Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HADIS TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

NOVIATUN PADILAH (180105181)

NUR SALSABILA NAZILA (180105191)

MATORY AL MUKARROBIN (180105184)

i
KATA PENGANTAR

Al – hamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan semesta alam, hidayah dan taufik –Nya, Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Keluarganya, para sahabat dan semua penganut
ajarannya.
Selama proses penulisan Makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak
oleh karenanya, yang telah memberikan dukungan dan bantuan, baik moral maupun
material, sehingga penulis dapat menyelsaikan penulisan makalah ini.

Penulisan menyadari bahwa terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan, dan
berharap akan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif agar makalah ini lebih
bermanfaat dan lebih baik kualitasnya di masa mendatang. Akhirnya semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan masyarakat pada umumnya, serta tercatat sebagai amal ibadah
di sisi Allah SWT. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
a. Latar belakang ............................................................................... 1
b. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3


a. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan ..................... 3
b. Prinsip Dasar Evaluasi Pendidikan ................................................ 5
c. Ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan ............ 6
d. Hadist Tentang Evaluasi Pendidikan ............................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................. 11

A. KESIMPULAN ........................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Didalam pendidikan evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah pesserta didik capai, agar
sebagai seorang pendidik bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan metode
apa yang seharusnya di berikan kepada anak didik tersebut. Bagaimanabisa seorang
murid disebut cerdas atau pintar tanpa ada tes atau ujian yang diberikan.

Agama Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an yang ditafsirkan para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang
pendidikan.Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita yang
berlangsung seumur hidup serta melalukan evaluasi terhadap berbagai masalah
dalam bidang pendidikan.

Artinya evaluasi merupakan suatu ajaran yang seharusnya dilakukan oleh


umat Islam baik individu maupun kelompok.Namun kaitannya dengan
aplikasi terasa memang sangat jauh dari harapan sehingga perlu
mewacanakan lagi hadits Rasulullah SAW, sebagai landasan berfikir dan
pijakan dalam tindakan.

Begitu banyak hadits Shahih yang mengindikasikan tentang Evaluasi, akan


tetapi penulis mencukupkan pada beberapa hadits saja untuk dibahas dan di
analisis dari beberapa aspek tinjauan tanpa mengurangi entitas makna dan
maksud hadits tersebut.
Agama Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an yang ditafsirkan para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan.Oleh
karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan
yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita yang berlangsung seumur hidup serta
melalukan evaluasi terhadap berbagai masalah dalam bidang pendidikan.
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam
pencapaian hasil yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan
pendidikan.Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai evaluasi
pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan?
2. Bagaimana prinsip dasar evaluasi pendidikan?
3. Apa saja ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan?
4. Dan apa saja hadis-hadis yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Menberikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan.

Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa inggris, yakni


evaluation, yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan
Shadily, 1983). Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternatif keputusan. Kata kerja “evaluation” adalah
“evaluate, yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan, orang yang menilai
atau menaksir disebutkan sebagai evaluator.[1]

Adapun definisi tentang Evalusi pendidikan yang dikemukakan


oleh EdwindWandt dan Gerald W. “suatu tindakan atau kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses yang berlangsung dalam
rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan ( yaitu
segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi di lapangan
pendidikan). Atau singkatnya : evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikann, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Berbicara tentang pengertian istilah evaluasi pendidikan, di tanah


air kita, lembaga administrasi negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi
pendidikan sebagai berikut :
Evaluasi pendidikan adalah :

a. Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,


dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
b. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi
penyempurnaan pendidikan.[2]
2. Tujuan Evaluasi Pendidikan.
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:

 Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan


sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan
umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data
pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian
tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

3
 Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran
yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangaka
waktu tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari evaluasi
pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai di manakah
efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah
diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar
yang dilaksanakan oleh peserta didik.
Adapun yang Menjadi Tujuan khusus Evaluasi Dalam
Bidang Pendidikan Ada Dua Yaitu:
 Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
 Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebaab
keberhasilan dan ketidakberhasilanpesrta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.[3]

3. Fungsi Evaluasi Pendidikan


Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki tiga macam
fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Setidaknya, ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi sebagai berikut:

a. Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa


lega bagi evaluator. Sebab, tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai
dengan yang direncanakan.
b. Hasil evaluasi tidak menggembirakan, bahkan mengkhawatirkan dengan alasan
adanya berbagai penyimpangan dan kendala, sehingga mengharuskan evaluator
bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap
rencana yang telah disusun dan memperbaiki cara pelaksanaannya.

