Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Muhammad Lucky Viyansyah (01022064)
2. Muhammad Rizky Aryanto (01022065)
3. Mustofa Jabal Thoriq (01022067)
4. Nadia Kusumah (01022069)
5. Nanda Aulia Salsabillah (01022072)
6. Nazela Fauziah (01022073)
7. Nigella Fusya Dinarty (01022076)
8. Nikhlatuzzaidah (01022077)
9. Novi Fitriyah (01022082)
10. Nur Zhara Maulina (01022084)
11. Nurul Jannah (01022086)
12. Oktavia Dewi Rahmadhani (01022087)
13. Putri Indrajati (01022091)
14. Rahma Wati (01022092)
15. Reva Aulia (01022093)

1C

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB CIREBON
2022
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................2
B. TUJUAN..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
1. SISTEM IMUNOLOGI........................................................................................3
A. PENGERTIAN..................................................................................................3
B. FUNGSI SISTEM IMUN..................................................................................3
C. MEKANISME PERTAHANAN.......................................................................5
2. SISTEM HEMATOLOGI....................................................................................7
A. PENGERTIAN..................................................................................................7
B. TINJAUAN FISIOLOGI...................................................................................7

KESIMPULAN..................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................27
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja serta puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami begitu banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
karena telah memberi kami tugas makalah ini sehingga kami dapat memahami pembahasan dan
tujuan dari topik yang diangkat dalam makalah ini
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi para pembacanya. Terima Kasih.

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tahukah kalian, mengapa tubuh kita bisa terserang penyakit, hal Itu karena
disebabkan fungsi dari Sistem Imun Kita Menurun, didalam tubuh kita terdapat
mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia dirancang untuk
mempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit
yang setiap saat menyerang tubuh kita.
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya
siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus,
bakteri, mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang
mengarahkan sel-sel imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.
Karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai
ancaman bibit penyakit maka memiliki dan memelihara Sistem imun yang sehat &
optimal menjadi sangat penting.
Oleh karena itu, kita sangat penting mengetahui apa itu sistem imun, Dalam makalah
ini akan di bahas tentang anatomi dan fisiologi dari sistem imun, yang dapat kita
pelajari.

B. TUJUAN
Setelah kita mengetahui anatomi dan fisiologi di harapkan kita dapat menerapkan
dalam lingkungan bagaimana cara kita mempertahankan sistem imun kita agar bekerja
dengan sempurna.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM IMUNOLOGI

1. Pengertian

Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi
pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri,
protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap
protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pada autoimunitas dan melawan sel
yang teraberasi menjadi tumor.
2. Fungsi Sistem Imun
a. Sumsum Tulang
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih,
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh
juga terdapat di tempat lain.
b. Thymus
Glandula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T limfosit yang
kemudian bergerak ke jaringan limfatik yang lain,dimana T limfosit dapat berespon
terhadap benda asing. Thymus mensekresi 2 hormon thymopoetin dan thymosin
yang menstimulasi perkembangan dan aktivitas T limfosit.
1) Limfosit T sitotoksik
Limfosit yang berperan dan imunitas yang diperantarai oleh sel. Sel T sitotoksik
memonitor sel dalam tubuh dan menjadi aktif bila menjumpai sel dengan
antigen permukaan yang abnormal. Bila telah aktif sel T sitotoksik
menghancurkan sel abnormal.
2) Limfosit T helper
Limfosit yang dapat meningkatkan respon sistem imun normal. Ketika
distimulasi oleh antigen presenting sel sepeti makrofag, T helper melepas faktor
yang yang menstimulasi proliferasi sel B limfosit.
3) Limfosit B
Tipe sel darah putih ,atau leukosit penting untuk imunitas yang diperantarai
antibodi/humoral. Ketika di stimulasi oleh antigen spesifik limfosit B akan
berubah menjadi sel memori dan sel plasma yang memproduksi antibodi.
4) Sel plasma
Klon limfosit dari sel B yang terstimulasi. Plasma sel berbeda dari limfosit lain,
memiliki retikulum endoplamik kasar dalam jumlah yang banyak, aktif
memproduksi antibody.

3
c. Getah Bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan
limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan, dan
para- aorta daerah.
d. Nodus limfatikus
Nodus limfatikus (limfonodi) terletak sepanjang sistem limfatik. Nodus
limfatikus mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan makrofag yang berperan
melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Limfe bergerak melalui
sinus,sel fagosit menghilangkan benda asing. Pusat germinal merupakan
produksi limfosit.
e. Tonsil
Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terletak pada rongga mulut dan
nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil lingual dan tonsil
pharyngeal.
f. Limpa
Limpa mendeteksi dan merespon terhadap benda asing dalam darah ,merusak
eritrosit tua dan sebagai penyimpan darah. Parenkim limpa terdiri dari 2 tipe
jaringan: pulpa merah dan pulpa putih
1) Pulpa merah terdiri dari sinus dan di dalamnya terisi eritrosit
2) Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag. Benda asing di dalam darah yang
melalui pulpa putih dapat menstimulasi limfosit .

3. Mekanisme Pertahanan
a. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga
responsimun alamiah. Terdiri dari kulit dan kelenjarnya, lapisan mukosa dan
enzimnya, serta kelenjar lain beserta enzimnya, contoh kelenjar air mata. Kulit dan
silia merupakan system pertahan tubuh terluar. Demikian pula sel fagosit (sel
makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen merupakankomponen
mekanisme pertahahan.
b. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme,
maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah
mekanisme pertahanan yg diperankan oleh limfosit, dengan atau tanpa bantuan
komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari
cara diperolehnya, mekanisme pertahanan spesifik disebut juga sebagai respons
imun didapat.
1) Imunitas humoral adalah imunitas yg diperankan oleh limfosit B dengan atau
tanpa bantuan dari imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yg disekresi oleh plasma. Terdapat 5 kelas imunoglobulin yg
kita kenal, yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE.

4
Pembagian Antibody (Imunoglobulin)
Antibodi (antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur
tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi
sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen
tersebut. Pembagian Immunglobulin.
a) Antibodi A (Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan
peran penting dalam imunitas mukosis.
b) Antibodi D (Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan
fragmen yang dapat mengikat 2 epitop.
c) Antibodi E (antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi
yang hanya dapat ditemukan pada mamalia.
d) Antibodi G (Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang
terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang saling mengikat
dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding.
e) Antibodi M (Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi
dasar yang berada pada plasma B.
2) Imunitas seluler didefinisikan sbg suatu respon imun terhadap suatu antigen yg
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun
lainnya.

B. SISTEM HEMATOLOGI

1. Pengertian
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima”
yang artinya darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Hematopoisis adalah proses pembentukan darah dan system imun, menghasilkan
semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk pertahanan imunologis. Terjadi di
sumsum tulang, dimana sel batang multipotensial memunculkan 5 jenis sel yang
berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.

2. Tinjauan Fisiologi
Sistem hermatologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan
organ lain karena berbentuk cairan.
Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah.
Sel darah terbagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5 ribu per mm³
darah) dan lekosit (sel darah putih, normalnya 5.000 sampai 10.000 per mm³ darah).
Terdapat sekitar 500 sampai 1000 eritrosit tiap satu lekosit. Lekossit dapat berada
dalam beberapa bentuk: eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Selain itu
5
dalam suspensi plasma, ada juga fragmen – fragmen sel tak berinti yang disebut
trombosit (normalnya 150.000 sampai 450.01 trombosit per mm³ darah). Komponen
seluler darah ini normalnya menyusun 40% sampai 45% volume darah. Fraksi darah
yang ditempati oleh eritrosit disebut hemaktorit. Darah terlihat sebagai cairan merah,
opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel
darah merah.Volume darah manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan normal dan
berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem veskuler dan berperan
sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang diabsorbsi oleh paru
dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastroinestinal ke sel tubuh untuk
metabolisme sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke
paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari tubuh. Darah
juga membawa hormon dan antibodi ke tempat sasaran atau tujuan. Untuk
menjalankan fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadaan cair normal. Karena
berupa cairan, selalu terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat
trauma. Untuk mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme pembentukan yang
sangat peka yang dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk menyumbat
kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang berlebihan juga sama bahayanya
kerena potensial menyumbat aliran darah ke jaringan vital. Untuk menghindari
komplikasi ini, tubuh memiliki mekanisme febrinolitik yang kemudian akan
melarutkan bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.
a) Sumsum Tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah rongga
tulang panjang. Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan total, sehingga
merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna merah dan
kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah aktif dan
merupakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang sumsum kuning,
tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen darah. Selama
masa kanak – kanan, sebagian besar sumsum berwarna merah. Sesuai dengan
pertambahan usia, sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami perubahan
menjadi sumsum kuning, namun masih mempertahankan potensi untuk kembali
berubah menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah pada
orang dewasa terbatas terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang pipih
lainnya
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas jaringan
ikat yang mengandung sel bebas. Sel paling primitif dalam populasi sel bebas ini
adalah sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis keturunan sel yang berbeda.
Garis keturunan mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan trombosit. Garis
keturunan limfoid berdiferensiasi menjadi limfosit.
a. Eritrosit
Sel darah merah normal terbentuk cakram bikonkaf, konvigurasi mirip dengan
bola lunak yang di pijat antara dua jari. Diameternya sekitar 8 µm, namun sangat
fleksibel sehingga mampu melewati kapiler yang diameternya 4 µm. Volume sel darah
merah sekiar 90 m³. Membran sel darah merah sangat tipis sehingga gas seperti karbon
6
diogsida dapat dengan mudah berdifusi melaluinya. Sel darah merah dewasa tersusun
terutama oleh hemoglobin, yang menyusun sampai 95% masa sel. Sel ini tidak
mempunyai inti dan hanya sedikit memiliki ensimmetabolisme di banding sel lainnya.
Adanya sejumlah besar hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi
umumnya, transport oksigen antara paeu dan jaringan. Pigmen pembawa oksigen
hemoglobin merupakan protein yang berat molekulnya 64.000. molekul ini
tersusun empat sub unit, masing- masing mengandung bagian heme yang terikat
pada rantai globin. Besi berada pada bagian heme molikul ini. Kemampuan khusus
bagian heme adalah kemampuannya mengikat oksigen secara longgar dan
reversibel. Ketika hemoglobin berikatan dengan oksigen, dinamakan oksihemoglobin.
Oksihemoglobin berwarna merah lebih terang dibanding hemoglobin yang tidak
mengandung oksigen (hemoglobin teroduksi), maka darah arteri berwarna lebih terang
daripada darah fena. Darah keseluruhan mengandung 15 g hemogglobin per 100 ml
darah, atau 30 µmhemoglobin per seribu eritrosit.
Produksi eritrosit (eritropoesis).
Eritrosit muncul dari sel sistem premitif dalam susum tulang. Eritrobas adalah
selberinti yang dalam peroses pematangan di sumsum tulang menimbun hemoglobin
dan secara bertahap kehilangan intinya. Pada tahap ini, sel dikenal sebagai ritikulosit.
Pematangan lebih lanjut menjadi eritrosit, disertai dengan menghilangnya material
berwarna gelap dan sedik penyusutan ukuran.
Eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Dalam keadaan eritropoesis
cepat, retikulasi dan sel imatur dapat dilepaskan dalam sirkulasi sebelum waktunya.
Defisisensi sel stem multipotensial primitif sumsum tulang menjadi eritroblas
distimulus oleh eritropin, suatu substansi yang diproduksi oleh ginjal. Dalam keadaan
hipoksia lama, seperti pada kasus orang yang tinggal di ketinggian atau setelah
perdarahan berat terjadi peningkatan kadar erittropoetin dan stimulasi produksi sel
darah merah.
Untuk produksi eritrosit normal, sumsum tulang memerlukan besi, vit B¹², asam
folat, pridoksin vit B6 dan faktor lainnya.defisiensi faktor-faktor tersebut selama
eritropoesis mengakibatkan penurunan produksi sel darahmerah dan anemia.
Penyimpanan dan metabolisme besi, kandungan besi tubuh total pada kebanyakan
orang dewasa sekitar 3 g, sebagian besar terkandung dalam hemoglobin atau salah satu
pemecahannya. Normalnya sekitar 0,5 sampai 1 mg besi diabsorsi tiap hari dari traktus
intestinalis untuk mengganti kehilangan besi melalui fases. Penambahan jumlah besi,
sampai 2 mg per hari harus di absorsi oleh wanita dewasa untuk mengganti kehilangan
darah selama menstruasi. Defisiensi besi pada orang dewasa (penurunan kandungan
besi total) biasanya menunjukan adanya kehilangan darah dari tubuh misalnya akibat
perdarahan atau menstruasi yang berlebihan.
Konsentrasi besi dalam darah normal sekitar 80 sampai 180 µg/dl (SI: 14-32 µ
mol/L) untuk peria dan 60 sampai 160 µg/dl (SI: 11-29 µ mol/L) untuk wanita. Pada
defisiensi besi dalam sususm tulang dengan cepat dikosongkan, sintesa hemoglobin
tertekan, dan sel darah merah yang di hasilkan oleh sumsum lebih kecil dan lebih
rendah kadar hemoglobinnya.

7
Metbolisme vit B12 dan asma folat. Vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk
sintesa DNA pada kebanyakan jaringan, namun defisiensi kedua vitamin ini
mempunyai efek terbesar pada eritrepoesis. Defisiensi vit B12 dan asam folat di tandai
dengan produksi sel darah merah besar abnormal yang di namakan megalobas. karena
sel ini abnormal, kebanyakan dihancurkan dalam susmsum tulang dan angka
pelepasannya berkurang, keadaan ini mengakibatkan anemia megalobastik.
Vitamin B12 maupun asam folat diperoleh dari diet. Vit B12 bergabung dengan
faktor intristik yang dihasilkan oleh lambung. Kompleks vitamin B12 faktor intirinsik
diasorbsi di ileum distal. Asam folat di absorbsi di usus halus proksimal.
Destruksi sel darah merah. Rata-rata rentang hidup sel darah yang bersirkuasi
adalah 120 hari. Sel darah merah tua dibuang dari darah oleh sistem retikulandotelial
khususnya dalam hati dan limfa. sel retikulandotelial menghasilkan figmen yang
disebut bilurubin, berasal dari hemoglobin yang di lepaskan dari sel darah merah
rusak. Bilurubin merupakan hasil sampah yang diekskresikan dalam empedu. Besi
yang dibebaskan dari hemoglobin selama pembentukan bilurubin, diangkut dan
b. Lekosit

Lekosit dalam dua kategori, granulosit dan sel mononuklear (angranulosit).


Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000-10.000 sel per mm3.
Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel mononuklear. Lekosit
dengan mudah dapat dibedakan dari eretrosit dengan adanya inti, ukurannya yang
besar dan perbedaan kemampuan mengikat warna.
Granulosit. Granulosit ditentukan oleh adanya granula dalam sitoplasmanya.
Diameter granulosit biasanya dua sampai tiga kali eritrosit. Granulosit dibagi dalam
tiga sub grup, yang ditandai dengan perbedaan kemampuannya mengikat warna
seperti yang terlihat dalam pemeriksaan mikroskopis. Eusinopil memiliki granula
berwarna merah terang dalam sitoplasmanya, sementara granula pada basopil
berwarna biru. Yang ketiga, dan yang paing banyak, adalah netropil dengan granula
yang berwarna ungu pucat. Inti granulosit matang biasanya mempunyai banyak
lobus (biasanya dua sampai empat) dihubungakan dengan filamen tipismaterial inti.
Karena sifat khas intinya, maka sel ini dinamakan lekosit polimorfonuklear (PMN).
Granulosit yang belum matang memiliki inti oval satu lobus dan disebut sel band.
Normalnya sel band hanya merupakan persentase kecil granulosit yang bersirkulasi,
meskipun persentasenya dapat meningkat pesat pada saat produksi lekosit PMN
meningkat.

Lekosit mononuklear (agranulosit). Lekosit mononuklear (limfosit dan monosit)


adalah sel darah putih dengan inti satu lobus dan sitoplasmanya bebas granula.
Dalam darah orang dewasa normal, lomfosit berjumlah sekitar 30% dan monosit
sekitar 5% dalam total lekosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplama
sedikit. Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limpoid usus, limpa, dan
kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum. Monosit
adalah lekosit yang terbesar. Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat berubah

8
menjadi histiosit jaringan, termasuk sel kupfer di hati, makrofag peritoneal,
makropag alveolar, dan komponen lain sistem retikuloendotelial.
Fungsi lekosit adalah melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing
lainnya. Fungsi utama netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis)
netrofil tiba di tempat dalam waktu satu jam setelah awitan reaksi peradangan dan
memulai fagositosis, namun relatif berumur pendek.
Fungsi limfosit terutama menghasilkan subsstansi yang membantu penyerangan
benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit T) membunuh sel secara langsung atau
menghasilkan berbagai limfokin, suatu substansi yang memperkuat aktivitas sel
fagositik. Kelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan antibodi, suatu
melekul protein yang akan menghancurkan benda asing dengan berbagai
mekanisme.
Eusinopil dan basopil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai material
biologis kuat seperti histamin, serotonim dan heparin. Pelepasan senyawa tersebut
mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi selama peradangan,
dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah
eosinopil pada keadaan alergi menunjukan bahwa sel ini terlibat dalam reaksi
hipersensitivitas.
c. Trombosit

Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2 sampai 4 µm, yang terdapat


dalam sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi cepat dan
mudah, jumlahnya selalu berubah antara 150.000. dan 450.000 per mm3 darah,
tergantung jumlah yang dihasilkan, bagaimana digunakan, dan kecepatan
kerusakan. Dibentuk oleh pragmentasi sel raksasa sumsum tulang, yang disebut
megakariosit. Produksi trombosit diatur oleh trombo protein. Trombosit berperan
penting dalam mengontrol perdarahan. Apa bila terjadi cedera vaskular, trombosit
mengumpul pada tempat cedera tersebut. Substansi yang dilepaskan dari granula
trombosit dan sel darah lainnya menyebabkan trombosit menempel satu sama lain
dan membentuk tambahan atau sumbatan, yang sementara menghentikan
perdarahan. Substansi lain dilepaskan dari trombosit untuk mengaktifasi faktor
pembekuan dalam plasma darah

a) Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah ditransformasi
menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun
terutama oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam jaring-jaring fibrin. Fibrin
dibentuk oleh protein dalam plasma melalui urutan reaksi yang kompleks. Berbagai
faktor terlibat dalam tahap-tahap reaksi pembentukan fibrin. Faktor pembekuan
darah, dan jalur ekstrinksik dan intrinksik pembentukan fibrin diperlihatkan secara
diagramatis. Apabila jaringan mengalami cedera, jalur ekstrinksik akan diaktivasi
dengan pelepasan substansi yang dinamakan tromboplastin. Sesuai urutan reaksi,
protrombin mengalami konversi menjadi thrombin, yang pada gilirannya
9
mengkatalisir fibrinogen menjadi fibrin. Kalsium (faktor IV) merupakan kofaktor
yang diperlukan dalam berbagai reaksi ini. Pembekuan darah melalui jalur intrinsic
diaktivasi saat lapisan kolagen pembuluh darah terpajan. Faktor pembekuan
kemudian secara berurutan akan diaktifkan, seperti halnya jalur ekstrinsik, sampai
pada akhirnya terbentuk fibrin. Meskipun lebih lama, urutan kejadian ini yang lebih
sering terjadi pada pembekuan darah in vivo.
Jalur intrinsic juga bertanggung jawab dalam permulaan pembekuan darah yang
terjadi akibat bersentuhan dengan gelas atau bahan asing lainnya, seperti apabila
darah diambil dan dimasukkan kedalam tabung. Oleh sebab itu antikoagulan sering
harus ditambahkan dalam tabung reaksi ketika mengambil specimen darah untuk
uji diagnostik. Antikoagulan yang biasa dipakai bisa berupa sitrat, yang akan
mengikat kalsium plasma, atau heparin, yang mencegah konversi protrombin
menjadi thrombin. Sitrat tidak dapat digunakan sebagai antikoagulan in vivo karena
ikatan kalsium plasma dapat menyebabkan hipokalsemia dan kematian. Heparin
dapat digunakan secara klinis sebagai antikoagulan. Coumarin juga digunakan
secara klinis sebagai antikoagulan dengan menghambat produksi berbagai faktor
pembekuan-plasma.
Bekuan yang terbentuk dalam tubuh dapat larut oleh kerja system fibrinolitik,
yang terdiri atas plasmin dan berbagai ensim proteolik. Melalui kerja system ini,
bekuan akan dilarutkan ketika jaringan menyembuh, dan system vaskuler kembali
ke keadaan dasar normal.
b) Plasma Darah

Apabila elemen seluler diambil darah, bagian cairan yang tersisa dianamakan
plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein dan zat lain. Apabila plasma
dibiarkan membeku , sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum. Seru
mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, kecuali kandungan fibrinogen
dan beberapa faktor pembekuan.
1) Protein plasma terususun terutama oleh albumin dan globulin. Globulin
tersusun atas fraksi alfa, beta dan gama yang dapat dilihat dengan uji
laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein. Masing-masing
kelompok disusun oleh protein tertentu.
2) Gama globin yang tersusun terutama oleh natibodi. Protein ini dihasilkan
oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam fraksi alfa dan
beta adalah globulin traspor dan faktor pembekuan yang dibentuk dihati.
Globulin tranport membawa berbagai zat dalam bentuk terikat sepanjang
sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin transport membawa tiroksin dan
transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk fibrinogen, tatap
dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah sampai diaktifasi pada
reaksi tahap-tahap pembekuan
dipakai bisa berupa sitrat, yang akan mengikat kalsium plasma, atau
heparin, yang mencegah konversi protrombin menjadi thrombin. Sitrat
tidak dapat digunakan sebagai antikoagulan in vivo karena ikatan kalsium
plasma dapat menyebabkan hipokalsemia dan kematian. Heparin dapat
digunakan secara klinis sebagai antikoagulan. Coumarin juga digunakan
10
secara klinis sebagai antikoagulan dengan menghambat produksi
berbagai faktor pembekuan-plasma.
Bekuan yang terbentuk dalam tubuh dapat larut oleh kerja system
fibrinolitik, yang terdiri atas plasmin dan berbagai ensim proteolik.
Melalui kerja system ini, bekuan akan dilarutkan ketika jaringan
menyembuh, dan system vaskuler kembali ke keadaan dasar normal.
c) Plasma Darah

Apabila elemen seluler diambil darah, bagian cairan yang tersisa


dianamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein dan zat
lain. Apabila plasma dibiarkan membeku , sisa cairan yang tertinggal
dinamakan serum. Serum mempunyai kandungan yang sama dengan
plasma, kecuali kandungan fibrinogen dan beberapa faktor pembekuan.
1) Protein plasma terususun terutama oleh albumin dan globulin.
Globulin tersusun atas fraksi alfa, beta dan gama yang dapat dilihat
dengan uji laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein.
Masing-masing kelompok disusun oleh protein tertentu.
2) Gama globin yang tersusun terutama oleh natibodi. Protein ini
dihasilkan oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam
fraksi alfa dan beta adalah globulin traspor dan faktor pembekuan
yang dibentuk dihati. Globulin tranport membawa berbagai zat dalam
bentuk terikat sepanjang sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin
transport membawa tiroksin dan transferin membawa besi. Faktor
pembekuan, termasuk fibrinogen, tatap dalam keadaan tidak aktif
dalam plasma darah sampai diaktifasi pada reaksi tahap-tahap
pembekuan.
3) Albumin terutama penting pemeliharaan volume cairan dalam sistem
vaskuler. Dinding kapiler tidak permeabel terhadap albumin,
sehingga keberadaanya dalam plasma menciptakan gaya onkotik
yang menjaga cairan dalam rongga vaskuler. Albumin, yang
dihasilkan oleh hati, memiliki kapasitas mengikat berbagai zat yang
ada dalam plasma. Dalam hal ini, albumin berfungsi sebagai protein
trasnport untuk logam, asam lemak, bilirubin, dan obat-obatan
diantara zat lainya.

11
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi
dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan
parasit. Makanisme pertahan sistem imun mekanisme Pertahanan Non Spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik. Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari
darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya, darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzane C. Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC Handayani, Wiwik. Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Buku ajar Asuhan Keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem hemtologi. Jakarta : Salemba Mendika

13

Anda mungkin juga menyukai