“Imunitas”
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Alfadila Fitria 31102200006
2. Devina Sheva Felisa 31102200029
3. Fasya Khairunnisa Hardiansyah 31102200043
4. Fita Widyasari 31102200049
5. Fitrahhul Cikal Fatihah 31102200050
6. Mohammad Fikrar Wardhana 31102200079
7. Novaldi Rizal Saputra 31102200102
8. Prima Sania Malik 31102200107
9. Sabrina Saraya Majidah 31102200117
10. Syifaul Linnas Salsabila 31102200128
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 9 LBM 1
“Imuintas”
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
A. Pendahuluan ............................................................................................................................... 4
B. Skenario....................................................................................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................................................................... 5
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................... 12
A. Pendahuluan
Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang kompleks
dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi patogen yang masuk seperti bakteri,
jamur, virus dan parasit. Beberapa upaya tubuh untuk melawan patogen tersebut
ialah dengan adanya respon imun spesifik dan non-spesifik. Imunitas non-spesifik
,seperti fagosit, sel NK dan sistem komplemen, selalu ada pada individu yang
sehat dan akan dengan cepat mengeliminasi mikroba yang masuk ke jaringan pada
12 jam pertama infeksi. Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun
spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing dan
memiliki memori untuk mengatasi pajanan ulang dengan cepat.
B. Skenario
C. Identifikasi Masalah
1. Apa saja macam jenis imunitas tubuh? Klasifikasi imun tubuh berdasarkan cara
perolehannya.
2. Apa macam sel imun dan fungsinya ?
3. Bagaimana respon imun tubuh ?
4. Apa factor yang mempengaruhi sistem imun ?
5. Jelaskan tentang vaksin?
6. Bagaimana cara kerja vaksin dalam imun kita ?
A. Landasan Teori
1. Apa saja macam jenis imunitas tubuh? Klasifikasi imun tubuh
berdasarkan cara perolehannya.
Innate / bawaan
a. Physical dan chemical barrier (external defence) / first line of defence
1) Physical barrier : kulit, mucus.
2) Chemical barrier : minyak dan keringat, asam lambung, lisozim.
b. Internal defence / second line of defence
1) Leukosit : neutrophil, eusinofil, basophil, NK sel, makrofag.
2) APC (antigen presenting cell) : sel dendrit dan makrofag
3) Respon inflamasi
4) Demam
5) Interferon
6) Complement system
• Acquired / adaptif
a. Active : tubuh terpapar langsung oleh pathogen dan akan membutuhkan
waktu dalam membangun pertahanan sistem imunnya.
1) Natural : didapatkan ketika seseorang memproduksi antibody karena
terpapar pathogen secara langsung
2) Artificial : didapatkan ketika seseorang memproduksi antibody karena
dimasukkan pathogen yang sudah dilemahkan, contohnya melalui
vaksinasi.
b. Passive : antibody langsung dipindahkan dari tubuh yang memilikinya
kepada tubuh yang membutuhkannya karena terpapar oleh pathogen
tersebut.
1) Natural : didapatkan melalui transfer alami antibody, contohnya antibody
ibu ke bayi melalui plasenta dan ASI
2) Artificial : didapatkan melalui transfer antibody dari seseorang yang
sudah pernah terpapar sebelumnya.
Innate :
a. Neutrophil : menghancurkan dan menelan mikroba (fagositosis) , dan
menghilangkan jaringan yang rusak.
b. Eusinofil : menghancurkan parasite dan respon alergi.
c. Basophil : mengeluarkan histamin dan respon alergi.
d. NK cell : menghilangkan sel – sel dengan menghancurkannya.
e. Makrofag : menghancurkan dan menelan mikroba (fagositosis), dan
menghilangkan jaringan yang rusak.
f. Dendrit : mendeteksi keberadaan mikroba dan memulai reaksi innate
immunity. g. Mast cell : melepaskan mediator inflamasi yang bertahan
melawan infeksi parasite atau penyebab alergi dan melindungi permukaan
internal dari pathogen. h. Komplemen sistem : protein plasma yang apabila
sudah aktif akan membentuk MAC (membrane attack complex) yang akan
membentuk cincin untuk sitolisis pathogen sehingga pathogen memiliki
pori.
Adaptif :
a. Limfosit T : mediator sel imun, dan Sel T sitotoksik berfungsi untuk
langsung menyerang pathogen.
b. Limfosit B : memproduksi antibody.
- Faktor Usia
fungsi sistem imun pada usia lanjut akan mulai menurun dibandingkan
dengan orang yang lebih muda, walaupun tidak mengalami gangguan pada
sistem imunnya. Hal tersebut, selain disebabkan karena pengaruh
kemunduran biologik, secara umum juga jelas berkaitan dengan
menyusutnya kelenjar timus. Keadaan tersebut akan mengakibatkan
perubahan-perubahan respons imun seluler dan humoral. Pada usia lanjut
resiko akan timbulnya berbagai kelainan yang melibatkan sistem imun akan
bertambah, misalnya resiko menderita penyakit autoimun, penyakit
keganasan, sehinggaakan mempermudah terinfeksi oleh suatu penyakit.
- Faktor Anatomi
Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba biasanya
terdapat pada kulit dan selaput lender yang melapisi bagian permukaan
dalam tubuh. Struktur jaringan tersebut, bertindak sebagai imunitas alamiah
dengan menyediakan suatu rintangan fisik yang efektif. Dalam hal ini kulit
lebih efektif dari pada selaput lender. Adanya kerusakan pada permukaan
kulit, atau pada selaput lender, akan lebih memudahkan timbulnya suatu
penyakit.
- Faktor Gizi
Tubuh membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
Keenam komponen tersebut yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air. Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting untuk
berfungsinya system imun secara normal. Kekurangan gizi merupakan
penyebab utama timbulnya imunodefisiensi.
- Hormon
Sebelum pubertas, sistem imun pada pria dan wanita adalah sama. Sistem
imun berkembang tanpa pengaruh homon seks. Androgen yang dilepas pria
bersifat imunosupresif, dilepas secara menetap selama masa dewasa dan
tidak berfluktuasi sampai usia lanjut. Pada wanita, respons imun terintegrasi
dengan sistem endokrin yang tujuannya agar janin dalam kandungan tidak
ditolak selama hamil.
- Faktor Metabolik
Beberapa hormon dapat mempengaruhi respons imun tubuh, misalnya pada
keadaan hipoadrenal dan hipotiroidisme akan mengakibatkan menurunnya
daya tahan terhadap infeksi. Demikian juga pada orang-orang yang
mendapat pengobatan dengan sediaan steroid sangat mudah mendapat
infeksi bakteri maupun virus. Steroid akan menghambat fagositosis,
produksi antibodi dan menghambat proses radang.
- Faktor Mikroba
Berkembangnya koloni mikroba yang tidak pathogen pada permukaan
tubuh,baik diluar maupun didalam tubuh, akan mempengaruhi sistem imun.
Misalnya dibutuhkan untuk membantu produksi natural antibody. Flora
normal yang tumbuh pada tubuh dapat pula membantu menghambat
pertumbuhan kuman pathogen. Pengobatan dengan antibiotika tanpa
prosedur yang benar, dapat mematikan pertumbuhan flora normal, dan
sebaliknya dapat menyuburkan pertumbuhan bakteri pathogen.
5. Jelaskan tentang vaksin?
B. Mind Mapping
BAB 3
KESIMPULAN
Daya tahan tubuh atau sistem imunitas adalah sistem pada tubuh yang berguna untuk
melawan dan melindungi tubuh dari serangan organisme atau kuman yang dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, khususnya di masa pandemi. Memiliki daya
tahan tubuh yang baik merupakan hal yang sangat penting agar tetap sehat. Namun di
masa pandemi ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga meyebabkan sistem imun menjadi lemah dan
membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit. Sistem imun merupakan suatu
sistem pertahanan atau kekebalan tubuhyang terdiri atas kumpulan sel yang
letaknya tersebar di seluruh tubuh yangberperan dalam mengenal, menghancurkan
benda-benda asing atau sel abnormalyang merugikan tubuh. Sistem imun dapat dibagi
menjadi sistem imun alamiahatau non spesifik (natural/innate/native) dan didapat
atau spesifik(adaptive/acquired). Respon imun nonspesifik pada umumnya
merupakanimunitas bawaan (innate immunity), artinya bahwa respon terhadap zat asing
yangmasuk ke dalam tubuh dapat terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar
padazat tersebut. Respon imun nonspesifik dapat mendeteksi adanya zat asing
danmelindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, tetapi tidak
mampumengenali dan mengingat zat asing tersebut. Sedangkan sistem imun
spesifikmerupakan sistem pertahanan yang sangat efektif dalam memberantas
infeksiserta mengingat agen infeksi tertentu untuk dapat mencegah terjadinya penyakit
dikemudian hari.
DAFTAR ISI
Abbas AK, Lichtman AH, Piillai S., 2022, Cellular and Molecular Immunology, 10th Ed.,
Elsevier.
Dr. Henny Saraswati, S.Si, M.Biomed, MODUL IMUNOLOGI (IBL341), 2017,
UNIVERSITAS ESA UNGGUL.
Justiz Vaillant AA, Grella MJ. Vaccine (Vaccination) [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls
[Internet].
Owen Kuby Immunology 7th Ed. (2013).
Mader, Sylvia. 2020. Human Biology. USA : McGraw Hill.
Kresno SB. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. 5th ed. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
Kesit Ivanali, 2019, Konsep Dasar Imunitas, UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS
FISIOTERAPI , JAKARTA.
Pollard, A. J., Bijker, A. M. 2021. A guide to vaccinology: from basic principles to new
developments. Nature Review Immunology, 21: 83-100.
Mohanty, S. K.,& Leela, K. S. 2014. Textbook of Immunology. 2nd ed. India.
Jaypee Brothers Medical Publishers. Murphy, K.,& Weaver, C. 2017.
Janeway’s Immunobiology. 9th ed. New York : Garland Science.
Tortora, G. J.,& Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy and Physiology. 14th ed. US :
John Wiley & Sons, Inc.