PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015
adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu
kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per
2016, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target AKI sesuai
Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
meningkat yaitu 1% pada tahun 2010, 1,1 % pada tahun 2011, dan 1,8% pada
tahun 2012. Sehubungan dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi,
bentuk letak sungsang seperti presentasi bokong murni (Frang Breech, 50-70%),
kematian ibu salah satunya adalah kelainan letak (sungsang). Letak sungsang
terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada di Indonesia. langsung AKI
(Manuaba 2014).
(NTB) tahun 2017 menyebutkan jumlah kematian ibu tahun 2016 sebanyak 92
kematian ibu terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin
64,71% usia ≥ 35 tahun sebanyak 30,59% dan usia ,<20 tahun sebanyak 4,70%.
karena tidak ada tahanan kepala untuk pintu atas pinggul misalnya pada kasus
janin kecil, kelainan bentuk uterus sehingga anak lebih sempurna dengan letak
sungsang dan janin sudah lama mati. Letak sungsang sendiri dapat dibagi
menjadi letak bokong murni (frank breech), letak bokong kaki (Complete
breech), letak lutut dan letak kaki (incomplete breech presentation) (Fitriani
2015).
memberikan pelayanan ANC (Ante Natal Care) yang berkualitas dan mampu
mendeteksi secara dini adanya kehamilan letak sungsang dengan cara anamnesis,
pemantauan ibu dan janin dengan seksama serta pemeriksaan abdominal untuk
janin. Pada penyuluhan bidan dapat menganjurkan pada ibu untuk melakukan
posisi knee chest ( bersujud dengan kaki sejajar pinggul dan dada sejajar lutut)
2015).
1.4. Tujuan
1. Menggali data subyektif pada Menggali data obyektif padaIbu Dengan Letak
Sungsang”
1.5. Manfaat
pasien.
Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai saran tertulis untuk instansi dan
komplikasi bisa dapat dideteksi secara dini dan dapat diberikan penanganan
4. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN TEORI
2.1.1. DefinisinKehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
(Manuaba,2010).
kembang hasil konsepsi sampai aterm. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan)
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
dan fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau
a. Amenorea
Adalah tidak dapat haid bukan berarti hamil,bisa karena beberapa hal
sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat
c. Ngidam
a. Perut Membesar
(c) (Rahim).
(d) Uterus.
adalah:
stethoscope leannec.
1. Uterus
1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan
3. Ovarium
4. Payudara
dan somatotropin.
akan lebih terlihat putting payudara membesar, kehitaman, dan tegak. Bulan
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar
6. Sistem pernafasan
terjadinya desakan rahim dan kebutuihan oksigen yang meningkat, ibu hamil
akan bernafas lebih dalam sekitar 20% sampai 25% dari pada biasanya
(Prawirohardjo, 2010).
7. Traktus urianrius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK (Prawirohardjo, 2010).
Hiperpigmrntasi terjadi pada strie gravidarum livi atau alba, areola payudara,
1. Perdarahan Pervaginam
pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan
seperti ini bisa berarti plasenta previa atau absurpsi plasenta (Hani, Ummi.
2011).
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan sering kali merupakan
menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami pernglihatan yang kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang
Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak bulan kelima atau bulan
keenam, bahkan beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayiya lebih awal.
Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikir
tiga kali dakam periode jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan minum dengan baik (Hani,
Ummi,2011).
1. Hiperemisis Gravidaram
atau 15 mmHg di sertai dengan adanya protein urine dan apabila konflikasi
5. Kehamilan Kembar
6. Anemia
a. Letak Sungsang
uteri.
b. Letak Lintang
(Sumbu panjang janin kira kira tegak lurus dengan sumbu panjang ibu
di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
terendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala dengan kepala di pundus uteri dan bokong berada di bagian
pundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri (Sudarti 2014).
2.2.2. Etiologi
karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala relatif besar. Hidramnion karena anak mudah bergerak, plasenta previa
Faktor penyebab letak sungsang menurut Manuaba (2010), dapat berasal dari :
1. Sudut ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
3) Uterus dupleks
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Kesempitan panggul
tak rendah
5) Plasenta previa
2. Sudut janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang yaitu
c. Kehamilan kembar
e. Prematuritas
panggul.
lain-lain.
2.2.4. Patofisiologis
2. Perdarahan intrakranial
4. Kerusakan otot dan syaraf terutama pada otot sterno mastoid dan fleksus
brachialis.
7. Kejadian anomali kongenital tinggi pada bayi dengan presentasi atau letak
1. Persalinan Pervaginam
tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
a. Tahap lambat: mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang
tidak berbahaya.
b. Tahap cepat: dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin
c. Tahap lambat: lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar
dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, penolong berdiri di depan vulva saat
yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-
4. Saat tali pusat lahir dan tampak teregang, tali pusat dikendorkan terlebih
dahulu.
rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, gerakan ini
agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat diselesaikan.
Menjaga kepala janin tetap dalam posisi fleksi, dan menghindari ruang
kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak terjadi lengan
menjungkit.
infeksi.
Kerugian:
a. Terjadi kegagalan sebanyak 5-10% jika panggul sempit, janin besar, jalan
(Marmi 2016).
Tahapan:
sendiri.
2. Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara
Cara Klasik:
melahirkan lengan depan dibawah simpisis tetapi jika lengan depan sulit
dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu
belakang dilahirkan.
lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai
6. Jika lengan depan sukar dilahirkan maka harus diputer menjadi lengan
belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan
kedua tangan penolong sedeikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan
penolong diletakkan sejajar spina sacralis media dan jari telunjuk pada
crista illiaca dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan. Badan
lengan di bawahnya.
3. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan jain yang
belakang lahir. Bila bahu belakang tak lahir dengan sendirinya, maka
Cara Louvset
a. Tehnik sederhana
dalam jalan lahir. Jari tangan dimasukkan ke dalam mulut dan jari
punggung.
dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkeram leher janin dari arah
ke atas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga
pemasangan lengan pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini,
cunam dimasukkan pada arah bawah, yaitu sejajar pelipatan paha belakang.
Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, dibawah
1. Primigravida tua
2. Nilai sosial tinggi
6. Prematurita.
4. Jika berat janin 3500 g atau lebih, terutama pada primigravida atau
lebih dianjurkan.
ke atas. Pada presentasi kaki bagian palingrendah adalah satu atau dua kaki
Penyebab
panggul.
4. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala
5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
lain-lain.
2.2.6. Diagnosis
keras dan kurang bundar (bokong), sementara di fundus teraba bagian yang
keras, bundar dan melenting (kepala), dan punggung teraba di kiri atau
kanan.
2. Auskultasi: DJJ (Denyut Jantung Janin) paling jelas terdengar pada tempat
fundus.
d. Mekoneum (+)
h. Patella Lutut
i. Poplitea
1. (S) Subjektif merupakan informasi atau data yang diperoleh dari apa yang
berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Data subyektif ini
2. (O) Objektif ada5lah data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan
4. (P) Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Dalam planning juga
keluhan, atau mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh
pasien. Oleh karena itu, pilihlah pasien harus sebanyak mungkin menjadi
bagian dari proses. Apabila kondisi pasien berubah, intervensi mungkin
6. (E) Evaluasi tafsiran dari efek tentnag tindakan yang telah diambil adalah
penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil
yang dicapai menjadi fokus dari penilaian ketetapan tindakan. Kalau tujuan
METODEPENELITIAN
3.1 Pendekatan
Desain metode yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus.Penelitian studi
kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan kebidanan pada Ibu
Batas anter perinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan
3.2 LokasidanWaktuPenelitian
a. SubyekPenelitian
dengan masalah kebidanan yang sama yaitu pada Ibu dengan Letak Sungsang
Pengumpulan Data
pasien.
3.3 Analisa Data
Analis adat adil akukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data sampai
dengansemuadataterkumpul.Analisadatadilakukandengancaramengemukakanfakta,sel
anjutnyamembandingkandenganteoriyangadadanselanjutnyadituangkandalamopinipe
mbahasan.Teknikanalisayangdigunakandengancaramenarasikanjawaban-
jawabandaripenelitianyangdiperolehdarihasilinterpretasiwawancaramendalamyangdil
akukanuntukmenjawabrumusanmasalahpenelitian.Teknikanalisadigunakandengancar
aobservasiolehpenelitidanstudidokumentasiyangmenghasilkandatauntukselanjutnyadi
interpretasikanolehpenelitidibandingkanteoriyangadasebagaibahanuntukmemberikanr
ekomendasidalamintervensitersebut.Urutandalamanalisisadalah:
1. Pengumpulandata.
mendalam.Hasilditulisdalambentukcatatanlapangan,kemudiandisalindalambentuk
format pengkajian.
yangterkumpuldalambentukcatatanlapangandijadikansatudalambentuk transkrip.
Dataobyektifdianalisisberdasarkanhasilpemeriksaandiagnostikkemudiandibandingkan
nilainormalnya.
2. Penyajiandata.
Penyajiandatadapatdilakukandengantabel,gambar,baganmaupunteksnaratif.Kerahasia
ndarirespondendijamindenganjalanmengaburkanidentitasdarirespondenataudenganme
nggunakaninisialnama.
3. Kesimpulan.
Daridatayangdisajikan,kemudiandatadibahasdandibandingkandenganhasil-
hasilpenelitianterdahuludansecarateoritisdenganprilakukesehatan.Penarikankesimpula
ndilakukandenganmetodeinduksi.
3.4 EtikaPenelitian
1. Informedconsent(persetujuanmenjadiresponden)
2. Anonimity(tanpanama)
Memberikan
jaminandalampenggunaansubjekpenelitiandengancaratidakmemberikanataumencantu
mkannamarespondenpadalembaralatukurdanhanyamenuliskankodepadalembarpengu
mpulandataatauhasilpenelitianyangakandisajikan(Hidayat,2010).
3. Confidentiality(kerahasiaan)
Memberikanjaminankerahasiaanhasilpenelitian,baikinformasimaupunmasalah-
masalahlainnya.Semuainformasiyangtelahdikumpulkandijaminkerahasiaannyaolehpe
neliti,hanyakelompokdatatertentuyangakandilaporkanpadahasilriset(Hidayat,2010).
2.1.2 Tahap-tahap manajemen SOAPIE
6. (S) Subjektif merupakan informasi atau data yang diperoleh dari apa yang
SOAPIE (Mufdillah, 2009) Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
sudut pandang pasien. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang
akan disusun.
7. (O) Objektif ada5lah data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
Pertama (pengkajian data), terutama yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur
SOAPIE (Mufdillah, 2009). Langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup
P) Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intepretasi data.
Menurut SOAPIE (Mufdillah, 2009). Langkah kelima, keenam, dan ketujuh.
yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah
pasien. Dalam planning juga harus mencantumkan evaluation/ evaluasi yaitu tafsiran
dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil
keluhan, atau mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh pasikecuali
bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Oleh karena itu,
pilihlah pasien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses. Apabila kondisi
10. (E) Evaluasi tafsiran dari efek tentnag tindakan yang telah diambil adalah
penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang
dicapai menjadi fokus dari penilaian ketetapan tindakan. Kalau tujuan tidak tercapai,