DISUSUN OLEH :
161211248
2B
DOSEN PEMBIMBING :
S1 KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang “Anatomi
dan Fisiologi Sistem Imun dan Hematologi”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Sistem Imun dan Hematologi.
Penulis banyak mengalami kesulitan dalam menulis makalah ini. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Penulis sadar, masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif untuk lebih baiknya makalah ini.
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan
benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehigga menyebabkan pathogen termasuk virus yang menyebabkan demand an
flu, dapat berkembang dalam tubuh. System kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko beberapa jenis kanker.
Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan tubuh spesifik.
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan memberikan perlindungan
umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi
pertahanan fisik, mekanik dan kimiawi.
I. Lapisan Pertama
A. Pertahanan fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia antara lain adalah:
a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya yang permeable
terhadap infeksi berbagai organisme.
b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan pH kulit tetap rendah,
sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
c)Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh gerakan silia yang melekat pada
sel epitel.
d)Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba dan partikel asing lainnya
serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
e)Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta menghancurkan mereka.
f)Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon inflamasi pada tubuh
dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan granulosit
dan mikroorganisme nosit keluar.
B. Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain adalah:
a.Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda dan lain-lain yang masuk hidung)
reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan bersin.
b.Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih untuk mengeluarkan benda
tersebut.
c.Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih untuk menetralkan.
d.Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera mengeluarkannya.
C. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
a.Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh.
I. Lapisan kedua
A.Seluler
a.Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker
dan sel terinfeksi virus.
b.Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan
mekanisme fagositosis.
B.Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi
memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat
jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen
C. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan.
Fungsi inflamasi:
Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak memberikan
proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di dapat melalui pejanan
terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh membentuk system imun.
Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit.
A.Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel
imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel
plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil dilakukan.
1)Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2)Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper
melalui molekul MHC kelas II.
3)Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit B
akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
1)Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh
sewaktu-waktu.
Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan
antigen masuk ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik
melalui molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang
diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi.
1)Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh
sewaktu-waktu.
2)Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel T.
4)Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup. (5)
Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan
sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak berbahaya.
a. Timus
2. Sumsum Tulang
a. Tonsil
B. Fisiologi system imun
a. Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas. Fungsinya
memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian
besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda
yang akan diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.
a. Tonsil
Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam cairan lymph.
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent, oleh sebab itu tonsil
tidak menyaring cairan lympha.
2.5 Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh Limfosit B.
Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan
beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah
antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan
membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen
menyerang.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk
memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar
dari peredaran hematologi dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk
menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak
penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi
yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam
reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.
Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan
zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
A. Anatomi hematologi
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk sumsum
tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena
berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia sekitar
7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Hematologi terdiri dari dua komponen
utama, yaitu:
1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri dariats air,elektrolit, dan
protein hematologi.
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen komponen berikut ini:
1) Struktur Eritrosit
Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikon kavitas
memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara
membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah merahan, karena didalamnya mengandung suatu zat
yang di sebut hemoglobin.
Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel
ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan protein.
a) Membrane eritrosit.
c) Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. (eritosit normal dengan
pembesaran mikroskop electron 3000 kali).
Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi dalam sumsum tulang,
dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum tulang yang aktif membentuk sel
hematologi. Sel eritrosit berinti berasal dari sel induk multipotensial menjadi sel hematologi system
eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh eritropoetin. Sel induk multipotensial akan
berdeferensiasi menjadi sel induk unipotensial.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang terjadi selama proses
deferesiensi sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan kedalam tiga kelompok:
b) Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas asidosis.
c) Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA dalam sitoplsma sel.
3) Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka gagal, membrane sel berhenti
berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel system retikulo endothelial.
4) Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc hematologi. Normal HB wanita
11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%.
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat
didalam sel seperti berikut:
a) Normositik : sel yang ukurannya normal
Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang terdapat di membrane selnya
dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan Rh.
1) Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),
mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut inti selnya serta warnanya
bening (tidak berwarna). Sel hematologi putih dibentuk disumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis
dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limposit T dan B, monosit dan
makrofag, serta golongan yang bergranula yaiu : eosinofil, basofil, dan neutrofil.
a) Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri yang masuk
kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel).
b) Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalu limpa terus
kepembuluh hematologi.
b) Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan monosit.
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi sebagai berikut:
a. Granulosit
c. Basofil
1) Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat,
oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
2) Jumlah Trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milliliter), sekitar 30-40%
terkosentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam hematologi.
3) Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi. Trombosit dalam keadaan normal
bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran hematologi.
4) Plasma Hematologi
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi, warnanya bening kekuning-
kuningan.
d. Limpa
1) Struktur Limpa
Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan. Limpa terletak pada sebelah
kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan
diafragma dan permukaan medial yang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura linealis
kolon, dan ginjal kiri.
Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa), dan pulpa merah
(jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).
2) Fungsi Limpa
5. Pembekuan Hematologi
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi ditransformasi menjadi
material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi. Menurut howell proses pembekuan hematologi
dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
B. Fisiologi hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi, sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagai berikut.
6. Mencegah perhematologian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan
benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehigga menyebabkan pathogen termasuk virus yang menyebabkan demand an
flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ lain
karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia
sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
DAFTAR PUSTAKA