Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KMB II MAKALAH SISTEM IMUN

Oleh
Kelompok III
Nama Kelompok :
1. Dewa Ayu Sri Purniati (18.321.2865)
2. Komang Elly Merlina (18.321.2875)
3. Ni Kadek Pebby Purnama Dewi (18.321.2882)
4. Ni Kadek Riski Dwiyanti (18.321.2883)
5. Ni Kadek Widya Antari (18.321.2884)
6. Ni Kadek Yuli Damayanti (18.321.2885)
7. Ni Ketut Putri Wulandari (18.321.2886)
8. Ni Ketut Verawati Nandini (18.321.2887)
9. Ni Komang Milandani (18.321.2888)
10. Ni Komang Muliadnyani (18.321.2889)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya

karya tulis yang berjudul “Anatomi Fisiologi, Kimia dan Biokimia sistem Imun” ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

II, dalam menempuh pendidikan Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester Genap tahun 2020.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal berkat bantuan dan dukungan dari

teman-teman dan pihak yang bersangkutan , sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Denpasar, 18 Maret 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................... i

Daftar isi .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah.......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian system imun................................................................................. 3

1.2 Anatomi Dan Fisiologis Sistem Imun............................................................ 4

1.3 Kimia Dan Biokimia Sistem Imun................................................................. 11

1.4 Mekanisme Imunitas...................................................................................... 12

1.5 Respons Imunitas........................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 21

3.2 Saran ............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya

harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari

masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh.Pola hidup modern menuntut segala

sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan

misalnya sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesah-gesah, dan malam

karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang

dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga dan stres.

Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun, lesu, cepat

lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak orang yang masih muda

banyak yang mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern

serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh

sehingga menurunkan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh

seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada

usia dini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Sistem Imun ?

2. Bagaimana Penjelasan Mengenai Anatomi Dan Fisiologis Sistem Imun ?

3. Bagaimana Penjelasan Mengenai Kimia Dan Biokimia Sistem Imun ?

4. Bagaimanakah Mekanisme Imunitas ?

5. Bagaimana Respons Imunitas ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem imun

2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologis sistem imun

1
3. Untuk mengetahui kimia dan biokimia sistem imun

4. Untuk mengetahui mekanisme imunitas.

5. Untuk mengetahui respons imunitas

1.4 Manfaat Penulisan

1. Agar mahasiswa mampu memahami pengertian sistem imun

2. Agar mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologis sistem imun

3. Agar mahasiswa mampu memahami kimia dan biokimia sistem imun

4. Agar mahasiswa mampu memahami mekanisme imunitas

5. Agar mahasiswa mampu memahami respons imunitas

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Imun

Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan

manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau

serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan

juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti

yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar

biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika

sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap

infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam

tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga

berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan

demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan

pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan

meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran

ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin,

sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya

yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.

Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang

disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan

sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang,

kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ

3
lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan

respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-

masing (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno, 1991).

2.2 Anatomi Dan Fisiologis Sistem Imun

Berbagai organ system kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melindungi

tubuh dari parasit, bakteri, virus, infeksi jamur dan pertumbuhan sel tumor. System

kekebalantubuh terdiri dari organ system kekebalan tubuh, yang pada gilirannya

terdiri dari beberapa sel yang saling bergantung yang membunuh tumor dan sel – sel

parasit, menghancurkan sel – selvirus yang terinfeksi dan menelan bakteri.

Organ – organsistem kekebalan tubuh membuat sel – sel, yang baik

berkontribusi dalam respon imun, atau bertindak sebagai lokasi untuk fungsi

kekebalan tubuh.

1. Organ utama system kekebalan tubuh

a. Sumsum tulang

Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit

muda yang akan diproses pada timus atau tempat – tempat lainnya untuk

menjadi limfosit T atau limfosit b. sumsum tulang berada didalam bagian

rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian sel darah

baru. Ada dua jenis sumsum yaitu, sumsummerah yang memproduksi sel

4
darah merah, trombosit, dan sebagian besar sel darah putih, dan sumsum

kuning yang menghasilkan sedikit jenis sel darah putih

Semua sel – sel system kekebalan tubuh manusia terbentuk pada sumsum

tulang, ditemukan dalam tulang, dengan proses yang disebut hematopoiesis.

Dari proses hematopoiesis, satu sel berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel,

termasuk sel – sel myeloid dalam fagosit dan granulosit, dan sel- sel

pembunuh alami.

Begitu mereka telah sepenuhnya dibedakan, limfosit keluar darisumsum

darah dan melakukan perjalanan ke organ kekebalan tubuh lainnya : sel T ke

timus, dan sel B ke limpa. Disini, mereka akan menjalani proses pematangan

lebih lanjut. Kemudian, sebagian besar lainnya meninggalkan sumsum tulang,

sel - sel dewasa yang berfungsi penuh.

Sumsum tulang bertanggung jawab untuk produksi selsistem kekebalan

tubuh yang penting seperti sel B, granuosit, sel - sel pembunuh alami dari

timosit dewasa. Hal ini juga menghasilkan sel - sel daarah merah dan platelet.

5
b. Kelenjar timus

Kelenjar timus merupakan suatu jaringan limfatik yang terletak di

sepanjang trakea dirongga dada bagian atas dan paling aktif memproduksi

sejumlah limfosit selama masa anak – anak. Fungsi utama dari kelenjar

timus adalah meproses limfosit muda menjadi T limfosit ( menghasilkan sel

T matang).

Sel – sel yang belum matang diproduksi di sumsum tulang, bermigrasi dan

datang ke timus, dimana proses pematangan berlangsung. Proses

pematangan ini adalah salah satu hal yang luar biasa, karena memungkinkan

hanya sel – sel T menguntungkan yang akan masuk ke dalam pembuluh

darah. Sedangkan sel T yang membangkitkan respon autoimun yang

merugikan dieliminasi. Proses ini juga dikenal sebagai seleksi thymus.

Setelah proses ini selesai, sel T dewasa sepenuhnya dan mulaiberedar dalam

pembuluh darah.

6
c. Limfa

Limfa adalah organ system kekebalan tubuh yang terdiri dari sel – T, sel –

b, sel – sel pembunuh alami, makrofag, sel dendritik dan sel darah merah.

Limfa terdiri dari 2 bagian, yaitu pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang

baru dibuat di pulp putih mula – mula dipindahkan ke pulp merah, lalu

mengikuti aliran darah. Tugas limfa, seperti berkontribusi pada produksi sel

fagositosis, perlindungan sel darah merah,dan pembangunan kekebalan.

Limfa bertindak sebagai filter imunologi darah dan menjebak benda asing,

yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limfa. Ketika makrofag dan sel

dendritik membawa antigen ke limfamelalui aliran darah, sel – sel B dalam

limfa bisa diaktifkan dan menghasilkan antibody dalam tingkat yang besar.

Dengan demikian, limfa juga dapat dikenal dsebagain pusat konferensi

imunologi. Selain itu, limfajuga membentuk lokasi kehancuran sel darah

merah yang lama.

Dalam kedua kasus, limfosit akan mati jika mereka mengenali antigen diri

yang membantu untuk menghilangkan kemungkinan bahwa system akan

menghasilkan sel yang reaktif pada diri sendiri.

7
1). Sewaktu masa janin limfa membentuk sel darah merah dan mungkin pada

dewasa juga mengerjakannya bila sumsumtulang rusak.

2). Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan darisirkulasi.

3). Limfa juga menghasilkan limfosit.

4). Limfa juga bertugas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.

Sebagai bagian dari system retikulo endoteleal.limfa juga terlibatdalam

perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat – zat antibody.

d. Kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening adalah bagian kecil jaringan yang putus – putus

sepanjang system limfatik. Kelenjaradalah pusat kegiatan dimana limfosit

terus beredar dari jaringan kekelenjar getah bening dan kembali lagi,

melaluialiran darah dan pembuluh limfatik.

Sama seperti cara limfa menyaring darah, kelenjar getah bening ini,

menyaring cairan interstisial yang hadir antara sel – sel tubuh manusia.

8
Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh system limfatik tubuhdan

tidak lain hanyalah agregasi jaringan.

Kelenjar getah benin yang terdiri dari sebagian besar sel B, sel T,

makrofag dan sel dendritik. Mereka bertindak sebagai filter imunologi dan

menguras getah bening dari sebagian besar jaringan tubuh dan menyaring

antigen hadir di dalamnya,sebelum mengizinkan getah bening untuk

kembali ke sirkulasi.

Jika limfosit mengenali antigen, mereka menjadi aktif.mrekan berhenti

beredar di seluruh tubuh dan sebaliknya, tinggal di kelenjar getah bening

dan mulaimemperbanyak, sehingga melepaskan respon imun. Hal ini

adalah mengapa kelenjar getah bening menjadi bengkak dan lembu sebagai

akibat dari infeksi.

2. Organ lain dari system imun

a. Adenoid

9
Adenoid terletak di belakang rongga hidung, dimana bagian dari

rongga hidung memenuhi faring. Adenoid muncul sebagai satu rumpun dari

jaringan spons yang membentuk garis pertahanan pertaama dalam tubuh

fungsi ademoid adalah untuk menghentikan bakteri dan organism penyebab

infeksi lainnya dari menginfeksi organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan

limfoid terutama yang bertindak sebagai flter dalam tubuh, dengan menjebak

bakteri dan virus. Antibody yang hadir didalam adenoid membantu melawan

infeksi. Pada anak – anak organ ini sangan bermanfaat, namun, itu menyusut

pada saat anak memasuki remaja dan tidak ada pada orang dewasa.

b. Amandel atau tonsil

10
Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari kumpulan –

kumpulan limfosit. Ada dua massa jaringan kelenjar lembut di kedua sisi

bagian belakang mulut. Mereka terlihat pada cermin. Tonsil buka

merupakan kelnjar karena tidak memiliki pembuluh limfa afferent, oleh

sebab itu tonsil tidak menyaring cairan limfa. Seiring dengan adenoid,

amandel juga membentuk garis pertahanan pertama terhadap infeksi.

Tonsil terletak pada :

- Dinding dalam nosopharynx ( tonsila pharingea )

- Fosa tonsilaris di samping belakang lidah 9 tonsil palatine )

- Di bawah lidah ( tonsila liqualis ).

Fungsi utama amandel adalah untuk menjebak bakteri dan virus dari

udara yang dihirup. Limfosit dan antibody hadir didalamnya membantu

membunuh bakteri, sehingga memainkan peran penting dalam melindungi

tubuh. Fungsi lainnya adalah untuk memproduksi limfatik dan antibody

yang kemudian akan masuk ke dalamcairan limfa. Amandel

mencapaikematangan saat remaja.

2.3 Kimia Dan Biokimia Sistem Imun

1. Kimia

Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit,sekresi asam lemak dan asam laktat

melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air

liur, urin, asam lambung serta lisosom dalamair mata.

2. Biokimia

Lisozim dan fosfolipase yang terdapat pada air mata dan saliva mampu

melisiskan lapisan peptidoglikan dinding bakteri. Asam lemak yang dilepaskan

11
oleh kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga

dapat mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit. Asam hidroklorida

dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus

membantu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi oleh

mikroba.

2.4 Mekanisme Imunitas

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan

membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam

pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,

bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan

memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat

berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan

memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang

menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh

sistem enzim yang melindungi terhadap infeksivirus. Mekanisme imun lainnya yang

berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman,

ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang

disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen. Mekanisme yang lebih

berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya evolusi

vertebrata.Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ

tubuh dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai

12
bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi

untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat

memori imunologis dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan

pada masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah

basis dari vaksinasi.

Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga

berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit

defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya,

menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab dari

penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh

farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun. Penyakit autoimun

menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti

jaringan tersebut merupakan benda asing.Penyakit autoimun yang umum termasuk

rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting

imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.

Mekanisme imunitas

13
1). Fagosit monokulear

Sistem fagosit monokulear terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan

makrofag dalam jaringan

a. Monosit

Selama hematopoiesis dalam sumsum tulang, sel progenitor

granulosit/monosit berdiferensiasi menjadi premonosit yang

meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam sirkulasi untuk

selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang dan berperan dalam

berbagai fungsi.Monosit adalah fagosit yang didistribusikan secara luas

sekali di organ limfoid dan organ lainnya.

b. Makrofag

Monosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makrofag

residen, berbentuk khusus yang tergantung dari alat/jaringan yang

ditempati, dan dinamakan sesuai dengan lokasi jaringan sebagai berikut:

1) Usus : makrofag intestinal

2) Kulit : sel dendritik atau sel langerhans

3) Paru : makrofag alveolar, sel langerhans

4) Jaringan ikat : histiosit

5) Hati : sel kuppfer

6) Ginjal : sel mesangial

7) Otak : sel microglia

8) Tulang : osteoklas

14
Makrofag di aktifkan oleh berbagai rangsanggan, dapat memakan,

menangkap, mencerna anti gen eksogen, seluruh mikro organisme,

partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel penjamu yang cedera

atau mati.Makrofag sel utama fagositosis. Terdiri dari 2 macam :

makrofag bebas dan makrofag fiksasi (tinggal di organ). Sel makrofag

sebagai sel APC (Antigen Presenting Cell) yang mempunyai molekul

MHC. MHC kelas I aken mengaktivasi sel Tc, Kelas II mengaktivasi sel

Th, MHC kelas III menstimulasi sistem komplemen.

2). Fagosit polimorfonuklear

Fagosit polimorfonuclear atau polimorf atau granulosit dibentuk dalam

sumsum tulang dalam kecepatan 8 juta/menit dan hidup selama 2-3 hari,

sedang monosit/makrofag dapat hidup untuk beberapa bulan sampai tahun.

Granulosit merupakan sekitar 60-70% dari seluruh jumlah sel darah

putihnormal dan dapat keluar dari pembuluh darah.

Granulosit dibagi menurut pewarnaan histologik menjadi neutrofil dan

eosinofil.

a. Neutrofil

Merupakan sebagian besar dari leukosit dalam sirkulasi.Biasanya hanya

berada dalam sirkulasi kurang dari 7-10 jam sebelum bermigrasi ke

jaringan, dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan. Neutrofil

mempunyai reseptor untuk IgGdan komplemen

b. Eosinofil

Merupakan 2-5% dari sel darah putih orang sehat tannpa alergi. Seperti

neutrofil, eosinofil juga dapat berfungsi sebagai fagosit.Eosinofil dapat

15
pula di rangsang untuk degranulasi seperti halnya dengan sel mast dan

basofil serta melepas mediator.Eosinofil juga berperan dalam imunitas

parasit dan memiliki berbagai reseptor.Fungsi utama eosinofil adalah

melawan infeksi parasit dan dapat juga memakan antigen antibody.

2.5 Respons Imunitas

1. Sistem Imun Nonspesifik

Imunitas nonspesifik berupa komponen normal tubuh yang merupakan

pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat

memberikan respon langsung. Selalu ditemukan pada individu sehat dan siap

mencegah bahan asing masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya.

Disebut nonspesifik karena tidak menunjukan spesifitas terhadap bahan asing

dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen. Sistem imun

nonspesifik terdiri dari:

1) Pertahanan fisik/mekanik.

Kulit, selaput lendir, silia saluran pernapasan merupakan barier fisik yang

sulit untuk ditembus oleh sebagian besar zat yang dapat menginfeksi

tubuh.Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang

utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba

2) Pertahanan biokimia

Lisozim dan fosfolipase yang terdapat pada air mata dan saliva mampu

melisiskan lapisan peptidoglikan dinding bakteri. Asam lemak yang

dilepaskan oleh kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein membran

sel sehingga dapat mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit. Asam

16
hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam

usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi

oleh mikroba.

3) Pertahanan humoral

Sekali mikroorganisme dapat menembus barrier jaringan maka sistem imun

nonspesifik lainnya akan bekerja, antara lain adalah inflamasi akut. Sistem

komplemen merupakan suatu faktor pada mekanisme pertahanan humoral

yang nonspesifik. Apabila sistem komplemen teraktivasi maka akan

meningkatkan permiabilitas pembuluh darah, merangsang mobilisasi sel-sel

fagosit dan mampu melisiskan atau melakukan opsonisasi sel-sel bakteri.

Laktoferin dan transferin dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Interferon merupakan protein yang dapat menghambat replikasi dari virus di

dalam sel hospes dan mengaktifkan aktivitas sel NK (natural killer).

Lisozim suatu enzim yang dapat merusak dinding sel bakteri. Interleukin-1,

selain bersifat sebagai antimikroba juga dapat menginduksi demam dan

merangsang produksi berbagai protein fase akut.

4) Pertahanan seluler

Pertahanan seluler mempunyai fungsi utama fagositosis. Fagosit, sel NK,

sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik seluler.

Neutrofil merupakan sel pertama yang dikerahkan ke tempat infeksi yang

akan menelan dan membunuh mikroorganisme secara intraseluler. Basofil

17
dan sel mast mengeluarkan histamin dan heparin yang juga terlibat dalam

manifestasi reaksi alergi. Eosinofil berperan dalam membunuh parasit dan

berperan penting dalam reaksi alergi. Makrofag selain berfungsi untuk

memfagositosis juga membunuh mikroorganisme. Sel NK dapat membunuh

virus dan sel-sel tumor.

2. Sistem Imun spesifik

Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik mempunyai

kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda

asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun

spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem

imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda

asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan

olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing

yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistm ini disebut spesifik.Ada dua tipe

imunitas yang didapat yakni imunitas seluler dan imunitas humoral.

1) Sistem Imunitas Humoral

Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit

B. Limfosit B yang dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi,

berdiferensiasi, dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi

antibodi.

2) Sistem Imunitas Seluler

18
Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah

limfosit T. Terdapat dua subpopulasi utama sel T, yaitu sel CD8+ atau sel

T sitotoksik dan sel CD4+ atau sel T-helper. Sel T sitotoksik berfungsi

menghancurkan sel pejamu yang mengandung benda asing contohnya

virus, sel kanker yang memiliki protein mutan akibat transformasi maligna

dan sel cangkokan. Sedangkan sel T-helper akan meningkatkan

pembentukan sel B yang distimulasi antigen menjadi sel plasma penghasil

antibodi, meningkatkan aktivitas sel sitotoksik yang sesuai, dan

mengaktifkan makrofag. Sel T-helper tidak secara langsung ikut serta

dalam dekstruksi imun pathogen yang masuk. Sebaliknya, sel-sel ini

memodulasi aktivitas sel imun lain.Terdapat tiga fase terjadi yaitu, Fase

Pengenalan , Sistem pengenalan antigen oleh sel T dibantu oleh suatu

produk gen polimorfik MHC. MHC kelas I pada dasarnya dihasilkan oleh

semua sel berinti di dalam tubuh, sementara sel khusus lainnya

menghasilkan MHC kelas II. Fase aktivasi merupakan rangkaian peristiwa

yang diinduksi oleh limfosit akibat pengenalan antigen spesifik. Limfosit

akan mengalami dua perubahan besar dalam merespon antigen yaitu, yang

pertama mereka akan berproliferasi dan mengadakan amplifikasi sehingga

bertambah banyak dan yang kedua, mereka mengalami diferensiasi ke

dalam sel efektor yang berfungsi mengeliminasi antigen atau menjadi sel

memori dan Fase efektor merupakan tahapan dimana limfosit yang secara

spesifik diaktivasi oleh antigen dapat melaksanakan fungsi untuk

mengeliminasi antigen. Limfosit yang berfungsi dalam fase efektor respon

imun disebut sebagai sel efektor. Fase ini melibatkan diferensiasi sel T dan

sel B yang dibangkitkan selama fase aktivasi, juga dipicu oleh respon imun

19
non spesifik (alamiah). Contoh, antibody mengikat antigen asing dan

memperkuat fagositosis oleh neutrophil dan makrofag di dalam darah.

Antibodi juga mengaktivasi sistem plasma protein (komplemen) yang

berpartisipasi dalam melisiskan dan fagositosis mikroba.

3. Makrofag

Makrofag diproduksi di sumsum tulang dari sel induk myeloid melalui

stadium promonosit. Sel yang belum berkembang sempurna ini masuk ke aliran

darah sebagai monosit. Monosit berperan sebagai APC (Antigen Presenting

Cell) mengenal, menyerang mikroba dan sel kanker dan juga memproduksi

sitokin seperti IL-1, IL6, dan TNF-α. Selanjutnya setelah 24 jam di dalam

peredaran darah monosit bermigrasi ke tempat tujuan di berbagai jaringan

untuk berdiferensiasi sebagai makrofag jaringan. Masa hidup makrofag dapat

mencapai beberapa bulan bahkan tahun, umurnya lebih panjang dibandingkan

sel-sel polimorfonuklear (PMN) yang hanya hidup 2-3 hari.

Makrofag memfagositosis partikel asing seperti mikroorganisme,

makromolekul termasuk antigen bahkan sel atau jaringan sendiri yang rusak

atau mati. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tahapan sebagai

berikut:

1) Kemotaksis yaitu suatu rangsangan kimiawi yang mendorong sel fagosit

bergerak kearah mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

2) Adhesi, penempelan sel fagosit dengan mikroorganisme atau bahan asing

lainnya. Dalam keadaan tertentu penempelan sel berjalan dengan lebih

mudah apabila mikroorganisme terlebih dahulu diselubungi oleh protein

serum tertentu yang disebut dengan opsonisasi. Protein yang dapat bertindak

20
sebagai opsonin ini antara lain adalah komponen protein dari sistem

komplemen dan molekul antibodi.

3) Ingestion, yaitu suatu proses dimana sel fagosit memanjang membentuk

pseudopodia dan mengurung mikroorganisme.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis

yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem

kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi

bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.

Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,

sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,

dapat berkembang dalam tubuh. System kekebalantubuh terdiri dari organ system

kekebalan tubuh, yang pada gilirannya terdiri dari beberapa sel yang saling

bergantung yang membunuh tumor dan sel – sel parasit, menghancurkan sel – selvirus

yang terinfeksi dan menelan bakteri.

3.2 Saran

Sebagai seorang perawat, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan tindakan

perawatan dalam asuhan keperawatan. Perawat harus mampu mamahami faktor

psikologis dan emosional yang berhubungan dengan diagnosa penyakit, dan perawat

juga harus terus mendukung pasien dan keluarga dalam menjalani proses penyakitnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th ed. WB

Saunders Company Saunders, Philadelphia. 2. Baratawidjaja, K.G.,

Rahma, Josephine. 2013. system imun Tubuh. Avaliable From : URL :

http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf\

Sekar, Dinda. 2014. Sistem Imun Tubuh Manusia. Avaliable From : URL :

http://eprints.undip.ac.id/44549/3/Dinda_Sekar_Paramitha_22010110120033_Bb2KT

I.pdf

Suardana, IB Kade. 2017. Diktat Imunologi Dasar Sistem Imun. Avaliable From : URL :

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b0

7f14bc03c.pdf

Tizard. 2004. Veterinary Immunology. An Introduction. 6th ed. WB

Saundres Company. Philadelpia.

23

Anda mungkin juga menyukai