PENGERTIAN BPH
Benigna Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan
adanya pertumbuhan sel stroma dan kelenjar epitel
pada prostat, yang bersifat jinak yang erat kaitannya
dengan faktor usia (Pendit, 2015;Tanto.,
dkk.2014;Wijaya &Putri, 2013)
ANATOMI DAN FISIOLOGI
ETIOLOGI
Teori DHT
Faktor Usia
Faktor Pertumbuhan
Ge
pancar
•
an
urin,
sensasi
Gej •frekuensi
sering
miksi,
ala jal
•urgensi
tidak atau rasa
selesai tidak
berke
a
dapat
•
mih,
miksi
ganda
Ob menahan
lagi saat
ingin
(berke
mih
untuk
str miksi,
•sering
berkemih
Iri
uks tas
kedua di malam
kalinya hari
dalam (Nokturia
),
i i
waktu •inkontine
<2 jam nsia
setelah
miksi
17
P
S
e
h
I
i
r
n
s
d
u
y
d
fie
r
n
si
o
d
a a
n
n
r
e
g
o
a
f
g
a
a
lr
g
hio
n
js
a a
k
li
s
n
K
a
l
k
u
l
i
U
r
i
n
a
r
i
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku atau bangsa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, dan tanggal
pengkajian. Selain identitas klien juga dilakukan pengkajian
identitas keluarga terdekat yang bertanggung jawab
terhadap pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, serta hubungan dengan
klien.
Keluhan utama
Klien dengan BPH biasanya datang dengan keluhan nyeri
pada saat miksi dan mengeluh sering BAK (anyang-
anyangan), sering terbangun di malam hari untuk miksi,
perasaan yang tidak mampu menahan miksi, saat miksi
harus mengejan, dan perasaan miksi yang tidak selesai.
Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah menderita BPH sebelumnya dan
apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang
menderita penyakit yang sama dengan penyakit pasien
sekarang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, 1. Memberikan informasi untuk
nyaman : nyeri keperawatan selama 3x24 jam intensitas (skala) dan membantu dalam menentukan
berhubungan dengan diharapkan nyeri berkurang/hilang lamanya intervensi yang akan dilakukan
distensi kandung kemih dengan KH : 2. Plaster selang drainase pada 2. Mencegah penarikan kandung
1. Klien dapat melaporkan paha dan kateter pada kemih dan erosi pertemuan
nyeri hilang/berkurang abdomen penis-sekrotoral
2. Klien tampak rileks 3. Pertahankan tirah baring 3. Tirah baring mungkin
3. Klien tidak meringis diperlukan pada awal selama
4. Tanda-tanda vital dalam fase retensio akut. Namun,
batas normal ambulasi dini dapat
TD : 120/80 mmHg – 130/90 memperbaiki pola berkemih
mmHg normal dan menghilangkan
N : 80-200x/menit nyeri kolik
RR : 16-24x/menit 4. Berikan posisi yang nyaman 4. Meningkatkan relaksasi,
S : 36oC-37,5oC memfokuskan kembali
5. Klien dapat perhatian dan dapat
mendemonstrasikan teknik meningkatkan kemampuan
relaksasi napas dalam koping
5. Ajarkan teknik relaksasi 5. Relaksasi napas dalam dapat
napas dalam menurunkan skala nyeri
6. Kolaborasi pemberian obatan 6. Obatan algetik dapat
algetik menurukan rasa nyeri
No Diagnosa Tujuandan KH Intervensi Rasional
2. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Dorong klien untuk berkemih 1. Meminimalkan retensi urin
eliminasi : retensi keperawatan selama 3x24 2-4 jam dan bila ada sensesi distensi berlebih pada kandung
urin berhubungan jam diharapkan retensi urin untuk berkemih kemih
dengan hilang teratasi dengan KH: 2. Observasi aliran urin, 2. Untuk mengevaluasi obstruksi
tonus otot 1. Residu pasca perhatikan ukuran dan dan menentukan intervensi
kandung kemih: berkemih kekuatan.
distensi menunjukkan<50 ml 3. Awasi dan cacat waktu dan 3. Retensi urin meningkatkan
berlebihan. dengan tidak ada jumlah tiap berkemih. tekanan dalam saluran
tetesan.kelebihan perkemihan atas, yang dapat
aliran mempengaruhi fungsi ginjal.
2. Berkemih dengan 4. Perhatikan penurunan 4. Adanya penurunan aliran darah
jumlah yang cukup haluaran urin dan perubahan keginjal akan mengganggu
dan tidak teraba berat jenis kemampuannya untuk menyaring
distensi kandung darah
kemih 5. Distensi kandung kemih dapat
5. Lakukanperkusi/palpasi di
3. Mempu dirasakan di area suprapubik
area suprapubik
mengososngkan 6. Dorongmasukancairan 3000 6. Peningkatan aliran cairan
kandung kemih mempertahankan perfusi ginjal
ml sehari,
dengan lengkap dan membersihkan ginjal serta
dalamtoleransijantungbiladiin
4. Inkontinensia/urin kandung kemih dari pertumbuhan
dikasikan
menetes tidak ada lagi bakteri
7. Kehilangan fungsi ginjal
7. Observasitanda-tanda vital
mengakibatkan penurunan cairan
dan akumulasi sisa toksik : dapat
berlanjut ke penurunan total
8. Kolaborasi pemasangan
8. Pemasangan kateter dapat
kateter
membantu pengeluaran urin
EVALUASI