa?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sunnah

Sunnah berasal dari bahasa arab yang secara etimologis berarti’ jalan yang biasa dilalui”
atau “cara yang senantiasa dilakukan, atau “kebiasaan yang selalu dilaksanakan”, apakah
kebiasaan atau cara itu sesuatu kebiasaan yang baik atau buruk. Secara terminologi (dalam
istilah sari’ah), sunnah bisa dilihat dari tiga bidang ilmu, yaitu dari ilmu hadist, ilmu fiqh dan
ushul fiqih.Sunnah menurut para ahli hadist identik dengan hadist, yaitu: seluruh yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan
ataupun yang sejenisnya (sifat keadaan atau himmah)

Sunnah menurut ahli ushul fiqh adalah “segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
SAW, berupa perbuatan, perkataan, dan ketetapan yang berkaitan dengan hukum”. Sedangkan
sunnah menurut para ahli fiqh, di samping pengertian yang dikemukakan para ulama’ ushul
fiqh di atas, juga dimaksudkan sebagai salah satu hukum taqlifih, yang mengandung
pengertian”perbuataan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
tidak medapat siksa (tidak berdosa)”Atau terkadang dengan perbuatan, beliau menerangkan
maksudnya, seperti pelajaran shalat yang beliau ajarkan kepada mereka (para sahabat) secara
praktek dan juga cara-cara ibadah haji. Dan kadang para sahabatnya brbuat sesuatu di
hadiratnya atau sampai berita-berita berupa ucapan atau tindakan mereka kepada beliau, tetapi
hal ini tidak di ingkarinya, bahkan didiamkannya saja, padahal beliau sanggup untuk
menolaknya (kalau tidak dibenarkan) atau nampak padanya setuju dan senang, sebagai mana
diriwayatkan bahwa beliau tidak mengingkari orang yang makan daging biawak di tempat
makan beliau. Perkembangan selanjutnya penggunaan kata al-sunnah, dimaksudkan untuk
menyebutkan amal para sahabat atau tabi‘in, baik yang sejalan dengan al-Qur’an atau hadis
Nabi, maupun dari ijtihad mereka sendiri. Kata al-sunnah pada tahun kedua hijriyah, mulai
melembaga sebagai suatu istilah tersendiri. Untuk mengetahui lebih jelas perlu dikemukakan 1

pengertian al-sunnah menurut muhadditsûn, ushûliyyûn, dan fuqaha’:

1
https://sg.docworkspace.com/d/sANWSwYTHlJJP_J-tnbCnFA

5
a. Menurut muhadditsûn al-sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi
dalam bentuk ucapan perbuatan, pengakuan, perangai, dan sopan santun ataupun
perjalanannya, baik sebelum maupun sesudah diutus menjadi Rasul. Menurut
sementara muhadditsûn, dalam arti kata al-sunnah sama artinya dengan al-hadîts.
b. Menurut ushûliyyûn, al-sunnah hanya mengkaji Rasulullah dari kedudukan beliau
sebagai penetap hukum syara‘yang membuat kaidah-kaidah untuk para mujtahid
sesudah beliau dan menjelaskan undang-undang bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu, mereka meletakkan perhatian terhadap segala ucapan dan perbuatan
beliau yang semuanya dalam rangka menetapkan hukum syara‘.
c. Menurut fuqaha’, al-sunnah adalah segala ketetapan yang berasal dari Nabi dan
bukan hukum fardhu ataupun wajib. Menurut mereka al-sunnah merupakan salah
satu hukum yang lima yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Yang tidak
termasuk kelima hukum ini disebut bid‘ah. Dari ketiga pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa al-sunnah dalam terminologi muhadditsûn adalah segala sesuatu
yang diambil dari Rasul, baik berupa perkataan, perbuatan, pengakuan, sifat-sifat
fisik dan non fisik atau tingkah laku beliau sebelum diutus menjadi Rasul, seperti
tahannuts beliau di gua Hira’ atau sesudahnya. 2

2.2 Sunnah terhadap Al-Qur’an

Ada empat sifat penjelasan sunnah terhadap al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:

1. Bayân al-Mujmal Maksudnya adalah hadis memberikan tafsiran atau penjelasan


secara perinci terhadap ayat-ayat yang sifatnya masih umum atau global, misalnya,
a. hadis riwayat al-Bukhari tentang tata cara salat: “Salatlah kamu sekalian
sebagaimana engkau sekalian melihat aku salat”. Dijelaskan dalam surat al-
Baqarah ayat 43: َ‫ٱلر ِكعِين‬ ۟ ُ‫ٱر َكع‬
َّ ٰ ‫وا َم َع‬ ۟ ُ ‫صلَ ٰوة َ َو َءات‬
َّ ‫وا‬
ْ ‫ٱلزك َٰوة َ َو‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
Artinya: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku”
b. Hadis riwayat al-Nasa’i dari Jabir tentang pelaksanaan kewajiban haji:
“Ambillah (perhatikan/ikuti) dariku tentang pelaksanaan kewajiban haji kamu
ٌۢ
sekalian”. Dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 97: ‫ِيم ۖ َو َمن‬ َ ‫فِي ِه َءا ٰيَتٌ بَ ِي ٰنَتٌ َّمقَا ُم ِإب ٰ َْره‬
3
َ‫ع ِن ْٱل ٰ َع َلمِين‬
َ ‫ى‬
ٌّ ِ‫غن‬ ‫س ِب ا‬
َ َّ ‫يًل ۚ َو َمن َكف ََر َفإ ِ َّن‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ع ِإ َل ْي ِه‬
َ ‫طا‬ ِ ‫اس ِح ُّج ْٱل َب ْي‬
َ َ ‫ت َم ِن ٱ ْست‬ ِ ‫ع َلى ٱل َّن‬
َ ِ‫دَ َخ َل ۥهُ َكانَ َءا ِم انا ۗ َو ِ ََّّلل‬

2
Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Al-Sunnah Qabl al-Tadwîn, (Mesir: Maktabah Wahbah, 1962), 15. Baca: ‘Abbas
Mutawali Hamadah, Al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Makânatuhâ fî al-Tasyrî’, 21.
3
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/download/84/pdf

6
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.
2. Taqyîd al-Muthlaq Maksudnya ialah hadis itu memberikan batas-batasan terhadap
ayat-ayat yang sifatnya masih mutlak, seperti:
a. hadis tentang batasan potong tangan bagi pencuri, yaitu: “Rasulullah saw.
telah kedatangan seseorang dengan membawa seorang pencuri, lalu beliau
memotong tangan pencuri dari pergelangan”. Hadis sebagai penjelas dari
surat al-Maidah ayat 38: ‫ج َز ا اء ب ِ َم ا ك َ س َ ب َ ا‬ َ ‫َّار ق َ ة ُ ف َ ا ق ْ ط َ ع ُ وا أ َي ْ ِد ي َ هُ َم ا‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َو ال س‬ ِ ‫َو ال س‬
‫نَك ا‬
َ ‫َاًل ِم َن َّللاَّ ِ ۗ َو َّللاَّ ُ ع َ ِز ي ٌز‬
ٌ ‫ح ِك ي م‬
Art inya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
b. hadis tentang hukum bangkai dan belalang, yaitu: “Telah dihalalkan atas
kamu sekalian dua (macam) bangkai, yaitu bangkai ikan dan belalang”.
Hadis ini menjelaskan surat al-Maidah ayat 3: ُ ‫ت ع َ ل َ ي ْ ك ُ م ُ ال ْ َم ي ْ ت َة ُ َو ال د َّ م‬ ْ ‫ح ِر َم‬ ُ
ُ ‫ير َو مَ ا أ ُهِ َّل ل ِ غ َ ي ِْر َّللاَّ ِ ب ِ هِ َو ال ْ مُ ن ْ خَ ن ِ ق َ ة ُ َو ال ْ َم ْو ق ُ و ذ َ ة ُ َو ال ْ مُ ت َ َر د ِ ي َ ة‬ ِ ‫َو ل َ ْح م ُ ال ْ خِ ن ْ ِز‬
‫س مُ وا‬ ِ ْ ‫ح ع َ ل َ ى ال ن ُّ صُ ب ِ َو أ َ ْن ت َسْ ت َق‬ َ ِ ‫ح ة ُ َو َم ا أ َك َ َل ال س َّ ب ُ عُ إ ِ ًَّل َم ا ذ َ ك َّ ي ْت ُمْ َو َم ا ذ ُب‬ َ ‫طي‬ ِ َّ ‫َو ال ن‬
ۚ ‫ِس ا ل َّ ِذ ي َن ك َ ف َ ُر وا ِم ْن دِ ي ن ِ ك ُ مْ ف َ ًَل ت َ ْخ ش َْو ه ُ ْم َو ا ْخ ش َْو ِن‬ َ ‫ق ۗ ال ْ ي َ ْو مَ ي َ ئ‬ ٌ ْ‫اْل َ ْز ًَل ِم ۚ ذ ٰ َ ل ِ ك ُ مْ ف ِ س‬
ْ ِ‫ب‬

ِ ْ ُ‫ت ل َ ك ُ م‬
‫اْل س ًَْل مَ ِد ي ن ا ا ۚ ف َ َم ِن‬ ُ ‫ضي‬ ِ ‫ت ع َ ل َ ي ْ ك ُ مْ ن ِ ع ْ َم ت ِي َو َر‬ ُ ْ ‫ال ْ ي َ ْو مَ أ َكْ َم ل‬
ُ ‫ت ل َ ك ُ مْ ِد ي ن َ ك ُ مْ َو أ َت ْ َم ْم‬
ٌ ‫ف ِْلِ ث ْ ٍم ۙ ف َ إ ِ َّن َّللاَّ َ غ َ ف ُ و ٌر َر حِ ي م‬ َ َ ‫ص ةٍ غ َ ي ْ َر ُم ت‬
ٍ ِ‫ج ان‬ َ ‫ض ط ُ َّر ف ِي َم ْخ َم‬ ْ ‫ا‬
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-

7
ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. Takhshîsh al-Âm Maksudnya adalah hadis berfugsi untuk men-takhshîsh atau
mengecualikan ayat-ayat yang sifatnya masih umum, misalnya hadis tentang harta
warisan, yaitu: “Kami para sahabat Nabi tidak meninggalkan harta warisan”. “Nabi
Saw bersabda: tidaklah seorang muslim mewarisi harta dari orang kafir dan orang kafir
tidak boleh mewarisi harta muslim”.
4. Tawdîh al-Musykil Maksudnya adalah hadis berfungsi untuk menjelaskan hal-hal
yang dalam al-Qur’an masih rumit, seperti kata “khaith dalam surat al-Baqarah ayat
ٌ َ ‫اس ل َ ك ُ مْ َو أ َن ْ ت ُمْ ل ِ ب‬
187: َ‫اس ل َ ه ُ َّن ۗۗ ع َ ل ِم‬ ٌ َ ‫ث إ ِ ل َ ٰى ن ِ س َ ا ئ ِ ك ُ مْ ۚۗ ه ُ َّن ل ِ ب‬
ُ َ ‫الص ي َ ا ِم ال َّر ف‬
ِ َ ‫أ ُحِ َّل ل َ ك ُ مْ ل َ ي ْ ل َ ة‬
ْ َ ‫ب ع َ ل َ ي ْ ك ُ ْم َو ع َ ف َا ع َ ن ْ ك ُ ْم ۖۗ ف‬
َ َ ‫اْل َن ب َ ا شِ ُر و ه ُ َّن َو ا ب ْ ت َغ ُ وا َم ا ك َت‬
‫ب‬ َ ‫خ ت َا ن ُ و َن أ َن ْ ف ُ س َ ك ُ ْم ف َ ت َا‬
ْ َ ‫َّللاَّ ُ أ َن َّ ك ُ ْم ك ُ ن ْ ت ُ ْم ت‬
ۗۖ ‫ج ِر‬ ْ َ ‫اْل َسْ َو ِد ِم َن ال ْ ف‬
ْ ‫ط‬ ِ ْ‫خ ي‬َ ْ ‫ض ِم َن ال‬ ُ َ ‫اْل َب ْ ي‬
ْ ُ ‫خ يْ ط‬ َ ْ ‫ح ت َّ ٰى ي َ ت َب َ ي َّ َن ل َ ك ُ م ُ ال‬
َ ‫َّللاَّ ُ ل َ ك ُ ْم ۚۗ َو ك ُ ل ُ وا َو ا شْ َر ب ُوا‬
ِ َّ‫ح د ُو د ُ َّللا‬ ُ ‫ك‬ َ ْ ‫اج ِد ۗۗ ت ِل‬
ِ َ ‫ش ُر و ه ُ َّن َو أ َن ْ ت ُ ْم ع َ ا ِك ف ُ و َن ف ِي ال ْ َم س‬ ِ ‫الص ي َ امَ إ ِ ل َ ى ال ل َّ ي ْ ِل ۚۗ َو ًَل ت ُب َ ا‬ ِ ‫ث ُمَّ أ َت ِ ُّم وا‬
‫اس ل َ ع َ ل َّ هُ مْ ي َ ت َّ ق ُ و َن‬ َ ِ ‫ف َ ًَل ت َق ْ َر ب ُو ه َا ۗۗ ك َ ذ ٰ َ ل‬
ِ َّ ‫ك ي ُ ب َ ي ِ ُن َّللاَّ ُ آ ي َ ا ت ِ هِ ل ِل ن‬
Art inya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena
itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu
campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertakwa. Lalu hadis menjelaskan dengan batasan-
batasan, yaitu: Yang dimaksud dengan kalimat “al-khaith al-abyadh” adalah “bayâdh
al nahâr” artinya “terangnya siang” dan kalimat”al-khaith al-aswad” adalah ”sawâd al-
lail”, artinya “gelapnya malam. 4

2.3 Di Siplin dalam islam

4
https://www.liputan6.com/hot/read/4130868/fungsi-hadits-terhadap-al-quran-beserta-contohnya-harus-
dipahami-umat-islam

8
Disiplin menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam Islam. Disiplin sangat
diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi sikap disiplin sangat berpengaruh pada
kesuksesan kita di masa depan. Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan tapi juga
kedisiplinan. Sebagai contoh, waktu sholat fardhu yang mempunyai batasan waktu awal dan
akhir sehingga setiap Muslim harus sholat tepat di waktu sholat yang telah ditentukan, jika
tidak maka sholatnya dianggap tidak sah. Disiplin juga merupakan sifat orang yang bertakwa.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya terutama
anjuran-anjuran dalam Al Qur'an yang diabadikan menjadi nama surat seperti Surat Al Asr
yang berarti demi masa maupun ayat-ayat lain. 5

Begitu pula banyak hadis Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang berisi anjuran
untuk menggunakan waktu secara disiplin, diataranya: Pertama, hadis tentang 2 kenikmatan
yang sering dilupa oleh kebanyakan manusia yaitu: ‫علَ ْي ِه‬ َ ُ َّ‫صلَّى َّللا‬
َ ِ َّ‫ قَا َل َرسُو ُل َّللا‬:‫ قَا َل‬، ‫َّاس‬
ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬
َ
‫رواهالبخاري‬.‫ِالص َّحةُ َوالف ََراغ‬ ِ ‫ ِن ْع َمت‬:‫س َّل َم‬
ٌ ‫َان َم ْغبُو ٌن فِي ِه َما َكث‬
ِ ‫ِير ِمنَال َّناس‬ َ ‫َو‬
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
bersabda: Ada dua nikmat yang sering dilupa oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan
kesempatan. (HR. Bukhari).

Kedua, hadis tentang pentingnya menggunakan 5 waktu sebelum datang waktu yang lain.

‫ شبا َبك‬:‫خمس‬
ٍ ‫ اغتنِ ْم خم ا‬:‫هللا صلَّى هللا ُ عليه وسلَّم لرج ٍل وهو َي ِعظُه‬
‫سا قبل‬ ِ ‫وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسو ُل‬
ِ ‫ وغناك قبل‬،‫سقَمِك‬
‫رواﻩ الحاكم‬.‫ وحيات َك قبل موتِك‬،‫ وفراغَك قبل شُغلِك‬،‫فقرك‬ َ ‫وص َّحت َك قبل‬
ِ ،‫قبل ه ََرمِك‬

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam menasehati seseorang: pergunakan lima waktu ini sebelum datang waktu yang
lain yaitu mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
kayamu sebelum datang fakirmu, waktu luangmu sebelum masa sibukmu dan hidupmu
sebelum datang ajalmu. (HR. Hakim).

2.4 Tekun dalam islam

Tekun adalah sebuah kemampuan seseorang dapat bertahan di tengah tekanan dan
kesulitan dengan mengatasinya, walaupun terdapat banyak rintangan yang harus diraih dan
diselesaikan Ketekunan juga sebuah pemikiran dengan kecerdasan dan keterampilan, atau

5
ttps://www.syahadat.id/2021/01/hadis-hadis-tentang-disiplin.html

9
kemampuan yang diperoleh dari kehidupan dengan menempa dengan cermat dan akan
mendapatkan hasilnya yang sangat luar biasa. Tekun juga berarti mengarahkan pikiran dan
perasaan ke arah kegiatan yang akan dilakukan dengan serius dan dapat juga di lakukan pada
saat belajar dan dapat mencapai kehidupan yang sukses. ‫يَ ْرفَ ِع َّللاَّ ُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْنكُ ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْالع ِْل َم‬
ٌ ِ‫دَ َر َجات ٍَواللَّ ُهبِ َمات َ ْع َملُونَخَ ب‬
‫ير‬
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
6

6
ttps://www.bacaanmadani.com/2017/03/pengertian-kerja-keras-tekun-ulet-dan.html

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat disarikan dalam tema
singkat tentang “As-Sunnah” ini: As-Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan oleh
Nabi SAW, baik secara perkataan, perbuatan, dan penetapannya .Hubungan assunnah dengan
Al-Qur’an yaitu Menguatkan hukum suatu peristiwa yang letah di tetapkan hukumnya di dalam
alqur’an,dan Memberikn keterangan (bayan) ayat-ayat Al Qur’an.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/download/84/pdf

https://www.liputan6.com/hot/read/4130868/fungsi-hadits-terhadap-al-quran-beserta-
contohnya-harus-dipahami-umat-islam

https://islamnyaelectric.wordpress.com/2012/02/14/memaknai-sunnah-secara-etimologis-
maupun-terminologis

Usman, Suparman. hukum islam, jakarta: gaya media pratama,2001

12

Anda mungkin juga menyukai