Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH REVIEW JURNAL

“ GIZI TERHADAP IMUNITAS TUBUH “

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Kondisi Khusus Di


Poltekkes Kemenkes Bandung

Dengan dosen pengampu : Umi Mahmudah, S.Gz, M.Gz

DISUSUN OLEH :

Kelompok 7 – 2AD3

Dilla Salsabilla P17331122016


Jesi Alia Putri P17331122030

Lusi Meliani Murti P17331122034


Rachil Naza Imani P17331122052

Oxyane Kanaya Gulo P17331122048

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Gizi
Terhadap Imun Tubuh” dengan lancar. Adapun maksud penyusunan makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas kelompok Gizi Kondisi Khusus. Rasa terima kasih
kami tidak terkirakan kepada yang terhormat :

1. Ibu Umi Mahmudah, S.Gz, M.Gz selaku dosen pengampu yang telah
memberikan dorongan dan pengarahan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan .
2. Teman-teman yang selalu menemani dan menyemangati untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Gizi Terhadap Imun Tubuh.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan, penulis mengharapkan kritikan
dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dari kesempurnaan
makalah ini dan bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun makalah ini.

Bandung, 04 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................4

2.1 Pengertian Imunitas Tubuh................................................................................................4

2.2 Penyebab Imunitas Tubuh Terganggu..............................................................................6

2.3 Penyakit Yang Timbul Oleh Gangguan Imunitas Tubuh..............................................9

2.4 Peranan Zat Gizi Makro Pada Sistem Imunitas Tubuh................................................10

2.5 Peran Zat Gizi Mikro Pada Sistem Imunitas Tubuh.....................................................11

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Imunitas Tubuh...........................................19

BAB III PEMBANDING JURNAL....................................................................... 20

BAB IV PENUTUP................................................................................................28

3.1 Simpulan................................................................................................................ 28

3.2 Saran...................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
menurunkan daya tahan atau imunitas tubuh, yang berakibat meningkatnya
kesakitan dan kematian.

Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang


kompleks dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi patogen yang
masuk seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Beberapa upaya tubuh
untuk melawan patogen tersebut ialah dengan adanya respon imun spesifik
dan non-spesifik. Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi
tubuh terhadap benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar
seperti bakteri, virus, dan parasit. Sistem ini merupakan gabungan sel,
molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.

Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala


macamorganisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak
jaringan dan organ tubuh. Kemampuan itu disebut kekebalan atau
imunitas. Belakangan ini masalah imunitas merupakan hal yang penting
ini dikarenakan banyaknya penyakit yang mewabah di dalam lingkungan
masyarakat yang dikarenakan menurunnya imunitas tubuh seseorang.
Imunitas sendiri merupakan sistem kekebalan tubuh dalam melawan
antigen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Sistem imun terdiri atas mekanisme yang sangat kompleks dan


luas, dengan keterlibatan banyak jenis sel dan molekul pensinyal. Hal ini
menjelaskan sangat beragamnya penyakit imun yang telah dikenal. Salah
satu penyakit akibat lemahnya imunitas tubuh pada tahun 2020 tepatnya
pada Bulan Maret, dunia di gegerkan dengan salah satu virus yakni

1
Coronavirus Disease (COVID-19) yang merupakan suatu masalah
Kesehatan global. Beberapa penyakit lain juga ditemukan terkait dengan
imunitas tubuh salah satunya yaitu lupus.

Peranan zat gizi sangat penting terkait dengan imunitas tubuh. Zat
gizi merupakan determinan penting bagi respons imunitas. Perbaikan pada
fungsi imunitas merupakan faktor antara peran gizi pada pencegahan
penyakit infeksi. Gizi dan penyakti infeksi berkaitan secara sinergistis.
Secara umum diterima bahwa gizi merupakan salah satu determinan
penting respons imunitas. Penelitian epidemiologis dan klinis
menunjukkan bahwa kekurangan gizi menghambat respons imunitas dan
meningkatkan resiko penyakit infeksi. Oleh karena itu dari latar belakang
tersebut akan dibahas lebih lanjut terkait dengan gizi terhadap imunitas
tubuh.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari Imunitas tubuh ?
2. Mengapa imunitas tubuh dapat terganggu atau menurun ?
3. Apa saja penyakit yang di timbulkan terkait gangguan imunitas tubuh ?
4. Bagaimana peran zat gizi makro pada system imunitas tubuh ?
5. Bagaimana peran zat gizi makro pada system imunitas tubuh ?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi system pertahanan atau
imunitas tubuh ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan pengertian imunitas tubuh.


2. Memaparkan penyebab imunitas tubuh dapat terganggu atau menurun.
3. Menjelaskan penyakit yang timbul akibat gangguan imunitas tubuh
4. Menjelaskan peran zat gizi makro pada system imunitas tubuh
5. Menjelaskan peran zat gizi mikro pada system imunitas tubuh
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi system pertahanan atau
munitas tubuh

2
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai pentingnya zat gizi bagi imunitas tubuh.
2. Memberikan informasi mengenai penyebab dan penyakit terkait gangguan
imunitas tubuh.
3. Memberikan edukasi mengenai cara mencegah terjadinya gangguan
imunitas tubuh dengan mengkonsumsi zat gizi yang optimal.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Imunitas Tubuh

Sistem imunitas merupakan mekanisme pertahanan tubuh dimana sel,


jaringan dan molekul memediasi terjadinya resistensi terhadap infeksi.
Dengan kata lain sistem imun (immune system) atau sistem kekebalan tubuh
merupakan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, meniadakan kerja
toksin dan faktor virulen lainnya yang bersifat antigenik dan imunogenik.
Antigen sendiri adalah suatu bahan atau senyawa yang dapat merangsang
pembentukan antibodi. Antigen dapat berupa protein, lemak, polisakarida,
asam nukleat, lipopolisakarida, lipoprotein dan lain-lain. Sementara itu
antigenik adalah sifat suatu senyawa yang mampu merangsang pembentukan
antibodi spesifik terhadap senyawa tersebut. Berbicara daya tahan tubuh, kita
sering mendengar imunogen yaitu senyawa yang dapat merangsang
pembentukan kekebalan/imunitas, dan imunogenik adalah sifat senyawa yang
dapat merangsang pembentukan antibodi spesifik yang bersifat protektif dan
peningkatan kekebalan seluler. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuan
untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga patogen, termasuk virus
dapat tumbuh dan berkembang dalam tubuh. Sedangkan reaksi yang
dikoordinasi sel- sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya
disebut respon imun.

Respon imun terhadap benda asing secara garis besar dibagi dalam dua
sistem utama, yaitu innate/ non spesifik/bawaan dan adaptif/acquired atau
imunitas spesifik. Imunitas adaptif akan bekerja apabila imunitas bawaan
(innate) tidak dapat meniadakan infeksi dalam waktu dekat/pendek. Imunitas
bawaan (innate)/non spesifik terdiri dari garis pertahanan epitel, komponen
seluler (makrofag, lekosit polimorfonuklear, natural killer (NK) dan dendritic
cell (DCs)) dan komponen non-seluler dengan molekul marker/pendeteksi
(CRP/C-reactive protein, serum amiloid protein, complement). Dalam

4
bekerja, baik imunitas bawaan maupun imunitas adaptif tidak dapat dipisah-
pisahkan, namun saling melengkapi.

2.2 Penyebab Imunitas Tubuh Menurun

1. Kekurangan Asupan Nutrisi


Kekurangan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh adalah penyebab sistem
kekebalan tubuh menurun. Pada dasarnya, berbagai makanan seimbang
seperti buah-buahan, sayuran, dan sumber gandum utuh dapat mendukung
sistem kekebalan. Makanan ini dapat memberikan vitamin, mineral,
fitokimia dan antioksidan yang penting bagi tubuh. Vitamin C, ginseng,
hingga bunga Echinacea merupakan asupan nutrisi yang dapat
meningkatkannya. Vitamin C paling banyak adalah dari buah dan sayuran.
Jika sudah sangat lemah, sumplemen untuk memenuhi asupan vitamin C
tubuh bisa dijadikan pilihannya. Ginseng pun mampu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dengan kandungan antioksidannya.

2. Dehidrasi
Kurang konsumsi cairan sampai menyebabkan dehidrasi kerap kali
disepelekan. Padahal dehidrasi termasuk penyebab sistem kekebalan tubuh
menurun. Hampir 60 persen tubuh manusia terdiri dari air. Setiap jaringan
dan organ di dalam tubuh bergantung pada air, karena membantu
membawa nutrisi dan mineral ke sel, dan menjaga mulut, hidung, dan
tenggorokan lembap, hingga untuk menghindari penyakit. Meskipun tubuh
terdiri dari 60 persen air, kehilangan cairan melalui buang air kecil, buang
air besar, berkeringat, dan bernapas merupakan hal yang normal. Dehidrasi
terjadi ketika cairan yang hilang tidak tergantikan.

3. Stres
Stres merupakan kondisi yang lebih sering dialami oleh pekerja dan
pelajar. Penyebab sistem kekebalan tubuh menurun yang satu ini pun
sering disepelekan. Sakit kepala, rasa sakit di dada, rasa gelisah, dan

5
perasaan tegang secara keseluruhan merupakan gejala stres. Hampir semua
orang mungkin pernah merasakan stres. Berbagai gejala yang dirasakan
saat stres tersebut dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh harus
bekerja lebih keras untuk mempertahankan tubuh dari ancaman kesehatan.

4. Kurang Bergerak
Kurang bergerak adalah kebiasaan buruk. Meski cenderung identik dengan
sifat malas, kurang bergerak terkadang sudah menjadi tuntutan bagi
sebagian orang. Meski nyaman dan tidak terlalu melelahkan, kurang
bergerak adalah penyebab sistem kekebalan tubuh menurun yang sering
disepelekan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat
membantu fungsi neutrofil, yaitu jenis sel darah putih yang membunuh
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan terkadang dapat
membahayakan kesehatan.

5. Kurang Tidur
Pola hidup yang tidak sehat seperti kurang tidur merupakan penyebab
sistem kekebalan tubuh menurun. Kurang tidur biasanya dipengaruhi
penggunaan gawai dan pikiran yang berlebihan. Saat sedang tidur,
umumnya sel-sel dalam darah turut melawan infeksi dengan bekerja
menjaga tubuh. Jadi, kurang tidur bisa menyebabkan tubuh tidak dapat
bekerja efektif dalam melawan infeksi atau kuman penyakit.

6. Depresi
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan lebih dari
300 juta orang dari berbagai kelompok usia mengalami depresi. Tidak
hanya sekadar menyebabkan gangguan mental, depresi ternyata juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan fisik lantaran membuat daya tahan tubuh
menurun. Secara medis, depresi diartikan sebagai gangguan suasana hati
yang ditandai dengan adanya perasa sedih, kehilangan minat untuk
melakukan hal yang biasanya disukai, dan rasa lelah atau kehilangan
energi secara berkelanjutan. Kondisi ini juga dapat disertai dengan adanya

6
perasaan rendah diri, penurunan konsentrasi, rasa tidak berharga, selalu
merasa bersalah, gangguan nafsu makan serta pola tidur.

7. Paparan Zat Bahaya


Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada 2015 menunjukkan
bahwa lebih dari sepertiga penduduk Indonesia memiliki kebiasaan
merokok. Padahal kebiasaan ini termasuk penyebab sistem kekebalan
tubuh menurun.
Tar adalah senyawa kimia yang terkumpul dari asap hasil pembakaran
rokok. Jumlah konsentrasi tar pada rokok dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu:

- Tinggi apabila mengandung 25 mg tar

- Sedang apabila mengandung 15–20 mg tar

- Rendah apabila mengandung 7 mg tar

Saat asap rokok yang mengandung tar masuk ke dalam saluran saluran
pernapasan, tubuh akan mengalami berbagai rangsangan yang dapat
memicu terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh. Tar yang masuk ke
dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan. Kata lain yang
mendasarinya, paparan tar membuat pengisap asap rokok lebih mudah
terserang penyakit karena infeksi.

8. Konsumsi Alkohol
Istilah yang sering digunakan untuk penyalahgunaan alkohol adalah
alkoholisme. Bahaya alkohol bagi kesehatan sangat beragam. Salah
satunya menjadi penyebab sistem kekebalan tubuh menurun dan
meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, akan timbul masalah umum seperti
gangguan kejiwaan hingga berbagai kerusakan organ internal tubuh. Organ
internal ini meliputi hati, jantung, pankreas, dan sistem pencernaan.
Bahkan, sering mengonsumsi alkohol dihubungkan dengan munculnya
kanker di tubuh manusia.

7
9. Antibiotik
Antibiotik merupakan kelompok obat yang dikenal untuk mengatasi
masalah infeksi bakteri. Beberapa di antaranya digunakan untuk mengatasi
radang tenggorokan, infeksi saluran kemih, dan pneumonia tertentu. Meski
demikian, infeksi karena virus tidak bisa diselesaikan dengan konsumsi
antibiotik. Infeksi virus dimisalkan seperti pilek dan flu. Bukan tanpa efek
samping, konsumsi antibiotik justru dapat menjadi penyebab sistem
kekebalan tubuh menurun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
antibiotik dapat melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh
melawan infeksi. Dalam satu studi berbasis laboratorium pada tikus, para
peneliti di Case Western Reserve University menemukan, antibiotik dapat
menghancurkan bakteri baik yang bekerja pada sistem kekebalan tubuh
untuk melawan infeksi jamur.

10. Olahraga Berlebih


Aktivitas olahraga memang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
menciptakan kondisi yang sehat dan bugar. Namun aktivitas olahraga ini
tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Olahraga yang dilakukan secara
berlebihan, dapat menyebabkan sindrom overtraining. Sindrom ini dapat
melemahkan tubuh sekaligus sistem kekebalan tubuh dan membuatnya
lebih rentan terserang berbagai penyakit. Bukan hanya itu, sindrom
overtraining juga dapat mengakibatkan peningkatan stres dan perubahan
hormon pada tubuh.

11. Kurang Sinar Matahari


Berjemur di bawah matahari pagi memang menjadi salah satu anjuran
kesehatan untuk menjaga tubuh dari paparan infeksi berbahaya. Berjemur
di pagi hari secara rutin membuat kebutuhan vitamin D pada tubuh bisa
tercukupi dengan baik. Jika kebutuhan vitamin D tidak tercukupi, risiko
penurunan sistem kekebalan tubuh akan meningkat. Hal ini dikarenakan
vitamin D merupakan kandungan nutrisi yang sangat berperan untuk
mengaktifkan kembali daya tahan tubuh. Meski kekurangan bisa menjadi

8
penyebab sistem kekebalan tubuh menurun, tetapi paparan sinar matahari
berlebihan juga tidak baik untuk tubuh. Berdasarkan anjuran Organisasi
Kesehatan Dunia atau WHO, berjemur di bawah sinar matahari idealnya
dilakukan selama 15 menit setiap 2-3 kali dalam seminggu. Cara ini dapat
membuat kebutuhan vitamin D dapat tercukupi dengan baik.

2.3 Penyakit Yang Ditimbulkan Terkait Gangguan Imunitas Tubuh

Beberapa penyakit terkait gangguan system imun yaitu sebagai berikut.

