Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN RENAL CELL CARCINOMA

(KANKER GINJAL)

Disusun Oleh:
IKA DEWI MURIYATI
NIM: 12.1.14.1.011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


TAHUN 2015
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer
Reaserch Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker
paling umum kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),
dengan
338.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Jenis yang paling sering
kanker ginjal adalah kanker parenkim ginjal, yang menyumbang 80-90% dari
semua kanker ginjal primer. Rekening kanker pelvis ginjal untuk 10% sisanya.
Merokok adalah penyebab kanker parenkim ginjal. Asosiasi kuat untuk
kanker pelvis ginjal. Analgesik yang mengandung phenacetin adalah penyebab
kanker pelvis ginjal. Dialisis merupakan penyebab kanker ginjal, mungkin
melalui perannya dalam perkembangan penyakit cystic diperoleh ginjal.
Laporan Ahli Kedua Panel menilai bahwa ada bukti yang meyakinkan
bahwa kegemukan tubuh merupakan penyebab kanker ginjal. Hal ini tidak
mungkin bahwa kopi memiliki efek yang cukup besar, atau bahwa minuman
beralkohol memiliki efek yang merugikan, pada risiko kanker ini. Proyek
preventability sebagai bagian dari Laporan Kebijakan memperkirakan bahwa
sekitar 24% dari kasus kanker ginjal dapat dicegah di Amerika Serikat jika
setiap orang memiliki berat badan yang sehat. Perkiraan tersebut adalah sekitar
19% untuk Inggris, 13% untuk Brasil dan 8% untuk China.
2. RUMUSAN MASALAH
2.1. Bagaimanakah laporan pendahuluan kanker ginjal?
2.2. Bagaimanakah teori asuhan keperawatan?
2.3. Bagaimanakah asuhan keperwatan pada klien dengan kanker ginjal?

3. TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
3.1.1. Untuk mengetahui laporan pendahuluan kanker ginjal.
Page | 2
3.1.2. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.
3.1.3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
ginjal.
3.2. Tujuan Khusus
3.2.1. Untuk mengetahui definisi kanker ginjal.
3.2.2. Untuk mengetahui etiologi kanker ginjal.
3.2.3. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker ginjal.
3.2.4. Untuk mengetahui patofisiologis kanker ginjal.
3.2.5. Untuk mengetahui klasifikasi kanker ginjal.
3.2.6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kanker ginjal.
3.2.7. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker ginjal.
3.2.8. Untuk mengetahui komplikasi kanker ginjal.
3.2.9. Untuk mengetahui web of caution kanker ginjal.
3.2.10. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.
3.2.11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
ginjal.

Page | 3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Cancer Kidney atau kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang
berarti istilah awam yang digunakan untuk menyatakan pelbagai bentuk
penyakit keganasan dan kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ
retroperitoneal yang terletak pada dinding abdomen posterior dalam region
lumbalis, fungsi ginjal berhubungan dengan homeostasis, dan organ ini
memproduksi urine dan untuk mengekskresikan limbah seperti ureum,
mengendalikan keseimbangan elektrolit dan nilai pH. Ginjal juga
memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam metabolism vitamin
D. (Cristina Brooker, edisi 31 tahun 2012)
Sebuah tumor ginjal adalah pertumbuhan abnormal dalam ginjal. Istilah
“massa”, “lesi” dan “tumor” sering digunakan secara bergantian. Tumor
mungkin jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor ginjal yang solid bisa
jinak, tetapi bisa menjadi kanker lebih dari 80% seiring berjalannya waktu.
(American Urological Association, april 2014)
Carcinoma adalah tumor malignan yang tumbuh di jaringan eptel. Carcinoid
syndrome adalah syndrome klinis yang timbul setelah terjadi pertumbuhan dan
penyebaran tumor karsinoid yang mensekresikan 5-hidroksitripamin 5-HT
(yang juga disebut serotonin). Renal berhubungan dengan ginjal, Renal cortex
adalah bagian ginjal paling luar yang berwarna pucat dan berada dibawah
kapsula renis. (kamus keperawatan, tahun 2012)

2. ETIOLOGI
Penyebab kanker ginjal sampai sekarang masih belum diketahui namun ada
beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pencetus, antara lain:
2.1. Rokok
Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah cadmium, dimana
cadmium sendiri bersifat karsinogenik yang apabila masuk dalam aliran
darah akan berikatan dengan natrium atau garam sehingga konsentrasi
darah menjadi meningkat yang berdampak pada peningkatan kerja ginjal
apabila itu terus terjadi dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan
gagal ginjal kronik dan cadmium sendiri dapat merangsang pertumbuhan
sel kanker.
2.2. Von Hippel-lindau syndrome
Von hippel-lindau syndrome adalah kumpulan beberapa gejala yang
disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi VHL (gen pengekang kanker)
dalam tubuh sehingga memicu perubahan sifat sel normal menjadi sel
kanker akibat proses yang ada dari dalam tubuh orang tersebut.
2.3. Obesitas.
2.4. Dialysis >5th pada gagal ginjal kronik
Dialysis berperan dalam proses metastases sel kanker.
2.5. Analgesic phenacethin
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat
dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses
filtrasi menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini
terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan
lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal
tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
2.6. Hipertensi
Hipertensi meningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus
yang memicu respon angiotensinaldosteron yang meningkatkan reabsorbsi
natrium serta air dalam tubulus renal yang mengakibatkan penurunan laju
filtrasi glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan
mengakibatkan gagal ginjal sebelum akhirnya semakin parah hingga
terjadi perubahan sifat sel normal menjadi sel kanker.
2.7. Riwayat penyakit keturunan
Riwayat penyakit keturunan terkait DNA-RNA yakni gen yang berfungsi
membawa informasi genetic yang dimiliki ke dua orang tua yang nantinya
akan diwariskan pada anak atau keturunannya.

3. MANIFESTASI KLINIS
Adapun Tanda dan gejala kanker ginjal dapat sulit dipahami. Oleh karena itu,
pada saat diagnosis sekitar 30% dari pasien memiliki penyakit lanjutan.
Namun ada beberapa tanda dan gejala pada pasien dengan kanker ginjal,
seperti: (American Urological Association, april 2014)
3.1. Classic Triad (3 tanda klasik)
gejala klasik bahwa pasien mengalami kanker ginjal yakni:
3.1.1. hematuria (40%)
3.1.2. nyeri pinggang (40%)
3.1.3. dan massa panggul (25%).
3.2. Apabila kanker telah mengalami metastasis maka akan menimbulkan
manifestasi klinis yang berbeda-beda tergantung tempat penyebarannya,
seperti:
3.2.1. Sesak nafas dan batuk darah bila bermetastasis pada paru.
3.2.2. Nyeri tulang atau fraktur bila bermetastasis pada tulang.
3.2.3. Kerusakan neurologis apabila bermetastase di otak.
3.3. Beberapa pasien positive kanker ginjal dapat timbul tanda dan gejala sama
seperti pada pasien dengan sindrom paraneoplastic, antara lain:
3.3.1. berat badan menurun
3.3.2. anorexia
3.3.3. hypertermi
3.3.4. anemia
3.3.5. hyperkalsemia
3.3.6. peningkatan laju sedimentasi sel darah merah
3.3.7. hipertensi dan disfungsi hati.
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik,
namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti
rokok, faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome,
dialysis >5th pada pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin.
Untuk rokok (kandungan cadmium dalam rokok) masuk ke dalam
tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah menyebabkan
vasokontriksi arteriol aferen dimana cadmium sendiri saling berikatan dengan
protein yang mengakibatkan konsentrasi dalam darah meningkat menyebabkan
penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus) apabila hal ini terjadi dalam waktu
yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal
memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan
sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait
masalah genetic yang menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor
(VHL) sehingga menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang
peningkatan angiogenesis dan menghasilkan produksi vascular-endotel growth
homon & platelet-derived growth hormone Peningkatan jumlah platelet dan
hormone eritropoetin Meningkatkan pembentukan sel darah baru dalam tubuh
Mengakibatkan produksi sitokin bertambah Menghasilkan GM-CSF
(granulocyte monocyte-citokinin stimulating hormone) Merangsang
pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Hipertensi disebabkan karena adanya peningkatan produksi renin
oleh apparatus jugstakglomerulus yang memicu respon angiotensinaldosteron
yang meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal tekanan
pada saat jantung memompa sehingga resistensi pembuluh darah arteri
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteri sehinga darah yang masuk
ke ginjal berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau
kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv
intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan
bersifat merusak.
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat
dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam
waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam
ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal
memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan
sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

5. KLASIFIKASI
Ada beberapa klasifikasi kanker ginjal antara lain:
5.1. Renal adenocarcinoma
Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang
terjadi pada orang dewasa.
5.2. Transitional cell carcinoma
Tipe ini mempengaruhi renal pelvis, renal pelvis serupa kanker kanktyng
kemih.
5.3. Nefroblastoma (tumor wilms)
Tipe ini adalah yang paling umum dari kanker ginjal masa anak-anak.
Kanker ini berbeda dengan kanker ginjal orang dewasa dan memerlukan
perawatan yang berbeda pula

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ketika diduga kanker ginjal dapat dilakukan pemeriksaan:
6.1. Pemeriksaan Radiologi (American Urological Association, april 2014):
6.1.1. USG
6.1.2. CT-Scan
6.1.3. MRI
6.1.4. Sinar-X dada
6.1.5. Nefrogram
6.1.6. Sonogram
6.1.7. Urogram IV.
6.2. Pemeriksaan Laboratorium: (Perawatan Kritis: Seri Panduan Klinis, 2009)
6.2.1. Analisis urin
6.2.2. Pemeriksaan sel darah lengkap
6.2.3. Blood Gas Analysis
6.2.4. Pemeriksaan kimia darah lengkap dan koagulasi darah
6.2.5. Laju endap eritrosit
6.2.6. Kadar human chronic gonadotropin (HCG)
6.2.7. Kadar kortisol
6.2.8. Kadar renin
6.2.9. Kadar hormon adenokortikotropin.

7. PENATALAKSANAAN
Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat direfrensikan untuk kanker ginjal
sesuai dengan letak dan ada tidaknya metastase sel kanker, antara lain:
7.1. Kanker yang terbatas pada ginjal
7.1.1. Pengangkatan kanker (nephrectomy)
7.1.1.1.Nefrektomi radikal
Nefrektomi radikal adalah pengangkatan ginjal, kelenjar
adrenal ipsilateral, jaringan sekitar, dan kadang, kelenjar
limfe sekitarnya. Akibat resiko kekambuhan pada ureter,
urektomi juga dapat dilakukan.
7.1.1.2.Nefrektomi parsial
Nefrektomi parsial adalah pengankatan bagian ginjal yang
mengandung sel kanker atau tumor, hal ini dilakukan
apabila seseorang hanya mempunyai satu ginjal ketika
kanker sudah mempengaruhi kedua ginjal maupun penderita
yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4cm.
7.1.1.3.Nefrektomi simple
Nefrektomi simple adalah pengangkatan ginjal, pada
penderita kanker stadium 1.
7.1.2. Maligna ablation
7.1.3. Arterial Embolization
Arterial embolization adalah tipe terapi local yang menyusutkan
tumor dan dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi.
Dengan cara memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah
kaki, tabung dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah arteri
utama ginjal yang menyediakan darah pada ginjal kemudian dokter
menyuntikan senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi
aliran darah ke ginjal.
7.2. Thrombus maligna (metastase kanker dalam vena ginjal atau vena cava)
7.2.1. Nephrectomy kemudian thrombus maligna diekstrak.
Nefrektomi dengan thrombus maligna diekstrak adalah operasi
pengangkatan bagian yang berubah menjadi sel kanker, dan
mengeluarkan gumpalan sel kanker yang mengikuti aliran darah
dengan cara kleping sisi kanan dan kiri pembuluh darah yang
terdapat gumpalan sel kanker di dalamnya, kemudian buat sayatan
pada pembuluh darah guna mengeluarkan thrombus keluar tubuh.
7.2.2. Embolisasi (untuk orang yang tidak tahan pembedahan)
Embolisasi adalah terapi local yang menyusutkan tumor dan
dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi. Dengan cara
memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah kaki, tabung
dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah besar yang
menyediakan darah dalam ginjal kemudian dokter menyuntikan
senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke
ginjal.
7.3. Metastase kanker ke organ lain dapat dilakukan nephrectomy yang diikuti:
7.3.1. Terapi Biologi
Terapi sistemis atau terapi yang menggunakan senyawa-senyawa
yang berjalan dalam aliran darah, mencapai dan mempengaruhi sel-
sel seluruh tubuh, terapi biologi menggunakan kemampuan alamiah
tubuh atau system imun untuk melawan kanker.
7.3.2. Kemoterapi
Terapi sistematis dengan menggunakan obat-obatan. Obat-obatan
anti kanker memasuki aliran darah dan memasuki seluruh tubuh,
meskipun berguna untuk kanker-kanker yang lain obat-obatan
tersebut telah menunjukan penggunaan yang teratas terhadap
kanker ginjal.

8. KOMPLIKASI
Ada beberapa kecenderungan komplikasi yang mungkin bisa terjadi yakni:
8.1. Thrombus maligna
8.2. Metastase sel kanker
8.2.1. Metastasis kelenjar getah bening regional
Metastase kelenjar getah bening regional adalah penyebaran sel-sel
kanker melalui system getah bening ke suatu simpul getah bening
yang berdekatan.
8.2.2. Metastasis jauh (penyebaran ke organ lain)
8.2.2.1.Paru-paru
Penyebara sel kanker pada paru-paru yang ditemukan lebih
dari satu simpul getah bening yang berdekatan atau kanker
telah menyebar ke tempat dalam tubuh lainnya.
8.2.2.2.Tulang
8.2.2.3.Kelenjar adrenal
Penyebaran sel kanker pada kelenjar adrenal melalui simpul
getah bening dalam jaringan berserabut.
8.2.2.4.Colon
9. WOC

Rokok Analgesik Penachetin Hypertensi Von Hellper-Lindau Syndrom

Kandungan cadmium Phenacetin yg bersifat padat dan peningkatan produksi renin Disfungsi von helper-lyndau (sel pengekang
dalam rokok masuk sukar untuk dilarutkan masuk oleh apparatus kanker)
dalam system peredaran dalam system peredaran darah jugstakglomerulus
darah dalam ginjal
Menyebabkan peningkatan hypoxia-inducble
\
Memicu respon factor (HIF)

Menghambat proses filtrasi , angiotensinaldosteron


Cadmium mengikat
kandungan protein dalam reabsorbsi dan ekskresi dalam
Memicu produksi vascular-endotel growth
darah ginjal
Kontraksi pembuluh darah homon & platelet-derived growth hormone
arteri

Peningkatan jumlah platelet dan hormone


eritropoetin
Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)
Pembentukan sel darah baru meningkat
Peningkatan kerja ginjal (dalam periodic)
Produksi sitokinin bertambah
menimbulkan obstruksi atau kerusakan
lumen tubular
Menghasilkan GM-CSF (granulocyte monocyte-
memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv citokinin stimulating factor)
intrarenal

Page | 12
merangsang pertumbuhan sel endotel
yang abnormal dan bersifat merusak

RENAL CELL CARCINOMA


KANKER GINJAL

Stadium II Stadium III Stadium IV

B3 (brain) Pertumbuhan sel kanker menuju vena cava Metastase sel kanker melalui pembuluh darah

Pertumbuhan
sel kanker B4 (Bladder) B5 (Bowel) Pada paru-paru Pada Hati Pada tulang
dlm ginjal

kerusakan nefron ginjal, proses Pembuluh darah melebar B1 (Breathing) B2 (Blood) B5 (Bowel) B6 (Bone)
Peningkatan filtrasi tidak sempurna, hematuri
tekanan
Sesak, pch, Mual,muntah, Mudah fraktur,
intrarenal, Kerusakan jaringan
Wajah Nampak ketakutan, Sensasi ada benda asing dalam nafas dalam anoreksia radang sendi,
Menekan paru, pendarahan,
gelisah, kurangnya pengetahuan abdomen, teraba masa pada dangkal gerak terbatas
saraf ginjal batuk darah
abdomen
Nutrisi Page
Gangguan kurang dari Gangguan
Nyeri Kronis Ansietas (kecemasan) Gangguan Rasa Nyaman Pola Nafas Perdarahan kebutuhan Mobilisasi
| 13
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam
proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data
sebagai berikut:
1.1. Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format
pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:
1.1.1. Identitas klien
Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status, penanggung jawab klien dan data demografi penanggung
jawab klien.
1.1.2. Keluhan utama
Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal biyasanya nyeri pinggang
(tumpul/tajam)
P : Kecapean
Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam
R : pinggang bawah
S : 4-5
T : intermitten
1.1.3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak nampak gejala
yang signifikan sebelum masuk stadium 4 kecuali pada pasien yang melakukan
check rutin sehingga pasien tidak mengetahui dan menghiraukannya karena
dikira pegal-pegal atau nyeri sendi (encok) yang tidak membahayakan, sampai
akhirnya pasien mengalami nyeri pinggang yang tidak bisa ditahannya lagi
ataupun adanya darah dalam urin saat berkemih barulah pasien datang ke
tempat pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan.

Page | 14
1.1.4. Riwayat penyakit terdahulu
Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome kemungkinan
menderita kanker ginjal namun pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya
disertai hypertensi, obesitas, gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa
selama lebih dari 5th terakhir bahkan pernah mempunyai riwayat operasi atau
pernah menderita penyakit kanker sebelumnya.
1.1.5. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis keturunan
dengan hipertensi atau bahkan menderita penyakit kanker.

umur

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

: pasien
: pasien dg umur
: meninggal dunia akibat penyakit yang sama
: tinggal 1 rumah

1.1.6. Pola fungsi kesehatan


1.1.6.1. pola persepsi dan tata laksana kesehatan
pasien biyasanya tidak dapat menilai bahwa apa yang dideritannya
adalah kanker ginjal terkait kurangnya informasi dan tidak adanya
manifstasi klinis yang signifikan sebelum adanya metastase pada
stadium 4.
1.1.6.2. pola nutrisi dan metabolism
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi
Jenis
Dalam Batas Penurunan
Porsi Nafsu dan Porsi
Normal
Total kalori Makan

Keluhan
1.1.6.3. pola eliminasi
1.1.6.3.1. pola eliminasi urin
Indikator Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi
Jumlah
Dalam Batasan Adanya darah
Warna dalam urin saat
Normal
Bau berkemih

Keluhan

1.1.6.3.2. pola eliminasi alvi


Inikator Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi
Konsistensi
Dalam Batasan Dalam Batasan
Warna Normal sebelum
Normal
Bau adanya metastase

Keluhan

1.1.6.4. pola aktivitas dan kebersihan diri


pada pasien awam yang belum mengetahui bahwa menderita kanker
ginjal biyasanya mudah capek saat beraktifitas dan letih.
1.1.6.5. pola istirahat tidur
pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada
metastase mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.
1.1.6.6. pola kognisi dan persepsi sensori
pasien awam yang belum mengetahui bahwa dirinya menderita kanker
ginjal pada awalnya tidak mau dan tidak bisa menerima kenyataan
yang dialaminya.

1.1.6.7. pola konsep diri


pasien memberikan penolakan atas diagnose yang diberikan dan
menganggap bahwa dokternya yang salah mendiagnosa.
1.1.6.8. pola peran-berhubungan
pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai respon pola peran
berhubungan dengan penyakit yang berbeda-beda pada masing-masing
individu.
1.1.6.9. pola mekanisme koping
pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai mekanisme koping
berbeda-beda pada masing-masing individu terkait penyakit yang
dialaminya.
1.1.7. Pemeriksaan fisik
1.1.7.1. Status kesehatan umum (bergantung pada keluhan utama)
status kesehatan umum terdiri:
1.1.7.1.1.penampilan umum (dari segala sesuatu yang dapat dinilai dari
pengelihatan mata) biasanya pasien denga penderita kanker
ginjal personal hygine kurang karena keluhan atau gejala yang
dialami, pasien tampak merasa meringis karena nyeeri yang
diderita di bagian pinggang.
1.1.7.1.2.tingkat kesadaran/ gcs
pasien awam yang tidak mengetahui tentang penyakit kanker
ginjal biasanya tingkat kesadaran atau GCSnya yaitu 4-5-6
1.1.7.1.3.tanda-tanda vital seperti: (bergantung pada metastase dan
penyakit bawaan/ penyerta)
tekanan darah : ...... mmHg
frekuensi denyut nadi :......x/ menit
respiration rate : ….. x/ menit
suhu : ….. derajat celcious.
1.1.7.2. Pemeriksaan persistem
pemeriksaan persistem meliputi:
1.1.7.2.1.Breathing/ B1 (system pernafasan)
Pada pasien dengan metastase pada paru-paru akan
mengalami dypsneu atau sesak nafas, tampak otot bantu
nafas, pch, nafas dalam dan dangkal serta batuk darah.
1.1.7.2.2.Blood/ B2 (system peredaran darah)
Tidak dapat terkaji
1.1.7.2.3.Brain/ B3 (system persyarafan)
Pada pasien dengan metastase ke otak maka akan muncul
kerusakan-kerusakan syaraf
1.1.7.2.4.Bladder/ B4 (system perkemihan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah Nampak
Nampak tanda-tanda klinis, adanya darah dalam urine saat
berkemih, nyeri punggung bawah.
1.1.7.2.5.Bowel/ B5 (system pencernaan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah nampak
tanda-tanda klinis, adanya rasa tidak nyaman di perut, teraba
massa atau benjolan di abdomen.
1.1.7.2.6.Bone/ B6 (system pergerakan, ekstremitas)
Setelah adanya metastase ke tulang barulah Nampak tanda ke
abnormalitasan pada system pergerakan seperti mudah fraktur
dan nyeri pada tulang.

1.1.8. Riwayat terapi:


Pada pasien dengan riwayat kanker atau tumor yang berulang pasti mempunyai
riwayat kemoterapi, pemeriksaan radiologi, biopsy, pembedahan untuk
pengangkatan jaringan kanker atau tumor atau riwayat radiasi. Dan pada
pasien dengan kanker ginjal yang disertai hipertensi pasti mempunyai riwayat
terapi obat anti-hipertensi, beta-blocker, anti-diuretik, anti adrenal yang harus
dikonsumsi rutin.
2. DIAGNOSA
2.1. Analisa Data
DATA ANALISA MASALAH

DS: Metastase sel kanker Gangguan Pola Nafas


pasien mengatakan melalui pembuluh darah
sesak, ke paru
DO:
pch (+) Menghambat kinerja
nafas dangkal dan dalam paru dalam proses
nampak otot bantu nafas respirsi

Penurunan suplai
oksigen dalam tubuh

PCH, sesak, Nampak


otot bantu nafas

DS Metastase sel kanker Perdarahan


pasien mengatakan jika melalui pembuluh darah
batuk pasti ada darah ke paru
DO
dari hasil rontgen dada Kerusakan jaringan pada
nampak adanya paru-paru
kerusakan jaringan paru.
saat batuk terlihat ada Perdarahan massif
darah pada saputangan
pasien. Batuk darah

DS Pembesaran sel kanker Nyeri Kronik


pasien mengatakan dalam ginjal
punggungnya nyeri saat
aktivitasnya banyak
DO Peningkatan tekanan
pasien nampak intrarenal
menyeringai dan
memegangi Penekan saraf dalam
punggungnya ginjal
P : saat banyak
aktivitas Q : seperti Nyeri kronik
dipukul kayu R :
punggung bawah
S
:
4-
5
T :
intermitte
n

2.2. Diagnosa Keperawatan


2.2.1. Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru,
mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam paru, suplai oksigen menurun sehingga tibul sesak,
pch, nafas dangkal dan dalam.
2.2.2. Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang
menyebabkan kerusakan jaringan paru sehingga mengalami
batuk darah.
2.2.3. Nyeri Kronis b.d. pertumbuhan sel kanker dalam ginjal,
peningkatan tekanan intrarenal yang menekan saraf pada
ginjal.
2.2.4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metastases el
kanker pada hati sehingga menyebabkan mual, muntah dan
anoreksia.
2.2.5. Gangguan Mobilitas b.d. metastases sel kanker ke tulang
yang menyebabkan tulang mudah fraktur, peradangan pada
sendi,
2.2.6. Gangguan Rasa Nyaman b.d. pembesaran masa tumor
sehingga timbul sensasi benda asing dalam abdomen.
2.2.7. Ansietas b.d. kurangnya pengetahuan, wajah klien ketakutan, gelisah.

2.3. Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1. Gangguan Pola TUJUAN : 1. observasi tanda-tanda 1. dengan mengobservasi


Nafas b.d. vital pasien tanda-tanda vital klien,
Dengan waktu 1 x
metastases sel 2. observasi penggunaan perawat dapat
60 menit di harapkan
kanker ke paru, otot bantu nafas cuping mengetahuin keadaan
masalah gangguan
mengganggu hidung umum pasien melalui
pola nafas dapat
proses pertukaran TD,N,S,RR
teratasi, pasien dapat
oksigen dan karbon
dioksida dalam bernafas secara 3. ajarkan pada klien untuk 2. denga mengobservasi
paru, suplai normal. melakukan posisi semi penggunaan otot bantu
oksigen menurun KRITERIA HASIL : fowler nafas cuping hidung,
sehingga tibul 1. pasien dapat 4. kolaborasi dengan perawat dapat
sesak, pch, nafas bernafas secara dokter dalam pemberian mengetahui bahwa
dangkal dan dalam. normal RR 18-20 x/ therapi oksigenasi, pasien benar mengalami
menit bronkodilator, obat per- gangguan pola nafas
2. pasien tidak oral. 3. dengan mengajarkan
menggunakan otot pasien untuk melakukan
bantu nafas atau posisi semi fowler,
cuping hidungh pasien dapat bernafas
3. pasien tampak sedikit lebih baik
releks dalam 4. kolaborasi dengan
bernafas, tidak dokter dalam pemberian
terengah-engah. therapi oksigen,
bronkhodilatot, obat per
oral dapat membantu
lebih cepat dalam
penyembuhan gangguan
pola nafas.

2. Perdarahan b.d. TUJUAN : 1. mengobservasi tanda- 1. dengan mengobservasi


metastases sel tanda vital pasien tanda-tanda vital pasien,
Setelah dilakukan
kanker ke paru perawat dapat
tindakan 2. observasi perdarahan
yang menyebabkan mengetahui keadaan
keperawatan dalam 1 pada saat pasien batuk
kerusakan jaringan umum pasien melalui
x 60 menit
paru sehingga 3. ajarkan pasien untuk TD,N,S,RR.
perdarahan dapat
mengalami batuk menggunakan sarung
teratasi. 2. dengan mengobservasi
darah. tangan saat sedang batuk
perdarah saat pasien
KRITERIA HASIL :
4. kolaborasi dengan tim batuk, perawat dapat
1. tidak ada darah medis dalam pemberian melakukan tindakan
lagi saat pasien obat selanjytnya
batuk

Page | 21
2. ekspresi pasien 3. dengan mengajarkan
tanpak sumringah pasien saat batuk
menggunakan sarung
tangan, batuk darah tidak
terbuang kesembarang
tempat

4. kolaborasi dengan tim


medis dalam oemberian
obat dapat membantu
lebih cepat dalam proses
penyembuhan.

3. Nyeri Kronis b.d. TUJUAN : 1. observasi tanda-tanda 1. dengan mengobservasi


pertumbuhan sel vital pasien tanta-tanda vital pasien,
Setelah dilakukan
kanker dalam perawat dapat
tindakan 2. kaji tingkat skala nyeri
ginjal, peningkatan mengetahui keadaan
keperawatan dalam pasien
tekanan intrarenal umum pasien melalui
waktu 1x 24 jam
yang menekan 3. ajarkan klien untuk TD,N,S,RR
nyeri dapat teratasi
saraf pada ginjal. nafas panjang, tehnik
2. dengan mengkaji
KRITERIA HASIL : distraksi dan relaksasi
tingkat skala nyeri
1. ekspresi pasien 4. ciptakan lingkungan pasien, perawat dapat
tampak sumringah yang nyaman mengetahui seberapa

2. pasien pasien 5. kolaborasi dengan tim nyeri yang pasien

mengatakan nyeri medis dalam pemberian rasakan dan perawat

berkurang obat analgetik. dapat segera melakukan


tindakan untuk
3. pasien mampu
mengurangi rasa nyeri
mengendalikan nyeri
pasien.
4. skala nyeri 0-3
3. dengan mengajarkan
pasien untuk nafas
panjang dapat
mengurangi rasa nyeri

Page | 22
4. dengan memberikan
lingkungan yang nyaman
dapat memberi
ketenangan dalam pasien

5. kolaborasi dengan tim


medis dalam pemberian
obat analgetik dapat
mengurangi rasanya
nyeri.

Page | 23
BAB IV

KASUS PEMBELAJARAN

Pasien yang menjabat sebagai manager perusahaan asing dengan inisial Mr.X datang ke ruang
IGD rumah sakit tepat pukul 07:15 yang diantar anak pertamanya dengan muka menyeringai,
sambil berteriak kesakitan dan memegangi punggung bagian bawahnya. Anak mr.x mengaku
pada pukul 07:00 dia mendengar ayahnya berteriak dari dalam ruangan dan segera
menghampiri, setelah saya sampai dalam ruangan ayah sudah dengan keadaan yang kesakitan
yang seperti yang dilihat sekarang ini. Kemudian saya menyuruh supir mengantarkan kami ke
rumah sakit terdekat sampai akhirnya kami berada di IGD sekarang ini.

1. DATA DEMOGRAFI
Nama : Mr. X Tgl MRS : 19-8-1998
Umur : 69 th Jam MRS: 07:15
Jenis kelamin : Laki-laki No. MRS: 1907xx
Pekerjaan : Manager perusahaan asing
Suku/ Bangsa : Indonesia
Alamat : Indonesia

2. KELUHAN UTAMA
Nyeri di bagian punggung bawah
P : gerakan memutar
Q : seperti dihantam benda tumpul
R : di bagian punggung
S : skala 4-5
T : saat aktivitas.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Selama 3 hari ini setelah pulang kerja punggung saya sangat sakit namun saya meminum
anti-nyeri dan sembuh, kemudian tadi pagi waktu saya menunggu meeting dengan iseng
memutar-mutarkan kursi untuk menghilangkan bosan punggung saya teramat sangat sakit

Page | 24
hingga saya minta tolong pada sekretaris untuk mengantar saya ke rumah sakit dan
sekarang di IGD.

4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU


Pasien telah mengalami nyeri punggung bagian bawah selama 10th sejak umur 59th, pada
bagian lutut selama 2 bulan terakir sakit apabila digerakan.

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Penyakit keturunan: hipertensi

69th

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

: pasien
: pasien dg umur
: tinggal 1 rumah

6. PEMERIKSAAN
Tingkat kesadaran : composmentis
Keadaan umum : penampilan bersih, raut muka menyeringai sambil
memegangi punggungnya.
6.1. Tanda-tanda Vital
TD : 150/ 100 mmHg
Nadi : 105x/ menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20x/ menit
6.2. Pemeriksaan Persistem
Breathing/ B1
cuping hidung (-), otot bantu nafas (-), RR: 20x/ menit teratur, sianosis mukosa bibir
(-), suara paru normal, bunyi nafas vesikuler.
Blood/ B2
CRT: >2dt, HR: 105x/ menit, TD = 150/100 mmHg, sianosis perifer (-), akral dingin.
Brain/ B3
Masih dalam batasan normal
Bladder/ B4
Teraba massa di abdomen, nyeri tekan, intake cairan: 1500ml/ hr, output: 900ml urin/
hr, warna urin kuning pekat, bau amoniak.
Bowel/ B5
Bising usus 6x/menit, BAB: rutin 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lunak
berbentuk, bau khas, pasien mengatakan ada yang mengganjal perut saya.
Bone/ B6
Terjadi keterbatasan gerak di kaki kiri, nyeri tekan di lutut kiri, ROM: , Kekuatan
Otot:
,Crepitasi (-), kalor (+), kemerahan (+), inflamasi (+).

6.3. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan foto radiografi
CT scan foto polos terdapat perkembangan sel yg abnormal dan tidak simestris pada
ginjal.
Pemeriksaan laboratorium
Analisis gas darah ( pH ↑, PCO2 ↓, HCO3 ↓)

6.4. Riwayat terapi : tidak pernah

7. ANALISA DATA
Data Analisa Data Masalah

DS : Adanya pertumbuhan sel Nyeri Kronik


endotel yang abnormal
Pasien mengatakan dan bersifat merusak
punggung belakang saya dalam ginjal
sakit seperti dihantam
balok kayu. Mengakibatkan
DO : peningkatan tekanan
P : gerakan memutar intrarenal
Q : seperti dihantam
benda tumpul Nyeri kronik (yang
R : di bagian punggung dialami lebih dari 6
S : skala 5-6 bulan)
T : saat aktivitas.

DS: Adanya stressor dari luar Hipertensi


Pasien mengatakan yang terlalu besar
banyak pikiran terkait
pekerjaan. Vasokonstriksi pembuluh
DO: darah
TD = 150/100mmHg
HR = 105x/menit Mengakibatkan tekanan
CRT > 2dt darah meningkat

DS : Adanya inflamasi pada Intoleransi Aktivitas


Lutut saya sakit saat sendi lutut
berjalan ataupun
digerakkan selama 2 Mengakibatkan
minggu ini. penurunan fungsi sendi
DO :
Keterbatasan gerak Terjadi keterbatasan
ROM gerak

Intoleransi aktivitas

Page | 27
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
8.1. Nyeri kronis b.d. peningkatan tekanan intrarenal akibat pertumbuhan abnormal sel
endotel ginjal dan bersifat merusak.
8.2. Hipertensi b.d. vasokontriksi pembuluh darah.
8.3. Intoleransi aktivitas b.d. inflamasi sendi lutut, keterbatasan gerak.

9. INTERVENSI
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

Nyeri kronis b.d. 1. Observasi TTV  Dengan mengetahui


peningkatan tekanan 2. Kaji skala nyeri TTV kita dapat
intrarenal akibat 3. Ajarkan teknik mengetahui kondisi
pertumbuhan abnormal relaksasi seseorang secara global
sel endotel ginjal dan 4. Kolaborasi dengan dan kita dapat
bersifat merusak. dokter dalam memantau hasil dari
pemberian therapi tindakan yang kita
anti-nyeri berikan
5. Konsultasikan dengan  Dengan mengetahui
dokter dalam skala nyeri perawat
melakukan dapat mengetahui
pemeriksaan radiologi tingkat nyeri yang
ulang pasien rasakan dan
perawat dapat segera
melakukan tindakan
untuk mengurangi rasa
nyeri pada pasien.
 Dengan teknik relaksasi
diharapkan klien lebih
rileks sehingga

Page | 28
mengurangi tekanan
stressor dalam produksi
histamine sehingga
nyeri dapat berkurang
 Dengan pemberian anti-
nyeri dapat mengurangi
rasa sakit yang dialami
klien
 Dengan adanya
pemeriksaan radiologi
ulang kita dapat
mengetahui
perkembangan penyakit
sehingga memberikan
acuan terhadap
bagaimana kita
memberikan tindakan
medis, jenis terapi

Hipertensi b.d. 1.Observasi TTV  Dengan mengetahui


vasokonstriksi 2.Observasi CRT TTV kita dapat
pembuluh darah 3.Kaji adanya sianosis mengetahui kondisi dan
perifer kita dapat memantau
4.Konsultasikan dengan hasil dari tindakan yang
dokter dalam kita berikan
melakukan  Dengan melakukan
pemeriksaan EKG CRT kita dapat
5.Konsultasikan dengan mengetahui normalnya
dokter dalam sirkulasi darah
pemberian therapi obat  Dengan kita mengkaji
adanya sianosis perifer

Page | 29
oral penurun tekanan kita dapat mengetahui
darah jangka pendek bahwa perifer
kekurangan oksigen
 Dengan pemeriksaan
EKG kita dapat
mengetahui lebih
banyak tentang keadaan
jantungnya sehingga
kita tahu penyebab
terjadinya peningkatan
tekanan darah dengan
begitu dapat membantu
dalam pemberian terapi
 Dengan pemberian obat
oral penurun tekanan
darah jangka pendek
dapat menstabilkan
tekanan darah sehingga
mengurangi keparahan

Intoleransi aktivtas b.d. 1.Observasi tanda-tanda  Dengan mengetahui


inflamasi sendi lutut, inflamasi TTV kita dapat
keterbatasan gerak 2.Kaji kekuatan otot dan mengetahui kondisi dan
ROM kita dapat memantau
3.Informasikan klien hasil dari tindakan yang
untuk bed rest kita berikan
4.Kolaborasi dengan  Dengan mengetahui
dokter dalam kekuatan otot dan ROM
pemberian obat kita dapat
mengembalikan dan
memulihkan
kemampuanya untuk
bergerak/dapat

Page | 30
melakukan aktifitas
sehari-hari
 Dengan bedrest untuk
mengontrol aktifitas dan
dapat mempercepat
proses penyembuhan
pada pasien
 Dengan melakukan
kolaborasi dapat
memantau kesehatan
dan untuk proses
penyembuhan

10. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

Nyeri kronis b.d. 1.Melakukanpemeriksaan S:


peningkatan tekanan TTV Klien mengatakan
intrarenal akibat TD: 150/ 100 mmHg punggungnya sudah tidak
pertumbuhan abnormal Nadi: 105x/ menit sakit lagi.
sel endotel ginjal dan Suhu: 36,5 oC O:
bersifat merusak. RR: 20x/ menit Skala nyeri 0-1
2.Mengkaji skala nyeri Ekspresi klien tak lagi
Skala nyeri 4-5 menyeringai
3.Mengajarkan teknik A:
relaksasi, dengan nafas Masalah teratasi
dalam melalui hidung P:
dan keluarkan perlahan Intervensi dihentikan
lewat mulut

Page | 31
4.Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
therapi anti-nyeri

Hipertensi b.d. S:
1. Mengobservasi TTV
vasokonstriksi pembuluh Klien mengatakan pusing
TD : 150/100 mmHg
darah sudah berkurang.
Nadi : 105x/menit
O:
Suhu : 36,5 oC
TD : 120/90 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 80 x/menit
2. Mengobservasi CRT 2
S : 36,5 oC
detik.
RR : 20x/menit
3. Mengkaji adanya
CRT 2 detik
sianosis pada perifer,
Perifer merah muda
perifer merah muda.
Ekspresi klien tampak
4. Mengkonsultasikan
sumringah.
dengan dokter dalam
A:
melakukan tindakan
Masalah teratasi
pemeriksaan EKG.
P:
5. Kolaborasi dengan
Intervensi dihentikan.
dokter dalam
pemberian therapi obat
oral penurun tekanan
darah jangka pendek.

Intoleransi aktivtas b.d. 1. Mengobservasi tanda- S:


inflamasi sendi lutut, tanda inflamasi. Klien mengatakan sudah
keterbatasan gerak 2. Mengkaji kekuatan dapat beraktifitas seperti
otot dan ROM. biasa.
3. Memberitahu klien O:
untuk bed rest. Klien sudah dapat
melakukan personal

Page | 32
4. Kolaborasi dengan hygine tanpa di bantu
dokter dalam dengan keluarga.
pemberian obat. A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi di hentikan

Page | 33
BAB V

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch
Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua
belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),
Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal pada
2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan berdasarkan: Kedua
jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki tingkat tertinggi kanker
ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59 persen dari kasus kanker ginjal
terjadi di beberapa negara maju.

2. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber
- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai