Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik hidayahnya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiolofi dengan
judul Proses Fisiologi Pada Tubuh Manusia Dan Proses Immunitas
Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan dorongan orang tua dan referensi-referensi sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca khusunya para mahasiswa IKesT Muhammadiyah
Palembang. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekuranganya. Oleh sebab itu, kepada dosen pengampu kami meminta kritik dan
saran yang membangun dan kami berharap hal tersebut mampu menjadikan
cambuk untuk kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang akan
datang.
Penulis,
Palembang, 10 Maret 2022
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem Imunitas................................................................... 3
2.2 Komponen-Komponen Kekebalan Tubuh .......................................... 3
2.3 Fungsi Sistem Imun.............................................................................. 4
2.4 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh.................................................. 4
2.5 Gangguan Siste Kekebalan Tubuh ....................................................... 8
2.6 Definisi Syok....................................................................................... 9
2.7 Derajat Syok.......................................................................................... 10
2.8 Klasifikasi Dan Etiologi Syok ............................................................. 11
2.9 Patofisiologi Syok................................................................................. 11
2.10Diagnosis Syok..................................................................................... 12
2.11Penanganan Segera Pasien Syok........................................................... 12
2.12 Monitoring Syok.................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan keadaan kardiogenik sering terjadi pada kondisi gagal jantung
kongestif dan infark miokardium.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Sistem Imunitas
2. Mengetahui Komponen-Komponen Sistem Kekebalan Tubuh
3. Mengetahui Fungsi Imun
4. Mengetahui Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh
5. Mengetahui Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
6. Mengetahui Definisi Syok
7. Mengetahui Derajat Syok
8. Mengetahui Klasifikasi dan Etiologi Syok
9. Mengetahui Patofisiologi Syok
10. Mengetahui Diagnosis Syok
11. Mengetahui Penanganan Segera Pasien Syok
12. Mengetahui Monitoring Syok
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Fungsi Sistem Imun
1. Melawan kuman (patogen) yang membawa penyakit seperti bakteri,
virus, parasit atau jamur, dan mengeluarkannya dari tubuh kita.
2. Mengenali dan menetralisir zat-zat berbahaya di lingkungan sekitar
kita.
3. Melawan penyakit yang dapat merubah tubuh kita secara keseluruhan
seperti sel kanker.
4. Memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
4
yang terinfeksi akan segera di tolong oleh neutrofil dan
membunuh mikroba yang menyebabkan infeksi. Peristiwa-
peristiwa didalam penelanan dan penghancuran mikroba
oleh selsel fagositik (Campbell et al., 2010) yaitu:
a) Pseudopodia dari sel fagositik mengelilingi
mikroba-mikroba,
b) Mikroba-mikroba kemudian ditelan didalam sel,
c) Akibatnya terbentuk vakuola-vakuola yang berisi
mikroba,
d) Vakuola dan lisosom berdifusi,
e) Senyawa-senyawa raun dan enzim lisosom
menghancurkan mikrobamikroba,
f) Sisa-sisa mikroba kemudian dilepaskan melalui
eksositosis.
2) Sel Natural Killer (NK)
Mikroorganisme tidak diserang langsung oleh sel NK
atau disebut sel, mereka akan merusak sel tubuh yang
diserang oleh virus dan sel-sel abnormal yang dapat
menyebabkan tumor. Mekanisme kerja sel NK adalah
sebagai berikut:
a) Sel NK bekerja berkeliling mengikuti saluran
limfosit menuju seluruh bagian tubuh,
b) Sel NK akan membaca dan mengidentifikasi sinyal
mengenai sel-sel asing yang dijumpainya,
c) Sel NK akan mendekati sel asing dan membaca
nukleus dari sel asing tersebut,
d) Jika DNA sel asing berbeda dengan DNA dari sel
tubuh manusia maka sel NK akan membentuk
koloni untuk menyerang membran dari sel asing
tersebut,
5
e) Serangan dikhususkan pada nukleus sel asing
hingga selnya meledak dan hancur.
3) Respon Peradangan Inflamasi
Respon peradangan inflamasi merupakan respon tubuh
terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau
benturan keras. Pada proses ini dipengaruhi oleh Histamin
dan prostaglandin. Histamin yang dihasilkan oleh sel tubuh
berperan untuk meningkatkan konsentrasi otot dan
permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler di sekitar
area yang terinfeksi (Campbell et al., 2010).
4) Protein Antimikroba
Didalam pertahan tubuh protein sangat berperan
penting yang mampu membunuh mikroorganisme secara
langsung, ada kurang lebih 20 jenis protein yang
dikategorikan kedalam system pertahanan ini. Pembentukan
protein komplemen dapat menyebabkan sel patogen mati,
ada beberapa protein yang menyebabkan pertahanan tubuh
nonspesifik atau disebut juga system peradangan, lalu
menraik sel fagosit menuju jaringan yang rusak (Campbell
et al., 2010).
Mekanisme kerja sistem limfatik dalam membentuk
pertahanan tubuh pada manusia (Campbell et al., 2010)
adalah:
a) Cairan interestisial yang merendam jaringan,
bersama dengan sel-sel darah putih yang
dikandungnya, terus menerus memasuki pembuluh
limfatik,
b) Cairan didalam sistem limfatik (disebut limfe)
mengalir melalui pembuluh limfatik ke seluruh
tubuh,
6
c) Didalam nodus limfe, mikroba dan partikel-partikel
asing yang ada didalam limfe yang bersirkulasi
bertemu dengan makrofag dan sel-sel lain
yangmelakukan aksi pertahanan,
d) Pembuluh-pembuluh limfatik mengembalikan limfe
ke darah melalui dua saluran besar yang mengalir ke
dalam vena didekat bahu.
2. Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik ialah pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang akan masuk ke dalam tubuh. Adanya antigen
dan antibody akan membentuk system kekebalan tubuh (Agustina,
2015).
a. Kekebalan Humoral Aktivitas
Sel Byang beredar dalam cairan darah dan limfe terlibat didalam
kekebelan humoral. Respon humoral pada antibody yang berfungsi
untuk melwan bakteri bebas racun, serta mikroorganisme yang lain
yang berada pada cairan tubuh.
b. Kekebalan Seluler
Sel T terlibat dalam kekebalan, suatu jaringan tuubuh yang telah
terinfeksi maka sel T akan melakukan tugasnya untuk menyerang
sel asing tanpa penghambat (Agustina, 2015).
c. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh
itu sendiri, Tubuh membentuk antibodi sendiri karena infeksi
antigen. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan.
(Campbell et al., 2010).
d. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah setelah antibodi dari luar diterima
kekebalan akan diperoleh. Cara alami yang dapat dilakukan oleh
kekebalan ini yaitu pemberian ASI, sedangkan cara buatannya
yaitu bisa dengan menyuntikan antiserum yang didalamnya
7
mengandung immunoglobin lainnya tetapi cara buatan ini hanya
mampu bertahan tidak lama bisa terhitung hanya bertahan beberapa
minggu karena penguraian yang terjadi membuat kekebalan
tersebut tidak dapat bertahan lama dalam tubuh(Campbell et al.,
2010
8
Menurunnya sindrom pada kekebalan tubuh dapat diartikan
sebagai AID AIDS, penyakit AIDS sangat berbahaya karena
penyakit tersebut merupakan penyakit yang menular.
4. Defisiensi Imun
Defisiensi imun dapat dilihat dari keturunan atau dapat juga
diperoleh dari faktor eksternal seperti pada usia lanjut dan
kekurangna nutrisi. Defisiensi imun yang dilihat dari keturunan
tersebut umumnya mencerminkan kegagalan penurunan suatu gen
kepada generasi selanjutnya sehingga dihasilkan makrofag yang
tidak dapat mencerna dan menghancurkan organisme penyerbu.
5. Penyakit Autoimun
Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem
kekebalan akan menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-
olah mereka adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi
pada kasus kencing manis dan demam rematik Penyakit autoimun
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti etnis, gender, lingkungan,
dan riwayat keluarga. Salah satu contoh penyakit autoimun adalah
lupus.
Penyakit ini menyebabkan terbentuknya antibodi yang
menyerang histon dan DNA yang dilepaskan melalui pemecahan
normal sel-sel tubuh. Antibodiantibodi yang reaktif terhadap diri
sendiri ini menyebabkan ruam-ruam kulit, demam, artritis, dan
gangguan ginjal.
9
Sindrom gangguan pathofisiologi berat yang berhubungan dengan
metabolisme selluler yang abnormal, kegagalan sirkulasi Syok atau
renjatan dapat diartikan sebagai keadaan terdapatya pengurangan yang
sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen
serta unsur- unsur gizi lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga
timbul cidera seluler yang mula- mula reversible dan kemudian bila
keadaan syok berlangsung lama menjadi irreversible.(Isselbacher, dkk,)
10
2.8 Klasifikasi dan Etiologi Syok
Berdasarkan bermacam-macam sebab dan kesamaan mekanisme
terjadinya, syok dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu:
a. Syok Hipovolemik, diinduksi oleh penurunan volume darah, yang
terjadi secara langsung karena perdarahan hebat atau tidak langsung
karena hilangnya cairan yang berasal dari plasma (misalnya diare
berat, pengeluaran urin berlebihan atau keringat berlebihan).
b. Syok Kardiogenik, disebabkan oleh kegagalan jantung yang melemah
untuk memompa darah secara kuat.
c. Syok Distributif, disebabkan oleh vasodilatasi luas yang dicetuskan
oleh adanya zat-zat vasodilator. Terdapat tiga jenis syok vasogenik:
Syok septik dan Syok Anafilaktik yang dapat menyertai infeksi luas,
ditimbulkan oleh zat-zat vasodilator yang dikeluarkan oleh penyebab
infeksi. Demikian juga pengeluaran histhistamineg berlebihan pada
reaksi alergi hebat dapat menyebabkan vasodilatasi luas (syok
anafilaktik) dan syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat
kehilangan tonus simpatis.
d. Syok Obstruktif, syok yang diakibatkan adanya gangguan
padadistribusi volume sirkulasi baik pada perubahan resistensi
pembuluh darah ataupun akibat permeabilitasnya.
11
dan menstabilkan tekanan darah. Kontraktilitas akan terus meningkat
sesuai dengan hukum starling melalui retensi natrium dan air.
Dengan bertambah buruknya kinerja ventrikel kiri, syok menjadi
makin berkembang hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi hebat yang
mengenai setiap organ penting. Pengaruh sistemik dari syok akhirnya akan
membuat syok menjadi ireversibel.
Beberapa organ terserang lebih nyata dan cepat daripada yang lain.
Seperti miokardium akan menderita kerusakan yang paling dini pada
keadaan syok. selain bertambahnya kerja miokardium dan kebutuhan
terhadap oksigen, terjadi beberapa perubahan lain.
12
adanya obstruksi jalan nafas), circulation (menilai sirkulasi
peredaran darah), disability (menilai kesadran dengan cepat),
exposure (menilai adanya cedera leher atau tulang belakang).
2. Fase resusitasi, kelanjutan upaya intervensi dan pemantauan yang di
mulai dari survei primer. (memasang pulse oxymetri)
3. Pemantauan Lanjutan dari pemantauan tekanan vena sentral,
pemantauan kateter pulmonal, pemantauan kateter intra-arteria,
pemantauan non-invasif, penempatan kateter urin dan nasogastrik
4. Fase perawatan definitif
5. Persiapan untuk pemindahan pasien, pemindahan pada kamar
operasi atau unit perawatan intensif khusus Penanganan syok harus
bertujuan untuk memperbaikipenyebab dan membantu mekanisme
kompensasi fisiologis untuk memulihkan perfusi jaringan yang
adekuat.
2.11 Monitoring
Pemantauan tekanan darah, denyut jantung, irama jantung, serta
frekuensi dan kedalaman pernapasan. Perubahan tekanan arteri
mencerminkan perubahan isi sekuncup jantung sehingga merupakan
indikator aliran darah yang lebih baik dari pada tekanan sistolik.
Bila kulit penderita dingin dan basah, umumnya dapat dianggap
bahwa curah jantungnya rendah dan tahanan vaskular perifernya tinggi.
Penurunan kesadaran merupakan bukti dari perfusi jaringan jelek. Dasar
pemantauan ini adalah adanya lembar catatan dengan petunjuk yang
tepat bagi semua tanda-tanda vital dan terap.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sel atau organ
khusus suatu organisme yang membantu dalam pertahanan tubuh agar
tidak mudah terkena penyakit. Komponen-komponen sistem kekebalan
tubuh terdiri atas, makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut,
antigen, dan antibodi.
Fungsi sistem imun yaitu sebagai elawan kuman (patogen) yang
membawa penyakit seperti bakteri, virus, parasit atau jamur, dan
mengeluarkannya dari tubuh kita, mengenali dan menetralisir zat-zat
berbahaya di lingkungan sekitar kitam, melawan penyakit yang dapat
merubah tubuh kita secara keseluruhan seperti sel kanker, memperbaiki
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15