Berdasarkan data hasil evaluasi itu, dicari metode lain yang dipandang
lebih tepat dan sesuai dengan keadaan. Perubahan itu akan membawa dampak
perencanaan ulang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi itu
berfungsi menunjang penyusunan rencana.[4]

4
B. Prinsip Dasar Evaluasi Pendidikan
Seorang evaluator dalam melakukan kegiatan evaluasi pendidikan hendaknya
memahami satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu:[5]
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan pembelajaran atau KBM
3. Evaluasi

Penjelasan dari bagan triangulasi diatas adalah sebagai berikut:

 Hubungan antara tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar


disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah
pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga
mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan
pemikirannya ke KBM.

 Hubungan antara evaluasi dengan tujuan

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh


mana tujuan sudah dicapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal
dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam
menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.

 Hubungan antara KBM dengan evaluasi

Seperti yang sudah disebutkan dalam nomor (1), KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan
pula nomor (2) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan.
Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
dengan KMB yang dilaksanakan. Misal, jika kegiatan belajar mengajar
dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya
juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek
pengetahuan.[6]

Seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya


memperhatikakan berbagai macam prinsip dasar evaluasi pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Sudjono ( 1996: 31-33) sebagai berikut: Prinsip Keseluruhan,
Prinsip Kesinambungan, Prinsip Obyektivitas.
1. Prinsip Keseluruhan (al-kamal= ‫)الكما ل‬

5
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah
prinsip komprehensif. Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan di sini bahwa
evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat dan utuh. Dengan kata lain, evaluasi
hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
Adapun aspek yang perlu diungkap adalah aspek proses berpikir, aspek kejiwaan
yaitu aspek nilai atau sikap, dan aspek keterampilan yang melekat pada diri
masing-masing individu peserta didik.
2. Prinsip Kesinambungan (Istimrar= ‫) استمرار‬
Untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Seorang
evaluator harus melaksanakan prinsip kesinambungan juga dikenal dengan
istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan di sini bahwa
evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
secara teratur dan sambung- menyambungdari waktu ke waktu. Dengan
demikian pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang telah dilaksanakan secara
teratur, terencana dan terjadwal. Sehingga dapat diperoleh informasi yang dapat
memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik,
sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat
mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.
3. Prinsip Obyektivitas ( Maudluiyyah= ‫) موضوعية‬
Dalam pengertian sehari-sehari prinsip obyektivitas telah dengan cepat
dapat diketahui bahwa bersikap objektif berarti tidak adanya unsur pribadi
bersifat subyektif yang mempengaruhi dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang
evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut realitas yang
ada, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif yang
dapat menodai dalam kegiatan evaluasi pendidikan.[7]

C. Ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan.


Surat Al-‘ankabut ayat 2 dan 3

)2(َ َ‫ِبَالنَّاسََأَنََيت َركواَأَنََيَقولواَآ َ َمنَّاَ َوهمََ ََلَيفتَنون‬


ََ ‫أ َ َحس‬

)3(َ َ‫صدَقواَ َولَيَعلَ َمنَََّالكَا ِذ ِبين‬ ََّ َََّ‫َولَقَدََفَتَنَّاَالَّذِينَََ ِمنََقَب ِل ِهمََفَلَيَعلَ َمن‬
َ َََ‫َللاَالَّذِين‬
Artinya: (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

(3) “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

6
Evaluasi itu perlu dilakukan, dengan mengingat akan sifat-sifat manusia itu
sendiri yaitu manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang suka membantah
dan ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak salah namun mempunyai batas
untuk sadar kembali. Tetapi di sisi lain manusia juga merupakan makhluk terbaik
dan termulia, yang dipercaya Allah untuk mengemban amanat yang istimewa,
yang diangkat sebagai khalifah di bumi dan yang telah diserahi Allah apa yang ada
di langit dan di bumi.

Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan hal-hal prinsipal sebagai berikut
yaitu,bahwa manusia itu ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-
kekurangan tertentu, sehingga perlu diperbaiki baik oleh dirinya sendiri maupun
pihak lain. Namun manusia itu juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu
sehingga kemampuan tersebut perlu dikembangkan dan manusia mempunyai
kemampuan untuk mencapai posisi tertentu sehingga perlu dibina kemampuannya
untuk mencapai posisi tersebut. Dengan mengingat hal-hal tersebut, maka evaluasi
amatlah diperlukan, apa lagi dalam proses pendidikan.

Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap umat manusia mengandung pengertian


bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang apabila hal ini disadari
oleh manusia berarti ia akan hati-hati dalam bertingkah laku.[8]

Al Qur’an sebagai sumber utama pendidikan Islam, banyak mengungkap


konsep evaluasi di dalam ayat-ayatnya sebagai acuan bagi manusia untuk hati-hati
dalam melakukan perbuatannya.. Allah dalam berbagai firman-Nya dalam kitab
suci Al Qur’an memberitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap
manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian tugas
pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik.
Surat Al-Baqaroh ayat 155

ََ‫صابِ ِرين‬ َ ‫َوالث َّ َم َرات‬


َّ ‫َِوبَش ِِرَال‬ َ ‫َمنَ َاأل َ َم َوا ِل‬
َ ‫َواألنف ِس‬ ِ ‫ص‬ٍ ‫َونَق‬
َ ِ‫َوالجوع‬ ِ ٍ‫َولَنَبل َونَّكمَبِشَيء‬
َ ‫َمنَ َال َخوف‬
Artinya : 155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.

Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental iman
dan taqwa kepada Allah. Jika ternyata mereka tahan terhadap uji coba Tuhan, mereka
akan mendpatkan segala kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan
yang bersifat mental-rohaniyah. Seperti kelapangan dada, ketegaran dada, ketegaran
hati, terhindar dari putus asa, kesehatan jiwa, dan kegembiraan yang paing tinggi
nilainya ialah mendapatkan tiket masuk surga.[9]

Sistem evalusai yang mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap


Tuhan,Surat An-Naml ayat 40

َ‫اَرآهَمسَت َ ِق ًّراَ ِعندَهَقَالََ َٰ َهذَا‬


َ ‫بَأَنَاَآتِيكَ َ ِب ِهَقَبلََأَنَيَرتَدََّ ِإلَيكَ َ َطرفكَ ََۚفَلَ َّم‬ ِ ‫قَالََالَّذِيَ ِعندَهَ ِعل ٌم‬
ِ ‫َمنَ َال ِكتَا‬
َ َّ‫َۖو َمنَ َكفَ َرَفَ ِإن‬
َ َ‫َربِي‬
‫غنِ ٌّيَك َِري ٌَم‬ َ َ‫س ِه‬ ِ ‫شك ََرَفَ ِإنَّ َماَيَشكرَ ِلنَف‬
َ ََ‫َۖو َمن‬َ َ‫َربِيَ ِليَبل َونِيَأَأَشكرَأَمَأَكفر‬ َ ‫ِمنَفَض ِل‬
7
Artinya : Ia pun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah
aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur
Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa
yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang


memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang raja wanita
cantik, yang dikisahkan dalam Al-Qur`an surat An-Naml ayat 27 sebagai berikut:

ِ َ‫صدَقتَ َأَمَكنت‬
ََ‫َمنَ َالكَا ِذ ِبين‬ َ َ ‫سنَنظرَأ‬
َ ََ‫قَال‬
Berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk
orang-orang yang berdusta.

Tuhan memberikan contoh sistem evaluasi seperti difirmankan dalam


kitab suci-Nya, yang sasarannya adalah untuk mengetahui dan menilai sejumlah mana
kadar iman, taqwa, ketahanan mental dan ketaguhan hati serta kesedihan menerima
ajakan Tuhan untuk mentaati dan mematuhi segala perintah dan larangan-Nya
kemudian setelah dinilai, maka Tuhan menetapkan kriteria-kriteria derajat kemulian
hamba-Nya. Bagi yang berderajat disisi-Nya. Dia akan memberi hadiah atau pahala
sesuai kehendak-Nya yang berpuncak pada pahala tertinggi yaitu surga. Dan yang
berderajat rendah kerena ingkar terhdap ajakan-Nya, maka Dia akan memnerikan
balasan siksa, dan siksa teringgi adalah neraka.[10]

D. Hadist Tentang Evaluasi Pendidikan


Dalam pendidikan islam, evaluasi akan objektif apabila didasarkan dengan
tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits. Didalam hadist, evaluasi dapat dilakukan dengan
cara rosulullah menguji sahabat tentang suatu masalah. Sebagaimana terdapat dalam
riwayat berikut ini.

Yang Artinya : Menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada


kami Ismail ibn Ja’far, dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah
SAW Bersabda, “ Sesungguhnya diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya
tidak jatuh ke tanah (secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim.
Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu? “ orang-orang mengatakan pohon itu terdapat
di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “ dalam benakku terbetik pikiran bahwa yang
dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menjawabnya. “ Orang-orang
barkata “ beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah? Beliau
menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).
Disamping menguji pemahaman sahabat, tentang ajaran agama, rasulullah juga
di evaluasi oleh allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat
jibril kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang mengajar sahabat di suatu
majlis. Malaikat jibril menguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
pengetahuan beliau tentang iman, islam dan ihsan.

8
َ‫سل َم ذَات‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلى هللا‬ َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ ُ ‫س ِع ْندَ َر‬ ٌ ‫ بَ ْينَ َما نَحْ ُن ُجلُ ْو‬:َ‫ع ْنهُ أَيْضا ً قَال‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ُ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع َم َر َر‬ َ
َ‫ َوال‬،‫علَ ْي ِه أَث َ ُر السفَ ِر‬ َ ‫ الَ يُ َرى‬،‫س َوا ِد الش ْع ِر‬ َ ُ‫ش ِد ْيد‬ َ ‫ب‬ ِ ‫اض الثِ َيا‬ ِ ‫ش ِد ْيدُ َب َي‬َ ‫علَ ْينَا َر ُج ٌل‬ َ ‫َي ْو ٍم ِإ ْذ‬
َ ‫طلَ َع‬
‫ض َع‬ َ ‫سل َم فَأ َ ْسنَدَ ُر ْكبَت َ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَت َ ْي ِه َو َو‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلى هللا‬ َ ِ ‫س ِإلَى النبِي‬ َ َ‫ َحتى َجل‬،ٌ‫يَ ْع ِرفُهُ ِمنا أ َ َحد‬
:‫سل َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلى هللا‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬،‫ع ِن اْ ِإل ْسلَ ِم‬ َ ‫ يَا ُم َحمد أ َ ْخبِ ْرنِي‬:َ‫علَى فَ ِخذَ ْي ِه َوقَال‬ َ ‫َكف ْي ِه‬
ُ َ ‫ي الزكا َة َ َوت‬
‫ص ْو َم‬ َ ِ‫س ْو ُل هللاِ َوت ُ ِقي َْم الصلَة َ َوتُؤْ ت‬ ُ ‫اْ ِإل ِسلَ ُم أ َ ْن ت َ ْش َهدَ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإال هللاُ َوأَن ُم َحمدًا َر‬
:َ‫ قَال‬،ُ‫ص ِدقُه‬ َ ُ‫ فَعَ ِج ْبنَا لَهُ يَسْأَلُهُ َوي‬، َ‫صدَ ْقت‬ َ : ‫سبِ ْيلً قَا َل‬ َ ‫طعْتَ إِلَ ْي ِه‬َ َ ‫ضانَ َوت َ ُحج ْالبَيْتَ إِ ِن ا ْست‬ َ ‫َر َم‬
‫اآلخ ِر َوتُؤْ ِمنَ ِب ْالقَدَ ِر‬ ِ ‫س ِل ِه َوا ْليَ ْو ِم‬ُ ‫ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ِباهللِ َو َملَ ِئ َك ِت ِه َو ُكت ُبِ ِه َو ُر‬: ‫ان قَا َل‬ ِ ‫ع ِن اْ ِإل ْي َم‬َ ‫فَأ َ ْخ ِب ْرنِي‬
‫ أ َ ْن ت َ ْعبُدَ هللاَ َكأَنكَ ت ََراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم ت َ ُك ْن‬:َ‫ قَال‬،‫ان‬ ِ ‫س‬ َ ْ‫ع ِن اْ ِإلح‬ َ ‫ قَا َل فَأ َ ْخ ِب ْرنِي‬، َ‫صدَ ْقت‬ َ ‫ قَا َل‬.ِ‫َخي ِْر ِه َوش َِره‬
‫ قَا َل‬.‫ع ْن َها بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ السائِ ِل‬ َ ‫ َما ا ْل َمسْؤُ ْو ُل‬:َ‫ قَال‬،‫ع ِة‬ َ ‫ع ِن السا‬ َ ‫ فَأ َ ْخبِ ْرنِي‬:َ‫ قَال‬. َ‫ت ََراهُ فَإِنهُ يَ َراك‬
‫اء‬ِ ‫عا َء الش‬ َ ‫ قَا َل أ َ ْن ت َ ِلدَ اْأل َ َمةُ َربت َ َها َوأ َ ْن ت ََرى ْال ُحفَاة َ ا ْلعُ َراة َ ْال َعالَةَ ِر‬،‫ارا ِت َها‬ َ ‫ع ْن أ َ َم‬ َ ‫فَأ َ ْخ ِب ْرنِي‬
ُ‫ هللا‬: ُ‫ع َم َر أَت َد ِْري َم ِن السائِ ِل ؟ قُ ْلت‬ ُ ‫ يَا‬: ‫ ثُم قَا َل‬،‫طلَقَ فَلَ ِبثْتُ َم ِليًّا‬ َ ‫ ثُم ا ْن‬،‫ان‬ ِ َ‫ط َاولُ ْونَ فِي ْالبُ ْني‬َ َ ‫يَت‬
] ‫ [ رواه مسلم‬. ‫ قَا َل فَإِنهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتـَا ُك ْم يُعَ ِل ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬. ‫س ْولُهُ أ َ ْعلَ َم‬ ُ ‫َو َر‬

Artinya:” Dari Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-
duduk disisi Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat
hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada
seorangpun di antara kami yang mengenalnya.Hingga kemudian dia duduk di
hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya
(Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada
ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami
semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “
Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun
yang buruk “, kemudian dia berkata, “ anda benar“. Kemudian dia berkata
lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah
engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau
tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “
Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“
Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan
aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan
dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam
sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam)
bertanya,“Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan

9
Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“Dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena


didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Kemudian hadits ini juga mengandung makna yang sangat agung karena
berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya,
yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul
Ardh(kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam ).[11]

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikann,


sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah Untuk menghimpun bahan-


bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan
atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik.

Fungsi pokok evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki
tiga macam, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya


memperhatikakan berbagai macam prinsip dasar evaluasi pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Sudjono ( 1996: 31-33) sebagai berikut: Prinsip Keseluruhan,
Prinsip Kesinambungan, Prinsip Obyektivitas.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan yakni :
Surat Al-‘ankabut ayat 2 dan 3 Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap umat manusia
mengandung pengertian bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang
apabila hal ini disadari oleh manusia berarti ia akan hati-hati dalam bertingkah
laku. Surat Al-Baqaroh ayat 155 Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah
ketahanan mental iman dan taqwa kepada Allah. Surat An-Naml ayat 40 Sistem
evalusai yang mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap Tuhan. Surat An-
Naml ayat 27 Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud
yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang raja
wanita cantik.
Dari pembahasan diatas juga dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena
itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.

. 2. Adapun sistem penilaian yang digunakan nabi sendiri tidak menggunakan sistem
laboratorial seperti dalam dunia ilmu pengetahuan modern sekarang. Namun prinsip-
prinsipnya menunjukkan bahwa sistem penilaian juga terdapat dalam hadits nabi. Nabi
melakukan penilaian terhadap prilaku manusia dengan memberikan penjelasan tentang
tanda-tanda seseorang yang beriman.

11
DAFTAR PUSTAKA

Putra, sitiatavaRizema. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jember:


Diva Press. 2012.

Sudirjono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. 1996.
Masrukhin. Evaluasi Pendidikan. Kudus: STAIN. 2008.
Arikunto, Suharisimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2002.
Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung. 1999,

Samsul Nizar. 2011, Cetakan ke-2. Hadits Tarbawi. Jakarta: Kalam Mulia.

[1] Putra, sitiatavaRizema. 2012. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jember:
Diva Press. hlm. 71-72

[2] Sudirjono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Hlm. 1-2.
[3] Ibid. Hlm 16-17.
[4] Putra, sitiatavaRizema. Opcit. Hlm 84-87
[5] Masrukhin. 2008. Evaluasi Pendidikan. Kudus: STAIN. Hlm 19.

[6] Arikunto, Suharisimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara. Hlm 24-25.
[7] Masrukhin. Opcit. Hlm 19-21.
[8] Abu Al-fidaismail ibnu katsir , 1986, Tafsir ibnkatsir, beirut: Dar alfikr.
[9] Hj. Nur Uhbiyati, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung.
[10] Ibit, Hlm 4

[11] Samsul Nizar. Cetakan ke-2. Hadits Tarbawi. Jakarta: 2011. Kalam Mulia. Hlm.
22

12

Anda mungkin juga menyukai