Anda di halaman 1dari 10

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen pengampu : Prof.Dr.Asih menanti, M.s,s.psi

Nama : Hikma riskina tjg

Kelas : PSPF 23 A

Nim : 4231121011

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian psikologi
Psikologi disebut sebagai ilmu pengetahuan yang lazim diketahui secara umum
kaitannya dengan masalah kesehatan mental. Seseorang yang sedang mengalami
tekanan batin dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental
maka hal tersebut sering dikait-kaitkan dengan psikis orang tersebut terganggu. Namun
sebenarnya pemaknaan kata psikologi sejak lama disebut sebagai ilmu jiwa yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu psychology. Arti kata psychology secara bahasa adalah
perpaduan antara dua kata yang memiliki arti yaitu: 1) psyche yang artinya jiwa; 2)
logos yang artinya ilmu. Jadi jika dilihat dari arti kata tersebut psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu jiwa. Pada hakikatnya para ahli psikologi sejak dulu memang memahami
ilmu jiwa tidak sekadar hanya jiwa manusia yang dikaji, namun lebih daripada itu yang
meliputi perilaku manusia, hewan, eksistensi roh dan kehidupan mental.
Sejak tahun 1832-1920 ketika Wilhelm Wundt berhasil mendirikan laboratorium
psikologi pertama di Leipzing, Jerman. Wundt melepaskan hakikat roh dari studi
psikologi yang kemudian menjadikannya kajian ilmu tersendiri sebagai ilmu filsafat. Hal
ini dikarenakan sebelumnya terjadi perdebatan antara ahli psikolog William James
(1842-1910) dengan John B. Watson (1878-1958). William James mengatakan
bahwa psikologi dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan terkait kehidupan roh dan
mental manusia. Namun pendapat tersebut ditolak oleh John B. Watson yang
menganggap bahwa eksistensi roh tidak dapat dibuktikan keberadaannya yang kemudian
mengubahnya menjadi teori behaviorisme. Teori behaviorisme dalam pandangannya
terkait tingkah laku organisme bahwa segala kejadian yang dialami dan yang akan terjadi
bisa dipelajari oleh tingkah laku dan kebiasaan yang ditampilkan oleh organisme tersebut
tanpa adanya kehadiran unsur lain yang dapat mempengaruhi.
Chaplin (1972) mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai
perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala
ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan
peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan (Syah, 2001, hal. 9).
Mengubah lingkungan masih memiliki arti yang cukup luas dikarenakan perilaku yang
ditampilkan manusia akan berbeda dengan perilaku yang ditampilkan hewan. Namun
menurut R.S Woodworth psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang aktivitas individu (Purwanto, 2004, hal. 1). Aktivitas individu yang
dimaksudkan Woodworth adalah aktivitas manusia dalam menjalankan fungsinya
sebagai organisme yang mempunyai akal dan pikiran. Manusia dalam kesehariannya
akan melakukan hal-hal seperti berbicara, berjalan, melakukan kegiatan makan dan
minum, kegiatan berpikir, bekerja, berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bereaksi
terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya bahkan dari dalam dirinya.
Pengertian psikologi juga dijelaskan oleh Sartain yang dikutip Purwanto (2004,
hal. 2) lebih memfokuskan manusia sebagai kajian psikologi. Beliau mengatakan
bahwa “Psychology is the scientific study of the behaviour living organism with
especial attention given to human behavior”. (Terjemahan bebas: Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
Kemudian Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld mendefinisikan psikologi jauh
lebih sederhana daripada definisi di atas, yakni psikologi ialah studi tentang hakikat
manusia (Syah, 2001, hal. 9).
Pandangan ahli yang berbeda pendapat seperti yang telah dijelaskan di atas
menandakan bahwa cakupan ilmu psikologi itu sangat luas apabila dikaji dan
dipelajari baik itu proses sampai hasil yang didapatkan melalui riset-riset yang telah
dilakukan. Hal ini sangat memungkinkan para ahli berbeda pendapat dalam memaknai
pengertian psikologi secara utuh. Namun dibalik itu semua menjadi anugerah tersendiri
bagi para pecinta psikologi untuk dapat dijadikan sebagai acuan dalam memahami
dasar psikologi. Dari pengertian psikologi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
psikologi adalah ilmu yang mempelajari segala tingkah laku organisme yang hidup
terutama tentang hakikat hidup manusia.
B. Pengertian pendidikan
Pendidikan ditinjau secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Paedagogike”. Kata tersebut terdiri dari dua suka kata yang berarti “paes” yang artinya
anak dan “ago” yang artinya aku membimbing. Jadi arti paedagogike secara bahasa
berarti aku membimbing anak. Dalam bahasa Inggris istilah pendidikan disebut
Education yang berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to
elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to envolve, to develop). Dalam pengertian
sempit education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan (Nurliani, 2016, hal. 41). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Kemdikbud, 2016). Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas mengartikan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Nomor 20
Tahun 2003).
Dalam pengertian yang agak luas dan representatif pendidikan ialah seluruh
tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan
juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan (Syah, 2001, hal. 10).
Dalam pelaksanaan proses pendidikan baik secara formal maupun informal
membutuhkan disiplin ilmu lain sebagai alat bantu dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Karena objek kajian pendidikan adalah manusia yang memiliki keunikan dan
karakteristik serta makhluk yang memiliki emosi dan perilaku. Hakikat dari pendidikan
itu adalah adanya perubahan perilaku yang terjadi setelah melalui proses pendidikan.
Dalam proses perubahan perilaku dan pembentukan pribadi individu melalui
pendidikan, maka tidak dapat dihindari adanya relasi dengan psikologi yang sama-
sama objek kajiannya adalah manusia (Nurliani, 2016, hal. 42).
C. Pengertian psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan berkaitan dengan perilaku manusia dalam situasi
pendidikan. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang membahas secara
sistematis tentang teori belajar, proses pembelajaran, faktor pendukung pembelajaran
dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan menurut perspektif
psikologi. Sepanjang atau selagi kita masih berpendapat bahwa psikologi adalah suatu
ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek kepribadian dan tingkah laku manusia,
baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoretis maupun dengan
melihat kegunaannya di dalam praktik, baik secara individual maupun dalam
hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan
bahwa „psikologi pendidikan‟ itu sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan
tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri.
Andaipun akan menghubungkan psikologi itu dengan berbagai kebutuhan
praktik kehidupan manusia, mungkin akan lebih tepat jika kita mengatakan “psikologi
dalam hubungannya dengan pendidikan‟ atau „kegunaan psikologi dalam pendidikan
(Syah, 2001, hal. 7). Menurut Skinner psikologi pendidikan adalah cabang ilmu
psikologi yang berhubungan dengan pengajaran dan pembelajaran terkait proses sosial
dan interaksi tingkah laku (Kumar, hal. 7). Sementara itu, Tardif (1987) dalam Syah
(2001, hal. 13) mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk
usaha-usaha kependidikan”. Adapun ruang lingkupnya, meliputi:
a. Situasi atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar;
b. Tahapan-tahapan dalam mengajar dan belajar; dan

c. Hasil-hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan belajar.


Menurut Crow & Crow bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang
berusaha menjelaskan masalah-masalah belajar yang dialami individu dari sejak lahir
sampai berusia lanjut, terutama yang menyangkut kondisi-kondisi yang mempengaruhi
belajar (Purwanto, 2004, hal. 9). Kemudian pengertian psikologi pendidikan
dideskripsikan oleh E.L. Thorndike pada tahun 1903 sebagai “Middlemen mediating
between the science of psychology and the art of teaching”. Dalam banyak studi, secara
singkat, psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu
psikologi dalam dunia belajar dan guru (Kowal, 2015, hal. 81). Hal tersebut yang telah
dipaparkan oleh Thorndike dalam risetnya menjelaskan bahwa terjalin hubungan erat
antara psikologi dengan pendidikan. Hal ini bersumber pada kesamaan akan mempelajari
tingkah laku yang ditampilkan individu maupun kelompok. Di samping itu proses
pembelajaran juga mengedepankan adanya perubahan perilaku yang lebih baik.

D. Tujuan penguasai ilmu psikologi pendidikan


Psikologi pendidikan sangat penting dipelajari oleh ilmuwan psikologi dan
pendidikan karena ilmu ini bisa menjadi dasar dalam mengembangkan kurikulum,
modul-modul pembelajaran; strategi pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran,
terkait dengan potensi dan kapasitas anak didik. Berdasarkan hasil penelitian psikologi
pendidikan dapat dikembangkan konsep layanan bagi anak berkebutuhan khusus seperti
anak berbakat intelektual (gifted), atau anak yang mengalami hambatan (handicapped),
sesuai dengan aspek hambatannya. Bagi para pendidik terutama guru, pengetahuan tentang
psikologi pendidikan dapat membantu dalam memberikan layanan dan perlakuan yang
tepat kepada anak didik. Beberapa peran penting psikologi bagi pendidik dalam
mengorganisasikan pembelajaran adalah:
1. memahami siswa sebagai pembelajar, yang meliputi perkem bangannya,
karakteristik, kemampuan dan kecerdasan, motivasi, minat, pengalaman, sikap,
kepribadian, dan lain-lain.
2. memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
3. memilih metode-metode pembelajaran.
4. memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran.
5. membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
6. memilih alat bantu pembelajaran;

7. menilai hasil dari proses pembelajaran;

8. memilih sistem evaluasi yang tepat, dan lain-lain.

E. Persoalan – persoalan pendidikan di Indonesia


Pendidikan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks dan
multidimensi, yang mempengaruhi aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan di
seluruh negeri. Tapi disini Kita hanya akan membahas masalah utama yang lebih umum
terjadi di Indonesia antara lain:
1. Aksesibilitas
a) Geografis, Daerah terpencil dan pulau-pulau yang terisolasi masih
menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan karena infrastruktur
yang terbatas.
b) Ekonomi, Kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah
kesulitan mengakses pendidikan berkualitas karena biaya yang terkait
dengan pendidikan seperti biaya sekolah, buku, dan transportasi.
2. Kualitas Pengajaran
a) Pelatihan Guru. Banyak guru di Indonesia masih perlu mendapatkan
pelatihan yang memadai untuk meningkatkan keterampilan mengajar
mereka, serta untuk memahami dan menerapkan kurikulum dengan
efektif.
b) Fasilitas dan Teknologi. Beberapa daerah, terutama yang terpencil, masih
kekurangan fasilitas dan akses terhadap teknologi yang diperlukan untuk
pembelajaran yang efektif.
3. Kesenjangan Sosial-Ekonomi
a) Akses Terhadap Pendidikan Kelompok masyarakat yang kurang mampu
sering kali tidak mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan
berkualitas seperti kelompok yang lebih mampu secara ekonomi.
b) Ketimpangan dalam Kualitas Pendidikan Sekolah di daerah perkotaan
biasanya memiliki lebih banyak sumber daya dan guru yang berkualitas
dibandingkan dengan sekolah di daerah pedesaan.
4. Kurikulum dan Penilaian
a) Relevansi Kurikulum Kurikulum harus diperbarui secara berkala agar
tetap relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Kurikulum
yang terlalu padat dan tidak relevan dapat mengurangi efektivitas
pembelajaran.
b) Penilaian yang Objektif Sistem penilaian harus adil dan mengukur
kemampuan siswa secara komprehensif, termasuk aspek non-akademis
seperti keterampilan sosial dan emosional.
5. Infrastruktur
a) Kekurangan Fasilitas Banyak sekolah di Indonesia masih kekurangan
fasilitas dasar seperti ruang kelas yang layak, perpustakaan, dan
laboratorium ilmiah.
b) Kualitas Bangunan Sekolah Beberapa sekolah juga mengalami masalah
dengan kualitas bangunan yang buruk dan tidak aman.
6. Penelitian dan Inovasi
a) Pendanaan dan Dukungan Penelitian dalam bidang pendidikan sering kali
kurang mendapatkan perhatian dan dana yang cukup dari pemerintah dan
sektor swasta.
b) Penerapan Inovasi Diperlukan lebih banyak inovasi dalam metode
pengajaran dan pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pendidikan
di Indonesia.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan ini, diperlukan komitmen yang kuat dari
pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Langkah-langkah
strategis seperti peningkatan investasi dalam infrastruktur pendidikan, pelatihan guru
yang berkualitas, reformasi kurikulum, serta pemberdayaan masyarakat dapat membantu
memperbaiki sistem pendidikan Indonesia secara keseluruhan. Kerjasama dan
keterlibatan semua pihak menjadi kunci untuk mencapai perubahan yang signifikan
dalam pendidikan Indonesia.
F. Kesimpulan
Psikologi pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang berisi pemaparan
tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia untuk kepentingan
mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia. Semua gejala yang
berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari secara mendalam pada psikologi
pendidikan. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya melalui praktik atau latihan. Oleh karena itu, belajar terdiri atass
beberapa jenis: belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoretis,
belajar konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar keterampilan motorik, dan belajar
estetis. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan oleh pendidik
dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa. Oleh karena
itu, proses pembelajaran dipengaruhi oleh metode yang dapat dipilih oleh pendidik, di
antaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode disksusi, metode simulasi,
metode demonstrasi, dan metode pemberian tugas.
DAFTAR PUSTAKA

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

Crow, L.D.,dan crow, A. (1984). Psikologi pendidikan.surabaya: Pt Bina ilmu

Anda mungkin juga menyukai