Anda di halaman 1dari 39

TERNATE–PM.

com, Seorang siswa kelas II di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) di Kota Ternate, ditemukan tewas di rumahnya di Kelurahan Tabam Kecematan
Ternate Utara,  dalam keadaan tergantung diri.
Informasi yang dihimpun wartawan, korban yang diketahui berinisial MAG (16) ini,
diduga mengakhiri hidupnya sekitar pukul 16:00 WIT dengan cara gantung diri
menggunakan seutas tali jemuran.
Anak kedua dari lima bersaudara ini ditemukan oleh salah satu adiknya bernama Irawati
dalam kondisi masih mengenakkan pakaian seragam sekolah. Irawati menceritakan,
awal baru pulang bermain, dirinya belum sempat membuka pintu sudah melihat
kakaknya sudah tergantung tepatnya di ruang tamu. “Setelah melihat almarhum sudah
gantung diri, saya langsung lari meminta tolong kepada warga. Tidak lama kemudian
warga datang dan membuka pintu untuk membantu,” kata Irawati
 Keadaan berisiko, menyakiti diri sendiri atau
lakukan tindakan yg dapat mengancam
kehidupan

 Kematian yang ditimbulkan diri sendiri dan


disengaja dengan tindakan sadar dilakukan
pasien untuk akhiri kehidupan.
> 50 % berhub episode depresi
 WHO 2003 : 1 juta/tahun
 40 detik : 1 org bunuh diri
 Jakarta 1995-2004 : 5,8/100.000 penduduk
 Laki-laki > wanita  3 : 1
 Wanita 4x lebih sering dibanding laki
 Cara BD :
 Laki : gantung diri, menembak, dan meloncat
 Wanita : over dosis, tenggelam

 BD efek buruk keluarga dan masyarakat

 AngkaBD indeks perasaan tak bahagia dan


gangguan emosional
KOGNITIF AFEKTIF
 Berpikir negatif tentang diri  Terlihat putus asa
dan lingkungan  Harga diri rendah
  Terlihat tidak membutuhkan
Timbul dorongan/stimulus
untuk mati saja pertolongan
  Selalu merasa gagal, tidak
Memikirkan metode yang
sesuai berguna, tidak berharga
 Menunjukan mood yang depresif
 Memilih cara, alat, waktu dan  Merasa gagal dalam problem
tempat

solving
Memahami dampak dari  Terlihat pucat, mata merah,
tindakan kusut, cekung seperti kurang
 Menyiapkan cara lain jika gagal tidur
FISIOLOGIS PERILAKU

 Penurunan kadar serotonin  Gelisah/agitasi


(5 HT)  Berperilaku diluar
 Peningkatan kadar kortisol kekerasan/normal
 Berbicara lamban
di urin
  Menarik diri
Peningkatan TSH
  Tidak konsentrasi
Peningkatan TRH
 Tidak bisa tidur
 Peningkatan tofranil
 Tidak mau makan
 Penurunan monoamin  Impulsif, agresif
oksidase trombosit  Menunjukan ras bermusuhan
SOSIAL

 Ketidakmampuan untuk
berkomunikasi
/mengungkapkan
perasaaan
 Aneh dengan lingkungan
 Kemampuan sosialnya
mengalami penurunan
 Sulit berinteraksi
 Menarik diri
RENTANG RESPON PERLINDUNGAN DIRI

Respon maladaptif
Respon adaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencedera Bunuh diri


diri Peningkatan destruktif diri an diri
resiko tak langsung
1. Faktor Sosial
TEORI DURKHEIM
 BD Egoistik : sulit integrasi dg lingkungan, kepribadian
kegagalan

 BD Altruistik : loyalitas berlebih thd agama dan


kepercayaan.

 BD Anomik : integrasi thd masyarakat terganggu, tdk ikut


norma perilaku dan kebiasaan.
exam : perceraian, PHK
2. Faktor Psikologis
 Teori Freud : Agresi dibelokkan kedalam
Ragu BD tanpa keinginan untuk bunuh org lain yg telah
direpresikan.

 Teori Menninger
BD sbg pembunuhan yg diretrofleksikan, pembunuhan yg
dibalik arah akibat marah kpd orang lain.

 Teori Aaron Beck


Depresi yg mulai pulih (paradoxal suicide)
Putus asa (hopelessness) indikator akurat risiko BD jangka
panjang
3. Faktor Biologis
 Genetika
Riset : 10x lebih besar tjd pada keluarga laki-laki
percobaan bunuh diri

 Neurokimiawi
Riset : ada korelasi fungsi neurokimia dg SSP
Kadar enzim terendah pada trombosit prevalensi
BD 8 x lebih besar.
BIOLOGIS

  Status nutrisi : adanya gangguan


Latar belakang genetik :
 Riwayat bunuh diri pada nutrisi ditandai dengan
keluarga penurunan berat badan
 Riwayat kesehatan umum,
 Riwayat gangguan mood dan kurang tidur, gangguan irama
ansietas pada keluarga sirkadian, kelemahan, infeksi,
 Riwayat gangguan psikiatrik penurunan aktivitas, malas
pada keluarga berinteraksi dengan orang lain
 Kembar monozigot memiliki  Sensitivitas biologi : riwayat
resiko penggunaan obat
 Neurotransmitter serotonin
menurun
PSIKOLOGIS
 Keterampilan verbal :  Pengalaman masa lalu :
komunikasi tertutup, komunikasi kehilangan karir, harta, jabatan,
dengan emosi berlebihan, kegagalan berulang, orang tua
komunikasi peran ganda, gagap otoriter dan broken home dan
 Moral : riwayat tinggal pilih kasih, penolakan dan
dilingkungan broken home, penilaian negatif
 Konsep diri : ideal diri yang tidak
panti asuhan, panti sosial,
pesantren, biara dan lapas realistik, HDR, identitas tidak
 Kepribadian : mudah kecewa, jelas, krisis peran dan gambaran
diri negatif
putus asa,tidak mempu  Motivasi : kurangnya penghargaan
membuat keputusan, menutup
dan riwayat kegagalan
diri dan cemas yang tinggi
 Pertahanan psikologis :
riwayat koping tidak efektif
dan gangguan
perkembangan
 Self kontrol : tidak mampu
berkonsentrasi dan
mengontrol stimulasi
negatif tentang dirinya
SOSIAL
 Usia : riwayat tugas  Status sosial : tuna wisma dan
perkembangan yang tidak selesai terisolasi
 Gender : riwayat ketidakjelasan  Latar belakang budaya : nilai dan
identitas, adanya kegagalan budaya yang bertentangan
peran gender dengan nilai kesehatan
 Pendidikan : rendah, putus  Agama/keyakinan : sifat religi
sekolah dan gagal sekolah dan keyakinan yang berlebihan
 Pendapatan : riw. Penghasilan atau kurang
yang rendah dan tidak ada  Keikutsertaan dalam politik :
kemandirian gagal dalam berpolitik/
 Pekerjaan : riw pekerjaan dengan berorganisasi
stressfull dan resiko tinggi
 Pengalaman sosial :  Peran sosial : stigma
bencana alam, kerusuhan, negatif, diskriminasi dan
tekanan dalam pekerjaan, praduga negatif
sulit mendapatkan ketidakmampuan untuk
pekerjaan berkomunikasi, acuh
dengan lingkungan,
kemampuan sosialnya
menurun, sulit berinteraksi
dan menarik diri
ORIGIN TIMING
 Internal  Waktu terjadinya stressor,
Persepsi individu :riwayat munculnya stressor pada
kegagalan mempersepsikan saat kondisi yang tidak
sesuatu yang diyakini gagal = tepat
tidak berguna= mati 
 Eksternal
Lamamnya sterssor
terjadi : tiba – tiba dan
Keluarga dan masyarakat :
Riwayat kegagalan keluarga dan bertahap,frekuensi stressor
masyarakat dalam terjadi saling berdekatan
mempersepsikan klien dan dan berulang
apa yang telah dilakukan klien
No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

1 Umur > 45 th / akil baliq 24-45 th/ < 12 th


2 Jenis Kelamin Pria Wanita

3 Status kawin Cerai. Pisah, Kawin


janda, duda
4 Hidup sosial terisolasi Aktif b’masy
5 Keahlian Profesional, Dr, buruh
ahli hukum, mhsw
6 Pekerjaan Pengangguran bekerja

7 Kshtan Fisik Kronis/terminal Tak ada mas medis


serius
No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

8 Keshtn Depresi, delusi, Gg kepribadian


Mental halusinasi
9 Obat dan Kecanduan Tidak pernah
alkohol
10 Usaha BD Minimal 1 X Tidak pernah
sblmnya

11 Rencana Pasti/spesifik Kabur (samar)

12 Cara Tembak, loncat, Minum obat, racun


gantung diri

13 Tersedianya Selalu tersedia Tidak tersedia


alat
 Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan
besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenal tiga macam
perilaku bunuh diri, yaitu:
 Isyarat bunuh diri
 Ancaman bunuh diri
 Percobaan bunuh diri
 Isyarat bunuh diri
 Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan
berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”
 Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide
untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai
dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.

 Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti


rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak
berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal
negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan
harga diri rendah
 Ancaman bunuh diri
 Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh
pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan
rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan
alat untuk melaksanakan rencana tersebut

 Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh


diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh
diri.
 Walaupun dalam kondisi ini pasien belum
pernah mencoba bunuh diri, pengawasan
ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit
saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
 Percobaan bunuh diri
 Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien
mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri
kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi.
PERSONAL ABILLITY SOSIAL SUPPORT

 Tidak mampu  Hubungan tidak adekuat :


memecahkan masalah  Antar inidividu
 Mudah sakit  Dalam keluarga
 Kemampuan berhubungan  Dalam kelompok
kurang  Dalam masyarakat
 Hubungan dengan orang  Komitmen sosial tidak
lain tidak adekuat ademuat
 Pengetahuan dan
intelegensi rendah
 Identitas ego tidak adekuat
MATERIAL ASSET POSSITIVE BELIEFE

 Boros  Motivasi yang tidak


 Pelit konsisten
 Tidak punya tabungan  Penilaian negatif terhadap
 Tidak memiliki barang- pelayanan kesehatan
barang yang dianggap  Distress spiritual
berharga  Tidak menganggap itu
 Ekkonomi menengah ke sebagai gangguan
bawah
 Denial
 Supresi
 proyeksi
 Keluhan utama
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
 Konsep diri : Harga diri ( umumnya pasien
mengatakan hal – hal yang negatif tentang
dirinya yang menunjukan harga diri rendah)
 Alam perasaan : sedih, ketakutan, putus asa dan
gembira berlebihan (pasien umumnya merasakan
kesedihan dan keputusasaan yang sangat
mendalam)
 Interaksi selama wawancara : bermusuhan,
tidak kooferatif, mudah tersinggung, kontak
mata kurang, defensif dan curiga ( pasien
biasanya menunjukan kontak mata kurang)
 Afek : datar, tumpul, labil dan tidak sesuai
( pasien biasanya menunjukan afek yang
datar atau tumpul)
 Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian
masalah yang tidak baik) : minum alkohol, reaksi
lambat, bekerja berlebihann,
menghindar,mencederai diri dll (pasien biasanya
menyelesaikan masalah dengan cara menghindar
dan mencederai d iri)
 Masalah psikososial dan lingkungan : masalah
dengan dukungan keluarga dan masalah dengan
perumahan
 Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat
dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.

 Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat


merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat
pembagian tiga macam perilaku bunuh diri pada
halaman sebelumnya).
 Jikaditemukan data bahwa pasien
menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah:
 Harga diri rendah.
 Bila saudara telah merumuskan masalah ini,
maka tindakan keperawatan yang paling
utama dilakukan adalah meningkatkan harga
diri pasien (selengkapnya lihat modul harga
diri rendah).
Risiko bunuh diri
 Tindakan keperawatan untuk pasien
percobaan bunuh diri
 Tujuan : Pasien tetap aman dan
selamat
 Tindakan : Melindungi pasien
 Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba
bunuh diri, maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:
 Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan
ketempat yang aman
 Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,
gelas, tali pinggang)
 Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya,
jika pasien mendapatkan obat
 Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan
melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai