Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL SGD 9

“Imunitas”

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Alfadila Fitria 31102200006
2. Devina Sheva Felisa 31102200029
3. Fasya Khairunnisa Hardiansyah 31102200043
4. Fita Widyasari 31102200049
5. Fitrahhul Cikal Fatihah 31102200050
6. Mohammad Fikrar Wardhana 31102200079
7. Novaldi Rizal Saputra 31102200102
8. Prima Sania Malik 31102200107
9. Sabrina Saraya Majidah 31102200117
10. Syifaul Linnas Salsabila 31102200128

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL

SGD 9 LBM 1

“Imuintas”

Telah Disetujui Oleh :

Tutor Tanggal , 15 Juni 2023

Drg. Mutiara Saraswati Novaldi Rizal Saputra


Daftar Isi

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. 2

Daftar Isi ............................................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
A. Pendahuluan ............................................................................................................................... 4
B. Skenario....................................................................................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5


A. Landasan Teori ............................................................................................................................ 5
B. Mind Mapping ........................................................................................................................... 11

BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................... 12

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 13


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang kompleks
dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi patogen yang masuk seperti bakteri,
jamur, virus dan parasit. Beberapa upaya tubuh untuk melawan patogen tersebut
ialah dengan adanya respon imun spesifik dan non-spesifik. Imunitas non-spesifik
,seperti fagosit, sel NK dan sistem komplemen, selalu ada pada individu yang
sehat dan akan dengan cepat mengeliminasi mikroba yang masuk ke jaringan pada
12 jam pertama infeksi. Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun
spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing dan
memiliki memori untuk mengatasi pajanan ulang dengan cepat.

B. Skenario
C. Identifikasi Masalah
1. Apa saja macam jenis imunitas tubuh? Klasifikasi imun tubuh berdasarkan cara
perolehannya.
2. Apa macam sel imun dan fungsinya ?
3. Bagaimana respon imun tubuh ?
4. Apa factor yang mempengaruhi sistem imun ?
5. Jelaskan tentang vaksin?
6. Bagaimana cara kerja vaksin dalam imun kita ?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Apa saja macam jenis imunitas tubuh? Klasifikasi imun tubuh
berdasarkan cara perolehannya.
Innate / bawaan
a. Physical dan chemical barrier (external defence) / first line of defence
1) Physical barrier : kulit, mucus.
2) Chemical barrier : minyak dan keringat, asam lambung, lisozim.
b. Internal defence / second line of defence
1) Leukosit : neutrophil, eusinofil, basophil, NK sel, makrofag.
2) APC (antigen presenting cell) : sel dendrit dan makrofag
3) Respon inflamasi
4) Demam
5) Interferon
6) Complement system
• Acquired / adaptif
a. Active : tubuh terpapar langsung oleh pathogen dan akan membutuhkan
waktu dalam membangun pertahanan sistem imunnya.
1) Natural : didapatkan ketika seseorang memproduksi antibody karena
terpapar pathogen secara langsung
2) Artificial : didapatkan ketika seseorang memproduksi antibody karena
dimasukkan pathogen yang sudah dilemahkan, contohnya melalui
vaksinasi.
b. Passive : antibody langsung dipindahkan dari tubuh yang memilikinya
kepada tubuh yang membutuhkannya karena terpapar oleh pathogen
tersebut.
1) Natural : didapatkan melalui transfer alami antibody, contohnya antibody
ibu ke bayi melalui plasenta dan ASI
2) Artificial : didapatkan melalui transfer antibody dari seseorang yang
sudah pernah terpapar sebelumnya.

2. Apa macam sel imun dan fungsinya ?

Innate :
a. Neutrophil : menghancurkan dan menelan mikroba (fagositosis) , dan
menghilangkan jaringan yang rusak.
b. Eusinofil : menghancurkan parasite dan respon alergi.
c. Basophil : mengeluarkan histamin dan respon alergi.
d. NK cell : menghilangkan sel – sel dengan menghancurkannya.
e. Makrofag : menghancurkan dan menelan mikroba (fagositosis), dan
menghilangkan jaringan yang rusak.
f. Dendrit : mendeteksi keberadaan mikroba dan memulai reaksi innate
immunity. g. Mast cell : melepaskan mediator inflamasi yang bertahan
melawan infeksi parasite atau penyebab alergi dan melindungi permukaan
internal dari pathogen. h. Komplemen sistem : protein plasma yang apabila
sudah aktif akan membentuk MAC (membrane attack complex) yang akan
membentuk cincin untuk sitolisis pathogen sehingga pathogen memiliki
pori.
Adaptif :
a. Limfosit T : mediator sel imun, dan Sel T sitotoksik berfungsi untuk
langsung menyerang pathogen.
b. Limfosit B : memproduksi antibody.

3. Bagaimana respon imun tubuh ?


Respons Imun Nonspesifik (innate immunity),
dalam artian bahwa respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun
tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar oleh zat tersebut. Contohnya :
salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya
antigen misalnya, bakteri, adalah dengan cara menghancurkan bakteri
tersebut dengan cara nonspesifik melalui proses fagositosis. Dalam hal ini
makrofag, neutrofil dan monosit memegang peranan yang sangat penting.
Supaya dapat terjadi fagositosis.
Respons Imun Spesifik Merupakan respon imun yang didapat (acquired),
yang timbul akibat dari rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh
pernah terpapar sebelumnya. Respons imun spesifik dimulai dengan adanya
aktifitas makrofag atau antigen precenting cell (APC) yang memproses
antigen sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-
sel imun. Mekanisme efektor dalam respons imun spesifik dapat dibedakan
menjadi :
• Immunitas humoral a) Fase aktifasi Pengenalan spesifik dari patogen atau
antigen ketika berkontak dengan sistem imun APC, contonya dendritic
memfagosistis pantogen menghasilkan MHC 2 yang akan mengikat antigen
pada pantogen kompleks MHC 2 dan dimunculkan pada membrane sel
dendrit bermigrasi ke nodus limfatik dan berikatan dengan sel limfosit T
helper kompleks memicu sel dendrit mengeluarkan interleukin-1 memicu
sel limfosit T helper naïve membantu sel limfosit T helper memperbanyak
diri memunculkan reseptor yang dapat mengenali pathogen diikat oleh sel
limfosit B dan memunculkan kompleks MAC 2 berikatan dengan sel fagosit
T helper yang sudah aktif memicu sel limfosit B memperbanyak diri ½
menjadi sel limfosit B penghasil antibody dan ½ jadi sel limfosit memory
b) Fase efektor Hasil dari fase aktifasi menghasilkan antibody tipe M
mengalami proliferisasi lagi dan menghasilkan type G dan type lainnya
berikatan dengan antigen pantogen untuk menghalangi pathogen masuk ke
dalam sel (netralisasi) memudahkan sel fagosit memfagositas
antigen(opsonisasi) dan memicu protein komplemen membentuk
membrane attack kompleks membuat pathogen lisis
• Immunitas seluler Pathogen masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi sel
akan dihancurkan lisosom dan menyisakan antigen yang berikatan dengan
MHC kemudian muncul di membrane sel menjadi kompleks MHC 1.
Sedangkan pada nodus limfatik, sel dendrit yang tadi sudah membawa
antigen dari pathogen yang belum masuk ke dalam sel kompleks MHC 2
akan berikatan dengan reseptor sel limfosit T helper dan memicu sel
dendritic mengeluarkan interleukin-1 . Keadaan ini akan memicu sel T
helper mengeluarkan interleukin-2 yang akan membuat sel T hilper lain
melakukan proliferasi. Sebagian akan menjadi sel T helper dan sebagiannya
lagi menjadi sel T regulatory.

4. Apa factor yang mempengaruhi sistem imun ?

- Faktor Usia
fungsi sistem imun pada usia lanjut akan mulai menurun dibandingkan
dengan orang yang lebih muda, walaupun tidak mengalami gangguan pada
sistem imunnya. Hal tersebut, selain disebabkan karena pengaruh
kemunduran biologik, secara umum juga jelas berkaitan dengan
menyusutnya kelenjar timus. Keadaan tersebut akan mengakibatkan
perubahan-perubahan respons imun seluler dan humoral. Pada usia lanjut
resiko akan timbulnya berbagai kelainan yang melibatkan sistem imun akan
bertambah, misalnya resiko menderita penyakit autoimun, penyakit
keganasan, sehinggaakan mempermudah terinfeksi oleh suatu penyakit.
- Faktor Anatomi
Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba biasanya
terdapat pada kulit dan selaput lender yang melapisi bagian permukaan
dalam tubuh. Struktur jaringan tersebut, bertindak sebagai imunitas alamiah
dengan menyediakan suatu rintangan fisik yang efektif. Dalam hal ini kulit
lebih efektif dari pada selaput lender. Adanya kerusakan pada permukaan
kulit, atau pada selaput lender, akan lebih memudahkan timbulnya suatu
penyakit.
- Faktor Gizi
Tubuh membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
Keenam komponen tersebut yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air. Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting untuk
berfungsinya system imun secara normal. Kekurangan gizi merupakan
penyebab utama timbulnya imunodefisiensi.
- Hormon
Sebelum pubertas, sistem imun pada pria dan wanita adalah sama. Sistem
imun berkembang tanpa pengaruh homon seks. Androgen yang dilepas pria
bersifat imunosupresif, dilepas secara menetap selama masa dewasa dan
tidak berfluktuasi sampai usia lanjut. Pada wanita, respons imun terintegrasi
dengan sistem endokrin yang tujuannya agar janin dalam kandungan tidak
ditolak selama hamil.
- Faktor Metabolik
Beberapa hormon dapat mempengaruhi respons imun tubuh, misalnya pada
keadaan hipoadrenal dan hipotiroidisme akan mengakibatkan menurunnya
daya tahan terhadap infeksi. Demikian juga pada orang-orang yang
mendapat pengobatan dengan sediaan steroid sangat mudah mendapat
infeksi bakteri maupun virus. Steroid akan menghambat fagositosis,
produksi antibodi dan menghambat proses radang.
- Faktor Mikroba
Berkembangnya koloni mikroba yang tidak pathogen pada permukaan
tubuh,baik diluar maupun didalam tubuh, akan mempengaruhi sistem imun.
Misalnya dibutuhkan untuk membantu produksi natural antibody. Flora
normal yang tumbuh pada tubuh dapat pula membantu menghambat
pertumbuhan kuman pathogen. Pengobatan dengan antibiotika tanpa
prosedur yang benar, dapat mematikan pertumbuhan flora normal, dan
sebaliknya dapat menyuburkan pertumbuhan bakteri pathogen.
5. Jelaskan tentang vaksin?

Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau


dilemahkan yang bila diberikan kepada orang yang sehat untuk
menimbulkan antibodi spesifik terhadap mikroorganisma tersebut,
sehingga bila kemudian terpapar, akan kebal dan tidak terserang penyakit.
Bahan dasar membuat vaksin tentu memerlukan mikroorganisma, baik
virus maupun bakteri. Menumbuhkan mikroorganisma memerlukan media
tumbuh yang disimpan pada suhu tertentuMikroorganisma yang tumbuh
kemudian akan dipanen, diinaktivasi, dimurnikan, diformulasi dan
kemudian dikemas. Vaksin juga merupakan produk biologi yang berisi
antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. Tujuan vaksin antara lain: Merangsang Sistem
Kekebalan Tubuh, Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan
bagian dari virus yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam
manusia, akan merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh
seseorang.

6. Bagaimana cara kerja vaksin dalam imun kita ?

Vaksin mengandung satu atau berbagai imunogen (peptida), yang dapat


ditelan, diproses, dan dipresentasikan oleh sel penyaji antigen bersama
dengan antigen KIA ke sel T CD4+. Limfosit ini dapat mensintesis sitokin
yang mengaktifkan respons humoral dan seluler, termasuk produksi
antibodi, aktivasi sel T CD8+, stimulasi makrofag, dan fungsi lainnya. Sel
memori dapat berkembang dalam proses ini. Mereka dapat berkembang biak
lebih cepat jika bertemu dengan antigen lebih lanjut. Sel B dapat mengenali
vaksin yang terbuat dari karbohidrat dan senyawa lain kecuali protein.
Selanjutnya, limfosit B dapat berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
menghasilkan antibodi spesifik untuk melindungi terhadap penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri. Respon imun terhadap antigen non-
peptida ini tidak melibatkan presentasi sel T, peralihan kelas, pematangan
afinitas, atau pembentukan sel T memori. Penggunaan bahan pembantu
meningkatkan sintesis antibodi dan respons sel T. Senyawa tertentu,
termasuk garam aluminium yang ditambahkan ke imunogen, merangsang
respons imun. Efek ini dapat dimediasi oleh dua fungsi penting: induksi
sitokin yang mengatur fungsi sel T dan B dan peningkatan presentasi antigen
di tempat di mana limfosit dapat terkonsentrasi. Banyak zat bakteri dapat
mengaktifkan reseptor pengenalan pola yang mengaktifkan produksi sitokin
oleh sel penyaji antigen.

B. Mind Mapping
BAB 3
KESIMPULAN

Daya tahan tubuh atau sistem imunitas adalah sistem pada tubuh yang berguna untuk
melawan dan melindungi tubuh dari serangan organisme atau kuman yang dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, khususnya di masa pandemi. Memiliki daya
tahan tubuh yang baik merupakan hal yang sangat penting agar tetap sehat. Namun di
masa pandemi ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga meyebabkan sistem imun menjadi lemah dan
membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit. Sistem imun merupakan suatu
sistem pertahanan atau kekebalan tubuhyang terdiri atas kumpulan sel yang
letaknya tersebar di seluruh tubuh yangberperan dalam mengenal, menghancurkan
benda-benda asing atau sel abnormalyang merugikan tubuh. Sistem imun dapat dibagi
menjadi sistem imun alamiahatau non spesifik (natural/innate/native) dan didapat
atau spesifik(adaptive/acquired). Respon imun nonspesifik pada umumnya
merupakanimunitas bawaan (innate immunity), artinya bahwa respon terhadap zat asing
yangmasuk ke dalam tubuh dapat terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar
padazat tersebut. Respon imun nonspesifik dapat mendeteksi adanya zat asing
danmelindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, tetapi tidak
mampumengenali dan mengingat zat asing tersebut. Sedangkan sistem imun
spesifikmerupakan sistem pertahanan yang sangat efektif dalam memberantas
infeksiserta mengingat agen infeksi tertentu untuk dapat mencegah terjadinya penyakit
dikemudian hari.

DAFTAR ISI

Abbas AK, Lichtman AH, Piillai S., 2022, Cellular and Molecular Immunology, 10th Ed.,
Elsevier.
Dr. Henny Saraswati, S.Si, M.Biomed, MODUL IMUNOLOGI (IBL341), 2017,
UNIVERSITAS ESA UNGGUL.
Justiz Vaillant AA, Grella MJ. Vaccine (Vaccination) [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls
[Internet].
Owen Kuby Immunology 7th Ed. (2013).
Mader, Sylvia. 2020. Human Biology. USA : McGraw Hill.
Kresno SB. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. 5th ed. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
Kesit Ivanali, 2019, Konsep Dasar Imunitas, UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS
FISIOTERAPI , JAKARTA.
Pollard, A. J., Bijker, A. M. 2021. A guide to vaccinology: from basic principles to new
developments. Nature Review Immunology, 21: 83-100.
Mohanty, S. K.,& Leela, K. S. 2014. Textbook of Immunology. 2nd ed. India.
Jaypee Brothers Medical Publishers. Murphy, K.,& Weaver, C. 2017.
Janeway’s Immunobiology. 9th ed. New York : Garland Science.
Tortora, G. J.,& Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy and Physiology. 14th ed. US :
John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai