Mempengaruhi RNA
didalam inti sel
Pengosongan yang tidak lengkap Stasis urin
pada kandung kemih Destrusor lambat
Berkemih tidak
tuntas (hesitansi)
Frekuensi BAK dua kali
atau lebih dalam semalam Infeksi Saluran Kemih
(ISK)
Frekuensi BAK dua kali
atau lebih dalam semalam Infeksi Saluran Kemih
(ISK)
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Pola Tidur b.d sering bangun di malam hari di
buktikan dengan nokturia, inkotinensia.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24
jam, maka pola tidur membaik, dengan kriteria hasil:.
Kriteria Hasil :
1. Keluhan sulit tidur menurun (1)
2. Keluhan sering terjaga menurun (1)
3. Keluhan tidak puas tidur menurun (1)
4. Keluhan pola tidur berubah menurun (1)
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun (1)
Intervensi Keperawatan :
Dukungan Tidur
Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis: kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum
banyak air sebelum tidur)
d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis: kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum
banyak air sebelum tidur)
d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
a. Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu
tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
f. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi
lainnya
Usia Lanjut
DHT dehidrotestosteron
Terjadinya penyumbatan
aliran urine
Terjadinya penyumbatan
aliran urine
Urgensi urin
Ketidakstabilan destruso
Kontraksi involunter
Diagnosa Keperawatan :
am hari di Gangguan Eliminasi Urine b.d iritasi kandung kemih di buktikan
dengan urgensi, berkemih tidak tuntas.
Tujuan :
ma 3 x 24 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, pengosongan
hasil:. kandung kemih yang lengkap membaik.
Kriteria Hasil :
1. Sesansi berkemih meningkat (5)
2. Desakan berkemih (urgensi) menurun (5)
3. Distensi kandung kemih menurun (5)
4. Nokturia menurun (5)
5. Disuria menurun (5)
6. Frekuensi BAK membaik (5)
Intervensi Keperawatan :
Manajemen Eliminasi Urine
Tindakan :
au psikologis)
nggu tidur Observasi
ur, minum a. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urin
b. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia
urin
c. Monitor eliminasi urin (mis. frekuensi, konsistensi, aroma,
Manajemen Eliminasi Urine
Tindakan :
au psikologis)
nggu tidur Observasi
ur, minum a. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urin
b. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia
urin
c. Monitor eliminasi urin (mis. frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
ngan, suhu,
Terapeutik
a. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
b. Batasi asupan cairan, jika perlu
c. Ambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
nan (mis: pijat,
Edukasi
kan untuk a. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih
b. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
c. Ajarkan mengambil spesimen urin midstream
d. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk
berkemih
e. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
mengganggu panggul/berkemihan
f. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
andung g. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Etiologi
Patofisiologi
Masalah Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Referensi
Referensi
inya hyperplasia sel
ma pada jaringan Nuari, N., A. & Widayati, D. (2017). Gangguan Pada Sistem Per
Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish.
Urgensi urin
Inkontinensia
Dribbling
Ketidakstabilan destrusor
Kontraksi involunter
Diagnosa Keperawatan :
Retensi Urin b.d. peningkatan tekanan uretra di buktikan
dengan sensasi penuh pada kandung kemih dan disuria.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam,
pengosongan kandung kemih yang lengkap membaik.
Kriteria Hasil :
1. Sesansi berkemih meningkat (5)
2. Desakan berkemih (urgensi) menurun (5)
3. Distensi kandung kemih menurun (5)
4. Nokturia menurun (5)
5. Disuria menurun (5)
6. Frekuensi BAK membaik (5)
Intervensi Keperawatan :
Kateterisasi Urine
Tindakan :
Observasi
a. Periksa kondisi pasien (mis. kesadaran, TTV, daerah perineal,
distensi kandung kemih, inkotinensia urine, refleks berkemih.
Intervensi Keperawatan :
Kateterisasi Urine
Tindakan :
Observasi
a. Periksa kondisi pasien (mis. kesadaran, TTV, daerah perineal,
distensi kandung kemih, inkotinensia urine, refleks berkemih.
Terapeutik
a. Siapkan peralatan, bahan-bahan, dan ruangan Tindakan
b. Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal
rekumben (untuk Wanita) dan supine (untuk laki-laki)
c. Pasang sarung tangan
d. Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl
atau aquades
e. Lakukan insersi kateter urin dengan menerapkan prinsip aseptic
f. Sambungkan kateter urin dengan urin bag
g. Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik
h. Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
i. Pastikan urin bag ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih
j. Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urin
b. Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
h.
Pengeluaran urin
sedikit
Inkontinensia
Rokok/Alkohol
Konsumsi Rokok
Konsumsi Alkohol
nikotin menghambat
rasa lapar
mengandung gugus hidkroksil OH
lambung terus
memproduksi asam
lambung
Gugus hidroksil terikat pada carbon
Tetrahedral
tidak ada makanan
dilambung
terdapat kandungan Etanol (C2H5O) dan
metanol
terjadi peningkatan
asam lambung diserap cepat oleh lambung kosong
acetaldehid diubah
oleh Aldehyde formaldehid diubah
dehydrogenase oleh ALDH menjadi
(ALDH) menjadi asam fosmat
asetat
mengeluarkan
membentuk Reactive glutathione (GSH)
Oxygen Species
mengeluarkan
membentuk Reactive glutathione (GSH)
Oxygen Species
menurunkan
kemampuan Sel akan memicu stress
antioksidan seluler oksidatif
motilitas lambung
meningkat
peradangan mukosa
lambung
GASTRITIS DAN ULKUS PEPTIKUM
Obat-obatan Bakteri
Infeksi Helicobacter
Pylori
konsumsi obat NSAID
(aspirin&ibu profen)
reflek gaster meningkat
NSAID bersifat asam
lemah
terjadi peningkatan asam
lambung
terjadi ulserasi
pembentukan
prostagladin terhambat
pembentukan
prostagladin terhambat
GASTRITIS
Terapeutik
1. pertahankan jalan napas paten
2. berikan O2 untuk memeprtahankan
saturasi oksigen >94 persen
Edukasi
1. Ajarkan posisi syok
Kolaborasi
1. Pemberian epinefrin
2. Pemberian resustasi cairan
Hormon
KETERANGAN
FAKTOR RESIKO
stress
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
memberikan informasi MASALAH KEPERAWATAN
kesistem saraf pusat INTERVENSI KEPERAWATAN
JUDUL
menghasilkan hormon DEFINISI
ATCH REFERENSI
Merangsang getah
adrenal
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : De
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defi
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : D
getah adrenal
menghasikan hormon Oktoriana, P., & Krishna, L. F. P. (2019). Asuhan Keperawata
adrenalin dan steroid Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang kesehatan,
Priharsiwi, N. (2020). ASUHAN GIZI PADA PASIEN ANEMIA G
meningkatkan
produksi asam DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. LOEKMONO H
lambung Lion, J. E. (2021). Asuhan Keperawatan Pada NY. R Dengan
Nursing Care In NY. R With Peptic Ulcer Case in the
menyebabkan
makanan dicerna Bachrudin,M & Najib, Moh.(2016).KEPERAWATAN
dengan cepat
asam lambung
mengiritas mukosa
lambung
inflamasi lapisan lambung karena iritasi
dari mukosa lambung(LeMone
&Burke,2008). Sedangkan menurut
Brunner & Suddarth's (2009) adalah
inflamasi mukosa gastrik/lambung
fisiologis (fungsi pencernaan & sekresi
GASTRITIS dan motorik
si syok
pinefrin
esustasi cairan
AN
RESIKO
LOGI
SIOLOGI
ASI KLINIS
EPERAWATAN
EPERAWATAN
DUL
INISI
RENSI
REFERENSI
eperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Jakarta:DPP.PPNI
perawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta:DPP.PPNI
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta:DPP.PPNI
(2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis
Ilmiah Bidang kesehatan, 3(2), 197-209
IZI PADA PASIEN ANEMIA GRAVIS ET CAUSA ULKUS PEPTIKUM DENGAN
DI RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS.
watan Pada NY. R Dengan Kasus Ulkus Peptikum Di Ruangan Perawatan Interna RSUD Kota Makassar
ith Peptic Ulcer Case in the Internal Treatment Room of Makassar City Hospital (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
2016).KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1.modul bahan ajar cetak keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
NI
Kota Makassar
al dissertation, Universitas Hasanuddin).
watan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
KETERANGAN
Etiologi
Patofisiologi
Definisi
Manifestasi Klinis
Masalah keperawatan
Intervensi keperawatan
Judul penyakit
Referensi
Sindrom uremia
Produksi Asam
lambung meningkat
Iritasi lambung
Risiko infeksi
Peradangan pada
lambung
Gastritis
KELETIHA
Mual dan muntah
DEFISIT NUTRISI
Risiko kerusakan integritas kulit
b.d kele
cairan
Terapeutik
- Ubah posisi 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang
- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
- Ajurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat b
rumah
Penyakit infeksi Penyakit Penyakit vaskuler
tubulointestinal peradangan hipertensif
Risiko Perdarahan
Hematemesis dan
Melena
Anemia
KELETIHAN
HIPER
t
b.d kelebihan volume Hipervolemia
cairan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian di
-Kolaborasi penggantian
-Kolaborasi pemberian co
perlu.
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian di
-Kolaborasi penggantian
-Kolaborasi pemberian co
perlu.
Gangguan kongenital dan
Nefropati toksik Penyakit metabolik
herediter
Nefron rusak
Nyeri
gal Ginjal Kronik Gagal ginlal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresil dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme
keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia.
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Dialisis
atau transplantasi ginjal kadangkadang diperlukan untuk
kelangsungan hidup pasien.( Husna, 2014)
Perphospatemia
Membentuk kristal
di kulit
Pruritis
NYERI
Hipervolemia
b.d gangguan mekanisme regulasi
Intervensi Hipervolemi
Observasi
-Monitor intake dan output cairan.
-Monitor tanda hemokonsentrasi.
-Identifikasi penyebab hipervolemia
-Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis ortopnea, dyspnea edema,
suara napas tambahan)
Terapeutik
-Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama.
-Batasi asupan cairan dan garam.
-Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat.
Edukasi
-Anjurkan jika BB bertambah lebih dari 1 kg dalam sehari.
-Ajarkan cara membatasi cairan.
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian diuretik.
-Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik.
-Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika
perlu.
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian diuretik.
-Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik.
-Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika
perlu.
Nefropatik obstruktif
PPNI (2018). Standar Diag
PPNI (2018). Stabdar Lua
PPNI (2018). Standar Inte
Obstruksi saluran Husna, N. C. (2015). Gaga
kemih Arianti, A., Rachmawati, A
Hemodialisa di RS X Mad
Prasadha, I. (2021). Asuh
Sanjiwani Gianyar Tahun
Huether SE, McCance KL,
Retensi urin 2. Singapore: Elsevier;
Timbulnya batu
ginjal besar dan
Menekan syaraf kasar
perifer
Menyebabkan
Timbulnya nyeri iritasi/ cedera
pada pinggang jaringan
Hematuria
Nyeri
Anemia
Keletihan
Penumpukan cairan
intraseluler
Edema seluruh
tubuh
Beban jantung
meningkat
Hipertrofi ventrikel
kiri
Edema paru
Kerusakan jaringan
otak
Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan napas
-Posisikan semi-fowler atau fowler
-Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan respirasi
-Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Referensi
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : DPP. PPNI
PPNI (2018). Stabdar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : DPP. PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : DPP. PPNI
Husna, N. C. (2015). Gagat ginjal kronis dan penanganannya: literatur review. FIKkeS, 3(2).
Arianti, A., Rachmawati, A., & Marfianti, E. (2020). Karakteristik Faktor Risiko Pasien Chronic Kidney Dieses (CKD) yang Menjalani
Hemodialisa di RS X Madiun. Biomedika, 12(1), 36-43.
Prasadha, I. (2021). Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CKD STAGE V on HD DI Ruang Hemodialisa RSUD
Sanjiwani Gianyar Tahun 2021 (Doctoral dissertation, Jurusan Keperawatan 2021).
Huether SE, McCance KL, editors.(2019). Buku Ajar Patofisiologi. 6th Indonesia ed vol
2. Singapore: Elsevier;
Oksihemoglobin
turun
Suplai O2 kasar
turun
AN NUTRISI KURANG
UHAN TUBUH
emodialisa RSUD
FUSI JARINGAN
Hemoragi
]
Setelah dilakukan asuhan keperawatan s
3x24 jam diharapkan integritas kulit
meningkat dengan kriteria hasil:
- Elastisitas meningkat (kulit kembali ke be
semula <2 detik setelah di beri cubitan)
- Hidrasi meningkat
- Perfusi jaringan meningkat (CRT < 2 detik
- Nyeri menurun
- Suhu kulit membaik (normal : 36,5°C)
- Tekstur kulit membaik
Intervensi
Observasi
- Identifikasi penyebab gangguan integrita
kulit
Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam Jika tidak baring
- Gunakan produk berbahan Petroleum at
minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan atau a
dan hipoalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol u
kulit kering
Edukasi
- Anjurkan untuk menggunakan pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan menghindari terbakar suhu eks
- Anjurkan penggunaan tabir surya SPF mi
30 saat beraktivitas di luar rumah
Pre renal
Gagal
Kerja ginjal terganggu merupakan kondisi ke
mendadak dikarenaka
renal atau disfungsi
(Nuri, N. A &
GFR Menurun
Retensi Ammonia
Penumpukan di kulit
pH Menurun
Kulit kering gatal (pruritas)
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik
Gangguan Integritas Kulit
Hiperventilasi
Edema
Metabolisme anae
Hipervolemi
Fatigue
Edukasi
- Jelaskan penyebab, perio
- Jelaskan strategi mereda
ra - Kontrol lingkungan yang
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tid
- Pertimbangkan jenis dan
pemilihan strategi mered
Edukasi
- Jelaskan penyebab, perio
- Jelaskan strategi mereda
- Anjurkan memonitor nye
- Anjurkan menggunakan a
- Ajarkan Teknik farmakolo
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian an
Post renal
``
Merusak jaringan ginjal
PH darah menurun
Asidosis Metabolik
Suplai O2 ke jaringan menurun
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
- Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
KETERANGAN
Etiologi
Ptofisiologi
Definisi GGA
Masalah Keperawatan
Intervensi
erawatan
pas membaik,
menurun
nurun
12-20x/menit)
aman dan
dypnea,
ul, Cheyne-
ktif
m
napas
aru
asi sesuai
hasil
pemantauan,