1. HIV/AIDS
Kelainan fungsi imun yang terjadi karena sel yang bekerja dalam system
imun berkurang dalam jumlah maupun fungsinya. Sel yang diserang yaitu
Makrofage dan sel T.

2. Autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh. Sedangkan
sistem kekebalan tubuh, seharusnya berfungsi melindungi tubuh untuk
melawan penyakit dan sel jahat, seperti bakteri maupun virus. Banyak
dampak yang akan timbul jika tubuh terserang penyakit autoimun. Bahkan,
telah tercatat bahwa terdapat 80 jenis penyakit autoimun yang
menunjukkan gejala yang sama. Hal tersebut menimbulkan kesulitan
apakah seseorang mengidap gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang
mana. Sementara itu, penyakit autoimun belum dapat dipastikan
penyebabnya. Contoh penyakit autoimunadalah penyakit artritisreumatoid,
lupus eritematosis sistemik (SLE), tiroiditis, demam reumatik,
glomerulonefritis, anemia hemolitika, miastenia gravis, multipel sklerosis,
dan diabetes tipe I.

3. Hipersensitivitas (Alergi)
Alergi adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh manusia (sistem imun)
terhadap zat tertentu yang seharusnya tidak berbahaya. Reaksi tersebut

9
dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti pilek, ruam kulit yang gatal,
atau bahkan sesak napas.
4. Imunodefisiensi
Meurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem
imunitas untuk merespon sehingga dapat mengganggu sistem kerja dari
pertahanan tubuh. Penurunan sistem kekebalan tubuh dapat disebabkan
oleh antara lain obesitas, pengguna alkohol, narkoba, kekurangan nutrisi,
dan virus yang menyerang tubuh (seperti virus HIV yang menyebabkan
AIDS).

2.4 Peran Zat Gizi Makro Pada Sistem Imunitas Tubuh

Zat gizi merupakan determinan penting bagi respons imunitas. Perbaikan


pada fungsi imunitas merupakan faktor antara peran gizi pada pencegahan
penyakit infeksi. Gizi dan penyakti infeksi berkaitan secara sinergistis. Secara
umum diterima bahwa gizi merupakan salah satu determinan penting respons
imunitas. Penelitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan
gizi menghambat respons imunitas dan meningkatkan resiko penyakit infeksi.
Sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi,
kontaminasi pangan dan air, dan pengetahuan gizi yang tidak memadai
berkontribusi terhadap kerentanan terhadap penyakit infeksi. Berbagai
penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 35 tahun yang lalu
membuktikan bahwa gangguan imunitas adalah suatu faktor antara
(intermediate factor) kaitan gizi dengan penyakit infeksi1 (Unicef, 1997).

Zat Gizi makro yang erat kaitannya dengan status gizi dan imunitas adalah
energi dan protein. Energi itu sendiri didapatkan dari sumbangan besar dari
protein, karbohidrat dan lemak disamping sumbangan kecil dari vitamin dan
mineral. Dampak nyata kekurangan energi dan protein adalah timbulnya
penyakit infeksi, terutama pada bayi dan anak-anak berdasarkan penelitian
secara luas. Intervensi gizi (energi dan protein) pada bayi dan anak-anak dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian di Asia dan Amerika Latin.
Berbagai penelitian juga telah secara meyakinkan menunjukkan bahwa

10
peranan gizi pada penurunan angka kematian dan kematian ini adalah melalui
perbaikan pada fungsi imunitas. Kekurangan energi protein, misalnya
berkaitan dengan gangguan imunitas berperantara sel (cell-mediated
immunity), fungsi fagosit, sistem komplemen, sekresi antibodi imunoglobulin
A dan produksi sitokin

Menjaga asupan energi dan protein sesuai kebutuhan tubuh sangat penting
untuk menjaga berat badan agar status gizi tetap normal. Status gizi dapat
dinilai dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT), yaitu berat badan (kg)
dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Status gizi baik apabila
nilai IMT berkisar 18,5 - 24,9 kg/m2. Jika nilai IMT <18,5 kg/m2 maka
sesorang dikatakan kurus, sedangkan jika IMT antara 25 – 30 kg/m2
dikategorikan sebagai kelebihan berat badan/overweight, sedangkan IMT > 30
kg/m2 termasuk obesitas.

Untuk meningkatkan imunitas tubuh diperlukan peningkatan asupan


protein lebih dari biasanya, namun diusahakan dengan penambahan protein ini
tidak meningkatkan jumlah energi. Asupan energi yang dianjurkan untuk
orang dewasa laki-laki sekitar 2500 –2650 kkal per hari, sedangkan asupan
protein sebesar 65 gram per hari. Sementara untuk wanita dewasa asupan
energi yang dianjurkan berkisar antara 2150 – 2250 kkalper hari dengan
asupan protein sebesar 60 gram per hari.

Konsumsi protein dapat ditingkatkan menjadi 75-100 gram per hari, untuk
membantu meningkatkan imunitas, karena protein berperan dalam
pembentukan immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin spesifik yang berperan
melawan virus yang menyerang imun ini adalah IgM dan IgG.34-35 Asupan
75-100 gram protein dapat diperoleh dari konsumsi 2 butir telur, 5-6 potong
tempe goreng, dan satu potong ayam bagian dada atau satu ekor ikan ukuran
sedang, dalam satu hari, yang dikonsumsi pada saat sarapan pagi dilengkapi 1
butir telur rebus dan 2 potong tempe goreng; makan siang dilengkapi 1 ekor
ikan Mujahir atau satupotng ayam bagian dada dan 2 potong tempe, makan
malam disertai 1 butir telur.

11
Selain energi protein, zat gizi makro yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh melawan inflamasi akibat infeksi adalah asam lemak tidak
jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid/PUFA). Meskipun belum ditemukan
publikasi hasil penelitian namun sudah banyak penelitian yang menunjukkan
peran PUFA dalam menurunkan inflamasi.7,37-38 Asam lemak omega-3
adalah jenis asam lemak tak jenuh ganda yang dapat menurunkan inflamasi,
sementara asam lemak omega-6 dapat memperburuk kondisi inflamasi. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan rasio antara dua jenis asam lemak tersebut, yaitu
rasio omega-6 terhadap omega-3 sebesar 4:1. Inflamasi sebenarnya merupakan
reaksi imunitas untuk melindungi tubuh dari serangan infeksi, akan tetapi jika
reaksi ini terjadi secara berlebihan makan akan mengakibatkan kerusakan
jaringan organ.

2.5 Peran Zat Gizi Mikro Pada Sistem Imunitas Tubuh

Zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Berbagai vitamin dan mineral
berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh melalui beberapa mekanisme.
Vitamin adalah komponen organik yang diperlukan dalam jumlah kecil,
namun sangat penting untuk reaksi-reaksi metabolik di dalam sel, serta
diperlukan untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan kesehatan. Beberapa
vitamin berfungsi sebagai koenzim yang bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang esensial. Sebagian besar koenzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.

Mineral terutama mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di


dalam tubuh, namun mempunyai peranan penting untuk kehidupan, dan
kesehatan. Salah satu peranan penting dari vitamin dan mineral tersebut yaitu
dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Perlu diketahui
bahwa sebagian besar vitamin dan seluruh mineral tidak dapat disintesa oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan terutama buah, sayur dan
pangan hewani. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral ini maka
diperlukan konsumsi makanan yang seimbang dan beragam. Dalam
kenyataannya pada kondisi tertentu tidak semua vitamin dan mineral yang
berasal dari makanan dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan, maka

12
pada kondisi seperti ini dapat dipenuhi dengan konsumsi suplementasi vitamin
dan mineral.

Selain membantu proses metabolism zat gizi, vitamin dan mineral juga
dapat sebagai antioksidan yang sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Antioksidan adalah zat yang secara signifikan dapat menurunkan efek negatif
akibat spesies yang reaktif seperti oksigen reaktif dan nitrogen reaktif yang
terbentuk dalam tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang mempunyai peran
sebagai antioksidan, diantaranya adalah vitamin A, vitamin E, vitamin C,
selenium, zat besi dan zinc.

Berikut akan diuraikan peranan zat gizi tersebut di atas terhadap sistem
imunitas tubuh :

1. Peranan Vitamin A dalam Sistem Imun


Vitamin A mempunyai peranan penting di dalam pemeliharaan sel epitel.
Sel epitel merupakan salah satu jaringan tubuh yang terlibat di dalam
fungsi imunitas non-spesifik. Imunitas non-spesifik melibatkan pertahanan
fisik seperti kulit, selaput lendir, silia saluran nafas. Vitamin A selain
mempunyai peranan penting pada imunitas non-spesifik, juga berperan
pada imunitas seluler. Dalam bekerja imunitas seluler melibatkan sel darah
putih baik mononuklear maupun polinuklear, serta sel NK (natural killer).
Sel sel ini berperan sebagai sel yang menangkap antigen, mengolah dan
selanjutnya mempresentasikan ke sel T, yang dikenal sebagai sel penyaji
atau APC (antigen presenting cell) dan selanjutnya memacu produksi
sitokin dan pada akhirnya meningkatkan produksi sel B dan antibodi.

2. Peranan Vitamin D dalam Sistem Imun


Vitamin D berperan penting dalam regulasi sistem imun, memberikan
fungsi antimikroba dan aktivitas imunomodulator dalam imunitas bawaan
dan adaptif. Metabolit aktif vitamin D yang dikenal juga sebagai calcitriol,
berikatan dengan reseptor vitamin D yang ditemukan pada sel imun dan
sel epitel paru untuk kemudian membentuk kompleks dan menstimulasi

13
pelepasan peptida antimikroba cathelicidin dan defensin (Gombart, 2009).
Hal ini perupakan peran vitamin D dalam imunitas seluler bawaan
bersama dengan dalam menjaga integritas kait antar sel. Vitamin D juga
meningkatkan sistem imun adaptif dengan menstimulasi sel T regulator,
menekan respon sel Th1 dan menginduksi sel Th2 sehingga menurunkan
produksi sitokin proinflamasi dan meningkatkan produksi sitokin
antiinflamasi. Vitamin D juga meningkatkan ekspresi gen antioksidan,
seperti glutathione reduktase sehingga mengurangi radikal bebas yang
dihasilkan dalam peradangan.

3. Peranan Vitamin E dalam Sistem Imun


Vitamin E atau α-tokoferol merupakan vitamin larut lemak. Vitamin ini
banyak terdapat dalam membran eritrosit dan lipoprotein plasma.
Tokoferol terutama α-tokoferol telah diketahui sebagai antioksidan yang
mampu mempertahankan integritas membran sel. Peranan besar vitamin E
sebagai antioksidan lebih disebabkan karena vitamin E mempunyai cincin
fenol yang mampu memberikan ion hidrogennya kepada radikal bebas.

Di antara beberapa bentuk vitamin E, bentuk α-tokoferol lebih efektif


dibandingkan dengan beta, gama dan delta tokoferol. Ion hidrogen dari α-
tokoferol sangat efektif dan cepat bereaksi dengan beberapa radikal bebas
dan menghentikan radikal bebas sebelum merusak membran sel dan
komponen-komponen sel lainnya. Proses vitamin E sebagai antioksidan
dalam menghentikan reaksi berantai melalui beberapa proses, seperti
proses inisiasi dan pengembangan. Proses inisiasi yaitu reaksi antara
senyawa lemak seperti PUFA (poli unsaturated fatty acid) dengan radikal
hidroksil kemudian menghasilkan radikal lipid (L.). Jika radikal lipid
sudah terbentuk maka akan bereaksi lagi dengan molekul oksigen dan
terbentuk radikal peroksil Lipid (LOO). Reaksi ini dapat terus berlangsung
atau seringkali disebut dengan reaksi berantai jika tidak dihentikan.
Vitamin E adalah salah satu antioksidan yang kuat untuk menghentikan
reaksi berantai ini, karena vitamin E banyak terdapat di membran sel maka

14
vitamin E mampu melindungi radikal bebas yang akan merusak membran
sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Setelah vitamin E
bereaksi dengan radikal bebas maka vitamin E menjadi radikal vitamin E
atau vitamin E teroksidasi, dalam bentuk ini vitamin E memerlukan
senyawa pereduksi seperti vitamin C dan NADPH (Nicotinamide Adenine
Dinucleotide Phosphatase).

Peranan vitamin E sebagai antioksidan yang melindungi membran sel


secara langsung juga menjaga permeabilitas membran. Integritas membran
sel ini sangat mempengaruhi fungsi imunitas terutama sel-sel imun
utamanya sel T helper dalam berinteraksi dengan antigen presenting cell
(APC). Terjaganya integritas membran sel dapat menjaga/meningkatkan
komunikasi sel yang pada akhirnya mempengaruhi produksi sitokin. Selain
itu peranan vitamin E pada sistem imun diantaranya dapat meningkatkan
proliferasi sel T. Kekurangan vitamin E umumnya menyerang sistem
syaraf, otot, pembuluh darah dan sistem reproduksi, defisiensi ini biasanya
terjadi karena adanya gangguan absorbsi lemak dan gangguan transpor
lipida.

4. Peranan Vitamin C dalam Sistem Imun


Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang membantu menetralisir
radikal bebas. Vitamin C sebagai antioksidan karena kemampuannya
dalam mereduksi beberapa reaksi kimia, salah satunya vitamin C mampu
mereduksi spesies oksigen reaktif (SOR). Vitamin C juga mempunyai
peran sebagai donor elektron. Kemampuan vitamin C sebagai donor
elektron membuat vitamin C menjadi sangat efektif sebagai antioksidan
karena vitamin C dapat dengan cepat memutus rantai reaksi SOR (Spesies
Oksigen Reaktif) dan SNR (Spesies Nitrogen Reaktif).

Peran vitamin C di dalam sistem imun terkait erat dengan peran vitamin C
sebagai antioksidan. Oleh karena vitamin C mudah mendonorkan
elektronnya ke radikal bebas maka sel-sel termasuk sel imun terlindung

15
dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.Vitamin C juga
mempunyai peran dalam sintesa kolagen untuk menjaga kesehatan kulit.
Kulit adalah salah satu jaringan tubuh yang berperan di dalam imunitas
non spesifk. Kulit yang utuh dan sehat dapat menjaga masuknya unsur
patogen ke dalam tubuh. Kulit merupakan barier pertama yang menjaga
masuknya benda asing sehingga mencegah terjadinya infeksi.

Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti


perdarahan dan bengkak di gusi, rasa nyeri pada persendian akibat
konsentrasi vitamin C di plasma darah dan leukosit yang sangat rendah.
Kekurangan Vitamin C akut menyebabkan scorbut dan seseorang dengan
kondisi kekurangan vitamin C dapat menurunkan kekebalan selulernya.

5. Peranan Selenium dalam Sistem Imun


Selenium adalah mineral kelumit yang penting untuk sintesis protein dan
aktivitas enzim glutation peroksidase (GSH-PX). Selenium dalam
glutation peroksidase mempunyai peranan sebagai katalisator dalam
pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang
dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel,
sehingga merusak membran sel. Oleh karena itu disebutkan dalam
beberapa literatur bahwa selenium bekerjasama dengan vitamin E dan
berperan sebagai antioksidan. Kerjasama tersebut terjadi karena vitamin E
menjaga membran sel dari radikal bebas dengan melepas ion hidrogennya,
sedangkan selenium berperan dalam memecah peroksida menjadi ikatan
yang tidak reaktif sehingga tidak merusak asam lemak tidak jenuh yang
banyak terdapat dalam membran, membantu mempertahankan integritas
membran dan melindungi DNA dari kerusakan.

Integritas membran sel sangat diperlukan dalam sistem imunitas karena


produksi sitokin sangat ditentukan oleh reseptor yang terdapat dalam
membran sel, oleh karena itu selenium sangat diperlukan untuk

16
meningkatkan imunitas seluler. Disamping itu kerusakan DNA juga akan
mempengaruhi makrofag dalam fagositosis sehingga akan menurunkan
fungsi makrofag sebagai APC.

6. Peranan Zinc dalam Sistem Imun


Zinc memegang peranan penting dalam banyak fungsi tubuh, sebagai
bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari 300
enzim. Zinc juga berperan dalam proliferasi sel terutama sel mukosa. Zinc
juga mempunyai peran yang penting dalam sintesa asam nukleat. Asam
nukleat adalah senyawa yang esensial di dalam sel, sehingga keberadaan
zinc mempunyai peranan penting di dalam fungsi imunitas seluler. Peran
tersebut telah dibuktikan bahwa kekurangan zinc menurunkan aktivitas sel
natural killer, CD4+ dan CD8+, juga menurunnya proliferasi limfosit.
Peran zinc di dalam fungsi imunitas antara lain di dalam fungsi sel T dan
dalam pembentukan antibodi oleh sel B, serta pertahanan non spesifik.
Zinc juga diperlukan didalam aktivitas enzim SOD (superoksida
dismutase) yang memiliki peran penting dalam sistem pertahanan tubuh,
terutama terhadap aktivitas senyawa oksigen reaktif yang dapat
menyebabkan stres oksidatif.

Peran lain dari zinc adalah untuk sintesa protein. Protein merupakan
komponen terbesar dalam pembentukan antibodi, maka dari itu keberadaan
zinc sangat terkait dengan sistem imun humoral. Zinc juga mempunyai
peranan pada produksi sitokin, hal ini terlihat adanya peningkatan
produksi IL-2, setelah suplementasi zinc pada orang yang kekurangan
zinc. Penurunan zinc juga terlihat mempengaruhi kemampuan sel NK
untuk membunuh antigen.

Kekurangan zinc juga berimplikasi pada penurunan ketajaman indera


perasa, melambatnya penyembuhan luka , gangguan pertumbuhan,
menurunnya kematangan seksual, dan gangguan homeostasis. Sedangkan

17
pada anak-anak kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan
dan pembentukan IgG.

7. Peranan Besi dalam Sistem Imun


Seperti kita ketahui bahwa besi sangat berperan dalam sintesa hemoglobin
dan terkait erat dengan masalah anemia. Peranan zat besi berhubungan
dengan kemampuannya dalam reaksi oksidasi dan reduksi, zat besi
merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mampu berinteraksi dengan
oksigen. Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga elektron
sehingga memiliki tiga sisa muatan positif (Fe 3+ /feri), sedangkan dalam
keadaan tereduksi besi kehilangan dua elektron sehingga memiliki dua sisa
muatan positif (Fe2+ /fero). Keberadaan besi dalam dua bentuk ion ini
menyebabkan besi berperan dalam proses respirasi sel yaitu sebagai
kofaktor bagi enzim- enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi.

Aktifitas SOD (superoksida dismutase) dan katalase bergantung pada zat


besi ini. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah
terbentuknya senyawa radikal bebas baru. Sebagian besar zat besi berada
dalam hemoglobin, hemoglobin didalam darah membawa oksigen dari
paru- paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon
dioksida dari seluruh sel keparu paru untuk dikeluarkan tubuh, selain itu
zat besi juga berperan dalam imunitas dan pembentukan sel-sel limfosit.
Disamping itu dua protein pengikat besi yaitu transferin dan laktoferin
dapat mencegah terjadinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari
mikroorganisme, karena besi diperlukan oleh mikroorganisme untuk
berkembang biak.

Kekurangan besi akan berdampak pada reaksi imunitas berupa aktivitas


neutrofil yang menurun, dan sebagai konsekuensinya kemampuan untuk
membunuh bakteri intraseluler secara nyata menjadi terganggu. Sel NK
sensitif terhadap ketidakseimbangan besi dan memerlukan jumlah besi
yang cukup untuk berdiferensiasi dan berproliferasi, jika tubuh

18
kekurangan besi kemampuan sel NK untuk membunuh bakteri menjadi
rendah.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pertahanan/ Imunitas Tubuh


Beberapa faktor yang mempengaruhi system pertahanan tubuh, yaitu sebagai
berikut.
1. Genetik (keturunan)
Seseorang yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti diebetes
mellitus akan beresiko menderita penyakit tersebut dalam hidupnya.
2. Fisiologis
Fungsi organ yang terganggu akan mempengaruhi kerja organ yang lain
seperti berat badan yang berlebihan akan menyebabkan sirkulasi darah
kurang lancar sehingga dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
3. Tidur
Kadar sitokinin yang sistem kerjanya sangat dipengaruhi oleh pola tidur
seseorang ketika kadar hormone ini berubah-ubah dapat mempengaruhi
imunitas selular sehingga kekebalan tubuh akan melemah.
4. Penggunaan Obat-obatan
Konsumsi obat antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan bakteri
menjadi lebih resistan, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka
sistem kekebalan tubuh akan gagal melawannya

19
BAB III

PEMBANDING JURNAL

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4

Kerja Harmonis Zat Gizi Review Artikel : Peran Zink, Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Untuk
dalam Meningkatkan Gizi Beberapa Zat Gizi Mikro dalam
Judul Vitamin C, dan D Dalam Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh
Imunitas Tubuh terhadap Sistem Imunitas
Meningkatkan Imunitas Tubuh Dalam Pencegahan COVID-19
Covid-19 : Mini Review
https://www.e- http://ejournal.persagi.org/index.php/ http://journal.unpad.ac.id/farmaka/ https://ojs.lppmuniprima.org/index.php/
Website journal.unair.ac.id/
Gizi_Indon/article/download/116/113 article/view/34787 scedule/article/download/97/115
AMNT/article/view/19026
Tahun 2020 2013 2021 2021
Penulis Sri Sumarni Siswanto , Budisetyawati , dan Fitrah Diah Siti Fatimah, Dolih Gozali Fery dan Nur Amaliah
Ernawati
Tujuan utama dari Zat gizi mikro adalah vitamin dan Pandemi COVID-19 yang Munculnya coronavirus baru di Wuhan,
penulisan penelitian jurnal mineral. Salah satu peran vitamin dan disebabkan oleh virus SARS-COV- Cina, yang menyebabkan infeksi
ini adalah membahas mineral adalah sebagai antioksidan 2 telah menjadi masalah kesehatan saluran pernapasan parah pada manusia
peran zat gizi makro dan yang mampu memperkuat sistem global. Oleh karena penyebarannya (COVID-19), telah menjadi masalah
Reviewer zat gizi mikro yang daya tahan tubuh manusia (sistem yang sangat cepat, maka sistem kesehatan global. Sebagian besar virus
berpotensi untuk imun). Peran vitamin A banyak pada imun yang kuat diperlukan untuk corona menginfeksi hewan tetapi dapat
meningkatkan imunitas pemeliharaan sel epitel, dimana sel melindungi tubuh dan mencegah berevolusi menjadi strain yang juga
seperti asam lemak epitel merupakan salah satu jaringan infeksi COVID-19. Zink, Vitamin dapat menginfeksi manusia. Baru-baru
omega-3, beberapa tubuh yang terlibat di dalam fungsi C dan D merupakan salah satu ini, kami menunjukkan bahwa
vitamin larut air seperti imunitas non-spesifik. Vitamin E nutrisi yang diketahui dapat pengobatan imunoglobulin intravena

20
vitamin B6, vitamin C, atau α-tokoferol mempunyai peran meningkatkan imunitas. Tujuan (IVIg) mengurangi peradangan sel
juga vitamin larut lemak penting di membran eritrosit dan review artikel ini adalah untuk epitel usus dan menghilangkan
seperti vitamin A, vitamin lipoprotein plasma, vitamin ini mengetahui peran zink, vitamin C pertumbuhan berlebih dari patogen
D dan vitamin E, serta mampu mempertahankan integritas dan D dalam meningkatkan jamur manusia oportunistik Candida
beberapa mineral seperti membran sel karena vitamin E imunitas tubuh. Metode yang albicans di usus murine dalam
Fe, Zn, Se. Mekanisme mempunyai cincin fenol yang digunakan adalah melalui hubungannya dengan downregulasi
innate immunity dan mampu memberikan ion hidrogennya pengumpulan data yang diperoleh mediator proinflamasi yang
adaptive immunity yang kepada radikal bebas. Demikian pula dari Pubmed dan Google Scholar dikombinasikan dengan upregulasi
melibatkan zat gizi dengan vitamin C sebagai donor dari tahun 2016 hingga 2021. Hasil sitokin anti-inflamasi. Zat gizi mikro
tersebut akan dibahas elektron sehingga cepat memutus yang diperoleh dari 15 artikel adalah vitamin dan mineral. Salah satu
secara mendalam, serta rantai reaksi SOR (Spesies Oksigen menunjukkan bahwa zink, vitamin peran vitamin dan mineral adalah
bagaimana mekanisme Reaktif) dan SNR (Spesies Nitrogen C dan D memiliki ativitas sebagai sebagai antioksidan yang mampu
selular melawan virus Reaktif). Selenium merupakan antioksidan, antiinflamasi, dan memperkuat sistem daya tahan tubuh
corona. Mekanisme mineral kelumit yang penting untuk berperan sebagai imunomodulator manusia (sistem imun). Peran vitamin
masuknya virus corona ke sintesis protein dan aktivitas enzim dalam imunitas bawaan dan adaptif A banyak pada pemeliharaan sel epitel,
dalam sel adalah melalui glutation peroksidase (GSH-PX). serta berperan dalam menjaga dimana sel epitel merupakan salah satu
mekanisme yang disebut Selenium mempunyai peranan integritas epitel penghalang. Oleh jaringan tubuh yang terlibat di dalam
endositosis, yaitu virus sebagai katalisator dalam pemecahan karena itu, zink, vitamin C dan D fungsi imunitas non-spesifik. Vitamin
ditangkap oleh reseptor peroksida yang terbentuk di dalam dapat bermanfaat dalam E atau α-tokoferol mempunyai peran
yang terdapat di tubuh menjadi ikatan yang tidak meningkatkan imunitas tubuh. penting di membran eritrosit dan
permukaan sel, kemudian bersifat toksik. Maka karena itu lipoprotein plasma, vitamin ini mampu
ditarik masuk ke dalam kecukupan zat gizi terutama vitamin mempertahankan integritas membran
sel. Spike protein (protein dan mineral sangat diperlukan dalam sel karena vitamin E mempunyai cincin
S) bertugas memfasilitasi mempertahankan sistem kekebalan fenol yang mampu memberikan ion
masuknya virus ke dalam tubuh yang optimal sebagai upaya sel hidrogennya kepada radikal bebas.
target, terutama sel preventif agar selalu sehat. Demikian pula dengan vitamin C
paru. sebagai donor elektron sehingga cepat
memutus rantai reaksi SOR (Spesies

21
Oksigen Reaktif) dan SNR (Spesies
Nitrogen Reaktif). Selenium
merupakan mineral kelumit yang
penting untuk sintesis protein dan
aktivitas enzim glutation peroksidase
(GSH-PX). Selenium mempunyai
peranan sebagai katalisator dalam
pemecahan peroksida yang terbentuk di
dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak
bersifat toksik. Maka karena itu
kecukupan zat gizi terutama vitamin
dan mineral sangat diperlukan dalam
mempertahankan sistem kekebalan
tubuh yang optimal sebagai upaya
preventif agar selalu sehat.
Artikel ini membahas
peran zat gizi makro dan
zat gizi mikro yang Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
berpotensi untuk Jurnal ini membahas zat gizi mikro Jurnal ini membahan sistem imun peran penting anatara vitamin dan
meningkatkan imunitas yang kuat diperlukan untuk mineral yang dikonsumsi oleh tubuh
dalam sistem imunitas tubuh
seperti asam lemak melindungi tubuh agar dapat dan berfokus pada bagaimana vitamin
Tujuan sehingga mengharuskan manusia
omega-3, beberapa mencegah infeksi COVID-19. Juga dan mineral penting untuk menjaga
Penulisan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
vitamin larut air seperti untuk mengetahui peran zink, sistem kekebalan tubuh manusia
mikro agar tida keurangan zat gizi
vitamin B6, vitamin C, vitamin C dan D dalam melalui review pada beberapa buku
tersbeut.
juga vitamin larut lemak meningkatkan imunitas tubuh. teks dan hasil penelitian dalam dan luar
seperti vitamin A, vitamin negeri.
D dan vitamin E, serta
beberapa mineral seperti

22
Fe, Zn, Se. Mekanisme
innate immunity dan
adaptive immunity ya
Saat ini, dunia sedang Defisiensi zat gizi mikro adalah Coronavirus Disease (COVID-19) Munculnya coronavirus baru di Wuhan,
menghadapi wabah vitamin dan mineral. Walaupun merupakan suatu masalah Cina, yang menyebabkan infeksi
penyakit yang disebabkan vitamin diperlukan tubuh dlaam kesehatan global yang disebakan saluran pernapasan parah pada manusia
oleh virus corona jenis jumlah kecil namun mempunyai oleh novel coronavirus severe (COVID- 19), telah menjadi masalah
baru atau yang disebut peranan yang penting. Vitamin adlah acute respiratory syndrome kesehatan global. Sebagian besar virus
Novel Severe Acute zat esensial yag diperlukan untuk coronavirus-2 (SARSCoV-2). corona menginfeksi hewan tetapi dapat
Respiratory Syndrome membantu kelancaran penyerapan zat Kasus COVID-19 pertama kali berevolusi menjadi strain yang juga
Corona Virus, disingkat gizi dan proses metabolisme tubuh. ditemukan di Wuhan, Cina dan dapat menginfeksi manusia. Baru-baru
SARS CoV-2. Penyakit Begitu pula dengan mineral, dalam dengan penyebarannya yang cepat ini, kami menunjukkan bahwa
yang disebabkan virus ini jumlah kecil beberapa mineral maka dinyatakan pandemi oleh pengobatan imunoglobulin intravena
oleh Organisasi Kesehatan dibutuhkan tubuh untuk menjaga World Health Organization (WHO) (IVIg) mengurangi peradangan sel
Latar Dunia (World Health agar organ tubuh berfungsi secara pada 11 Maret 2020 (Kakodkar et epitel usus dan menghilangkan
Organization/WHO) normal. Beberapa mineral juga al., 2020). Di Indonesia, kasus pertumbuhan berlebih dari patogen
Belakang
kemudian disepakati berfungsi sebagai ko-enzim dan COVID-19 pertama kali dilaporkan jamur manusia oportunistik Candida
dengan nama Corona antioksidan. Peran vitamin dan pada tanggal 2 Maret 2020 albicans di usus murine dalam
Virus Diseases 2019 mineral sebagai antioksidan inilah sebanyak 2 kasus dan terjadi hubungannya dengan downregulasi
disingkat Covid-19. yang membuat vitamin dan mineral peningkatan penyebaran dengan mediator proinflamasi yang
Penamaan ini diberikan mampu memperkuat sistem daya cepat di seluruh wilayah Indonesia dikombinasikan dengan upregulasi
karena karakter virus tahan tubuh manusia (sistem imun). 1 (Kemenkes RI, 2020). sitokin anti-inflamasi.
corona baru ini memiliki Tulisan ini bertujuan untuk COVID-19 ini merupakan penyakit Definisi zat gizi mikro adalah vitamin
kemiripan dengan virus menganalisis peran beberapa zat gizi baru, sehingga berbagai studi dan mineral. Walaupun vitamin
corona yang menyebabkan mikro terhadap sistem daya tahan masih terus dilakukan untuk diperlukan tubuh dalam jumlah kecil
penyakit Severe Acute tubuh melalui review pada beberapa menemukan pilihan terapi yang namun mempunyai peranan yang
Respiratory Syndrome buku teks dan hasil penelitian dalam tepat (Febriana, 2021). Setiap penting. Vitamin adalah zat esensial
(SARS) yang terjadi pada dan luar negeri. Zat gizi mikro yang negara mencoba melakukan yang diperlukan untuk membantu

23
tahun 2003, yang dimaksud adalah vitamin A, vitamin berbagai modalitas pengobatan kelancaran penyerapan zat gizi dan
disebabkan oleh virus E, vitamin C, Selenium, Zinc dan untuk menangani dan proses metabolisme tubuh. Begitu pula
corona (SARS-CoV). Besi peranannya dalam sistem imun meningkatkan angka kesembuhan dengan mineral, dalam jumlah kecil
Sementara angka 19 manusia. para pasien (PDPI, 2020). Selain beberapa mineral dibutuhkan tubuh
sebagai tanda bahwa Sistem imun (immune system) atau itu, untuk mencegah pertambahan untuk menjaga agar organ tubuh
penyakit ini muncul pada sistem kekebalan tubuh adalah jumlah kasus, dilakukan juga berfungsi secara normal. Beberapa
tahun 2019. kemampuan tubuh untuk melawan upaya pencegahan yang salah mineral juga berfungsi sebagai ko-
Oleh karena itu, sikap infeksi, meniadakan kerja toksin dan satunya dengan upaya enzim dan antioksidan. Peran vitamin
waspada harus tetap faktor virulen lainnya yang bersifat meningkatkan imunitas (Kemenkes dan mineral sebagai antioksidan inilah
ditekankan kepada antigenik dan imunogenik. Antigen RI, 2020). Penyakit yang yang membuat vitamin dan mineral
masyarakat untuk sendiri adalah suatu bahan atau disebabkan oleh virus, termasuk mampu memperkuat sistem daya tahan
mencegah agar tidak senyawa yang dapat merangsang COVID-19, memiliki sifat self- tubuh manusia (sistem imun).
terinfeksi virus ini. Kunci pembentukan antibodi. Antigen dapat limiting sehingga dapat diartikan Sistem imun (immune system) atau
keberhasilan dalam berupa protein, lemak, polisakarida, kesembuhan seseorang dipengaruhi sistem kekebalan tubuh adalah
mengatasi Covid-19 asam nukleat, lipopolisakarida, oleh imunitas yang dimilikinya kemampuan tubuh untuk melawan
adalah melalui gerakan lipoprotein dan lain-lain. Sementara (Krinsky, 2016). infeksi, meniadakan kerja toksin dan
preventif untuk itu antigenik adalah sifat suatu Saat ini, banyak penelitian yang faktor virulen lainnya yang bersifat
mempraktekkan pola senyawa yang mampu merangsang dilakukan terhadap vitamin antigenik dan imunogenik. Antigen
hidup sehat dan pembentukan antibodi spesifik maupun mineral untuk pencegahan sendiri adalah suatu bahan atau
membatasi kontak fisik terhadap senyawa tersebut. Berbicara danjugaterapiCOVID-19 senyawa yang dapat merangsang
dan menjaga jarak kontak daya tahan tubuh, kita sering (Michienzi and Badowski, 2020). pembentukan antibodi. Antigen dapat
fisik untuk memutus rantai mendengar imunogen yaitu senyawa Adapun vitamin dan mineral yang berupa protein, lemak, polisakarida,
penyebaran. Selain itu, yang dapat merangsang pembentukan dapat digunakan dalam hal ini asam nukleat, lipopolisakarida,
perlu meningkatkan daya kekebalan/imunitas, dan imunogenik adalah vitamin dan mineral yang lipoprotein dan lain-lain. Sementara itu
tahan tubuh terhadap adalah sifat senyawa yang dapat memiliki efek antivirus, antigenik adalah sifat suatu senyawa
infeksi dengan asupan zat merangsang pembentukan antibodi antioksidan, antiinflamasi, yang mampu merangsang pembentukan
gizi yang cukup dan spesifik yang bersifat protektif dan imunomodulator, dan mengatasi antibodi spesifik terhadap senyawa
beragam. Berbagai zat gizi peningkatan kekebalan seluler. Jika gangguan vascular (Febriana, tersebut. Berbicara daya tahan tubuh,

24
makro dan mikro berperan sistem kekebalan melemah, 2021). Beberapa mineral dan kita sering mendengar imunogen yaitu
dalam meningkatkan kemampuan untuk melindungi tubuh vitamin yang dapat membantu senyawa yang dapat merangsang
imunitas. 7-9 Masih juga berkurang, sehingga patogen, respons imun terhadap virus pembentukan kekebalan/imunitas, dan
sangat jarang publikasi termasuk virus dapat tumbuh dan SARSCoV-2 ini diantaranya imunogenik adalah sifat senyawa yang
hasil penelitian tentang berkembang dalam tubuh. Sedangkan adalah vitamin A, B, C, D dan E, dapat merangsang pembentukan
intervensi gizi di reaksi yang dikoordinasi selsel, serta mineral seperti selenium, antibodi spesifik yang bersifat protektif
masyarakat terkait dengan molekul-molekul terhadap mikroba magnesium, dan zink (Michienzi dan peningkatan kekebalan seluler. Jika
imunitas terhadap Covid- dan bahan lainnya disebut respon and Badowski, 2020). Selain itu, sistem kekebalan melemah,
1910, oleh karena itu imun. dalam Pedoman Tatalaksana kemampuan untuk melindungi tubuh
tulisan ini akan membahas COVID-19 yang ada saat ini, zink, juga berkurang, sehingga patogen,
bagaimana berbagai vitamin C dan D digunakan termasuk virus dapat tumbuh dan
macam zat gizi dapat sebagai pilihan terapi untuk pasien berkembang dalam tubuh. Sedangkan
membantu meningkatkan terkonfirmasi COVID-19dari reaksi yang dikoordinasi sel-sel,
daya tahan tubuh terhadap tanpa gejala hingga kritis (PDPI, molekulmolekul terhadap mikroba dan
infeksi virus secara umum, 2020). Oleh karena itu, artikel bahan lainnya disebut respon imun.
maupun pengalaman dari review ini disusun bertujuan untuk
infeksi SARS-CoV serta mengetahui peran vitamin C, D,
mekanisme selularnya. dan zink dalam sistem imun
sebagai upaya pencegahan dan
terapi COVID-19.
Tulisan ini merupakan review dari Sumber data yang digunakan Tulisan ini merupakan review dari
berbagai kepustakaan dalam dan luar dalam penulisan artikel review ini berbagai kepustakaan dalam dan luar
negeri dari mulai tahun 1984 sampai adalah jurnal ilmiah dan jurnal negeri dari mulai tahun 1984 sampai
Metode - dengan 2007. Literature yang review nasional maupun dengan 2020. Literatur yang digunakan
digunakan berupa artikel dalam internasional yang diperoleh berupa artikel dalam jurnal dan buku
jurnal dan buku teks yang dapat melalui Pubmed dan Google teks yang dapat memberi wawasan
memberi wawasan yang lebih dalam Scholar. Pencarian dilakukan yang lebih dalam pada tulisan ini dan
pada tulisan ini dan tercatat sebanyak terhadap jurnal yang diterbitkan tercatat sebanyak 41 buah.

25
40 buah. antara tahun 2016-2021 dengan
kata kunci “vitamin C”, “vitamin
D”, “zinc “immunity”, dan
“COVID-19”. Dari pencarian
tersebut diperoleh 33 jurnal dan
dipilih 15 jurnal yang relevan
dengan tujuan penulisan review
artikel ini. Adapun referensi
pendukung yang diperlukan juga
diperoleh melalui sarana internet.
Menghadapi masa Kecukupan zat gizi terutama vitamin Covid-19 merupakan penyakit menular
pandemi Covid-19 ini dan mineral sangat diperlukan dalam yang menyerang sistem pernafasan
merupakan masa yang mempertahankan sistem kekebalan Sistem imun yang kuat diperlukan berpotensi menimbulkan kedaruratan
sulit bagi semua tubuh yang optimal. Karena sebagian kesehatan masyarakat. Penularan
untuk melindungi dan mencegah
komponen masyarakat, besar vitamin dan seluruh mineral MERS-CoV sangat cepat dan bisa dari
tubuh dari infeksi COVID-19.
pemerintah maupun tidak dapat disintesa oleh tubuh, hewan ke hewan, hewan ke manusia,
Berdasarkan studi yang tersedia,
petugas kesehatan. Selain maka konsumsi makanan yang dan manusia ke manusia dengan kontak
zink, vitamin C dan D memiliki
edukasi mengajak beragam dan seimbang sangat langsung maupun tidak langsung.
aktivitas antioksidan, antiinflamasi,
masyarakat untuk diperlukan utamanya sumber vitamin Gejala dari MERS-CoV juga adalah
Kesimpulan imunomodulator, dan menjaga
mematuhi protokol dalam mineral seperti buah, sayuran dan gejala yang sulit dikenali karena
integritas epitel penghalang
memutus rantai pangan hewani. Beberapa vitamin sebagian besar gejalanya adalah gejala
sehingga vitamin dan mineral
penyebaran virus, dan mineral mempunyai peran yang tidak spesifik. Sampai saat ini
tersebut dapat bermanfaat dalam
masyarakat juga perlu sebagai antioksidan yang sangat belum ada vaksin yangbisa
meningkatkan imunitas tubuh dan
mendapatkan edukasi mempengaruhi kualitas hidup menyembuhkan penderita MERS-
dapat digunakan untuk terapi dan
pentingnya meningkatkan manusia diantaranya adalah vitamin CoV. Tetapi penularan MERS CoV ini
pencegahan COVID-19.
daya tahan tubuh. Prinsip A, vitamin E, vitamin C, selenium, bisa dicegah dengan banyak cara salah
dalam meningkatkan daya zat besi dan zinc. Zat gizi ini satunya dengan menjauhi penderita
tahan tubuh adalah diperlukan dalam sistem pertahanan atau menjaga jarak dengan penderita

26
menjaga berat badan tubuh karena perannya sebagai zat MERSCoV ataupun hewan yang
normal, menjaga asupan gizi antioksidan. terinfeksi, menggunakan masker,
makanan yang beragam menjaga kebersihan tangan dengan
sehingga dapat asupan sering mencuci tangan memakai sabun
berbagai macam zat gizi. dan menerapkan etika batuk ketika
Berbagai zat gizi makro sakit serta menerapkan Pola hidup
dan zat gizi mikro, di sehat.
dalam tubuh akan bekerja Kecukupan zat gizi terutama vitamin
bersama-sama secara dan mineral sangat diperlukan dalam
harmoni untuk menjaga mempertahankan sistem kekebalan
tubuh dari serangan tubuh yang optimal. Karena sebagian
infeksi. Selain itu paparan besar vitamin dan seluruh mineral tidak
matahari pagi selama 5-15 dapat disintesa oleh tubuh, maka
menit penting untuk konsumsi makanan yang beragam dan
memperkuat pertahanan seimbang sangat diperlukan utamanya
tubuh. sumber vitamin mineral seperti buah,
sayuran dan pangan hewani. Beberapa
vitamin dan mineral mempunyai peran
sebagai antioksidan yang sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia
diantaranya adalah vitamin A, vitamin
E, vitamin C, selenium, zat besi dan
zinc. Zat gizi ini diperlukan dalam
sistem pertahanan tubuh karena
perannya sebagai zat gizi antioksidan

27
BAB IV

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Gizi Terhadap Imunitas
Tubuh” penulis menyimpulkan bahwa Gizi merupakan salah satu
penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan menurunkan daya
tahan atau imunitas tubuh, yang berakibat meningkatnya kesakitan dan
kematian. Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu
kesatuan yang kompleks dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi
patogen yang masuk seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.

Adapun penyebab imunitas tubuh menurun yaitu kekurangan


asupan nutrisi, dehidrasi, stres, kurang bergerak, kurang tidur, depresi,
paparan zat bahaya, konsumsi alkohol, olahraga berlebih kurang, sinar
matahari. Dan beberapa penyakit terkait gangguan system imun yaitu
HIV/AIDS, autoimun, hipersensitivitas (alergi) dan, imunodefisiensi.
Untuk mengatasi imunitas menurun dan mencegah penyakit terkait
gangguan sistem imun, penulis melampirkan ada beberapa zat gizi
yang bisa dikonsumsi seperti Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E,
Vitamin C, Selenium, Zinc dan Besi.

3.2 Saran
Masyarakat di era sekarang sekarang sudah banyak yang
memiliki pengetahuan gizi yang cukup, hal ini harus disertai dengan
prilaku konsumsi yang baik juga terlebih pada masa sekarang ini.
Sebaiknya masyarakat meningkatkan konsumsi zat gizi makro ataupun
mikro terutama pada buah dan sayur untuk membantu meningkatkan
imunitas tubuh agar tidak terjadi penyakit yang tidak diinginkan.

28
Selain itu juga diharapkan masyarakat selalu menerapkan pola hidup
sehat agar dapat menjaga kebugaran tubuh sehingga system imunitas
tubuh tidak akan menurun.

29
DAFTAR PUSTAKA

Sumarmi, S. (2020). Kerja harmoni zat gizi dalam meningkatkan


imunitas tubuh terhadap Covid-19: Mini Review. Amerta Nutrition, 4(3), 250-256.

Ernawati, F. (2013). Peran beberapa zat gizi mikro dalam sistem


imunitas. Gizi Indonesia, 36(1).

Fatimah, D. S., & Gozali, D. (2021). REVIEW ARTIKEL: PERAN


ZINK, VITAMIN C DAN D DALAM MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH.
Farmaka, 19(3).

Amaliah, N. (2021). Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Untuk


Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh Dalam Pencegahan COVID-19. Science
Education and Learning Journal, 1(1), 16-23.

30

Anda mungkin juga menyukai