Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES IMUNITAS

OLEH

NAMA : ALPIN PUTRA PRADANA

NIM : 003SYE17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D3
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu


hingga selesainya tugas mata kuliah ini. Pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya
selama penyusunan makalah ini.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Mataram, Januari 2019

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan ........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh ............................................. 3
2.2 Fungsi Sistem Imun ....................................................................... 3
2.3 Komponen Sistem Imun................................................................. 4
2.4 Jenis-jenis Sistem Kekebalan Tubuh ............................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Imunofilaksis ................................................................ 12
3.2 Fungsi Imunoprofilaksis ................................................................ 12
3.3 Tindakan Imunoprofilaksi .............................................................. 12
3.4 jenis-jenis Imunisasi ....................................................................... 13
3.5 Jenis-jenis vaksin ........................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup
kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.
Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam
keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro,
in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin
ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin. Imunitas atau kekebalan
adalah sistem pada organisme yang bekerja melindungi tubuh terhadap pengaruh
antigen yang dapat bersifat patogen bagi tubuh.
Kata imun berasal dari bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka
terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Sistem imun
adalah suatu sistem dalam tubh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang
dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan
benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racun yang masuk ke dalam tubuh.
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka
sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut antibodi.
Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya
dari beberapa penyakit tertentu. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah
penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan System Kekebalan Tubuh Dan Fungsi
System Imun ?

1
2. Bagaimana komponen System Imun Dan Jenis-Jenis System Kekebalan
Tubuh ?
3. Apakah pengertian dari Imunofilaksis ?
4. Apa saja fungsi imunoprofilaksis dan Tindakan Imunoprofilaksis ?
5. Bagaimana jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian System Kekebalan Tubuh Dan Fungsi System
Imun
2. Untuk mengetahui komponen System Imun Dan Jenis-Jenis System
Kekebalan Tubuh
3. Untuk mengetahui pengertian Imunorpofilaksis
4. Untuk mengetahui fungsi imunoprofilaksis dan Tindakan Imunoprofilaksis
5. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi dan vaksin

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang dipakai yaitu menggunakan metode literature dari
internet sebagai sumber makalah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus
sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti
biasa.
2.2. Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
a. Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.
b. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan
komponen tubuh yang telah tua.
c. Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta
menghancurkannya. Sasaran utama : bakteri patogen & virus. Leukosit
merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag & sel mast).
Sel –sel efektor pada sistem imun : Leukosit Terdiri dari :
1) Neutrofil
Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan bahan yang
tidak perlu.
2) Eosinofil
Mengeluarkan zat zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan
berperan dalam manifestasi alergi.

3
3) Limfosit
a. Limfosit B
Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang secara
tidak langsung menyebabkan destruksi zat asing.
b. Limfosit T
Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung melalui cara
nonfagosit
4) Monosit
Berubah menjadi makrofag
Sistem imun menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang
disebut imunitas. Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk
memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam
tubuh.

2.3. Komponen Sistem Imun


Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih. Sistem
kekebalan tubuh berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. Berdasarkan adanya
bintik-bintik atau granular, Leukosit terbagi atas :
1. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil,
Acidofil/Eosinofil dan Neutrofil.
2. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan
Limfosit.
Selain itu, ada juga sel bernama Macrophage (makrofag), yang biasanya
berasal dari monosit. Makrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan
cara memakannya. Kemudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel
reseptor antigen yang hanya dapat mengenali satu antigen. Ada juga Sel Pemuncul
Antigen (Antigen Presenting Cells). Saat antigen memasuki memasuki sel tubuh,
molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan memunculkannya di hadapan
limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major Histocompability Complex
(MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC. MHC 1 menghadirkan antigen di hadapan

4
Limfosit T pembunuh dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan Limfosit T
Pembantu.
2.4. Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :
a) Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:
1) Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh
alami)
2) Kekebalan tubuh spesifik.
Ciri-cirinya :
a. Sistem ini tidak selektif, artinya semua benda asing yang masuk ke dalam
tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.
b. Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi
sebelumnya.
c. Eksposur menyebabkan respon maksimal segara Sistem ini memiliki
komponen-komponen yang mampu menagkal benda masuk ke dalam tubuh,
yakni :
1) Rintangan Mekanis
Rintangan mekanis merupakan sistem pertahanan tubuh yang pertama dan
umumnya terletak di bagian permukaan tubuh.
Terdiri atas :
a. Kulit
Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda
asing kecuali jika kulit dalam keadaan terluka. Asam lemak dan
keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah
benda asing masuk ke dalam tubuh.
b. Selaput Lendir
Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran
pernapasan dan saluran pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput

5
lendir berfungi dalam menangkap bakteri atau benda asing yang
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.
Contoh : Selaput Lender pada hidung. Selaput lender pada saluran
pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi sel diluar
system pencernaan.
2) Rambut-rambut halus: Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.
Contoh : Di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring
udara yang masuk melalui hidung.
3) Hasil Sekresi
Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia
dan enzim.
a. Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh (bakteri nonpatogen)
Berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan
masuk ke dalam tubuh.
b. Sel Darah Putih
Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing
berhasil melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam
tubuh,maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih
jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap
benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.
Mekanisme fagositosis:
1. Mikroba menempel ke fagosit.
2. Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba
3. Vesikula fagositik bersatu sengan lisosom
4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom
5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis
4) Sel Natural Killer
Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel
kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system

6
kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane
sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.
5) Protein Komplemen
Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel
darah putih. Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh
dengan cara:
a. Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin.
Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin
berfungsi sebagai penarik sel darah putih menuju ke infeksi ,
sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
b. Berperan dalam proses penghancuran membrane sel
c. Mikroorganisme yang menyerang tubuh.
d. Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.
6) Interferon
Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat tubuh
kita terserang virus. Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan
bereaksi dengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon juga dapat
merangsang limfosit untuk mengahncurkan dan membunuh sel-sel yang
terinfeksi virus.
7) Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif atau Kekebalan tubuh
buatan)
Kekebalan tubuh spesifik adalah system kekebalan yang diaktifkan oleh
kekebalan tubuh nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh
yang ketiga.
Ciri-cirinya :
1. Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
2. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua
jenis benda asing
3. Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya
4. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody)

7
5. Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal.
Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah:
1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat
merangsang terbentuknya antibodi. Antigen memiliki struktur tiga
dimensi dengan dua atau lebih determinant site. Determinant site
merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi
pengikatan pada antibodi. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri
atau zat kimia yang dikeluarkan mikroorganisme.
Jenis-Jenis Antigen:
a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya
berbeda.
c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.
d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur
antigen. Hapten hanya dapat berikatan dengan antibody apabila
disuntikkan ke dalam tubuh.
2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)
Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi
antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B
mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel akan bereplikasi untuk
menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan
menghasilkan antibodi dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel
limfosit B juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang
sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup lebih lama daripada sel
plasma.
3. Antibodi Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk
merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.
4. Antibodi monoclonal

8
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil
pengklonan satu sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit
kanker dan hepatisis
Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu
kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen dinding site, yakni tempat
melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi
lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

Jenis-jenis antibodi:
Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A,IgA) adalah antibodi
yang memainkan peran penting dalam imunitasmukosis (en:mucosal
immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus,
air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory I gA) dalam
perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah
penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen
konstan sIgA dengan ikatan komponen mukusmemungkinkan pengikatan
mikroba.
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D,IgD) adalah sebuah
monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan
pada permukaan pencerap sel bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD
dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam
mengendalikan produksi auto antibodi sel B. Rasio serum IgD hanya
sekitar 0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E,IgE ) adalah
jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki
peran yang besar pada alergi terutamapada hipersensitivitas tipe 1. IgE
juga tersirat dalam sistemkekebalan yang merespon cacing parasit
(helminth) seperti Schistosomamansoni ,Trichinell aspir alis, dan
Fasciolahepatica,serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti
Plasmodium falciparum, dan artropoda.

9
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G,IgG) adalah antibodi
monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang
saling mengikat dengan ikatan disulfida,dan mempunyai dua fragmen
antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi
cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar
75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada
sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M,IgM, macroglobulin)
adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum
13%, IgM merupakan antibody dengan ukuran paling besar, berbentuk
pentameris 10 areaepitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh
terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en: primary
mmuneresponse) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk
monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B dan
reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu
pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara
fitogenetik(en: phylogenetic ). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik.
Antibodi dapat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara
mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari
sel yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig
mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk
dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen
sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag.
Proses ini disebut opsonisasi.
Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi
menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses
penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau
fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan
proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi

10
komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau
virus.
b) Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :
1. Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam
darah yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit.
Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar
sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda
asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan
molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di
permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan
benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai
sinyal bagi sel-sel fagosit.
2. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-
molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini
dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing
yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat
dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:
 Fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi.
 Lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel
dan dapat di dilekati oleh antibodi.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Imunofilaksis


Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik.
Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan
tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme
yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif
menimbulkan reaksi hipersensivitas.
Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis.
Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri
seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif
maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.

3.2 Fungsi Imunoprofilaksis


1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap
penyakit dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi
dan vitamin.
2. Mengurangi penularan suatu penyakit.

3.3 Tindakan Imunoprofilaksis


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Tindakan mendapatkan kekebalan
2. Resistensi relatif hospes terhadap reinfeksi mikro-organisme tertentu
3. Mencegah penyakit infeksi dengan mikro-organisme patogen
4. Efek (+) : pertahanan tubuh
5. Efek (-) : reaksi hipersensitivitas

3.4 Jenis – Jenis Imunisasi


Pada dasarnya, ada 2 jenis imunisasi, yaitu:

12
Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius
pada seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi
yang akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering
sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau
perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya
pada interval tertentu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:
 Perlu ada paparan (exposure) antigen
 Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)
 Perlu waktu untuk pembentukan
 Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi
mendatang

Faktor- factor yang pengaruhi Imunisasi Aktif yaitu :


 Faktor genetik
 Umur
 Metabolisme.
Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang
dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja
diberikan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi pasif, yaitu:

13
 Tak perlu ada paparan (exposure) antigen
 Kekebalan humoral (antibodi)
 Dapat bersifat alami, terdiri dari: maternal mel. Plasenta dan kolostrum.
 Dapat bersifat perolehan/buatan, terdiri dari antiserum dan imunoglobulin.

Derajat kekebalan
 Antigenisitas
 Portal of entery
 Kuantitas antigen
 Kecepatan penyebaran antigen

3.5 Jenis – Jenis Vaksin


Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses produksinya, antara lain:
a) Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)
Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik
namun tidak patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena
vaksin diberikan sesuai infeksi alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup
dan berkembang biak di epitel saluran cerna, sehingga akan memberikan
kekebalan lokal. Sekresi IgA lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus
liar yang masuk ke dalam sel tubuh.
b) Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)

14
Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam
tubuh. Oleh karena itu, diperlukan pemberian beberapa kali.
c) Rekombinan
Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme
yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan
penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
d) Toksoid
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Pemanasan
dan penambahan formalin biasanya digunakandalam proses pembuatannya.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain
toxoid dan merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteriil
toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk merperlama
rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya.
e) Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandun kode
antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian.
Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin
DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan seluar yang cukup
kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saatini sedang dilakukan.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik.
Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan
tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme
yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif
menimbulkan reaksi hipersensivitas. Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam
usaha imunoprofilaksis. Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit
tertentu pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang
dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun
yang dilemahkan.
Sistem kekebalan tubuh seseorang lemah atau tidak tahan menahan masuk nya
virus dalam tubuhnya,maka tubuh tersebut gampang dimasukin vaksin. Oleh karena
itu,perlu diberi vaksinasi dalam tubuh seseorang agar bisa mencegah masuknya virus.
Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi
spesifik. Fungsi imunoprofilaksis yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit dan mengurangi penularan penyakit. Tindakan yang dilakukan dalam
imunoprofilaksis untuk mencegah masuknya virus atau vaksin masuk dalam tubuh.
Jenis-jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Jenis – jenis vaksin
yaitu vaksin hidup, vaksin mati, rekombinan, toksoid, dan vaksin plasma DNA.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo,P.,Adi, (Tahun tidak tercantumkan), Imunoprofilaksis dan Imunoterapi,


Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Bagian Mikrobiologi
Veteriner, Laboratorium Virologi dan Imunologi.

Oen L.H. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT.Kalbe Farma. 1990. h.58.

Bellanti, J.A. Penggunaan Vaksin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.1993. p.


553-560.

Bratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. 2009. p. 68.

M.William Schwartz. Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. p.56.

17

Anda mungkin juga menyukai