Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

SISTEM KEKEBALAN TUBUH


ANEMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3A

MUHAMMAD MULTAHZAM UMAR (1801123) DEWI PURNAMASARI (1801084)


RIZKY AMELIA ANWAR (1801100) RECHAN HANDAYANI (1801118)
NUR ISTIQAMAH DS (1801121) DIAN EKAWATI (1801122)
RISKAYANA (1801131) AYU LESTARI (1801112)
SYAMSUDDIN NATSIR (1801064) FIRDAYANTI ILYAS (1801103)
NURSALIM (1801094)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan system
kekebalan tubuh mengenai Anemia.

Makalah Asuhan Keperawatan system kekebalan tubuh “Anemia”


ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah Asuhan Keperawatan
system kekebalan tubuh “Anemia” ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Asuhan
Keperawatan system kekebalan tubuh “Anemia” ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Asuhan Keperawatan


system kekebalan tubuh “Anemia” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 02 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................ 2

BAB II SKENARIO
1. Kata Kunci ........................................................................................ 3
2. Klasifikasi kata kunci ....................................................................... 3
3. Core problem.................................................................................... 4
4. Pertanyaan-pertanyaan penting ..................................................... 4
5. Jawaban penting .............................................................................. 5
6. Informasi Tambahan ...................................................................... 10
7. Klarifikasi Informasi ....................................................................... 10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian Anemia .............................................................. 13
2. Etiologi Anemia ................................................................... 13
3. Patofisiologi Anemia .......................................................... 13
4. Manifestasi Klinis ................................................................ 15
5. Komplikasi ........................................................................... 15
6. Pemeriksaan penunjang ..................................................... 16
7. Penatalaksanaan Medis Anemia ........................................ 17
8. Pencegahan ......................................................................... 17

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian................................................................................. 18

iii
2. Diagnose keperawatan ............................................................. 21
3. Intervensi keperawatan ............................................................ 23

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................. 26
B. SARAN ............................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat di dunia
baik negara miskin maupun negara berkembang. Prevalensi anemia
pada anak prasekolah di Indonesia, menurut World Health Organisation
(WH0) pada tahun 1993 sampai 2005 didapati sekitar 44.4%. Anemia
dapat mempengaruhi fungsi miokardium, hal ini berhubungan dengan
beratnya anemia. Saat ini anemia berat berhubungan dengan tingginya
insidens pembesaran jantung dan komplikasi terhadap gagal jantung.
Kardiomegali adalah suatu keadaan dimana terjadi pembesaran pada
jantung. Beberapa penyebab kardiomegali pada anak antara lain
penyakit miokardia, penyakit arteri koroner, defek jantung kongenital
dengan gagal jantung ataupun beberapa keadaan lain seperti tumor
jantung, anemia berat, kelainan endokrin, malnutrisi, distrofi muskular
dan gagal jantung akibat penyakit paru.
Suatu penelitian yang dilakukan pada anak sehat dengan
hemoglobin di bawah 6 gr/dL akibat defisiensi besi menunjukkan
terjadinya peningkatan preload dan penurunan afterload dari ventrikel
kiri jantung dibandingkan dengan kelompok kontrol, serta terjadi
peningkatan kardiak indeks secara signifikan pada pasien dengan
anemia berat. Pembesaran jantung pada penderita anemia berat kronis
pernah dilaporkan. Suatu penelitian melaporkan hasil foto toraks yang
menunjukkan pembesaran jantung kemudian menghilang setelah
dilakukan perbaikan terhadapan anemia. Meskipun foto toraks sering
digunakan untuk menilai pembesaran jantung, tetapi penelitian yang
menunjukkan adanya hubungan kadar hemoglobin dengan nilai rasio
jantung toraks pada anak penderita anemia berat kronis masih sedikit
dilaporkan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia ?
2. Apa saja hal – hal yang menjadi penyebab Anemia ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit Anemia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis penyakit Anemia ?
5. Apasajakah komplikasi dari penyakit Anemia ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk penyakit Anemia ?
7. Penatalaksanaan apakah yang dilakukan pada pasien Anemia ?
8. Apakah pencegahan yang dilakukan pada pasien Anemia ?
9. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Anemia
2. Untuk mengetahui penyebab Anemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Anemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Anemia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Anemia
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk penyakit Anemia
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien
Anemia
8. Untuk mengetahui pencegahan yang dilakukan pada pasien Anemia
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
Anemia

