Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUTORIAL

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : TIARA IDAFATRIYANI


NIM : 40021071

DOSEN: MARDALENA, SKM, M.KM

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang hakikat hidup dan kerja. Makalah ini
di ajukan guna memenuhi tugas kuliah. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat dii selesaikan
sesuai dengan waktu nya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu bagi kita semua. Dan saya
pun meminta maaf yang sebesar besarnya apabila didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan kesalahan, terima kasih.

Palembang Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. KLASIFIKASI ISTILAH ............................................................................1
C. IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................2
D. ANALISIS MASALAH ( 5W+1H).............................................................2
E. HIPOTESIS..................................................................................................3
BAB II ISI...............................................................................................................4
A. DEFINISI.....................................................................................................4
B. ETIOLOGI...................................................................................................4
C. KLASIFIKASI.............................................................................................5
D. TAHAPAN PENYEMBUHAN LUKA.......................................................5
E. PENCEGAHAN LUKA...............................................................................6
F. PENGOBATAN LUKA...............................................................................7
G. PERAWATAN LUKA DAN LANGKAH-LANGKAHNYA....................8
BAB III....................................................................................................................9
A. KESIMPULAN............................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
KASUS 2
Seorang laki-laki tuan Adi berusia 30 tahun. Datang ke UGD RS
dengan mengaku sebagai korban tabrak lari. Berdasarkan hasil anamnesis
pasien mengaku di serempet oleh sepeda motor saat sedang berjalan kaki dan
sempat terguling di aspal sehingga mengalami luka di dekat lutut kanan.tidak
ada riwayat penurunan kesadaran atau muntah.

B. KLASIFIKASI ISTILAH
 UGD
unit gawat darurat, memiliki ruang lingkup penanganan yang kecil dari
pada IGD.
 RS
atau rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan masyarakat, dan
orang yang berobat di RS bisa dari rawat inap maupun rawat jalan.
 Korban
merupakan yang menderita oleh sesuatu.
 Anamnesis
riwayat kesehatan dari pasien.
 Pasien
seseorang yang kita layani dengan sikap yang baik.
 Serempet
adalah kejadian yang bisa dilakukan dengan sengaja maupun tidak
sengaja.
 Luka
kondisi terjadi perubahan di area tubuh dan bisa menyebabkan ketidak
nyamanan
 Riwayat
sesuatu yang di derita seseorang

1
 Penurunan
dalam istilah medis drop
 Kesadaran
pemahaman atau pengetahuan seseorang
 Muntah
merupakan keluarnya minuman atau makanan yang kita konsumsi dari
mulut dan itu bisa di sebabkan oleh berbagai masalah di dalam tubuh.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
NO OBSERVED EXPECTED CONCERN
1 Seorang laki-laki tuan Adi berusia 30 tahun. sesuai √
2 Datang ke UGD RS dengan mengaku sebagai senjang XX
korban tabrak lari.
3 Berdasarkan hasil anamnesis pasien Senjang XX
mengaku di serempet oleh sepeda motor saat
sedang berjalan kaki
4 dan sempat terguling di aspal sehingga senjang XX
mengalami luka di dekat lutut kanan
5 tidak ada riwayat penurunan kesadaran atau Sesuai √
muntah.

D. ANALISIS MASALAH (5W+1H)


1. Apa perbedaan kesadaran dan pikiran?
Pikiran cenderung inteletual. Kesadaran lebih ke arah intelejensia atau
sesuatu pemikiran yang mengutamakan keilahian.
2. Apa faktor risiko terjadinya luka di lutut?
Luka di lutut bisa membatasi gerakan tungkai dan terkadang disertai
pembengkakan. Hal ini tergantung jenis dan tingkat keparahan lukanya.
Luka yang paling sering terjadi di lutut adalah luka lecet atau luka gores,
tapi kadang juga bisa berupa luka tusuk.

2
3. Bagaimana mekanisme terjadinya luka?
Terjadi Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi
karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh.
Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik, atau gigitan hewan.
4.Apa yang menyebabkan tuan Andi mengalami tampak lari?
Pasien Mengaku diserempet oleh sepeda motor saat sedang berjalan kaki.
5. Apa tindakan pertama yang dialami tuan Andi pada saat luka?
Datang ke UGD RS dengan mengaku sebagai korban tabrak lari.
6. Apa pengaruh luka pada tingkat kesadaran?
Bisa mengalami gangguan pernapasan dan pendarahan.
7. Apa saja gejala muntah?
Muntah juga dapat oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya termasuk
hangover, kehamilan, makan berlebihan, atau mabuk kendaraan.
8. Apa penyebab muntah?
Salah satu penyebab munculnya muntah yang paling sering terjadi yaitu
asam lambung naik. Masalah pencernaan yang satu ini merupakan salah
satu pertanda dari penyakit lainnya, seperti maag.

E. HIPOTESIS
Tn. Andi dinyatakan mengalami luka didekat lutut kanan.
Dikarenakan diserempet sepeda motor Tn. Andi datang ke UGD RS untuk
mengobati luka di lutut kanan sudah di periksa tidak ada terjadi penyakit
yang membahayakan dan

3
BAB II
ISI

A. DEFINISI
Vulnus laceratum (Luka lecet) merupakan terjadinya gangguan
kontinuitas suatu jaringan sehinggaterjadi pemisahan jaringan yang semula
normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat sehingga
memutuskan jaringan.
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Penyebab luka dapat berasal dari tusukan/goresan benda tajam,
benturan benda tumpul, kecelakaan, terkena tembakan, gigitan hewan,
bahan kimia, air panas, uap air, terkena api atau terbakar, listrik dan petir
(Murtutik dan Marjiyanto, 2013).

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka
Mekanik dan luka non mekanik. Luka mekanik terdiri atas, sebagai berikut:
 Vulnus scissum, atau luka sayap akibat benda tajam pinggiran luka
terlihat rapi.
 Vulnus contusum, luka memar di karena cendera pada jaringan bawah
kulit akibat benturan benda tumpul
 Vulnus laceratum, buka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya
yang menyebabkan mengorbitkan jaringan rusak yang dalam
 Vulnus punctum, alucard tusuk yang kecil di bagian luar (bagian mulut
luka), akan tetapi besar di bagian dalam luka.
 Vulnus seloferadum, buka tembakan akibat tembakan peluru titik
bagian tepi luka tempak kehitaman kehitaman
 Vulnus morcum, luka bekas gigitan yang tidak jelas bentuk pada bagian
luka.
 Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
sampai ke pembuluh darah

4
 Luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia termik radiasi atau
lainnya

C. KLASIFIKASI
Menurut (Sjamsuhidajat, 2005) beberapa klasifikasi dalam
Penyembuhan luka sebagai berikut:
 Penyembuhan primer dilakukan bila luka bersih, tidak terinfeksi dan
Dijahit dengan baik, luka, luka di jahit, penyembuhan primer.
 Penyembuhan sekunder, luka di biarkan terbuka, luka terisi jaringan
Granulasi epitel; menutup granulasi mulai dari pinggir, terisi penuh
Dengan jaringan granulasi, granulasi ditutup oleh epitel, proses
perempuan kembali diseertai pengerutan.
 Penyembuhan primer tertunda atau penyembuhan dengan jahitan
Tertunda dengan luka dibiarkan terbuka, setelah beberapa hari ada
Granulasi baik tanpa gejala dan tanda infeksi, di pasang jahitan,
Penyembuhan.
 Debridemen atau toilet luka, luka kasar atau kotor, pembersihan dan
Pembilasan debridemen yang terdiri atas pembuangan segala jaringan
Yang kotor atau nekrotimk termasuk pinggir luka, jahitan lapis demi
Lapis, penyembuhan primer.

D. TAHAPAN PENYEMBUHAN LUKA


Tahapan penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu inflamasi, proliferasi atau
epitelisasi dan maturasi atau remodeling.
1. Fase inflamasi
 Terjadi pada hari ke-0 sampai ke-5
 Respon segera setelah terjadi luka atau pembekuan darah atau untuk
mencegah kehilangan darah.
 Karakteristiknya adalah terjadi tanda-tanda seperti adanya tumor,
rubor, dolor, kolor, functio lase (tanda-tanda inflamasi)
 Fase awal terjadinya hemostasis dan fase akhir terjadinya fagositosis
 Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.

5
2. Fase proliferasi atau epitelisasi
 Terjadi pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-14
 Disebut juga sebagai fase granulasi (adanya pembentukan jaringan
granulasi) atau nampah merah segear dan mengkilat
 Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi antara fibroblasts, sel
inflamasi, pembuluh darah yang abru, fibronektin dan hyularonic
acid
 Epitelisasi terjadi pad a24 jam pertama ditandai dengan penebalan
lapisan epidermis pada tepian luka, sedangkan pad aluka insisi
epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama.
3. Fase maturasi atau remodeling
 Berlangsung dari beberapa minggu hingga 2 tahun
 Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan.
 Terbentuknya jaringan parut (scar tissue) sekitar 50-80% sama
kuatnya dengan jaringan sebelumnya.
 Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan
vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan.

E. PENCEGAHAN LUKA
1. Menjaga area kulit tetap kering
Ini merupakan salah satu cara mencegah luka lecet yang sangat penting.
Sebaiknya, Anda tidak menggunakan pakaian yang lembap untuk waktu
yang lama dan ganti pakaian sesegera mungkin. Kulit yang basah
membuat lecet tidak dapat dihindari.
2. Mengoleskan pelumas
Oleskan pelumas, seperti petroleum jelly untuk mengurangi gesekan pada
kulit. Untuk mengurangi luka lecet pada puting susu, Anda bisa juga
menggunakan koyo atau selotip khusus yang berfungsi mengurangi
gesekan.

6
3. Menggunakan pakaian yang nyaman
Pakaian yang terlalu besar membuat area kulit lebih sering mengalami
pergesekan sehingga berisiko menyebabkan kulit lecet. Jadi, kenakan
pakaian yang pas dan tidak terlalu ketat.

F. PENGOBATAN LUKA
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Sebelum melakukan pertolongan pertama sebagai cara mengobati luka
lecet yang tepat dan aman, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir. Langkah ini sangat penting dilakukan untuk mencegah
risiko terjadinya infeksi.
2. Hindari penyebab luka lecet
Pertolongan pertama luka lecet yang utama adalah hentikan penggunaan
pakaian ataupun aktivitas yang dapat menyebabkan kulit iritasi dan saling
bergesekan. Jika pakaian penyebab luka lecet Anda, sebaiknya ganti
pakaian yang nyaman.
3. Membersihkan luka lecet
Pertolongan pertama sebagai cara mengobati luka lecet yang utama
adalah membersihkannya terlebih dahulu. Bersihkan area kulit yang
mengalami luka lecet secara lembut menggunakan air mengalir dan
sabun lembut. Sebaiknya, hindari menggunakan bahan-bahan pembersih
mengandung alkohol, iodine, ataupun hidrogen peroksida langsung di
luka lecet terbuka karena dapat menyebabkan iritasi dan perih.
4. Oleskan salep antibiotik
Pertolongan pertama sebagai cara mengobati luka lecet selanjutnya
adalah mengoleskan salep antibiotik. Langkah ini bertujuan untuk
membuat luka lecet tetap lembap sehingga mempercepat penyembuhan
dan mencegah timbulnya infeksi.
5. Minum obat pereda nyeri
Cara mengobati luka lecet lainnya adalah dengan minum obat pereda
nyeri. Obat pereda nyeri terkadang diperlukan untuk menangani luka
lecet yang terasa sakit dan berukuran besar.

7
G. PERAWATAN LUKA DAN LANGKAH-LANGKAHNYA
 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah cuci tangan terlebih
dahulu sebelum melakukan perawatan luka, untuk menghindari infeksi.
Setelah itu, baru lakukan beberapa hal berikut ini:
 Perdarahan pada goresan dan luka ringan biasanya akan berhenti
sendiri. Jika tidak, beri tekanan lembut pada luka dengan kain yang
bersih. Posisikan luka menghadap ke atas.
 Bilas luka dengan air bersih dan mengalir. Sekitar luka boleh
dibersihkan dengan sabun, tapi tidak pada lukanya, untuk menghindari
iritasi.
 Jika masih ada kotoran atau benda yang tertancap pada luka setelah
dibersihkan, gunakan pinset steril (yang telah dibersihkan dengan
alkohol) untuk mencabutnya. Jika masih ada yang tertancap, pergilah ke
dokter agar dapat dilakukan pembersihan luka secara menyeluruh, guna
mengurangi risiko infeksi dan tetanus.
 Tidak perlu menggunakan cairan hidrogen peroksida, obat merah, atau
larutan antiseptik yang mengandung iodine, karena dapat menimbulkan
iritasi pada luka.
 Oleskan krim atau salep antibiotik untuk membantu menjaga
permukaan kulit tetap lembap. Obat ini memang tidak membuat luka
cepat sembuh, tapi bisa mencegah infeksi sehingga proses
penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Namun jika muncul
ruam pada kulit, segera hentikan penggunan salep.
 Perban luka untuk menjaganya tetap bersih dan terhindar dari bakteri.
Jika luka atau goresannya kecil, tidak perlu diperban.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi derajat luka terbanyak pada korban kekerasan
Tumpul yaitu derajat luka 2.
2. Kelompok usia terbanyak yang mengalami kekerasan tumpul baik
Derajat 1, derajat 2, dan derajat 3 yaitu kelompok usia remaja 11-20
Tahun.
3. Korban kekerasan tumpul pada laki-laki lebih banyak daripada
Perempuan.
4. Jenis luka terbanyak yang ditemukan pada tubuh korban kekerasan
tumpul baik derajat 1, derajat 2, dan derajat 3 adalah luka lecet.
5. Lokasi luka terbanyak pada tubuh korban kekerasan tumpul baik pada
derajat 1, derajat 2, dan derajat 3 yaitu pada bagian wajah.

B. SARAN
1. Melanjutkan penelitian dengan menambahkan variabel mengenai
Mekanisme terjadinya kekerasan tumpul sehingga hasil penelitian akan
Lebih baik.
2. Menambahkan variabel untuk pemeriksaan penunjang pada kasus
Perlukaan akibat kekerasan tumpul, sehingga penampakan luka bisa
Terlihat dari luar dan dari dalam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo S. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Black, M. J., & Hawks, H.J. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcomes. 8th Edition. St Louis Missouri:
Elsevier Saunders.

Boyle M. 2009. Pemulihan Luka (Wound Healing in Midwifery). Jakarta: EGC.

Creswell W. John. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dermawan D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.


Yogyakarta: Goysing Publising.

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba


Medika.

Evelyn C, Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia


Pustaka. Jakarta.

Hartono A.2014. Perawatan Luka. Jakarta: Binapura Aksara.

Hanley & belfus. 2008. Emergency Nursing Secrets. EGC, Jakarta.

Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba


Medika

Herdman, T. H. 2012. Nursing diagnoses: definitions and Classification. Jakarta:


EGC.

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT ISFI.

Ismonah, Dian A.C, M. Syamsul Arif. SN. 2016. Gambaran Kecelakaan Lalu
Lintas di Indonesia Tahun 2010-2014. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 15
No.1. Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai