Anda di halaman 1dari 19

BUKU PEGANGAN GURU

SISTEM IMUN
MANUSIA

DISUSUN OLEH :
DWI SRI AYU ANNISA
FAHMELA AFIFAH
ULFA MARDIANTI MAHMUD
NINA AYU
DHELVINA SYIFA

DOSEN PENGAMPU:
MAYARNI, M. SI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................ 3
PENDAHULUAN.................................................... 3
A.Identitas Modul................................................ 3
B.Kompetensi Dasar.............................................. 3
C.Deskripsi Singkat Materi.................................... 3
D. Petunjuk Penggunaan Modul.............................. 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................... 5
SISTEM iMUN..................................................... 5
A.Uraian Materi ................................................. 5
a) Pengertian Sistem Imun
b) Manfaat Sistem Imunitas
c) Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imunitas
d) Pengelompokkan Sistem Imunitas
e) Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
f) Sel-sel yang Terlibat dalam Respons Imunitas
g) Mekanisme Respons Imunitas Humoral
h) Organ Limfoid
i) Mekanisme Sistem Imun
j) Gangguan SIstem Imun
k) Vaksin
B. Rangkuman.................................................. 8
EVALUASI........................................................ 14
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
DAFTAR PUSTAKA ............................................ 21
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS MODUL
Nama :
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI / 1 (satu)
Judul: Sistem Imun Manusia

B. KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi
terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.

C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI


Sistem imunitas (immune system) adalah sistem
pertahanan alamiah tubuh untuk melawan (organisme)
patogen. Organisme patogen yaitu organisme yang dapat
menimbulkanpenyakit pada manusia:Cacing parasit,
protozoa, fungi, bakteria, dan virus.Pada pertahanan
tubuh dibagi menjadi dua tipe, yakni:
Pertahanan tubuh bawaan (non spesifik)
Pertahanan tubuh bawaan merupakan garis utama tubuh
yang pertama melawan semua agen asing yang masuk ke
dalam tubuh. Alat yang menghalangi dalam imunitas
bawaan, seperti kulit, air mata, mukus (cairan lengket
dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar
mukosa), dan air ludah.
Pertahanan tubuh adaptif (spesifik)
Reaksi pertahanan tubuh yang disesuaikan/diadaptasikan
terhadapkarakteristik antigen. Sistem imunitas adaptif
terdiri atas reseptor yang terekspresi pada limfositsel T
dan limfosit sel B. Sistem Imunitas.
D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Supaya anda berhasil mencapai kompetensi maka ikuti


petunjuk langkah-langkah yang harus anda lakukan
selama mempelajari modul ini :
1. Baca dan pahami kompetensi yang akan dipelajari
dalam modul ini, cermati pula tujuan pembelajaran
dari masing-masing kegiatan belajar.
2. Baca dan pahami materi yang ada dalam modul ini
dengan baik, jika menemukan kesulitan, Anda
dapat mendiskusikannya dengan teman-teman,dan
apabila belum terpecahkan, sebaiknya tanyakan
kepada guru.
3. Jika modul ini dirasa belum cukup memberikan
informasi, carilah referensi yang menunjang Anda
dalam menyelesaikan kegiatan belajar dan tugas.
4. Rangkuman materi akan mempermudah Anda untuk
menemukan poin penting materi dan
menyimpulkan materi dalam setiap kegiatan
belajar.
5. Kerjakan secara mandiri soal latihan dalam setiap
kegiatan belajar dan soal tes penilaian akhir guna
evaluasi keberhasilan belajar Anda. 7. Periksalah
hasil kegiatan belajar, tugas, dan latihan soal Anda
dengan kunci jawaban dalam modul ini. Apabila
hasil pekerjaan Anda belum benar, maka pelajari
kembali materi yang berkaitan dengan hal tersebut
dan perbaiki kesalahan Anda. Khusus untuk
jawaban soal latihan dan tes penilaian akhir,
perhatikan umpan balik di setiap akhir kegiatan
dalam modul ini. Apabila hasil soal evaluasi
mencapai 80% benar maka Anda dapat melanjutkan
kegiatan belajar selanjutnya.
6. Untuk keberhasilan belajar Anda, dalam
mempelajari modul ini, urutan kegiatan harus
diikuti dengan benar
URAIAN MATERI SISTEM IMUN

A. PENGERTIAN SISTEM IMUN


Sistem imunitas (immune system) adalah sistem pertahanan alamiah
tubuh untuk melawan (organisme) patogen. Organisme patogen yaitu
organisme yang dapat menimbulkanpenyakit pada manusia:Cacing
parasit, protozoa, fungi, bakteria, dan virus.

B.MANFAAT SISTEM IMUNITAS


1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke
dalam sel inang), misalnya virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan
eksternal yang berasal dari tumbuhan dan hewan(makanan
tertentu, serbuksari dan rambutbinatang), serta zat kimia (obat-
obatan dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-selyang sudah rusak akibat suatu penyakit
atau cidera, sehinggamemudahkan penyembuhan luka dan
perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan)seperti
kanker.
C.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM IMUNITAS
1. Usia
Frekuensi dan intensitas infeksi pada usia lanjutakan terjadi
penurunan kemampuan untuk bereaksisecara memadai terhadap
mikroorganisme yang menginvasi. Semakin dewasa, maka sistem
imun akan semakin melemah.
2. Gender
Estrogen yang tinggi di dalam tubuh akan memodulasi aktivitas
limfosit T (sel supresor). Androgen yang tinggi di dalam
tubuhakan mempertahankan aktivitas sel sukresor.
3. Nutrisi
Kekurangan protein akan menyebabkan gangguanfungsi imun.
Vitaminakan membantu proliferasi sel dan maturase sel imun.
Kelebihan atau kekurangan unsur renik seperti tembaga, besi,
mangan, selenium, dan zink juga akan mempengaruhi fungsi
imun.
4. Faktor psikoneuroimunologi
Limfosit dan makrofagmemiliki reseptor yang dapat
bereaksiterhadap neurotransmitter dan hormon endokrin.
Proses imun dapat mempengaruhi fungsi neural dan endokrin
termasuk tingkah laku.
5. Kelainan organ lain.
Apabila terjadi kerusakanatau kelainan organ lain akan
mengubah jumlah komposisi kimia di dalam tubuh. Contohnya
kulit yang mengalami luka bakar, penyakinkanker, atapun
kekurangan serum dapat menyebabkan deplesi (kehilangan)
protein sehingga akan menurunkan fungsi imun.

D.PENGELOMPOKAN SISTEM IMUNITAS


1. Sistem Imunitas Non-Spesifik
Sistem imunitas non-spesifik atau bawaan (innate immune system;
sistem imunitas nonspesifik): Merupakan lini pertahanan pertama
terhadap patogen.Sistem imunitas bawaan terdiri atas komponen
selular yaitu fagosit dan komponen kimiawi yaitu komplemen. Ciri
sistem imunitas bawaan adalah:
·Respons terbentuk cepat.
·Respons selalu sama,tak bersifat spesifik-antigen.
·Pajanan (exposure) berulang terhadap antigenyang sama tak
meningkatkan respons.
Tahapan:
a. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadapAgen Infeksi.
Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama
terhadap antigen, membran mukosa yang melapisi permukaan
bagian dalam tubuh, menyekresikan mucus sehingga dapat
merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Cairan
tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba, Zat kimia ini
membentuk lingkungan buruk bagi beberapa mikroorganisme.
Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine, berperan juga dalam
perlindungan terhadap infeksi dan mengandung enzim Lisozim.
b. Fagositosis
Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses
penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang
berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil
dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh
zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan ikat.
Makrofag dan prekursornya (monosit) dan Sistem makrofag
mononukleus.

Keterangan Gambar:
1. Membentuk sitoplasma pada saat bakteri atau benda asing melekat pada
2. permukaan sel makrofag
3. Sitoplasma tersebut melekuk ke dalam membungkus bakteri atau benda asing, tonjolan
sitoplasma yang saling bertemu akan melebur menjadi satu sehingga bakteri atau benda asing
akan tertangkap di dalam vakuola.
4. Lisosom yang memiliki kemampuan untuk memecah materi yang berasal dari dalam
maupun dari luar akan menyatu dengan vakuola sehingga bakteri atau benda asing tersebut
akan musnah.

c. Inflamasi (Peradangan)
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera,
yang ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan
kehilangan fungsi. Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein
plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk mengisolasi,
menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan
debris, serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.
Keterangan Gambar:
1. Jaringan mengalami luka, kemudian merangsang mastosit mengeluarkan baik
histamine maupun senyawa kimia lainnya.
2. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan
aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit)
menuju jaringan yang terinfeksi
3. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen

d. Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh


Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein antivirus yang
berfungsi menghalangi multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu
protein plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai
bahan dari antigen.

Keterangan Gambar:
1. Virus menginfeksi sel
2. Gen interferon virus masuk ke inti sel
3. Molekul interveron
4. Interferon masuk ke sel lain sebagai benda asing
5. Interferon menstimulasi sel untuk menyusun protein antivirus
6. Protein antivirus memblokir reproduksi virus
2. SISTEM IMUNITAS SPESIFIK
Sistem imunitas adaptif (adaptive immune system; sistem
imunitas spesifik): Reaksi pertahanan tubuh yang
disesuaikan/diadaptasikan terhadap karakteristik antigen.
Sistem imunitas adaptif terdiri atas reseptor yang
terekspresi pada limfosit sel T dan limfosit sel B. Sistem
Imunitas. Ciri sistem imunitas adaptif yaitu:
Respons terbentuk lebih lambat (memerlukan waktu
untuk beradaptasi terhadap antigen).
Respons bersifat spesifik terhadap berbagai antigen.
Pajanan awal akan membentuksel memori,
sehinggapajanan berikutnya denganantigen yang sama
menghasilkan respons yang lebih cepat.
Yang berperan:
a. Komponen Respons Imunitas Spesifik
Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.Terdiri atas bagian determinan antigen
(epitop), yaitu bagian antigen yang membangkitkan respons imun,
dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat
menginduksi produksi antibodi, melainkan harus bergabung
dengan carrier yang bermolekul besar.

Keterangan Gambar:
Pada Gambar, antibodi berwarnaungu, antigen berwarnakuning.
1. Antibodi A akan berikatandengan epitop pada permukaan antigen.
2. Antobodi B yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul
antigen besar yang sama.
3. Antobodi C yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul
antigen besar yang sama.
Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons
terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen
tersebut.Merupakan protein plasmayang disebut imunoglobulin (Ig), yang
terdiriatas 5 kelas.
1) IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi
seperti keringat, ASI, dan ludah.
2) IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar
setelah pajanan pertama.
5) IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh
darah.

Keterangan Gambar:
1. IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan
pertama.
2. IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3. IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain.
4. IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat,
ASI, da ludah.
5. IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah

b. Interaksi Antibodi dan Antigen


Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein
serum) oleh antibodi. jika terjadi infeksi, protein pertama dalam
rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi
protein-protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel
patogen mengalami lisis.
Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan
antigen, sehingga antigen menjadi tidak berbahaya.
Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi
partikel.
Presipitasi (pengendapan) yaitu pengikatan silang molekul-
molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.
E. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
1. Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan
toksin/pathogen sehingga tubuh mampu memproduksi
antibodi sendiri.
2. Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit
kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit
khusus.
3. Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin
adalahpatogen yang dilemahkan atau toksin yang telah
diubah, yang dapat mera.
4. Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke
individu lain.
5. Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan
saat IgG ibu masuk ke plasenta.
6. Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi
dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang
kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.

F. SEL-SEL YANG TERLIBAT DALAM RESPONS IMUNITAS


1. Sel B (limfosit B), Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan
antigen. Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma (produksi
antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas
sekunder).
2. Sel T (limfosit T), Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan
membedakan jenis antigen/petogen spesifik. Saat pengenalan
antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T
efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
3. Fagosit dan Makrofag, Banyak sel dalam tubuh yang dapat
melakukan fagositosit (mencerna pathogen). Tetapi sel fagosit
utama yang berperan dalam pertahanan non spesifik adalah
monosit dan makrofag, serta sel polimorfonuklear (neutrophil dan
basophil).
a) Neutrofil: bermobilitas tinggi untuk menelan dan menghancurkan
bahan yang tidak diinginkan.
b) Eosinofil: mengeluarkan bahan kimia untuk menghancrkan cacing
parasitic dan berperan dalam reaksi alergi.
c) Monosit: berspesialis menjadi makrofag. Makrofag adalah sel fagosit
besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih,
berfungsi menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara
enzimatik.
4)Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer), adalah sekumpulan limfosit
non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.
G. MEKANISME RESPONS IMUNITAS HUMORAL
(DIPERANTARAI ANTIBODI)

1. Antigen masuk ke tubuh akan dibawa ke limfosit B.


2. Aktivasi limfosit B menyebabkan proliferasi menghasilkan
tiruan sel B.
3. Tiruan sel B berdiferensiasi menyebabkan sel plasma
mensekresi antibody selanjutnya dibawake lokasi infeksi.
4. Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
5. Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi menetap di
jaringan limfoid dan menjadi sel B memori, yang berfungsi
dalam respos imunitas sekunder jika terjadi pajanan
antigen yang sama secara berulang. ngsang imunitas
namun tidak menyebabkan penyakit.

H.ORGAN LIMFOID
Sebagian kecil limfosit beredar dalam darah, sebagian besar
limfosit berada dalam sekumpulan organ dan jaringan yang
dinamakan organ limfoid. Organ limfoid terdiriatas organ
limfoid primer dan organ limfoid perifer.
Organ limfoid primer merupakan tempat pembuatan dan
pematangan limfosit (“pemrograman fungsi
mendatangnya”). Organ limfoid perifer adalah tempat
limfosit berpartisipasi dan berperan dalam sistem imunitas
tubuh.

Limfosit sel T (Thymus) menuju ke timus, mengalami


diferensiasi lebih lanjut dan pematangan di sana.
Diferensiasi lebih lanjut ini menghasilkan T sitotoksik, T
helper, dan S suppressor. Limfosit sel NK (Natural Killer)
mengalami pematangan pada organ limfoid perifer.
I. MEKANISME SISTEM IMUN
1) Ekstraseluler
Antigen (misalnya bakteri) ditelan makrofag yang
mengandung fragmen protein peptida dari anti gen tersebut
Makrofag membentuk molekul MCH Kelas II
MCH kelas II menangkap peptide antigen dan membawanya
ke permukaan, serta memperlihatkannya ke sel T penolong
Sel T penoling akan mengaktivasi makrofag untuk
menghancurkan mikroorganisme yang ditelan
2) Intraseluler
Antigen (misalnya virus) menginfelsi sel tubuh.
Sel tubuh membentuk MCH kelas 1
MCH kelas 1 menangkap peptide virus dan membawa
kepermukaan sel dan memperlihatkannya ke sel T sitotoksik
(CTL)
CTL akan teraktivasi oleh kompleks: MCH kelas 1, peptide virus
dan sel T penolong. CTL kemudian berdiferensiasi menjadi sel
pembunuh aktif yang akan membunuh sel yang terinfeksi.
CTL tidak akan berdiferensiasi menjadi sel memori yang berfunsi
dalam respons imunitas sekunder
J. GANGGUAN SISTEM IMUN
1. Immunodefisiensi
Immunodefisiensi adalah sekumpulan kondisi yang beda,
dimana sistem kekebalan tubuh tidak mampu berfungsi secara
adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering
berulang, luar biasa berat dan berlanjut lebih lama dari biasanya.
Bila suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi
baru lahir, anak- anak maupun dewasa), serta tidak memberikan
respon terhadap antibiotik, karenanya probabilitas masalahnya
terletak pada sistem kekebalan.
Gangguan pada sistem kekebalan juga mengakibatkan kanker
atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
Imunodefisiensi terbagi menjadi dua jenis di bawah ini:
1. Imunodefisiensi primer, Jenis gangguan sistem imun ini
sudah muncul sejak lahir. Imunodefisiensi primer juga
merupakan sekumpulan dari lebih dari 350 penyakit kronis
yang langka dimana satu atau beberapa bagian dari sistem
kekebalan tubuh tidak ada atau tidak berfungsi dengan
baik. Penyakit ini tidak menular dapat ditemukan pada
anak-anak maupun dewasa dan gejala yang ditunjukkan
bervariasi tergantung komponen sistem kekebalan yang
terkena. Sekitar 6 juta orang diperkirakan menderita
imunodefisiensi namun hanya 27.000-60.000 orang yang
baru teridentifikasi.
2. Imunodefisiensi sekunder, Gangguan imunodefisiensi
sekunder merupakan jenis yang didapat di kemudian hari.
Tipe ini lebih umum terjadi dibandingkan jenis primer.
Dikarenakan penyakit dapat menular sehingga
penyebarannya tidak ditentukan oleh genetika dan melalui
kontak fisik pada anak-anak maupun dewasa.
2. AUTOIMUN
Penyakit autoimunadalah penyakit yang terjadi ketikasistem
kekebalan atau sistem kekebalan tubuh Anda menyerang sel-
sel sehat dalam tubuh Anda sendiri. Penyakitini terjadi ketika
sistem kekebalan salah menilai sel-sel sehat dalam tubuh dan
malah menganggapnya sebagai zat asing. Akibatnya, tubuh
Anda mulai memproduksi antibodi yang menyerang dan
merusak sel-sel sehat di tubuh Anda. Penyakit autoimun
umumnya mempengaruhi wanita usia subur, dan faktor
penyebab penyakit ini dapat bervariasi dari pasien ke pasien.
Bahayanya, gangguan autoimun ini merusak sel-sel jaringan
tubuh, menyebabkan peradangan dan menyebabkan penyakit
serius seperti penyakit tulang, sendi,saraf, kelenjar dan organ
penting lainnya pada yang terkena.Hingga saat ini penyakit
autoimun merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah.
Namun, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan.
Jika Anda mengalami gejala gangguan autoimunini, Anda
memerlukan perawatan khusus untuk mengendalikannya.
3. HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas (atau reaksi hipersensitivitas) adalah efek
samping serius yang disebabkan oleh hipersensitivitas respons
imun (berbahaya, menyusahkan, dan terkadang fatal) yang
disebabkan oleh sistem imun normal. Hipersensitivitas adalah
respons imun tipe I, tetapi tergantung pada mekanisme dan waktu
yang diperlukan untuk reaksi, hipersensitivitas dibagi menjadi empat
tipe lain: tipe I, tipe II, tipe III, dan tipe IV. Beberapa penyakit dapat
disebabkan oleh satu atau lebih jenis reaksi hipersensitivitas.
Hipersensitivitastipe I, Hipersensitivitas tipe I juga dikenal sebagai
hipersensitivitas langsung atau anafilaksis. Reaksi ini berhubungan
dengan kulit, mata, nasofaring, jaringanbronkopulmoner dan
saluranpencernaan. Reaksi ini dapat menimbulkan gejala mulai
dari ketidaknyamanan ringan hingga kematian. Waktu reaksi
bervariasi dari 15 sampai30 menit setelahterpapar antigen,
tetapikadang-kadang juga dapat terjadi penundaan awal hingga 10
sampai 12 jam. Hipersensitivitas tipe I dimediasioleh
imunoglobulin E (IgE). Komponenseluler utama dari reaksi ini
adalah sel mast atau basofil. Respon ini ditingkatkan dan
dipengaruhi oleh trombosit, neutrofil, dan eosinofil. Tes diagnostik
yang dapat digunakan untuk mendeteksi hipersensitivitas tipe I
adalah tes kulit (pick and intradermal) dan ELISA untuk mengukur
total IgE dan antibodi IgE spesifik terhadap alergen yang dicurigai
(antigen spesifik penyebab alergi). Peningkatan kadar IgE
merupakansalah satu penandatimbulnya alergi akibat kejadian
hipersensitivitas pada bagian yang tidak terpaparlangsung dengan
alergen).Namun peningkatan IgE juga dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit non atopi seperti helminthiasis, myeloma dan
lain-lain.
Penanganan yang dapat dilakukanuntuk mengatasi hipersensitivitas
tipe I antara lain penggunaan antihistamin untuk memblok reseptor
histamin,penggunaan imunoglobulin G (IgG), hiposensitisasi
(imunoterapi atau desensitisasi) untuk beberapa penyakit tertentu.
Hipersensitivitastipe II, Hipersensitivitas tipe II disebabkan oleh
antibodi berupa imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin E (IgE)
untuk melawan antigen di permukaan sel dan di matriks
ekstraseluler. Kerusakan akan terbatasatau spesifik pada sel atau
jaringan yang kontak langsung dengan antigen. Pada umumnya
antibodi yang berinteraksi langsung dengan antigen permukaan sel
akan bersifat patogen dan merusak sel target.
Hipersensitivitas mungkin melibatkan reaksikomplementer (atau
reaksisilang) yang mengikatantibodi seluler untuk menyebabkan
kerusakanjaringan. Beberapa jenis hipersensitivitas tipe II adalah:
1. Pemfigus (IgG bereaksi dengan koneksi intraseluler antara sel-sel
epidermis).
2. Anemia hemolitik autoimun (disebabkan oleh obat-obatan
sepertipenisilin yang dapat menempel pada permukaan sel darah
dan bertindak sebagai hapten untuk produksi antibodi dan
kemudian mengikat ke permukaan sel darah merah).sel darah
merah dan menyebabkan lisis sel darah merah), dan Goodpasture
syndrome(IgG bereaksi dengan membran permukaan glomerolus
di ginjal)
Hipersensitivitas tipe III, Hipersensitivitas tipe III adalah
hipersensitivitas terhadap kompleks imun. Hal ini disebabkan oleh
pengendapan kompleks antigen-antibodi kecil yang terlarut dalam
jaringan. Hal ini ditandai dengan munculnya peradangan atau
peradangan. Dalam kondisi normal, kompleks antigen-antibodi yang
diproduksi dalam jumlah besar dan seimbang dieliminasi dengan
adanya fagosit. Namun, terkadang keberadaan bakteri, virus,
lingkungan atau antigen yang terus-menerus (spora jamur, tumbuhan
atau hewan) akan menyebabkan tubuh secara otomatis membuat
antibodi terhadap senyawa asing ini, yang mengakibatkan deposisi
kompleks antigen-antibodi secara terus-menerus. Ini juga terjadi
pada orang dengan penyakit autoimun. Pengendapan kompleks
antigen-antibodi akan menyebar pada membran sekretorik aktif dan
dalam aliran-aliran kecil sehingga dapat mengenai berbagai organ
seperti kulit, ginjal, paru-paru, sendi atau pada pleksus koroid otak.
Patogenesis kompleks imun terdiri dari dua pola dasar, yaitu
kompleks imun karena keunggulan antigen dan kompleks imun
karena keunggulan antibodi. Kelebihan antigen yang kronis akan
menyebabkan penyakit serum (serum sickness) yang dapat
menyebabkan artritis atau glomerulonefritis. Kompleks imun akibat
superioritas antibodi disebut juga dengan reaksi Arthus yang
disebabkan oleh paparan antigen dosis rendah yang terjadi dalam
waktu lama sehingga menginduksi pembentukan kompleks dan
superioritas antibodi. Beberapa contoh penyakit akibat reaksi Arthus
adalah Aspergillus clavatus dan A. fumigatus yang menyebabkan
penyakit pada paru-paru pekerja gandum (malt) dan spora
Penicillium casei pada paru-paru pembuat keju.
Hipersensitivitas tipe IV, Hipersensitivitas tipe IV dikenal sebagai
hipersensitivitas yang diperantarai sel atau tertunda. Reaksi ini
terjadi melalui penghancuran aktif jaringan oleh sel T dan makrofag.
Reaksi ini membutuhkan waktu yang cukup untuk aktivasi dan
diferensiasi sel T, sekresi sitokin dan kemokin, dan akumulasi
makrofag dan leukosit lain di area yang terpapar. Beberapa contoh
umum dari hipersensitivitas tipe IV adalah pneumonitis
hipersensitivitas, hipersensitivitas kontak (dermatitis kontak), dan
reaksi hipersensitivitas tertunda kronis (DTH).
4. HEPATITIS AUTOIMUN
Penyakit autoimun ini mempengaruhi sel-sel hati dan sistem
kekebalan tubuh, yang dapat mengeraskan hati dan menyebabkan
gagal hati.
5. PENYAKIT SELIAKA
Jenis penyakit autoimun ini membuat orang yang terkena tidak
bisa lagi mentoleransi gluten dan zat yang terkandung dalam
gandum.
6. ANTIBODI ATAU SINDROM ANTIFOSFOLIPID (APS)
Jenis penyakit autoimun ini bekerja dengan menyerang lapisan
dalam pembuluh darah, menyebabkan pembekuan darah di
pembuluh darah, baik di pembuluh darah maupun di arteri.
7.ANEMIA HEMOLITIK
Penyakit autoimun ini bekerja dengan cara menghancurkan sel
darah merah di dalam tubuh.
8. SINDROM GUILLAIN-BARRÉ (GBS)
Penyakit autoimun ini menyerang saraf yang menghubungkan otak
dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Akibatnya, otak
berjuang untuk memerintahkan sarafdan otot, yang menyebabkan
kelumpuhan.
9. PURPURA TROMBOSITOPENIK IDEOPATIK (ITP)
Merupakan penyakit autoimunyang terutama menyerang wanita
dan menyebabkan pecahnya jaringan pembuluh darah.
10.LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK
Orang yang menderita penyakit autoimun ini ditandai dengan
bintik-bintik merah di wajah seperti sepasang sayap kupu-kupu.
11. MULTIPLE SCLEROSIS
Penyakit autoimun ini menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf
dan menyebabkan perubahan fungsi otak dan sumsum tulang
belakang.
12. PSORIASIS
Penyakit autoimun ini ditandai dengan akumulasi sel-sel kulit yang
tumbuh dengan cepat oleh sel-sel kulit yang tumbuh di kulit dan
segera naik ke permukaan hingga kulit menebal dan menumpuk di
permukaan kulit.
13. DIABETES
Jenis penyakit autoimun ini menyerang sel insulin sehingga tubuh
tidak dapat memenuhi kebutuhan insulinnya. Ini, tentu saja,
menyebabkan terlalu banyak gula yang beredar dalam darah.
K. VAKSIN
Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau
dilemahkan yang bila diberikan kepada orang yang sehat untuk
menimbulkan antibodi spesifik terhadap mikroorganisma tersebut. Zat
antigen dalam vaksin akan merangsang sistem imun agar
mengenalinya sebagai zat asing, lalu terpicu untuk membentuk
antibodi terhadap kuman sehingga orang tersebut terhindar dari
penyakit, selain itu juga memicu terbentuknya memori imunologis
sehingga sistem imun dapat dengan mudah menangkal kuman jika
suatu saat di kemudian hari kuman tersebut menginfeksi tubuh.

Vaksinasi adalah kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang dimana


vaksin tersebut berisi satu atau lebih antigen sehingga dapat
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen (dari kuman, virus atau bakteri), sehingga

bila kelak terpajan dengan antigen (kuman) yang sama, orang tersebut
sudah mempunyai antibodi sehingga tidak terjadi penyakit yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, masyarakat/populasi, bahkan melenyapkan penyakit
tertentu dari dunia seperti misalnya penyakit polio dan cacar, atau
seperti virus sars-cov maupun mers-cov. Vaksin belum dapat
sepenuhnya mencegah terjadinya infeksi, namun dapat diharapkan
mencegah terjadinya penyakit dengan gejala yang parah atau kritis.
Ada dua cara untuk mendapat kekebalan tubuh terhadap suatu antigen
yaitu secara alamiah apabila orang tersebut terinfeksi oleh patogen
tersebut atau secara buatan melalui vaksinasi. Namun kekebalan yang
didapat melalui vaksinasi, tidaklah bertahan seumur hidup terhadap
infeksi penyakit berbahaya.
Saat tubuh manusia terpapar suatu antigen untuk pertama kalinya,
sistem imun membutuhkan waktu untuk merespons dan
memproduksi antibodi khusus untuk antigen tersebut dalam rentang
waktu ini, orang tersebut rentan jatuh sakit.kemudian akan
membentuk antibody sebagai berikut.
1. Setelah antibodi spesifik untuk antigen tersebut diproduksi,
antibodi ini bekerja sama dengan bagian sistem imun lainnya
untuk menghancurkan patogen dan menghentikan penyakit.
2. Antibodi terhadap suatu patogen biasanya tidak memberikan
perlindungan terhadap patogen lain kecuali jika kedua patogen
tersebut sangat mirip dengan satu sama lain, seperti sepupu.
3. Setelah tubuh memproduksi antibodi dalam memberikan respons
utama terhadap suatu antigen, tubuh juga menciptakan sel-sel
pengingat yang memproduksi antibodi, yang akan tetap hidup
bahkan setelah patogennya dikalahkan oleh antibodi.
4. Jika tubuh terpapar pada patogen yang sama lebih dari satu kali,
respons antibodi menjadi jauh lebih cepat dan lebih efektif
dibandingkan paparan yang pertama kali karena sel-sel pengingat
ini sudah siap memompa keluar antibodi terhadap antigen
tersebut.
RANGKUMAN
1. Sistem imunitas(immune system) adalahsistem pertahanan alamiahtubuh
untuk melawan(organisme) patogen.
2. Organisme patogen yaitu organisme yang dapat menimbulkan
penyakitpada manusia: Cacing parasit, protozoa, fungi, bakteria, dan virus.
3. Sistem imun terdiriatas imunitas non spesifik dan imunitas spesifik.
4. Sistem imunitasnon-spesifik atau bawaanmerupakan lini pertahanan
pertama terhadap patogen. Sistem imunitas bawaan terdiriatas komponen
selular yaitu fagositdan komponen kimiawi yaitu komplemen.
5. Sistem imunitasadaptif merupakan reaksi pertahanan tubuh yang
disesuaikan/diadaptasikan terhadapkarakteristik antigen. Sistem imunitas
adaptifterdiri atas reseptor yang terekspresi pada limfosit sel T dan limfosit
sel B sistem Imunitas.
6. Antigen merupakanzat yang merangsang respons imunitas, terutamadalam
menghasilkan antibody, sedangkan antibody merupakan protein larut yang
dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan
antigen dan akan bereaksidengan antigen tersebut.
7. Factor yang mempengaruhi sistem imun berupa usia, gender,nutrisi,
psikoneuroimunologi, dan kelainan organ lain.
8. Organ limfoidprimer merupakan tempat pembuatan dan pematangan
limfosit(“pemrograman fungsi mendatangnya”).
9. Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau
dilemahkan yang bila diberikan kepada orang yang sehat untuk
menimbulkan antibodi spesifik terhadapmikroorganisma tersebut.
10. Ada dua cara untuk mendapat kekebalan tubuh terhadap suatu antigen
yaitu secara alamiah apabila orang tersebut terinfeksi oleh patogen tersebut
atau secara buatan melalui vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai