Anda di halaman 1dari 3

RESUME

Judul : Pengertian Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya


Identitas Penulis
Nama : Farel Syauqi
NIM : 2210203008
Semester : II/A

1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang arti jiwa dan logos yang artinya
ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejala, proses, maupun latar
belakangnya. Beberapa pandangan para ahli mengenai definisi psikologi antara lain:
Singgih Dirgagunarsa berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Plato dan Aristoteles lebih mengedepankan hakikat jiwa
serta prosesnya sampai akhir dalam kajian psikologi. John Broadus Watson, berpandangan
bahwa penekanan kajian psikologis pada tampak lahiriah tingkah laku berdasarkan hasil
observasi yang objektif dari rangsangan dan respons. Sedangkan Woodworth dan Marquis
beranggapan bahwa penekanan psikologi lebih intens pada interaksi individu terhadap alam
sekitar di mana mereka tinggal.
Secara umum psikologi berorientasi pada tingkah laku manusia yang dimulai dari
gejala-gela, tindak-tanduk sampai dengan solusi yang dapat ditawarkan untuk persoalan
psikologis manusia. Sedangkan pengertian pendidikan merupakan suatu lembaga yang
berfungsi menanamkan dan mewariskan norma dan tingkah laku manusia yang mengarahkan
pada pengetahuan dan memahami dirinya sendiri untuk mempersiapkan bagian dari
masyarakat secara utuh. Dalam konsep lain sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Tafsir
adalah proses memanusiakan manusia.

2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di ketahui dua
istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
pedagogi dan pedagogik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan pedagogik artinya “ilmu
pendidikan”. Kata pedagogos yang pada awalnya berarti pelayanan kemudian berubah
menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari pedagogos) berarti seorang yang
tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke daerah berdiri sendiri dan
bertanggung jawab. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu: segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai pada perkembangan iman.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan dan budaya ada bersama dan saling memajukan.

3. Pengertian Psikologi Pendidikan


Psikologi pendidikan merupakan sebuah ilmu yang khusus mempelajari kejiwaan
pada masyarakat pendidikan baik dari mulai input, proses sampai dengan output bahkan
outcome. Kesuksesan maupun kegagalan masyarakat pendidikan dapat dilihat lebih khusus
dari proses itu semua. Berikut ini pandangan tentang psikologi pendidikan menurut para ahli
antara lain:
H. C. Whitherington berpendapat bahwa psikologi pendidikan merupakan proses-
proses dan faktor-faktor sistematis yang berhubungan dengan input, proses, output dan
outcome pada pembentukan jati diri manusia seutuhnya. Selanjutnya Lester. D. Crow dan
Alice Crow berpendapat “Educational psychology can he regarded as an applied science in
that is seeks to explain learning according to scienfitically detennined principles and/acts
concerning hunum behavior” (psikologi pendidikan dapat dipandang sebagai ilmu
pengetahuan praktis, yang berguna untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta- fakta sekitar tingkah laku manusia) dan tingkah laku
manusia dengan dunia sekitarnya. Carter V. Good berpendapat lebih spesifik bahwa Psikologi
pendidikan penekanannya pada hakikat belajar. Sedangkan WS. Winkel S. J., berpendapat
secara komprehensif menyangkut prasyaratprasyarat bagi peserta didik, jenis belajar dan
fase-fase proses belajar.
Jadi determinasi psikologi pendidikan lebih pada proses pembentukan perilaku
individu peserta didik itu sendiri dari mulai dari input, proses, output serta outcome sehingga
mereka ke depannya dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki agar mampu beradaptasi
dan survive di masa depan dan di mana mereka berada.

4. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses tanpa henti sejak manusia lahir
hingga manusia mati. Dalam pendidikan terangkum semua aspek-aspek kehidupan yang
membentuk kehidupan manusia, aspek biologis yang berkaitan dengan aktivitas otak dan
sistem saraf, aspek fisik yang berkaitan dengan perkembangan fisik, aspek kognitif yang
melihat dan memahami tindakan manusia semata dalam kerangka pengertian stimulus dan
juga aspek kejiwaan yang merupakan perpaduan antara kognitif, kesadaran, persepsi serta
gagasan.
Semua aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan dalam
pendidikan. Hakikat pendidikan yang adalah interaksi antara pengajar dan peserta didik dapat
berjalan secara efektif apabila masing-masing individu dapat memahami karakteristik dan
keadaan jiwa masing-masing. Kajian sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemahaman karakteristik dan keadaan jiwa tiap-tiap individu dalam
dunia pendidikan disebut psikologi pendidikan. Lebih lanjut Witherington menyatakan:
“Psikologi pendidikan tidak hanya dianggap sebagai suatu psikologi yang dipraktikkan saja.
Psikologi pendidikan adalah suatu studi atau suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak
hidup sendiri, memang benar, bahwa aspek-aspek tertentu dari psikologi pendidikan nyata-
nyata bersifat kefilsafatan tetapi sebagai suatu ilmu pengetahuan psikologi pendidikan telah
memiliki susunan dan prinsip atau kebenaran dasar sendiri, fakta-fakta yang bersifat obyektif
dan teknik yang berguna untuk penyelidikan.”
Seperti dalam ilmu-ilmu yang lain, jenis persoalan yang dihadapi oleh psikologi
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan juga memiliki keunikan dan kerumitan tersendiri
karena disebabkan oleh begitu luasnya persoalan dan juga karena adanya penyelidikan yang
terus-menerus terhadap persoalan psikologi pendidikan.

5. Sejarah Psikologi Pendidikan


Tokoh yang paling dikenal publik psikologi dalam sejarah awal perkembangan
psikologi pendidikan lebih didominasi pria kulit putih, seperti William James, John Dewey,
dan Edward Thorndike. Hal ini berawal adanya undang-undang dan kebijakan hak-hak sipil
pada 1960-an, hanya ada beberapa non kulit putih yang berhasil keluar dari rintangan
diskriminasi rasial pada kegiatan riset dibidang psikologi. Dua tokoh Amerika keturunan
Afrika (Afrika-Amerika) yang sangat populer dibidang psikologi antara lain Mamie dan
Kenneth Clark, yang pernah menyelesaikan penelitian tentang identitas dan konsep diri anak-
anak Afrika-Amerika. Selanjutnya pada tahun 1971, Kenneth Clark menjadi Presiden
American Psychological Association. Pada 1932, seorang psikolog Latin, George Sanchez
berkesimpulan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah menjadi bias dan merugikan etnis
minoritas di kalangan anak-anak.
Kejadian ini pun dialami oleh minoritas lainnya, minoritas perempuan yang
mengalami berbagai rintangan untuk mendapat jenjang akademik tinggi merasa kesulitan
untuk merasakan hasil riset psikologi sebagaimana dialami oleh Letta Hollingworth. Dia
merupakan orang pertama yang sangat familier dengan istilah gifted yang dimanfaatkan
sebagai alat untuk tes kecerdasan.
Dekade abad ke-20 studi pembelajaran Thorndike digunakan sebagai panduan bagi
psikologi pendidikan. B.F. Skinner dalam pandangan ilmu psikologi Amerika (1938),
pandangan dan ide-ide Thorndike mendominasi pengaruhnya pada psikologi pendidikan di
abad yang sama. Skinner tidak sependapat dengan proses mental menurut James dan Dewey.
Menurutnya proses ini tidak dapat diamati sehingga tidak bisa menjadi subyek studi psikologi
ilmiah tentang perilaku yang dapat diamati dan ilmu terkait kondisi-kondisi yang
mengendalikan perilaku. Selanjutnya Skinner (1954) pada tahun 1950-an mengembangkan
konsep programmed learning yang penekanannya pada tujuan pembelajaran itu sendiri
melalui pembiasaan peserta didik melakukan berbagai langkah pembelajaran. Dia juga
menghasilkan sebuah alat pengajaran yang berfungsi sebagai tutor peserta didik untuk
mengarahkannya pada jawaban yang benar.

REFERENSI
Purnomo, Halim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Publikasi, dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2019.
Rahman, Abd, dkk. “Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan, dan Unsur-unsur Pendidikan.”
PUJIA, 2022: 2-3.
Sakerabau, Junier. “Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran.” Jurnal Bia',
2018: 102.

Anda mungkin juga menyukai