DISUSUN OLEH :
Machzelina (17111024110263)
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah” DIC” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Taufik selaku Dosen mata kuliah keperawatan
kritis dan Penggerak Mula yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
Penyusun
4
DAFTAR ISI
B. Permasalahan .........................................................................3
C. Tujuan ....................................................................................3
A. Definisi.............................................................................................4
B. Etiologi.................................................…………..............................6
D. Patofisiologi......................................................................................7
E. Pathway..........................................................................................10
G. Penatalaksanaan............................................................................13
H. Pemeriksaan diagnostik..................................................................14
I. Komplikasi.......................................................................................15
A. Pengkajian ..................................................................................14
B. Pemeriksaan Fisik..........................................................................14
D. Intervensi.........................................................................................15
A. Kesimpulan......................................................................................16
B. Saran................................................................................................16
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DIC dapat terjadi hampir pada semua orang tanpa perbedaan ras, jenis
DIC, namun bisa dipastikan penyakit yang berakhir dengan DIC akan
menjadi hal mutlak yang tak hanya harus dikuasai oleh hematolog, namun
masif, serta sepsis bakterial. Terjadinya DIC dipicu oleh trauma atau
endotel. Sel yang teraktivasi ini akan memicu terjadinya koagulasi yang
atau insisi bedah. Akan terjadi akrosianosis, trombosis, dan perubahan pre
gangren pada jari, genital, dan hidung akibat turunnya pasokan darah karena
B. Permasalahan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah sistem imun
2. Tujuan Khusus
Coagulation
(DIC)
8
d. Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien
PEMBAHASAN
a. DEFINISI
J.U, 2011)
terjadi koagulasi atau fibrinolisis (destruksi bekuan). DIC dapat terjadi pada
kanker dapat juga mencetuskan DIC termasuk sepsis, gagal hepar dan
(Taylor, 2011)
b. ETIOLOGI
DIC pun dapat merupakan akibat dari kelainan tunggal atau multipel.
a) DIC akut:
Infeksi : Bakteri (gram negatif, gram positif, ricketsia), virus (HIV, varicella,
adenocarcinoma)
b) DIC kronik:
Pada kasus keganasan terutama tumor padat, keadaan ini disebabkan oleh
penekanan oleh tumor tersebut, factor jaringan dan factor koagulan yang
dilepaskan oleh sel tumor tersebut atau melalui aktivasi sel endotel oleh
2006).
Pada pasien dengan kasus obstetri seperti solusio plasenta, jaringan atau
terjadinya tidak jelas, tetapi mungkin disebabkan oleh syok, hipoksia, dan
(Brick, 2002).
c. KLASIFIKASI
a. DIC akut
memasuki sirkulasi pada jangka waktu yang singkat (beberapa jam hingga
pre-eklampsi, atau terlepasnya jaringan plasenta. DIC akut juga terjadi pada
penderita dengan hipotensi atau syok oleh berbagai sebab (misalnya pada
Pada DIC kronik, jumlah dari faktor jaringan yang terlibat lebih kecil,
penyakit kanker, faktor resiko yang penting adalah usia lanjut, laki-laki,
kanker lanjut dan nekrosis pada tumor. Kebanyakan DIC kronik terjadi pada
D. PATOFISOLOGI
multipel, luka bakar, dan neoplasma. DIC dapat dijelaskan sebagai dua
antikoagulan. DIC ditandai dengan tiga gejala utama berikut : (1) perdarahan
( Farid 2007 )
14
E. PATHWAY
16
d. Sistem respirasi
e. Sistem Gastrointestinal
1) Hematemesis
2) Hematochezia
f. Sistem Genitourinaria
1) Hematuria
2) Oliguria
3) Metrorhagia
4) Perdarahan uterus
g. Sistem dermatologi
1) Petechiae
3) Purpura
4) Bulae hemoragik
5) Akralsianosis
9) Trombosis
18
G. Penatalaksanaan
et al, 2006).
penyakit yang mendasari terjadinya KID. Jika hal ini tidak dilakukan,
a. Antikoagulan
Indikasi :
diatasi
nafas.
Dosis :
unfractionated heparin.
20
Direkomendasikan sebagai terapi substitusi bila AT
III<70%
Dosis :
2) Rumus :
120%
125%
d. Obat-obat antifibrinolitik
22
lebih lanjut. Heparin juga mampu mencegah reakumulasi
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Jumlah trombosit
4. gangguan hati
7. purpura fulminant
8. insufisiensi adrenal
24
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
b) Komplikasi obstetric
e) Neoplasia
f) Gigitan ular
g) Penyakit Hepar
h) Trauma
B. Pemeriksaan Fisik
Data dasar dan data focus yang dapat ditemukan meliputi
antara lain :
2. Sistem GI mual, muntah, uji guaiak positif pada emesis / aspirasi
lingkar abdomen.
darah
ketidakstabilan vasomotor
fundus mata
26
C. DIAGNOSA BERDASARKAN PRIORITAS
1. Nyeri akut
2. Ansietas
D. INTERVENSI
keperawat
an
a
Kontrol nyeri
n
kriteria hasil:
a
- Mengenali j
kapan nyeri e
terjadi 5 m
- Mengegamba e
rkan faktor n
penyebab 5
- Menggunaka n
n tindakan y
e
pencegahan r
5 i
nonverbal mengenai
Ket:
ketidaknyamanan terutama
Tidak pernah
pada mereka yang tidak
menunjukan
dapat berkomunikasi secara
1
efektif
Jarang
1.3 gunakan strategi komunikasi
menunjukan
terapeutik untuk menegtahui
2
pengalaman nyeri dan
Kadang – sampaikan penerimaan
kadang pasien terhadap nyeri.
menunjukan
Sedang
menujukan 4
Secara
konsisten
menujukan 5
2. Ansietas Setelah dilakukan Pengurangan kecemasan
28
kecemasan termasuk sensai yang akan
peningkatan
tekanan
darah 5
peningkatan
prekuensi
nadi 5
peningkatan
perkuensi
pernapasan 5
Ket:
1 = berat
2 = cukup berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
3. Ririko Setelah dilakukan Pelindungan infeksi
gangguan
Integritas 3.1 Monitor tanda dan gejala
intergritas
jaringan:kulit & infeksi sistemik dan lokal
kulit
membran mukosa 3.2 Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Indikator:
Perfusi
jaringan 5
Integritas kulit
ket :
1 = sangat
teganggu
2 = banyak
terganggu
3 = cukup
terganggu
4 = sedikit
terganggu
5 = tidak
terganggu
30
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosi
s Kep.
petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan
secara efektif
menegtahui pengalaman
nyeri.
selama prosedur.
integritas
3.2 Memonitor kerentanan
kulit
terhadap infeksi
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Indicators, dalam
http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?
Maret 2008
34
http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/UJIAN%20SIM%202%20ON
Maret 2008
Di Banyumas
1327-1330.
Health Press.
Emergency
Medicine. http://www.emedicine.medscape.com/article/779097-overview.
36
Franchini M, Lippi G, Manzato F. (2006). Recent acquisitions in the