Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENDEKATAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

        
Disusun oleh :

KELOMPOK 6 IKM C

1.MUTIARA WAHYULIANA                                      NIM:10011282227082


2. DESWITA MONA SALSABILA                      NIM: 10011282227084
3.NAZHIIFAH SHADRINA ADANI                NIM: 10011282227086
4. SHAFIQA NAURA ASLIYAH                                  NIM : 10011282227088

DOSEN PENGAMPU : Ery Erman, S. K. M., MA 

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT
 UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I.PENDAHULUAN…………………………………………………………..1

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………..1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………2

C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………..2

D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..3

A. HIV/AIDS……………………………………………………………………….4

B. FAKTOR DAN RISIKO ………………………………………………………..5

C. CARA PENGEMBANGAN INTERVENSI UNTUK…………………………..6


MENGENDALIKAN ATAU MENCEGAH HIV/AIDS DI MASYARAKAT
D. MENERAPKAN INTERVENSI UNTUK MENINGKATAN………………….7
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
E. MONITORING UPAYA PENCEGAHAN DAN……………………………….8
PENGENDALIAN HIV/AIDS

BAB III. PENUTUP.........................................................................................................9


A. SARAN………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………10
 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat, limpahan
rahmat, dan karunia-Nya. Makalah Pendekatan Ilmu Kesehatan Masyarakat ini dapat
terselesaikan dengan baik, yang kali ini mengangkat judul “HIV/AIDS”.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ery
Erman, S. K. M., MA selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tak
lupa kami juga mengucapkan terimah kasih kepada seluruh pihak yang ikut berkontribusi dan
membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pengatan Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca mengenai HIV/AIDS
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin. Namun kami sangat sadar,
sebagai mahasiswa yang masih dalam tahap pembelajaran, penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran maupun kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini di lain waktu.
Akhir kata, kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Terimah kasih.

Indralaya, 21 Agustus 2022


 

                                                                                                         penulis
                                                                                                      (kelompok 6 IKM C)
BAB 1

PENDAHULUAN

1)LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini masih di hadapkan dengan berbagai masalah kesehatan di masyarakat.
Kesadaran masyakarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah.  Sarana dan prasarana
lingkungan yang kurang serta masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya dan
upaya pencegahan penyakit menimbulkan dampak yang serius di masyarakat itu sendiri. 
Penelitian-penelitian epidemiogi yang banyak dilakukan di Indonesia menunjukkan
bahwa penyakit menular masih merupakan penyebab kematian yang penting di Indonesia.
Malaria dan Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang tidak saja sulit
diberantas di Ditengah tingginya angka kematian karena penyakit tidak menular, kematian akibat
penyakit menular masih merupakan bagian besar dari masalah kesehatan global. Dari 10
penyebab kematian paling banyak di dunia, 3 diantaranya berasal dari kelompok Communicable
Diseases(CDs). CDs atau yang biasa disebut juga sebagai penyakit infeksius merupakan berbagai
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur yang
dapat menyebar secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang lainnya. CDs
dapat menyebar melalui gigitan serangga, mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, dan lain sebagainya ndonesia, melainkan juga masih merupakan penyakit
menular yang menjadi masalah kesehatan dunia. Salah satu yang mematikan dan belum
ditemukan obat nya adalah HIV/AIDS. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah
kasus  human immunodeficiency virus (HIV) terus meningkat sejak 2010-2019. Angkanya pun
mencapai 50.282 kasus pada 2019, naik 7,78% dibandingkan tahun sebelumnya. Penderita HIV
yang dilaporkan didominasi usia produktif dan tua. Penderita tertinggi berasal dari rentang usia
25 hingga 49 tahun dengan persentase 69,9% pada 2020. Kemudian disusul rentang usia 20
hingga 24 tahun sebesar 15,8% dan penderita HIV di atas 50 tahun sebesar 9,1%.
Sementara itu, sebanyak 2,9% penderita HIV berasal dari usia 15 hingga 19 tahun dan usia di
bawah 4 tahun sebesar 1,5%. Terakhir, persentase terkecil penderita HIV yang dilaporkan
terdapat pada usia 5 hingga 14 tahun sebesar 0,8%.Adapun penderita AIDS yang dilaporkan
terbanyak berasal dari usia produktif. Persentase tertinggi berasal dari rentang usia 30 hingga 39
tahun sebesar 33% dan 20 hingga 29 tahun sebesar 31%. Kemudian disusul usia 40 hingga 49
tahun sebesar 18,8% dan 50 hingga 59 tahun sebesar 8,3%. Penderita AIDS tertinggi selanjutnya
berasal dari penduduk lanjut usia sebesar 2,5%.
Sementara usia minor yang menderita AIDS memiliki persentase sebesar 3,8% pada rentang usia
15 hingga 19 tahun, 5 hingga 14 tahun sebesar 1,2%, dan 1 hingga 4 tahun sebesar 0,9%.
Terakhir, hanya 0,1% yang menderita AIDS pada anak usia di bawah satu tahun.
2) RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu HIV/AIDS ?
2. Apa saja faktor penyebab dari HIV/AIDS?
3. Bagaimana cara pengembangan intervensi untuk mengendalikan atau mencegah
HIV/AIDS di masyarakat?
4. Bagaimana penerapan intervensi dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara mengawasi upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS ?

3) TUJUAN PENULISAN 
1. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab dari HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS. 
4. Untuk mengetahui bagaiamana cara penerapan upaya pencegahan dan pengendalian
HIV/AIDS di masyarakat.
5. Untuk megetahui bagaimana cara mengawasi upaya pencegahan dan pengendalian HIV/
AIDS di masyarakat

4) MANFAAT PENULISAN
1. Dapat di manfaatkan sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan mengenai
HIV/AIDS.
2. Menjelaskan dan mengulas HIV/AIDS.
3. Mengetahui cara menanggulangi dan mencegah terjadinya HIV/AIDS di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN 

1. HIV/AIDS
 a. Pengertian HIV/AIDS
  HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah
kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired berarti didapat, bukan
keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan.
Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi
AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang
dibentuk setelah kita lahir. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh
kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh
maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan
tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat
berbahaya. Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama
kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit
dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.

Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS dapat
bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang terinfeksi HIV akan
mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10 tahun, meskipun ini bisa lebih
pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis AIDS biasanya antara 10–15 tahun,
tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral (ART) dapat memperlambat perkembangan
penyakit dengan mencegah virus bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi jumlah virus dalam
darah orang yang terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load').

b) Tahapan Perubahan HIV/AIDS

1) Fase 1 Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan terinfeksi.
Tetapi ciri-ciri belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi terhadap
HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3
hari dan sembuh sendiri). 

2) Fase 2 Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah
positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa
saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri). 
3) Fase 3 Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-
gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus
menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan
berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini
sistem kekebalan tubuh mulai berkurang. 
4) Fase 4 Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh
sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan
infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan
kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus
yang menyebabkan diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan
kekacauan mental dan sakit kepala.

2) Faktor dan Resiko terjangkit HIV/AIDS

1. 1) Media penularan HIV/AIDS HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan
tubuh dari individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina.
Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari biasa seperti berciuman,
berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.

2) Cara penularan HIV/AIDS 

a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah
terpapar HIV. 
b) Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV. 
c) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau cukur yang
dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan
sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Caracara ini dapat menularkan HIV
karena terjadi kontak darah. 
d) Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya ( 1 ) Antenatal : saat bayi masih berada di
dalam rahim, melalui plasenta. ( 2 ) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar
darah ibu atau cairan vagina. ( 3 ) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu
ibu. Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV
tertular dari ibunya. 

3) Perilaku berisiko yang menularkan HIV/AIDS


a) Melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom. 
b) Memiliki infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, kencing
nanah, dan vaginosis bakterial. 
c) Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya dan
solusi obat ketika menyuntikkan narkoba.
d) Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan, prosedur
medis yang melibatkan pemotongan atau tindakan yang tidak steril. 
e) Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk diantara pekerja
kesehatan. 
f) Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak
pasangan lain.
3. cara pengembangan intervensi untuk mengendalikan atau mencegah HIV/AIDS di
masyarakat

       HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dapat menyerang siapa saja di segala
kalangan usia. Sampai saat ini, upaya mencegah penularan HIV dan AIDS masih menjadi salah
satu isu kesehatan utama di seluruh dunia. Maka dari itu, penting juga bagi kita untuk
mengetahui cara pencegahan HIV dan AIDS yang efektif.

1.Waspada akan setiap jalur penularan


Bentuk pencegahan HIV AIDS yang paling utama adalah dengan mengetahui cara penularan
HIV/AIDS. HIV dapat pula ditularkan melalui kontak darah dengan darah dan kontak langsung
antara selaput lendir maupun luka yang terbuka dengan cairan tubuh, seperti darah, ASI, air mani
atau cairan vagina yang terinfeksi. Pada intinya, penularan penyakit HIV disebabkan karena
adanya pertukaran cairan tubuh antara orang yang terinfeksi dengan orang yang sehat.

2. Hindari kontak langsung dengan cairan langsung yang terinfeksi HIV


Menghindari serta mewaspadai berbagai cara penularan HIV ini dapat menjadi langkah
pencegahan HIV yang pertama kali harus dilakukan. Dalam mengupayakan tindak pencegahan
HIV dan AIDS, sebaiknya Anda menghindari kontak dengan cairan seperti sperma,cairan
vagina,dan asi

3.Hindari penggunaan narkoba Menghindari penggunaan narkoba, terutama melalui jarum


suntik, bisa mencegah seseorang      terinfeksi HIV. Selain itu, menghindari berbagi pakai jarum
suntik juga dapat mencegah infeksi virus hepatitis B.

4. Test HIV secara rutin Tes HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap individu, terutama di usia 13-64
tahun (terutama aktif secara seksual, pekerja medis, atau orang yang rentan terkena), sebagai
bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin.

5.Praktik seks yang aman Terapkan praktik seks yang aman. Misalnya, menggunakan kondom
lateks untuk mencegah penularan HIV. Selain itu, hindarilah untuk bergonta-ganti pasangan
seks. 

6. Jangan menjadi donor apabila positif 


Jika seseorang dinyatakan positif HIV, maka dirinya tidak diperbolehkan mendonorkan darah,
plasma, organ tubuh, atau sperma.

7. Hindari kontak langsung dengan darah


Penularan HIV juga bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan darah. Bila tak
memungkinkan, kenakan pakaian pelindung, masker, dan kacamata saat merawat orang yang
terluka.

8.Gunakan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) untuk pencegahan HIV yang tidak disengaja PrEP
(Pre-Exposure Prophylaxis) adalah kombinasi dua obat HIV yaitu tenofovir dan emtricitabine
yang dijual dengan nama Truvada. mengonsumsi PrEP merupakan salah satu cara pencegahan
HIV AIDS yang efektif bila digunakan secara konsisten. Biasanya kedua obat pencegahan HIV
AIDS tersebut diresepkan khusus bagi orang sehat yang berisiko tinggi tertular infeksi HIV.

9. Minum obat Post Exposure Prophylaxis (PEP) Post Exposure Prophylaxix atau biasa disingkat
dengan PEP adalah bentuk perawatan melalui obat yang bisa dilakukan dalam pencegahan HIV
AIDS. Pencegahan HIV melalui PEP biasanya dilakukan setelah terjadinya tindakan-tindakan
yang berisiko menyebabkan HIV. Cara kerja pencegahan HIV melalui PEP yaitu dengan
memberikan obat-obatan antiretroviral (ARV) dalam kurun waktu kira-kira 28 hari untuk
mencegah atau menghentikan paparan terhadap virus HIV agar tidak menjadi infeksi seumur
hidup.

