Anda di halaman 1dari 17

MODUL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

(PSI 208)

MODUL PERTEMUAN 1
Pengantar Psikologi Pendidikan

DISUSUN OLEH:
Yuli Asmi Rozali, M. Psi., Psikolog

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 17
PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Melakukan tata tertib perkuliahan selama satu semester ke depan
2. Memahami sejarah dan mengenal tokoh-tokoh dalam pendidikan di bidang psikologi
3. Mampu menemukan topic-topik menarik dalam penelitian di bidang psikologi
pendidikan
Adapun topic-topik yang akan dibahas selama satu semester ke depan adalah sebagai
berikut:
1. Pengantar Psikologi Pendidikan (Tokoh Teori dan Penelitian-penelitian psikologi
dalam bidang pendidikan
2. Perkembangan Kognitif dan Bahasa
3. Konteks Sosial dan Perkembangan Sosioemosional
4. Perkembangan Moral
5. Variasi Individu : Intelegensi, Gaya Belajar, Kepribadian dan Temperamen
6. Variasi Individu : Budaya & Etnis, Multikultural, dan Gender
7. Pembelajar dengan Berkebutuhan Khusus
8. Pendekatan Perilaku Kognitif Sosial
9. Pendekatan Pemrosesan Informasi (Perhatian, Ingatan, Keahlian, & Metakognisi)
10. Proses Kognitif Kompleks
11. Pendekatan Konstruktivis Sosial
12. Motivasi Pengajaran dan Pembelajaran
13. Manajemen Kelas
14. Asesmen Kelas
15. Review Keseluruhan Materi

B. Uraian dan Contoh


Pengertian Psikologi Pendidkan
1. Apakah psikologi pendidikan itu ?
Psikologi pendidikan adalah ilmu dalam psikologi yang mempelajari tentang latar
belakang dan tujuan dari peserta didik dan pendidik (Reynolds & Miller, 2003). Psikologi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
pendidikan merupakan akumulasi dari informasi atau pengetahuan, kebijakan dalam dunia
pendidikan serta teori-teori yang berkaitan dengan kesuksesan dari proses belajar mengajar.
Di dalam psikologi pendidikan dapat membantu seluruh unsur yang terkait dalam
menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, yang dapat mendukung kelancaran proses
belajar mengajar. Beberapa ahli dalam bidang psikolog pendidikan telah banyak melakukan
penelitian yang terkait dengan peserta didik, prinsip-prinsip dasar dalam dunia pendidikan,
metode pengajaran, kemampuan berpikir, perkembangan kognitif dan sosioemosional dari
para peserta didik. Untuk mengetahui lebih tepatnya tentang apa itu psikologi pendidikan,
berikut penjelasannya.
Bila kita memaknainya, Psikologi Pendidikan terdiri atas dua kata. Yaitu psikologi dan
pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan segala hal yang
menjadi gejala didalamnya. Sehingga psikologi dikatakan sebagai ilmu yang mempelahari
tentang jiwa yang melatarbelakangi tingkah laku. Sedangkan pendidikan adalah suatu usaha
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dalam
rangka membantu peserta didik meningkatkan potensi dirinya secara aktif. Selain itu di dalam
psikologi pendidikan juga mempejari bagaimana membentuk akhlak, pengendalian diri serta
keterampilan peserta didik melalu proses belajar mengajar dengan suasana yang kondusif dan
sesuai dengan perkembangan kognitif dan emosi para peserta didik.

2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Crow dan Crow (dalam Santrock, 2008) mengatakan bahwa psikologi pendidikan yang
sebagai ilmu terapan yang memiliki tujuan menjelaskan permasalah belajar menurut prinsip
dan fakta berhubungan dengan tingkah laku manusia. Lebih jauh Crow & Crow juga
mengemukakan bahwasannya data yang dicoba didapatkan adalah ruang lingkup pendidikan
yang terdiri dari beberapa hal seperti berikut ini (Santrock, 2015):

1. Sifat dasar dalam proses belajar


2. Hubungan antara kesiapan belajar dan tingkat pemahaman
3. faktor lingkungan atau faktor eksternal yang berpengaruh pada proses belajar
4. Perubahan jiwa disela-sela proses belajar
5. Keterkaitan prosedur mengajar dengan hasil dari belajar
6. Metode efektif dalam mengajar untuk meningkatkan proses belajar
7. Pengaruh psikologis yang ditimbul dari kondisi sosial pada sikap atau perilaku yang
dilakukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
Guru ataupun pendidik menjadi orang pertama yang terlibat secara langsung dalam proses
pengajaran dan pendidikan dan Siswa merupakan orang kedua yang berkaitan dengan proses
pendidikan. Interaksi keduanya terjadi pada saat dalam proses mendidik, mengajar, membina,
melatih, dan membimbing.

3. Sejarah Psikologi Pendidikan


Kemajuan psikologi pendidikan berawal pada abad ke-20 yang ditandai oleh adanya
penelitian-penelitian psikologi yang memberikan dampak besar terhadap teori-teori dan
praktek pendidikan. Adapun tokoh yang terlibat dalam penelitian itu antara lain : Thorndike,
Termann dan Jude.
Aliran psikologi yang meningkat pada permulaan abad ke-20 ini mempelajari perilaku
dan proses belajar dari sudut pandang yang berbeda yang berpengaruh terhadap
perkembangan teori dan praktek pendidikan. Adapun teori-teori tersebut antara lain :
Psikoanalisis (Freud), Behaviorisme (Watson), dan Gestalt(Kohler,Koffka).
Selain tokoh-tokoh di atas, masih ada beberapa ahli yang ikut andil terhadap
perkembangan Psikologi Pendidikan. Para ahli tersebut melakukan pengujian
pengklasifikasian serta penilaian pertimbangan terhadap cara-cara pendidikan yang telah
dilakukan beberapa abad sebelum lahirnya psikologi yang lahir pada akhir tahun 1800’an.

Berikut ini merupakan para ahli yang ikut andil terhadap perkembangan psikologi
pendidikan baik dari segi filsafat, psikologi dan pendidikan. diantaranya ;
 Plato dan Aristoteles
Mengembangkan sistim pendidikan berlandaskan prinsip-prinsip psikologi. Aristoteles
merupakan tokoh yang sampai saat ini idenya berkembang menjadi Psikologi Daya.
Adapun dalam Psikologi Daya ini terdapat tiga komponen yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Ketiga komponen itu yakni ;
a. Perasaan / emosi / Afektif / Rasa
b. Penalaran / Pemahaman/ Pengertian / Kognitif / cipta
c. Kehendak / Keinginan/ Will / Konasi / Karsa

 Rousseau
Roussseau yakni seseorang pengnaut naturalis yang mempunyai dasar ide pendidikan
terhadap prinsip – prinsip perkembangan manusia. karena pada dasarnya setiap anak itu
adalah baik.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
 Democritus
Democritus adalah filsuf pertama yang lebih menekankan pentingnya pengaruh pada
lingkungan & suasana rumah terhadap perkembangan individual seseorang sehingga
suasana rumah perlu dibina sebaik mungkin agar suasana menjadi kondusif bagi
perkembangan sang anak.

 John Locke
John Locke adalah seseorang penganut empirisme. John mengemukakan bahwa
seseorang lahir di awali dengan jiwa yang bersih maksudnya belum mengerti apa-apa
dan tidak apa-apa nya namun secara potensial jiwa individu sensitif jika melakukan
eksplorasi terhadap dunia luar. Sementara itu John locke mengungkapkan bahwa belajar
dari pengalaman dan latihan menjadi hal utama.

 John Heinrich Pestalozzi


Beliau merupakan tokoh salah seorang yang menyarankan adanya penyelenggaraan
pendidikan yang bersifat klasikal (rombongan).

 Binet
Binet memberikan cara mengetes mental atau pengukuran mental yang bersifat individu.

 Francis Galton, dan Stanley Hall


Mereka pernah mempublikasikan hasil dari penelitian mereka tentang aspek-aspek
perilaku individu yang diman hasil dari penelitian mereka sangat membantu para
pendidik untuk memahami anak didiknya.

 William James
William James memberi saran pada pendekatan fungsional salam psikologi. Fungsional
dalam psikologi merupakan metode pendekatan yang menganggap bahwa kesadaran
terhadap gejala mental adalah hal yang sama.

 Cattel

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
Cattel mengemukakan hasil dari pemikirannya dengan menyatakan perbedaan individu
dan pengukuran mental. Adapun perbedaan individu adalah sifat yang secara kuantitatif
membedakan 1 individu dengan yang lain.
Eksplorasi Psikologi Pendidikan
Dalam psikologi pendidikan, ada 3 pionir yang sering disebut, antara lain: William James,
John Dewey, E.L. Thorndike

William James membahas aplikasi psikologi dalam pendidikan anak. Ia


mengobservasi cara mengajar dan belajar di dalam kelas dan bagaimana hal ini
dapat meningkatkan pendidikan
John Dewey kemungkinan adalah orang yang pertama-tama memandang anak sbg
active learner . Ia mengungkapkan bahwa anak belajar paling baik dengan cara
melakukan (doing). Oleh karena itu, menurut Dewey, pendidikan mestinya fokus
pada anak secara menyeluruh dan menekankan adapatasi anak terhadap lingkungan.
Setiap anak berhak mendapat pendidikan yg kompeten, baik laki-laki maupun
perempuan, dari latar belakang sosial ekonomi dan kelompok etnis yg berbeda-beda
E.L. Thorndike fokus pada asesmen dan pengukuran dan peningkatan pondasi
ilmiah belajar. Ia berpendapat bahwa salah satu tugas terpenting dalam sekolah
adalah mengasah ketrampilan penalaran pada anak. Oleh karena itu, psikologi
pendidikan harus mempunyai dasar ilmiah dan sangat berfokus pada asesmen.

Pendekatan Terapan Dalam Psikologi Pendidikan


Pendidikan merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Memiliki
pendidikan, dapat membantu individu dalam mempelajari dan memahami setiap peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa waktu yang lalu, masih sedikit orang
yang perduli dengan pendidikan. Tidak sedikit para orang tua yang berpikir, pendidikan tidak
perlu tingi-tinggi. Asal bisa bekerja, dan membantu kebutuhan orang tua, seperti berternak,
membajak sawah telah dirasa cukup oleh orang tua pada masa itu. Pemikiran seperti ini cukup
bertahan lama. Karena pada masa itu tidak sedikit anak-anak di masa itu yang berhasil dan
sukses. Mereka juga mampu mengembangkan usaha yang dimiliki secara maksimal dengan
kemampuan yang mereka miliki sesuai dengan pengetahuan yang ada.

Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah sebuah kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik yang bertujuan untuk
mengubah ataupun membentuk perilaku seseorang sesuai dengan apa yang diinginkan, dalam

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 17
rangka mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan hidupnya di masa ini, dan masa yang akan
datang sesuai dengan proses tahapan dalam belajarnya. Untuk itu perlu adanya kurikulum
yang diterapkan agar proses belajar mengajar tersebut menjadi efektif, efisien, dan
menyenangkan bagi para peserta didik dan para pendidiknya. Idealnya metode pembelajaran
yang diterapkan hendaknya sesuai dengan kondisi peserta didik.
Metode pembelajaran merupakan sebuah rancangan, ide atau gambaran yang diciptakan
sebagai bahan untuk menyusun kurikukulum, menyiapkan ide pembelajaran serta sebagai
pedoman bimbingan sebuah proses pembelajaran di kelas atau aktifitas lain seperti yang
dikemukakan oleh Joyce and Weil (dalam Rusman, 2014). Sedangkan, pembelajaran atau
learning merupakan efek yang diakibatkan oleh pembentukan perilaku, bertambahnya ilmu
pengetahuan tentang segala hal serta meningkatnya kemampuan berfikir yang didasarkan
pada pengalaman. Sistem pembelajaran sangat melibatkan perilaku seseorang baik itu dari
segi akademik maupun non akademik. Akan tetapi, tak semua pengetahuan yang kita dapat
berasal dari pembelajaran di sekolah. Terkadang, pengetahuan muncul dari pengalaman
seseorang atau berselancar di dunia internet. Seperti yang dikemukakan oleh Whiterington
(1982), bahwa pendidikan adalah proses tumbuh kembangnya seseorang yang diakibatkan
dari terselenggaranya berbagai tindakan belajar. Sedangkan psikologi pendidikan merupakan
disiplin ilmu yang runtut terhadap segala bentuk proses dan faktor-faktor yang berkaitan erat
dengan dunia pendidikan.
Dari dua pengertian di atas dapat menjelaskan bahwa ada hubugan yang signifikan
antara pendidikan dan motivasi belajar. Hal inilah yang mendorong para ahli psikologi
pendidikan menekankan bahwa belajar merupakan subjek terbesar dari psikologi pendidikan.
Atau bisa dikatakan bahwa pendidikan dipusatkan pada permasalahan-permasalahan yang
berhubungan erat dengan proses dan latar belakang adanya motivasi belajar. Murid atau
peserta didik di sini adalah subjek utama dari psikologi pendidikan.
Namun, para peserta didik juga disarankan untuk menguasai dan memahami psikologi
pendidikan tersebut, agar tujuan dari diadakannya proses belajar mengajar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, yaitu dengan terciptanya proses pembejaran yang kondusif. Yang
dimaksud dengan proses pembelajaran disini adalah tenaga pendidik dan peserta didik yang
bertindak sebagai pelaku utamanya. Tenaga pendidik atau guru mempunyai peran sebagai
agen penyedia berlangsungnya pendidikan dan perkembangan peserta didik sedangkan siswa
atau tenaga terdidik merupakan subjek yang sedang mengembangkan diri melalui proses
pembelajaran.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 17
Sesuai dengan interaksi yang terjadi antara pendidik dan yang terdidik, maka
seharusnya dapat saling mempengaruhi misalnya mencanangkan metode belajar yang tepat
bagi siswa dan siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Analisis perilaku terapan
dalam psikologi pendidikan menganggap bahwa strategi yang diperlukan dalam proses
pembelajaran adalah mampu mengontrol perilaku siswa sendiri sehingga dapat termotivasi
secara baik dari faktor internal.

Pendidikan Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan Terapan


Seluruh kegiatan yang terjadi di dalam proses pendidikan adalah semata-mata ditujukan
untuk kebutuhan siswa, yaitu sebagai bentuk dalam mengembangkan potensi baik itu secara
internal maupun eksternal dan segala kemampuan yang dimilikioleh siswa baik secara
lahiriah maupun tumbuh seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, segala bentuk
pengembangan potensi, kemampuan serta tingkah laku siswa khususnya dalam proses
pembelajaran menjadi materi utama dalam psikologi pendidikan.
Guru atau tenaga pendidik merupakan pihak yang terlibat secara langsung dalam proses
interaksi belajar siswa. Berbagai macam kegiatan pembelajaran di sekolah seperti mendidik,
memberikan pengajaran, melatih sesuatu hal serta membimbing adalah hal yang harus
diapahami benar konteksnya oleh seorang guru. Sedangkan rasa profesionalisme dan latar
belakang sosial seorang guru menjadi materi selanjutnya yang dikaji dalam psikologi
pendidikan.
Berikutnya adalah lingkungan pendidikan, dalam hal ini adala sekolah yang menjadi
tempat berlangsungnya proses pendidikan dan pembelajaran, faktor keluarga yang berperan
penting dalam mengembangkan kepribadian siswa dan masyarakat yang menjadi faktor
eksternal yang mempengaruhi perkembangan siswa menjadi topik dalam materi psikologi
pendidikan. Konsep utama yang menjadi fokus dalam pendekatan terapan di psikologi
pendidikan adalah sebuah konsep pembelajaran. Berikut adalah sasaran konsep di psikologi
pendidikan :

1. Kemampuan dalam mengenal dan mengetahui segala bentuk masalah yang berkaitan
dengan proses pembelajaran serta isu-isu yang berkembang didalamnya
2. Kemampuan dalam memila dan menganalisis masalah-masalah pembelajaran yang
dikaitkan dengan teori sebagai dasar studinya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
3. Kemampuan untuk membuat tes yang berkaitan dengan kecakapan siswa untuk
membuat sebuah petunjuk dan penilaian dalam tes dimana hal ini bertujuan untuk
mengidentidikasi adanya masalah
4. Kemampuan untuk mengetahui alat tes yang digunakan dalam psikologi pendidikan
5. Kemampuan dalam mengadakan penelitian terutama dalam menganalisa masalah
sehingga mampu memberikan pendapat dari saran hingga perencanaan aktivitas.
Pendekatan terapan dalam psikologi pendidikan merupakan pendekatan yang muncul
sehubungan dengan hasil desakan anggota masyarakat yang menginginkan adanya
pembaharuan dari Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi di Indonesia telah melakukan
berbagai penelitian pendekatan terapan dengan para dosen secara bergantian.
Penelitian pendekatan terapan ini diharapkan dengan setelah mengikuti pengalaman
ini, guru atau dosen sebagai tenaga pendidik mampu mengembangkan konsep belajar
mengajar pada setiap pelajaran yang disampaikan.

Analisa Perilaku Terapan Dalam Pendidikan


Analisa perilaku terapan dalam pendidikan merupakan metode yang dikondisikan untuk
mengubah perilaku manusia. Berikut adalah analisa perilaku terapan dalam pendidikan (Febri,
2020):

A. Meningkatkan perilaku yang diharapkan

 Mempunyai sistem penguat yang baik


 Penguat kontingen dan tepat waktu
 Memilih jadwal konsep penguat yang baik
 Membuat perjanjian
 Melakukan penguatan negatof yang baik

B. Memberikan Dorongan

 Prompt atau dorongan adalah stumulus yang diberikan dengan tujuan untuk
membuat respun itu terjadi
 Shaping adalah memperkuat respon yang sesuai dengan perilaku yang diharapkan

C. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 17
 Mengadakan penguatan diferensial
 Mencegah adanay penguatan
 Melenyapkan stimulus
 Memberikan stimulus yang tidak diharapkan
 Mengkondisikan pengkondisian operan dalam pendekatan terapan
Demikian penjelasan mengenai pendekatan terapan dalam dunia pendidikan. Tujuan daris
sebuah pendidikan dapat dilampaui jika terciptanya interaksi antara pendidik dan peserta
didik.

TEACHING: ART AND SCIENCE

Dalam psikologi pendidikan, mengajar merupakan gabungan antara informasi penelitian


ilmiah, improvisasi dan spontanitas. Sebagai ilmu, psikologi pendidikan bertujuan untuk
menyajikan hasil-hasil penelitian yang dapat diterapkan secara efektif dalam situasi mengajar.
Namun, terlepas dari penelitian-penelitian ilmiah, cara mengajar itu tetap sebuah seni. Ketika
mengajar, seorang guru akan terus membuat keputusan penting berdasarkan pada ketrampilan
dan pengalaman pribadi.

PENGAJARAN YANG EFEKTIF


Kompleksitas pengajaran dan keberagaman individu siswa membuat pengajaran yang
efektif tidak dapat memiliki satu standar yang efektif untuk semua orang. Mengajar bukanlah
ONE SIZE FITS ALL Oleh karena itu, guru harus menguasai berbagai perspektif dan strategi
serta fleksibel dalam penerapannya.

Dua kunci utama dalam pengajaran efektif:


a. Pengetahuan dan ketrampilan yg profesional
b. Komitmen dan motivasi

A. Pengetahuan & ketrampilan yg profesional


a. Pengetahuan dan ketrampilan yang profesional terdiri dari:
b. Penguasaan materi pelajaran
c. Strategi pembelajaran
d. Penentuan tujuan dan keterampilan merencanakan pembelajaran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
e. Praktek mengajar yang sesuai dengan perkembangan
f. Ketrampilan manajemen kelas
g. Ketrampilan motivasi
h. Ketrampilan komunikasi
i. Ketrampilan assessment
j. Ketrampilan teknologi
a. Penguasaan materi pelajaran.
Penguasan materi termasuk pemahaman konsep yang baik, fleksibel, dan mendalam
tentang materi. Guru juga diharapkan mempunyai arahan yang baik pada tiap materi yang
diajarkan dan memiliki ketrampilan dasar mengajar yang kuat.

b. Strategi Pembelajaran
Diantara berbagai strategi pembelajaran, ada pendekatan parakonstruktif dan
pendekatan pembelajaran langsung.
 Pendekatan para konstruktif→ berpusat pada si pembelajar
siswa secara aktif membangun pengetahuan melalui bimbingan guru. Pendekatan ini
memberi dukungan kepada siswa untuk mengeksplorasi dunia, menemukan
pengetahuan, melakukan refleksi dan berpikir kritis.
 Pendekatan pembelajaran langsung→ terstruktur & berpusat pada guru.
Guru mengarahkan dan mengontrol. Pada pendekatan ini, harapan guru tinggi terhadap
kemajuan siswa serta banyak waktu yang dihabiskan siswa pada tugas akademik.
Tujuan banyak tugas adalah untuk memaksimalkan waktu belajar siswa

c. Penentuan tujuan dan ketrampilan merencanakan pembelajaran.


Guru harus menetapkan tujuan yang tinggi dalam mengajar dan mengatur rencana untuk
dapat meraih tujuan tersebut. Beberapa hal yang harus dilakukan guru antara lain:
mengembangkan kriteria khusus untuk keberhasilan, membuat rencana pengajaran, mengatur
pelajaran untuk mengoptimalkan belajar siswa. Guru harus selalu berpikir bagaimana cara
membuat proses belajar itu menantang dan menyenangkan.

d. Praktik mengajar yang sesuai dengan perkembangan


Guru yg kompeten memiliki pemahaman yg bagus terhadap perkembangan anak dan
tahu bagaimana membuat materi pengajaran yg sesuai tingkat perkembangan mereka. Belajar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
17
yang efektif adalah ketika anak merasa cukup tertantang tetapi tidak terlalu sulit sehingga
anak merasa ingin menyerah sebelum mencoba atau mulai.

e. Ketrampilan manajemen kelas


Bagaimana situasi kelas sangat berpengaruh terhadap efektifitas belajar mengajar.
Walaupun guru pandai mengajar tetapi situasi kelas tidak kondusif, apa yang disampaikan
tidak dapat diterima dan dicerna oleh siswanya. Guru harus menetapkan dan menjaga kondisi
kelas agar proses pembelajaran dpt berlangsung. Kegiatan ini memerlukan kerja sama seluruh
penghuni kelas. Guru sebaiknya menerapkan strategi untuk membuat peraturan dan prosedur,
mengatur kelompok, mengawasi dan menjalankan aktivitas kelas, serta memberikan
penanganan pada perilaku yang menyimpang.

f. Ketrampilan memotivasi
Motivasi belajar adalah satu hal yang juga mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru
diharapkan dapat membantu siswa agar mampu memotivasi diri secara mandiri dan
bertanggung jawab atas proses belajarnya. Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir
kreatif serta mendalam tentang tugas-tugas. Guru yang dapat memotivasi siswa sering kali
meninggalkan bekas yang sangat positif pada siswa dan dapat berlangsung pengaruhnya
secara jangka panjang.

g. Ketrampilan Komunikasi
Guru harus menggunakan ketrampilan komunikasi yang bagus dan menyesuaikan cara
bicaranya dengan siapa lawan bicaranya. Guru harus mempraktekkan dan melatih asertifitas
sehingga dapat meminimalisir kritik.

h. Ketrampilan Asesmen
Pada akhirnya kemampuan belajar siswa harus dinilai melalui assessment. Guru harus
mampu menggunakan asesmen secara efektif di dalam kelas.

i. Ketrampilan Teknologi
Guru diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan teknologi dan mengintegrasikan
komputer ke dalam kelas secara tepat. Lebih lanjut lagi, karena pendidikan saat ini diarahkan
kepada pendidikan inklusi, guru sebaiknya juga paham mengenai berbagai alat bantu untuk
mendukung pembelajaran siswa yang memiliki keterbatasan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
17
B. Komitmen dan Motivasi

Menjadi guru yang efektif membutuhkan komitmen dan motivasi. Guru harus
dapat menunjukkan sikap yang baik dan perhatian terhadap siswa. Guru harus percaya pada
efikasi dirinya sehingga dapat menghasilkan siswa yang juga memiliki efikasi diri. Guru
tidak boleh membiarkan emosi negatif mengurangi motivasinya, sebaliknya guru
diharapkan dapat menghadirkan sikap positif dan antusiasme di kelas.

PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pengalaman pribadi dan informasi dari para ahli memberikan masukan bagaimana
menjadi guru yang efektif. Informasi dari hasil penelitian juga merupakan hal yang PENTING.
Dari hasil penelitian, kita dapat memisahkan berbagai strategi dan menentukan mana yang
paling efektif dan paling tidak efektif. Penelitian membantu menyisihkan kesalahan dalam
penilaian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pribadi. Penelitian membantu
membedakan mana yang sifatnya kasuistik dan mana yang dapat digeneralisasi. Metode dasar
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidikan:
 Deskriptif
 Korelasi
 Eksperimental

 Penelitian Deskriptif
 Bertujuan utk mengamati dan merekam perilaku.
 Tidak dapat membuktikan penyebab dari beberapa fenomena, tapi dapat memberikan
informasi penting tentang perilaku dan sikap orang-orang.
 Yg termasuk dalam metode deskriptif adalah: observasi, wawancara, kuesioner, tes
yang terstandar, studi etnografi, dan studi kasus.

 Penelitian Korelasi
 Tujuannya untuk menggambarkan kekuatan hubungan antara 2 peristiwa/ karakteristik
atau lebih.

 Dapat memprediksikan 1 peristiwa dari peristiwa lain


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
17
 Penting diingat!! “Korelasi tidak sama dengan sebab-akibat”

 Penelitian korelasi tidak melibatkan manipulasi faktor-faktor.

 Penelitian Eksperimen
 Menentukan penyebab perilaku melalui eksperimen.
 Eksperimen adalah sebuah prosedur yang diatur dengan seksama dimana satu atau
lebih faktor yang diyakini dapat mempengaruhi perilaku, dipelajari dengan cara
dimanipulasi, dan semua faktor yang lain tetap sama.
 Untuk mencari penyebab, kaitannya dengan : peristiwa yang dimanipulasi
 Untuk mencari dampak, kaitannya dengan: perilaku yang berubah karena manipulasi
 Eksperimen merupakan metode yang benar-benar reliabel dalam menetapkan
penyebab (cause) dan dampak (effect)
 Penelitian jenis ini melibatkan paling sedikit 1 variabel independen dan 1 variabel
dependen.
 Variabel Independen adalah faktor yang dimanipulasi, eksperimental & berpengaruh
 Variabel Dependen adalah faktor yang diukur dalam eksperimen. Variabel ini dapat
berubah ketika variabel independen dimanipulasi.
 Label “Dependen” digunakan karena nilai dari variabel ini tergantung dari apa yang
terjadi pada partisipan dalam eksperimen ketika variabel independen dimanipulasi.
 Variabel independen terdiri dari pengalaman/perlakuan yang berbeda yang diberikan
pada1 atau lebih kelompok eksperimen dan 1 atau lebih kelompok kontrol.

Kelompok Eksperimen adalah kelompok yang mendapat perlakuan atau yang


pengalamannya dimanipulasi.

 Kelompok Kontrol adalah kelompok pembanding yang diperlakukan sama seperti


kelompok eksperimen, kecuali pada faktor manipulasi.
 Dalam penelitian eksperimen, kelompok kontrol adalah dasar yang bisa dibandingkan
dengan dampak dari kondisi yang dimanipulasi.
 Prinsip penting dalam eksperimen adalah penempatan acak (Random Assignment)
atau pembagian kelompok secara kebetulan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
17
 Random Assignment mengurangi kemungkinan bahwa hasil eksperimen bukan
muncul dari perbedaan-perbedaan yang sebelumnya telah ada di antara kelompok

 Penelitian Evaluasi Program, Penelitian Terapan dan Guru sebagai Peneliti


Penelitian evaluasi program → di desain untuk membuat keputusan tentang keefektivan
program tertentu. Penelitian ini fokus pada lokasi atau pada jenis program tertentu. Penelitian
ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan tentang sekolah atau sistem sekolah tertentu.
Hasilnya tidak untuk digeneralisasikan pada setting lain.

 Penelitian Terapan/ Action Research → digunakan untuk menyelesaikan masalah


Action research atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk rancangan
penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan
menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan
atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Action research dalam pandangan
tradisional adalah suatu kerangka penelitian pemecahan masalah, dimana terjadi kolaborasi
antara peneliti dengan client dalam mencapai tujuan (Lewin, dalam Sulaksana, dalam
Kartowagiran, 2005, sedangkan pendapat Davison, Martinsons & Kock (dalam Kartowagiran,
2005), menyebutkan penelitian tindakan, sebagai sebuah metode penelitian, didirikan atas
asumsi bahwa teori dan praktik dapat secara tertutup diintegrasikan dengan pembelajaran dari
hasil intervensi yang direncanakan setelah diagnosis yang rinci terhadap konteks masalahnya.
Menurut Gunawan (Kartowagiran, 2005)), action research adalah kegiatan dan atau
tindakan perbaikan sesuatu yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara
sistematik dan sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset.
Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada
refleksi; umpan balik (feedback); bukti (evidence); dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan
situasi sekarang. Penelitian tindakan ditujukan untuk memberikan andil pada pemecahan
masalah praktis dalam situasi problematik yang mendesak dan pada pencapaian tujuan ilmu
sosial melalui kolaborasi patungan dalam rangka kerja etis yang saling berterima (Rapoport,
1970 disitasi Madya,2006). Proses penelitian bersifat dari waktu ke waktu, antara “finding”
pada saat penelitian, dan “action learning”. Dengan demikian action research menghubungkan
antara teori dengan praktek.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
17
Baskerville (1999), membagi action research berdasarkan karakteristik model (iteratif,
reflektif atau linear), struktur (kaku atau dinamis), tujuan (untuk pengembangan organisasi,
desain sistem atau ilmu pengetahuan ilmiah) dan bentuk keterlibatan peneliti (kolaborasi,
fasilitatif atau ahli.

Tujuan dan ciri-ciri Penelitan Tindakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan untuk situasi atau sasaran
khusus dari pada pengetahuan yang secara ilmiah tergeneralisasi. Pada umumnya penelitian
tindakan untuk mencapai tiga hal berikut : (Madya dalam Kartowagiran, 2005)

Peningkatan praktik.
Peningkatan (pengembangan profesional) pemahaman praktik dan praktisinya.
Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktik.
Hubungan antara peneliti dan hasil penelitian tindakan dapat dikatan hasil penelitian tindakan
dipakai sendiri oleh penelitinya dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya dan
penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnua segera diperlukan,
dan hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Selain itu, tampak
bahwa dalam penelitian tindakan peneliti melakukan pengelolaan, penelitian, dan sekaligus
pengembangan (Kartowagiran, 2005)
Penelitian tindakan (action research) dilaksanakan bersama-sama paling sedikit dua
orang yaitu antara peneliti dan partisipan atau klien yang berasal dari akademisi ataupun
masyarakat. Oleh karena itu, tujuan yang akan dicapai dari suatu penelitian tindakan (action
research) akan dicapai dan berakhir tidak hanya pada situasi organisatoris tertentu, melainkan
terus dikembangkan berupa aplikasi atau teori kemudian hasilnya akan di publikasikan ke
masyarakat dengan tujuan riset (Madya, dalam Kartowagiran, 2005).

Latihan
1. Komponen apa sajakah yang terdapat dalam Psikologi Daya (Aristotoles) ?
2. Apa yang Saudara pahami mengenai pendekatan konstruktif ?
3. Tuliskan pemahaman Saudara terkait dengan pendekatan pembelajaran langsung !

Kunci Jawaban

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
17
1. Tiga komponen dalam Psikologi Daya, yakni ;
a. Perasaan / emosi / Afektif / Rasa
b. Penalaran / Pemahaman/ Pengertian / Kognitif / cipta
c. Kehendak / Keinginan/ Will / Konasi / Karsa
2. Pendekatan para konstruktif→ berpusat pada si pembelajar
siswa secara aktif membangun pengetahuan melalui bimbingan guru. Pendekatan ini
memberi dukungan kepada siswa untuk mengeksplorasi dunia, menemukan
pengetahuan, melakukan refleksi dan berpikir kritis.
3. Pendekatan pembelajaran langsung→ terstruktur & berpusat pada guru.
Guru mengarahkan dan mengontrol. Pada pendekatan ini, harapan guru tinggi terhadap
kemajuan siswa serta banyak waktu yang dihabiskan siswa pada tugas akademik.
Tujuan banyak tugas adalah untuk memaksimalkan waktu belajar siswa

Referensi

Santrock, J.W. 2015. Educational Psychology ,5th edition (terjemahan).


Jakarta: Salemba Humanika
Kartowagiran. 2005. Dasar-dasar penelitian tindakan. Makalah. Universitas Yogyakarta.
Chandra. 2008. Penelitian tindakan. Dikutip dari
https://chandrax.wordpress.com/2008/07/05/action-research-penelitian-tindakan/

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /
17

Anda mungkin juga menyukai