Oleh
Kelompok III
Nama Kelompok :
1. Dewa Ayu Sri Purniati (18.321.2865)
2. Komang Elly Merlina (18.321.2875)
3. Ni Kadek Pebby Purnama Dewi (18.321.2882)
4. Ni Kadek Riski Dwiyanti (18.321.2883)
5. Ni Kadek Widya Antari (18.321.2884)
6. Ni Kadek Yuli Damayanti (18.321.2885)
7. Ni Ketut Putri Wulandari (18.321.2886)
8. Ni Ketut Verawati Nandini (18.321.2887)
9. Ni Komang Milandani (18.321.2888)
10. Ni Komang Muliadnyani (18.321.2889)
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
karya tulis yang berjudul “Anatomi Fisiologi, Kimia dan Biokimia sistem Imun” ini dapat
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
II, dalam menempuh pendidikan Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal berkat bantuan dan dukungan dari
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari
sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan
misalnya sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesah-gesah, dan malam
karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang
Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun, lesu, cepat
lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak orang yang masih muda
banyak yang mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern
serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh
seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada
usia dini.
1
3. Untuk mengetahui kimia dan biokimia sistem imun
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan
juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti
yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin,
yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.
Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang
disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan
sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang,
kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ
3
lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan
respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-
tubuh dari parasit, bakteri, virus, infeksi jamur dan pertumbuhan sel tumor. System
kekebalantubuh terdiri dari organ system kekebalan tubuh, yang pada gilirannya
terdiri dari beberapa sel yang saling bergantung yang membunuh tumor dan sel – sel
berkontribusi dalam respon imun, atau bertindak sebagai lokasi untuk fungsi
kekebalan tubuh.
a. Sumsum tulang
muda yang akan diproses pada timus atau tempat – tempat lainnya untuk
rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian sel darah
baru. Ada dua jenis sumsum yaitu, sumsummerah yang memproduksi sel
4
darah merah, trombosit, dan sebagian besar sel darah putih, dan sumsum
Semua sel – sel system kekebalan tubuh manusia terbentuk pada sumsum
Dari proses hematopoiesis, satu sel berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel,
termasuk sel – sel myeloid dalam fagosit dan granulosit, dan sel- sel
pembunuh alami.
timus, dan sel B ke limpa. Disini, mereka akan menjalani proses pematangan
tubuh yang penting seperti sel B, granuosit, sel - sel pembunuh alami dari
timosit dewasa. Hal ini juga menghasilkan sel - sel daarah merah dan platelet.
5
b. Kelenjar timus
sepanjang trakea dirongga dada bagian atas dan paling aktif memproduksi
sejumlah limfosit selama masa anak – anak. Fungsi utama dari kelenjar
T matang).
Sel – sel yang belum matang diproduksi di sumsum tulang, bermigrasi dan
pematangan ini adalah salah satu hal yang luar biasa, karena memungkinkan
Setelah proses ini selesai, sel T dewasa sepenuhnya dan mulaiberedar dalam
pembuluh darah.
6
c. Limfa
Limfa adalah organ system kekebalan tubuh yang terdiri dari sel – T, sel –
b, sel – sel pembunuh alami, makrofag, sel dendritik dan sel darah merah.
Limfa terdiri dari 2 bagian, yaitu pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang
baru dibuat di pulp putih mula – mula dipindahkan ke pulp merah, lalu
mengikuti aliran darah. Tugas limfa, seperti berkontribusi pada produksi sel
Limfa bertindak sebagai filter imunologi darah dan menjebak benda asing,
yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limfa. Ketika makrofag dan sel
limfa bisa diaktifkan dan menghasilkan antibody dalam tingkat yang besar.
Dalam kedua kasus, limfosit akan mati jika mereka mengenali antigen diri
7
1). Sewaktu masa janin limfa membentuk sel darah merah dan mungkin pada
4). Limfa juga bertugas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.
Kelenjar getah bening adalah bagian kecil jaringan yang putus – putus
terus beredar dari jaringan kekelenjar getah bening dan kembali lagi,
Sama seperti cara limfa menyaring darah, kelenjar getah bening ini,
menyaring cairan interstisial yang hadir antara sel – sel tubuh manusia.
8
Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh system limfatik tubuhdan
Kelenjar getah benin yang terdiri dari sebagian besar sel B, sel T,
makrofag dan sel dendritik. Mereka bertindak sebagai filter imunologi dan
menguras getah bening dari sebagian besar jaringan tubuh dan menyaring
kembali ke sirkulasi.
adalah mengapa kelenjar getah bening menjadi bengkak dan lembu sebagai
a. Adenoid
9
Adenoid terletak di belakang rongga hidung, dimana bagian dari
rongga hidung memenuhi faring. Adenoid muncul sebagai satu rumpun dari
infeksi lainnya dari menginfeksi organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan
limfoid terutama yang bertindak sebagai flter dalam tubuh, dengan menjebak
bakteri dan virus. Antibody yang hadir didalam adenoid membantu melawan
infeksi. Pada anak – anak organ ini sangan bermanfaat, namun, itu menyusut
pada saat anak memasuki remaja dan tidak ada pada orang dewasa.
10
Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari kumpulan –
kumpulan limfosit. Ada dua massa jaringan kelenjar lembut di kedua sisi
sebab itu tonsil tidak menyaring cairan limfa. Seiring dengan adenoid,
Fungsi utama amandel adalah untuk menjebak bakteri dan virus dari
1. Kimia
Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit,sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air
2. Biokimia
Lisozim dan fosfolipase yang terdapat pada air mata dan saliva mampu
11
oleh kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga
dapat mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit. Asam hidroklorida
dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus
mikroba.
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang
sistem enzim yang melindungi terhadap infeksivirus. Mekanisme imun lainnya yang
berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman,
ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang
vertebrata.Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ
tubuh dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai
12
bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi
untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat
memori imunologis dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan
pada masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah
defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya,
rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting
imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
Mekanisme imunitas
13
1). Fagosit monokulear
a. Monosit
b. Makrofag
8) Tulang : osteoklas
14
Makrofag di aktifkan oleh berbagai rangsanggan, dapat memakan,
partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel penjamu yang cedera
MHC. MHC kelas I aken mengaktivasi sel Tc, Kelas II mengaktivasi sel
sumsum tulang dalam kecepatan 8 juta/menit dan hidup selama 2-3 hari,
eosinofil.
a. Neutrofil
b. Eosinofil
Merupakan 2-5% dari sel darah putih orang sehat tannpa alergi. Seperti
15
pula di rangsang untuk degranulasi seperti halnya dengan sel mast dan
memberikan respon langsung. Selalu ditemukan pada individu sehat dan siap
1) Pertahanan fisik/mekanik.
Kulit, selaput lendir, silia saluran pernapasan merupakan barier fisik yang
sulit untuk ditembus oleh sebagian besar zat yang dapat menginfeksi
tubuh.Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang
2) Pertahanan biokimia
Lisozim dan fosfolipase yang terdapat pada air mata dan saliva mampu
sel sehingga dapat mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit. Asam
16
hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam
oleh mikroba.
3) Pertahanan humoral
nonspesifik lainnya akan bekerja, antara lain adalah inflamasi akut. Sistem
Lisozim suatu enzim yang dapat merusak dinding sel bakteri. Interleukin-1,
4) Pertahanan seluler
sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik seluler.
17
dan sel mast mengeluarkan histamin dan heparin yang juga terlibat dalam
kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda
asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun
spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem
imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda
asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan
olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing
yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistm ini disebut spesifik.Ada dua tipe
Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit
antibodi.
18
Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah
limfosit T. Terdapat dua subpopulasi utama sel T, yaitu sel CD8+ atau sel
T sitotoksik dan sel CD4+ atau sel T-helper. Sel T sitotoksik berfungsi
virus, sel kanker yang memiliki protein mutan akibat transformasi maligna
memodulasi aktivitas sel imun lain.Terdapat tiga fase terjadi yaitu, Fase
produk gen polimorfik MHC. MHC kelas I pada dasarnya dihasilkan oleh
akan mengalami dua perubahan besar dalam merespon antigen yaitu, yang
dalam sel efektor yang berfungsi mengeliminasi antigen atau menjadi sel
memori dan Fase efektor merupakan tahapan dimana limfosit yang secara
imun disebut sebagai sel efektor. Fase ini melibatkan diferensiasi sel T dan
sel B yang dibangkitkan selama fase aktivasi, juga dipicu oleh respon imun
19
non spesifik (alamiah). Contoh, antibody mengikat antigen asing dan
3. Makrofag
stadium promonosit. Sel yang belum berkembang sempurna ini masuk ke aliran
Cell) mengenal, menyerang mikroba dan sel kanker dan juga memproduksi
sitokin seperti IL-1, IL6, dan TNF-α. Selanjutnya setelah 24 jam di dalam
makromolekul termasuk antigen bahkan sel atau jaringan sendiri yang rusak
berikut:
serum tertentu yang disebut dengan opsonisasi. Protein yang dapat bertindak
20
sebagai opsonin ini antara lain adalah komponen protein dari sistem
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,
dapat berkembang dalam tubuh. System kekebalantubuh terdiri dari organ system
kekebalan tubuh, yang pada gilirannya terdiri dari beberapa sel yang saling
bergantung yang membunuh tumor dan sel – sel parasit, menghancurkan sel – selvirus
3.2 Saran
psikologis dan emosional yang berhubungan dengan diagnosa penyakit, dan perawat
juga harus terus mendukung pasien dan keluarga dalam menjalani proses penyakitnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th ed. WB
http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf\
Sekar, Dinda. 2014. Sistem Imun Tubuh Manusia. Avaliable From : URL :
http://eprints.undip.ac.id/44549/3/Dinda_Sekar_Paramitha_22010110120033_Bb2KT
I.pdf
Suardana, IB Kade. 2017. Diktat Imunologi Dasar Sistem Imun. Avaliable From : URL :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b0
7f14bc03c.pdf
23