4. Menerapkan intervensi untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Permasalahan yang dialami oleh masyarakat bukan masalah sederhana maka dari itu,kita
seharusnya bergandengan tangan agar dapat mencari solusi,supaya masyarakat mengetahui
seberapa pentingnya kesehatan yang harus mereka jaga. Tindakan yang baik adalah apa yang
bisa kita lakukan untuk masyarakat tentang penyebaran HIV/AIDS sesuai dengan pemahaman
dan kemampuan yang kita miliki. Kerja sama yang baik dan saling berkomuikasi akan
mendapatkan hasil yang baik pula .Keterlibatan antara semua pihak sangat diharapkan untuk
bekerja sama dalam kasus ini terlebih lagi pemerintah yang harus membuat kebijakan yang dapat
memayungi pihak-pihak yang terkait dalam menangani HIV/AIDS Serta memperketat
pengawasan dan pelarangan praktek-praktek prostitusi dan penggunaan NAPZA terutama
penggunaan jarum suntik.Dalam mencegah penularan HIV/AIDS kita dan masyarakat harus
berkontribusi untuk mencegah penularan tersebut.Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
meliputi : 
1.Penyuluhan ,  sebuah upaya yang dilakukan dengan memberikan pemahaman dan edukasi
kepada masyarakat sekitar tentang apa saja yang menjadi faktor penyebab dari kasus ini dan cara
mencegah agar tidak terjangakit. 
2.Masyarakat berperan aktif turut serta dalam berbagai penyuluhan tentang cara-cara hidup yang
baik guna mencegah sedapat mungkin berjangkitnya HIV secarameluas. Turut aktif sebagai
peserta penyuluhan sudah merupakan bentuk kepedulian masyarakat dan salah satu bentuk upaya
turut serta memberantas HIV/AIDS.
3.Membantu  aparat  terkait  dengan memberikan informasi tentang keberadaan penduduk
pengidap HIV, sehingga dengan informasi tersebut kasusnya secara cepat tertangani.
4.Stigma dikalangan masyarakat yang menggambarkan bahwa AIDS merupakan penyakit
kutukan, diluruskan pengertiannya yang benar oleh masyarakat yang sudah memahami
pengertian HIV/AIDS yang sebenarnya.
5.Masyarakat dapat memberikan contoh perilaku yang tidak menularkan/menyebarkan
HIV/AIDS.
6.Sekolah juga disarankan memberikan   informasi   yang   intensif kepada  siswanya   tentang  
kesehatan reproduksi supaya dapat meningkatkan pemahaman  remaja, sehingga  mereka akan 
berpikir  dengan  cermat  sebelum melakukan tindakan-tindakan   yang beresiko tertular
HIV/AIDS.
7.memanfaatkan media massa secara optimal untuk sosialisasi dan advokasi sehingga tercipta
kepedulian masyarakat untuk berperilaku aman dari resiko penularan HIV/AIDS.
8.Mengajak masyarakat sekitar untuk mewujudkan perilaku yang sehat dan aman dari risiko
penularan HIV/AIDS.
Disamping itu masih banyak tindakan masyarakat yang bersifat informal sebagai upaya tidak
langsung dalam keikutsertaanmereka dalam memberantas HIV. Dalam kaitan ini karena sudah
banyak keluarga yang mendapat penyuluhan, maka apabila dilakukan secara rutin dan konsisten,
maka harapan kehidupan mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.

5. Monitoring upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS

sebagai langkah pertama dalam monitoring upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS
dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat 1 seperti puskesmas sebagai faskes yang lebih
dekat dengan masyarakat sehingga upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di
masyarakat dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara mandiri pelaksanaan program pengendalian
HIV-AIDS  di puskesmas
2. Menentukan program pengendalian HIV-AIDS yang akan dipantau dan dievaluasi pada
wilayah kerja FKTP/puskesmas.
3. Melakukan analisis data dilanjutkan membuat pertemuan untuk mendiskusikan hasil
analisis sederhana serta rencanakan untukperbaikan pelayananan setiap bulannya. 
4. Mendiskusikan hasil analisis dan rencana perbaikan kegiatanlayanan antar unit di dalam
puskesmas. 
5. Melaporkan hasil dari pelaksanaan semua kegiatan monitoringdan evaluasi kepada Dinas
Kesehatan Kab/kota desa guna mendapatkan dukungan untuk perbaikan kegiatan layanan
yang menyeluruh di wilayah puskesmas. 
BAB III

PENUTUP

A. SARAN

Dengan membaca makalah ini diharapkan agar kita dapat mengetahui lebih mendalam

menggenai HIV/AIDS juga agar kita dapat menjaga kesehatan tubuh berkaitan dengan

HIV/AIDSsebagai tindakan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2238/3/BAB%20II.pdf
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/
BUKU_3_PENGENDALIAN_HIV_COLOR_A5_15x21_cm.pdf
Makarim,Fadhli Rizal.(2021,29 April).9 langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan
HIV. Tersedia pada https://www.halodoc.com/artikel/9-langkah-yang-bisa-dilakukan-
untuk-mencegah-penularan-hiv
Manefe,Leni.A.(2014). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap,Peran Guru, Media Informasi
(Internet) dan Peran Teman Sebaya dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS pada Siswa
di SMA Negeri 4 Manado. Tersedia pada
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/view/7685
Setiawan,Hari Harjonto .(2017).Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Score dalam
Mencegah Penyebaran HIV/AIDS. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan 
Sosial,  Vol 12,  No. 03, 2007 : 23-32 Tersedia pada
https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/article/view/638
Swari,Risky Candra.(2021,29 Januari ). 11 Cara Mencegah Penularan HIV yang  Terbukti Paling
Efektif .Tersedia pada https://hellosehat.com/seks/hivaids/cara-pencegahan-mencegah-
hiv-aids/?amp=1

Anda mungkin juga menyukai