2
BAB II
SKENARIO

MODUL 2
Skenario 1
Pucat/kurang darah
Tn. G berusia 45 tahun dibawa ke poliklinik RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dengan keluhan : mudah kelelahan, kurang
bergairah, sakit kepala, mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, dan
rentang terhadap infeksi serta nampak pucat. Hasil pemeriksaan Hb : 8
gr/dl, HR : takikardia.

1. Kata kunci
a. Usia 45 tahun
b. Mudah kelelahan
c. Kurang bergairah
d. Sakit kepala
e. Mudah marah
f. Tidak mampu berkonsentrasi
g. Rentan terhadap infeksi
h. Nampak pucat
i. Takikardia
j. Hb. 8 gr /di

2. Klarifikasi kata-kata kunci


a. Usia 45 tahun
b. Mudah kelelahan adalah suatu kondisi dimana melemahnya tenaga
untuk melakukan suatu kegiatan.
c. Kurang bergairah
d. Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul dibagian kepala.
Sebagian besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa
diatasi dengan mudah, seperti dengan minum obat pereda sakit,

3
minum air putih yang cukup dan lebih banyak istrahat.
e. Mudah marah adalah karena adanya faktor penyebab seperti
kecewa, takut , tersinggung , atau merasa terluka.
f. Tidak mampu berkonsentrasi adalah hilangnya konsentrasi
sehingga tidak bisa fokus dalam melakukan pekerjaan.
g. Rentang terhadap infeksi merupakn proses infasi dan multiplikasi
berbagai mikroorganisme kedalam tubuh ( seperti bakteri, virus,
jamur, dan parsit), yang saat dalam keadaan normal,
mikroorganisme tersebut tidak terdapat didalam tubuh.
h. Nampak pucat adalah kurangnya Hb dalam darah.
i. Takikardia, adalah kondisi dimana detak jantung seseorang diatas
normal dalam kondisi beristirahat.
j. Hb adalah protein di dalam sel darah merah yang membawa
oksingen.

3. Core problem
Anemia

4. Pertanyaan - pertanyaan penting


1. Apa yang dimaksud dengan Anemia ?
2. Sebutkan penyebab terjadinya anemia ?
3. Jelaskan perjalanan penyakit sehingga terjadi anemia ?
4. Sebutkan tanda dan gejala terjadinya anemia ?
5. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada anemia?
6. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk menentukan
diagnose anemia?
7. Apakah pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita anemia ?
8. Bagaimana pencegahan anemia ?

4
5. Jawaban pertanyaan penting
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia ?
Jawab :
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel
darah merah sehat, volume sel darah merah, dan atau jumlah
hemoglobin
2. Sebutkan penyebab terjadinya anemia ?
Jawab :
Anemia disebabkan dari tiga jalur yaitu :
1. Penurunan produksi sel darah merah
2. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
3. Kehilangan darah
3. Jelaskan perjalanan penyakit sehingga terjadi anemia ?
Jawab :
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat
digolongkan pada tiga kelompok:
 Penurunan produksi sel darah merah
 Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
 Kehilangan darah
1. Penurunan produksi sel darah merah
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah
yang terlalu sedikit atau sel darah merah yang diproduksi
tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya
abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan
vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit
berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia
ini antara lain Sickle cell anemia,gangguan sumsum tulang
dan stem cell,anemia defisiensi zat besi, vitamin B12,dan
Folat, serta gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan
penurunan hormon yang diperlukan untuk proses
eritropoesis.

5
2. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
Anemia akibat penghancuran sel darah merahBila sel
darah merah yang beredar terlalu rapuhdan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah
merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan
anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang
diketahui atara lain:
 Keturunan, seperti sickle cell anemiadan thalassemia
 Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa
hewan, atau beberapajenis makanan
 Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
 Autoimun
 Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor,
luka bakar, paparan kimiawi, hipertensi berat, dan
gangguan thrombosis
 Padakasus yangjarang, pembesaran lien dapat
menjebak sel darah merah dan menghancurkannya
sebelum sempat bersirkulasi.
3. Kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang
hebat ataupun pada perdarahan yang berlangsung
perlahan namun kronis. Perdarahan kronis umumnya
muncul akibat gangguan gastrointestinal ( misal ulkus,
hemoroid, gastritis, atau kanker saluranpencernaan),
penggunaan obat obatan yang mengakibatkan ulkus atau
gastritis (misal OAINS), menstruasi, dan proses kelahiran
4. Sebutkan tanda dan gejala terjadinya anemia ?
Jawab :
Tanda dan gejala terjadinya anemia
a. Pusing
b. Mata berkunang – kunang

6
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik / pikiran menurun
5. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada anemia?
Jawab :
a. Stroke iskemik “karena kekurangan oksigen keotak”
b. Ulcer (borok) “karena buruknya aliran darah ke kulit
c. Batu empedu “karena terlalu banyak sel darah merah yang
hancur maka bilirubin aliran darah menjadi banyak sehingga
menggumpal menjadi batu empedu
d. Hipertensi arteri paru-paru “karena peningkatan tekanan
dalam paru”
e. Mual dan sakit perut “karena serangan kandungan empedu
dan batu empedu”
f. Kematian “disebabkan kehilangan banyak darah hal ini
biasanya disebabkan anemia sel sabit”
g. Abortus pada ibu hamil dan bayi akan lahir premature karena
adanya pendarahan pada saat persalinan, karena shock
h. Penurunan kecerdasan pada anak “karena perkembangan
koordinasi mental dan motorik terganggu karena suplai O2
keotak kurang.
6. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk menentukan
diagnose anemia?
Jawab :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada
setiap kasus anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat
dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia

7
tersebut. Pemeriksaan inui meliputi pengkajian pada
kompone-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks
eritrsit, (MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Periksaan darah seri anemia: hitu ng leukosit, trombosit,
laju endap darah (LED), dan hitung retilukosit.
c. Pemeriksaan sumsung tulang: pemeriksaan ini
memberikan informasi mengenai keadaan system
hematopoesis.
d. Pemeriksaan atau indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi dugaan diagnosis awal yng memiliki
komponen berikut ini:
- Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi
transferin, dan feritin serum.
- Anemia megaloblastik: asam folat darah atau
eritrosit, vitamin B12.
- Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs,
dan elektroforesis Hb.
- Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan
pemeriksaan sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis: faal ginjal, faal
endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi: toraks, bone survey, USG, atau infangiografi.
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR) = polymerase chain
raction, FSH = fluorescence in situ hybridization)
7. Apakah pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita anemia
?
Jawab :
A. Terapi farmakologi :
a. Transplantasi sel darah merah
b. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi

8
c. Pemberian suplemen asam folat untuk pembentukan sel
darah merah
d. Diet kaya besi mengandung daging dan sayuran hijau
e. Pemberian vitamin B12
f. Pemberian preparat FE
B. Terapi non farmakologi :
a. Pemberian makanan kaya zat besi seperti sayur daun ubi
terapi ini diharapkan rutin dilakukan setiap harinya
b. Pemberian air mineral yang banyak sehingga dapat
memperlancar aliran darah
8. Bagaimana pencegahan anemia ?
Jawab :
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi
anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi
dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa
makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain
adalah:

 Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi,


kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran
berdaun hijau gelap, dan buah kering.
 Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan,
sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah,
kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
 Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu,
keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
 Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica,
brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan
tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.

9
6. Informasi Tambahan
1. Apakah yang menjadi faktor menyebabnya mudah lelah?
2. Bagaimana proses terjadinya sakit kepala ?
3. Sebutkan beberapa macam jenis infeksi ?
4. Apa saja yang menjadi penyebab dari infeksi ?
5. Apa yang menyebabkan pucat ?
6. Jelaskan proses penyebab terjadinya takikardia ?

7. Klarifikasi Informasi Tambahan


1. Apakah yang menjadi faktor menyebabnya mudah lelah?
Jawab :
a. Tidak cukup tidur
b. Sleep apnea
c. Kekurangan energi
d. Anemia
e. Depresi
f. Hypotheroidism
g. kebanyakan menenggak kafein
h. Infeksi sluran kemih.
i. Diabetes.
j. Dehidrasi.
k. Penyakit jantung.
l. Kerja.
m. Alergi makanan.
n. Fibromyalgia dan CSF
2. Bagaimana proses terjadinya sakit kepala ?
Jawab :
Sakit kepala yang hanya terjadi di sebelah sisi kepala.
Migrain terjadinya akibat pembulu darah disekitar kepala dalam
patofisologinya, makanya rasanya berdenyut-denyut. Pada awalnya

10
pembuluh darah berkosentrasi (vasokonstriksi), tapi kemudian di
ikuti dengan pelebaran pembuluh darah (vasodilatsi).
3. Sebutkan beberapa macam jenis infeksi ?
Jawab :
a. Infeksi bakteri di kulit
b. Infeksi bakteri yang dituarkan melalui makanan (foodborne
illness)
c. Infeksi menular seksual akibat bakteri
4. Apa saja yang menjadi penyebab dari infeksi ?
Jawab :
a. Bakteri, merupakam organisme yang memiliki satu sel. Salah
satu cara bakteri untuk menginfeksi tubuh adalah dengan
mengeluarkan toksin ( racun) yang dapat merusak jaringan tubuh.
b. Virus, berukuran lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan
hosto, seperti orang, tanaman, atau hewan, untuk bermultiplikasi.
Virus juga dapat menyebabkan penyakit yang paling ringan seperti
common cold hingga sangat berat seperti AIDS.
c. Jamur, merupakan organisme primitif yag dapat hidup di udara,
tanah, tanaman, atau didalam air. Beberapa jamur juga hidup
didalam tubuh manusia. Jamur merupakan penyebab banyak
penyakit kulit.
d. Parasit, merupakan mikroorganisme yang membutuhkan
organisme atau host lainnya untuk bertahan. Infeksi parasit
disebabkan oleh 3 jenis organisme protozoa, helminth (cacing),
dan etoparasit.
5. Apa yang menyebabkan pucat ?
Jawab :
Penyebabnya disebabkan oleh berbagai faktor misalnya dari
tingkah laku yang tidak merawat dan menjaga kebersihan wajah,
juga dari faktor lingkungan misalnya polusi, debu, cuaca dan
sebagainya.

11
6. Jelaskan proses penyebab terjadinya takikardia ?
Jawab :
Penyebab takikardia adalah merokok, hipertiroidisme,
mengkonsumsi minuman keras dan kafein terlalu banyak, rusaknya
jaringan jantung akibat penyakit jantung, anemia, tekanan darah
tinggi, latihan fisik, demam, efek samping pengobatan, penyakit atau
kelainn jantung dan jalur elektrik jauntung bawaan, penggunaan
narkoba, stres yang muncul secara tiba-tiba, misaalnya saat
ketakutan dan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Resiko seseorang mengalami takikardia akan meningkat jika
seseorang menderita kerusakan jaringan jantung dan / atau
memberikan terlalu banyak tekanan pada jantung. Bagi anda yang
berusia diatas 60 tahun atau memiliki keluarga yang mengindap
takikardia lebih berisiko terkena kondisi ini.

12
BAB III

TIJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel
darah merah sehat, volume sel darah merah, dan atau jumlah
hemoglobin. Hipoksia terjadi karena tubuh kekurangan oksigen.
Terlepas dari penyakit itu tersendiri, anemia mencerminkan
beberapa kondisi patogenik yang mengarah pada abnormalitas
jumlah, struktur, dan fungsi sel darah merah. Ketika diketahui
terdapat anemia, pemeriksaan lanjutan perlu dilaksanakan untuk
mengetahui penyebabnya.

2. Etiologi Anemia
Anemia disebabkan dari tiga jalur yaitu :
a. Penurunan produksi sel darah merah
b. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
c. Kehilangan darah

3. Patofisiologi Anemia
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat
digolongkan pada tiga kelompok:
 Penurunan produksi sel darah merah
 Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
 Kehilangan darah
1. Penurunan produksi sel darah merah
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah
yang terlalu sedikit atau sel darah merah yang diproduksi
tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya
abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan

13
vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit
berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia
ini antara lain Sickle cell anemia,gangguan sumsum tulang
dan stem cell,anemia defisiensi zat besi, vitamin B12,dan
Folat, serta gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan
penurunan hormon yang diperlukan untuk proses
eritropoesis.
2. Peningkatan kecepatan penghancuran darah (Helmolosis)
Anemia akibat penghancuran sel darah merahBila sel
darah merah yang beredar terlalu rapuhdan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah
akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan anemia
hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui atara
lain:
 Keturunan, seperti sickle cell anemiadan thalassemia
 Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa
hewan, atau beberapajenis makanan
 Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
 Autoimun
 Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor,
luka bakar, paparan kimiawi, hipertensi berat, dan
gangguan thrombosis
 Padakasus yangjarang, pembesaran lien dapat
menjebak sel darah merah dan menghancurkannya
sebelum sempat bersirkulasi.
3. Kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang
hebat ataupun pada perdarahan yang berlangsung perlahan
namun kronis. Perdarahan kronis umumnya muncul akibat
gangguan gastrointestinal ( misal ulkus, hemoroid, gastritis,
atau kanker saluranpencernaan), penggunaan obat obatan

14
yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal OAINS),
menstruasi, dan proses kelahiran

4. Manifestasi Klinis
a. Pusing
b. Mata bertkunang – kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik / pikiran menurun

5. Komplikasi
1. Stroke iskemik “karena kekurangan oksigen keotak”
2. Ulcer (borok) “karena buruknya aliran darah ke kulit
3. Batu empedu “karena terlalu banyak sel darah merah yang
hancur maka bilirubin aliran darah menjadi banyak sehingga
menggumpal menjadi batu empedu
4. Hipertensi arteri paru-paru “karena peningkatan tekanan dalam
paru”
5. Mual dan sakit perut “karena serangan kandungan empedu
dan batu empedu”
6. Kematian “disebabkan kehilangan banyak darah hal ini
biasanya disebabkan anemia sel sabit”
7. Abortus pada ibu hamil dan bayi akan lahir premature karena
adanya pendarahan pada saat persalinan, karena shock
8. Penurunan kecerdasan pada anak “karena perkembangan
koordinasi mental dan motorik terganggu karena suplai O2
keotak kurang.

15
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap
kasus anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan
adanya anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut.
Pemeriksaan inui meliputi pengkajian pada kompone-
komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks eritrsit,
(MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Periksaan darah seri anemia: hitu ng leukosit, trombosit, laju
endap darah (LED), dan hitung retilukosit.
c. Pemeriksaan sumsung tulang: pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atau indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi dugaan diagnosis awal yng memiliki
komponen berikut ini:
- Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi
transferin, dan feritin serum.
- Anemia megaloblastik: asam folat darah atau eritrosit,
vitamin B12.
- Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.
- Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan
pemeriksaan sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis: faal ginjal, faal
endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi: toraks, bone survey, USG, atau infangiografi.
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR) = polymerase chain
raction, FSH = fluorescence in situ hybridization)

16
7. Penatalaksanaan Medis Anemia
1. Terapi farmakologi :
 Transplantasi sel darah merah
 Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi
 Pemberian suplemen asam folat untuk pembentukan sel
darah merah
 Diet kaya besi mengandung daging dan sayuran hijau
 Pemberian vitamin B12
 Pemberian preparat FE
2. Terapi non farmakologi :
 Pemberian makanan kaya zat besi seperti sayur daun ubi
terapi ini diharapkan rutin dilakukan setiap harinya
 Pemberian air mineral yang banyak sehingga dapat
memperlancar aliran darah

8. Pencegahan
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi
anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi
dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa
makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain
adalah:

 Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi,


kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran
berdaun hijau gelap, dan buah kering.
 Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan,
sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah,
kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
 Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu,
keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).

17
 Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica,
brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut
dapat membantu penyerapan zat besi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian data dasar menurut Doenges, (2000) adalah :
a. Aktivitas/Istirahat
DS : Keletihan, kelemahan, malaise umum kehilangan
produktivitas,penurunan semangat untuk bekerja toleransi
terhadap latihanrendah. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
DO : Takikardi/takipnea, dispea pada bekerja atau
istirahat letargi,menarik diri, apatis, lesu dan kurang
tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot dan penurunan
kekuatan. Ataksia tubuh tidak tegak bahu menurun, postur
lunglai berjalan lambat dan tanda-tanda lain keletihan.
b. Sirkulasi
DS : Riwayat kehilangan darah, kronis, misal perdarahan
GI kronis, menstruasi berat angina, CHF (akibat kerja
jantung berlebihan).
DO : TD Peningkatan sistolik dan diastolic stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi, postural. Distritmia;
abnormalitas EKG, misal depresi segmen ST dan
pendataran/depresi gelombang T : Takikardia. Bunyi
jantung: murmur sistolik Extremitas (warna) pucat pada
kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring
bibir) dan dasar kuku (Catatan pada pasien kulit hitam,
pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan), kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik) atau kuning lemon terong. Sclera:
biru atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler lambat

18
(penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi
kompensasi). Kuku: mudah patah, berbentuk seperti,
sendok (koilomikia). Rambut : kering, mudah putus,
menipis, tumbuh uban secara premature.
c. Integritas Ego
DS : Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi
pilihan pengobatan, misal, penolakan transfusi darah.
DO : Depresi
d. Eliminasi
DS : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorbsi. Hematemensis feses dengan darah segar,
melena. Diare/konstipasi. Penurunan haluaran urine.
DO : Distensi abdomen.
e. Makanan/Cairan
DS : Penurunan masukan diet, masukan diet protein
hewan rendah atau masukan produk sereal tinggi. Nyeri
mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual atau muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya
penurunan BB. Tidak pernah puas mengunyah atau pike
untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah lias dan
sebagainya.
DO : Lidah tampak merah daging (halus, defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membran mukosa kering pucat.
Turgor kulit: buruk, kering, tampak kusut atau hilang
elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir:
selitis, misal: inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
f. Higiene
DO : Kurang bertenaga penampilan tak rapi.
g. Neurosensori
DS : Sakit kepala, berdenyut, vertigo, tinnitus,
ketidakmampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan

19
penglihatan dan bayangan pada mata. Kelemahan,
keseimbangan buruk kaki goyah, parestesia tangan atau
kaki klaudikosi sensasi menjadi dingin.
DO : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur,
apatis, mental: tidak mampu berespons lambat dan
dangkal. Oftalmik: hemoragis retina (aplastik, epistaksis,
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan
koordinasi , ataksia. Penurunan rasa getar dan posisi
randa Romberg positif, paralysis.
h. Nyeri Atau Kenyamanan
DS : Nyeri abdomen samara, sakit kepala.
i. Pernafasan
DS : Riwayat TB, asbes, paru, nafas pendek pada
istirahat dan aktivitas.
DO : Takipnea, ortopnea dan dispnea.
j. Keamanan
DS : Riwayat pekerjaan terpanjang terhadap bahan kimia,
misal bensin, insektisida, fenilbutabon, naftalen. Riwayat
terpanjang pada radiasi baik sebagai pengobatan atau
kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya
gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
DO : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfa
denopati umum. Petekie dan ekimosis (Aplastik).
k. Sexualitas
DS : Perubahan aliran menstruasi, misal menoragi
(amenore). Hilang libido (pria dan wanita) impoten.
DO : Serviks dan dinding vagina pucat.

20
l. Penyuluhan
DS : Kecenderungan keluarga untuk anemia, penggunaan
antikonvulsan masa lalu atau saat ini, antibiotik, agen
hemoterapi (gagal sumsum belakang) aspirin, obat anti
inflamasi atau anti koagulan. Penggunaan alkoholis
kronis. Adanya atau berulangnya episode perdarahan
aktif. Riwayat penyakit hati, ginjal: masalah hematology,
penyakit seliak atau penyakit malabsorbsi lain, enteritis
regional, poliendokrinopati, masalah autoimun (Mis:
antibody pada sel parietal, faktor intrinsik, anti bodi tiroid
dan sel T). pembedahan sebelumnya, mis: splenektomi,
eksisi tumor, penggantian katup prostetik, eksisi bedah
duodenum. Reseksi gaster, gastrektomi parsial atau total
riwayat adanya masalah dari penyembuhan luka atau
perdarahan, infeksi kronis penyakit granulomatus kronis
atau kanker. Pertimbangan rencana penulangan: DRG
menuju rerata lama dirawat 4,6 hari. Dapat memerlukan
bantuan dalam pengobatan (injeksi), aktivitas perawatan
diri dan atau pemeliharaan ramah, perubahan rencana
diet.

2. Diagnosa keperawatan
Pengelompokan data

Data subjektif Data objektif

DS : DO :

1. Klien mengeluh mudah 1. Klien tampak pucat


kelelahan 2. Hasil pemeriksaan :
2. Klien mengatakan kurang HB : 8 gr/dl
bergairah
HR : takikardi
3. Klien mengeluh sakit kepala

21
4. Klien mengatakan mudah 3. Klien rentang terhadap infeksi
marah
5. Klien mnegatakan tidak mampu
berkonsentrasi

Analisa data

Data Diagnosa keperawatan

DS :

 Klien mengeluh sakit kepala


DO :
Resiko infeksi b/d penurunan Hb
 Klien tampak pucat
(00004)
 HB : 8 gr/dl
 Klien rentang terhadap infeksi
DS :

 Klien mengeluh mudah kelelahan


 Klien mengatakan kurang
Keletihan b/d keluhan fisiologis
bergairah
(anemia)
 Klien mnegatakan tidak mampu
berkonsentrasi (00093)
DO :

 Klien tampak pucat


 HB : 8 gr/dl
DS :

 Klien mengeluh mudah kelelahan Intoleransi aktivitas b/d


 Klien mengatakan kurang ketidakseimbangan antara suplai
bergairah dan kebutuhan oksigen
 Klien mengeluh sakit kepala
(00092)
 Klien mnegatakan tidak mampu
berkonsentrasi

22
DO :

 Klien tampak pucat


 HB : 8 gr/dl

3. Intervensi keperawatan

NO. DIAGNOSA NOC NIC

1. Domain : 11 (keamanan / Setelah dilakukan tindakan 6550 perlindungan infeksi


perlindungan) keperawatan selama 2x 24  Monitor adanya tanda
Kelas : 1 infeksi jam klien diharapkan dan gejala infeksi
DX : (00004) Resiko infeksi mampu : sistemik dan local
b/d penurunan Hb  Monitor kerentanan
1842 Pengetahuan : terhadap infeksi
Batasan karakteristik : - manajemen infeksi  Hindari kontak dengan
DS : Kriteria hasil : hewan peliharaan dan
 Klien mengeluh sakit 184204 tanda dan gejala penjamu dengan
kepala infeksi imunitas yang
DO : 184221 pengaruh gizi pada membahayakan
 Klien tampak pucat infeksi  Tingkatkan asupan
 HB : 8 gr/dl 184223 faktor-faktor yang nutrisi yang cukup
 Klien rentang terhadap mempengaruhi respon imun  Ajarkan pasien dan
infeksi keluarga pasien
mengenai perbedaan-
perbedaan antara
infeksi-infeksi dan
bakteri
 Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
bagaimana cara untuk
menghindari infeksi
 Ajarkan pasien dan
kelurga menegnai tanda
dan gejala infeksi dan

23
kapan harus
melaporkannya kepada
pemberi layanan
kesehatan
2. Domain : 4 ( aktivitas / Setelah dilakukan tindakan (0180) manajemen energi
istirahat) keperawatan selama 2x 24  Kaji status pasien yang
Kelas : 3 keseimbangan jam klien diharapkam menyebabkan kelelahan
energi mampu : sesuai dengan konteks
DX : (00093) Keletihan b/d usia dan perkembangan
keluhan fisiologis (anemia) Kriteria hasil :  Perbaiki defisit status
000701 kelelahan fisiologis (misalnya,
Batasan karakteristik : 000706 gangguan kemoterapi yang
 kelelahan konsentrasi menyebabkan anemia)
 gangguan konsetrasi sebagai prioritas utama
 tidak mampu  Pilih intervensi untuk
mempertahankan mengurangi kelelahan
aktivitas fisik pada baik secara farmakologis
tingkat yang biasanya maupun non
DS : farmakologis dengan
 Klien mengeluh mudah tepat
kelelahan  Tentukan jenis dan
 Klien banyaknya aktivitas yang
mengatakan kurang dibutuhkan untuk
bergairah menjaga ketahanan
 Klien mnegatakan tidak  Ajarkan pasien mengenai
mampu berkonsentrasi pengelolaan kegiatan
DO : dan teknik manajemen
 Klien tampak pucat waktu untuk mencegah
 HB : 8 gr/dl kelelahan

3. Domain : 4 ( aktivitas / Setelah dilakukan tindakan 4310 terapi aktivitas :


istirahat ) keperawatan selama 2x24  Pertimbangkan
Kelas : 4 (respon jam klien diharapkan kemampuan klien dalam
kardiovaskular/pulmonal ) mampu : berpartisipasi melalui

24
DX : (00092) Intoleransi Kriteria hasil : aktivitas spesifik
aktivitas b/d 000101 melakukan aktivitas  Pertimbangkan
ketidakseimbangan antara rutin komitmen klien untuk
suplai dan kebutuhan 000102 aktivitas fisik meningkatkan frekuensi
oksigen 000109 pemulihan energi dan jarak aktivitas
setelah istirahat  Bantu klien untuk
Batasan karakteristik : memilih aktivitas dan
- keletihan pencapaian tujuan
- gangguan frekuensi melalui aktivitas yang
jantung abnormal konsisten dengan
terhadap aktivitas kemampuan fisik,
- ketidaknyamanan setelah fisiologis dan sosial
beraktivitas
DS :
 Klien mengeluh mudah
kelelahan
 Klien mengatakan
kurang bergairah
 Klien mengeluh sakit
kepala
 Klien mnegatakan tidak
mampu berkonsentrasi
DO :
 Klien tampak pucat
 HB : 8 gr/dl

25
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel
darah merah sehat, volume sel darah merah, dan atau jumlah
hemoglobin. Hipoksia terjadi karena tubuh kekurangan oksigen.
Terlepas dari penyakit itu tersendiri, anemia mencerminkan
beberapa kondisi patogenik yang mengarah pada abnormalitas
jumlah, struktur, dan fungsi sel darah merah. Ketika diketahui
terdapat anemia, pemeriksaan lanjutan perlu dilaksanakan untuk
mengetahui penyebabnya.
Anemia adalah masalah dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangankomponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang
nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukansel darah, yang terus Penurunan kapasitas peng
angkutoksigen darah dan berbagai jenis anemia dengan beragam
penyebabnya.(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).Berikut ini adalah
tingkat keparahan pada anemia .:
 Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan
 Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
 Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.Kemungk
inan dasar penyebab anemia:

B. SARAN
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat
bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan untuk bisa
lebih mengerti dan memahami tentang konsep Anemia dan asuhan
keperawatannya. Makalah “Asuhan Keperawatan Anemia” ini
masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran
untuk lebih memperbaiki makalah.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media


Aes Cv Lapius FKUI.
2. Buku Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC
3. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan,
edisi 3, EGC. Jakarta.
4. http://eprints.undip.ac.id/44812/3/Khoirul Fahrizal R 22010110110113
Bab2KTI.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai