1. System imun
System tubuh untuk melawan antigen yang dapat merusak jaringan; penyesuaian fisiologi
tubuh untuk mengenali zat asing dengan membuang zat asing tersebut sehingga tidak
merusak metabolisme tubuh.
(IPD FKUI Jilid I Edisi IV)
2. Respon imun
Respon pertahanan tubuh terhadap serangan benda asing
3. Antigen
Protein besar dengan berat molekul >40.000 dalton dan
kompleks polisakarida microbial
Atau benda asing
4. Respon imun innate
Respon imun yang non spesifik atau alamiah,system
kekebalan yang 1
5. Respon imun adaptive
Respon imun setelah respon imun innate,dimana ketika
bakteri lolos dr imun non spesifik dan akan mengalami
respon imun adaptive
6. TNF,IL
Step 2
1. apa fungsi system imun
2. apa klasifikasi antigen
3. apa saja komponen antigen
4. bagaimana respon imun terhadap masuknya antigen
5. jelaskan tentang system imun innate(macamnya dan
perbedaannya,mekanisme,dan apa saja yang berperan)
6. jelaskan tentang system imun adaptive(macamnya dan
perbedaannya,mekanisme,dan apa saja yang berperan)
7. jelaskan tentang antibody,macamnya dan fungsinya
8. bagaimana terjadinya reaksi inflamasi
9. bagaimana presentasi antigen?
10. Sel sel apa saja yang berperan sebagai presenting
cell(APC)
Step 3
11. apa fungsi system imun
membentuk kekebalan tubuh
menghancurkan segala bentuk benda asing yang masuk
ke dalam tubuh,ex. Bakteri ,parasit, jamur, virus
mendeteksi pathogen yang membahayakan tubuh
menjaga keseimbanagn komponen dan fungsi tubuh
mendeteksi adanya sel2 abnormal termutasi atau ganas
Tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen. Selain itu pada kulit
terdapat rambut (bulu) dan pada saluran pernafasan terdapat silia.
2. Membran mukosa (kimiawi)
Membran mukosa menghasikan enzi lisozim yang mengkatalis
penghancuran antigen yang masuk kedalam tubuh.
Enzim lisozim terkandung dalam
a. Minyak dan keringat pada kulit dan membran mukosa
b. Air mata pada mata
c. Ludah mulut
d. Lendir saluran pernafasan
3. Bakteri alami apatogen (biologis)
Pada tubuh manusian hidup berbagai macam bakteri alami yang
apatogen. Bakteri alami tersebut akan menghambat perkembangan
bakteri paogen yang masuk ketubuh.
Lapisan Kedua
1. Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monsit dan makrofag. Sel fagosit
menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
2. Inflamasi
Peradangan merupakan peristiwa selular maupun sistemik yang
terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan atau memperbaiki
keseimbangan kemostasis akibat perubahan keadaan ligkungan.
3. Protein anti mikroba
Adalah protein yang dihasilkan hati dan mengalir dalam darah.
Protein anti mikroba menempel pada membran sel mikroba agar:
1. Sel asing mengalami lisis (apoptosis)
2. Sel fagosit mudah mengenali mikroba
3. Merangsang fagosit agar lebih aktif
Interferon : protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang oleh
virus . interferon berfungsi untuk memberi signal pada sel lain
disekitarnya akan adanya antigen yang berbahaya. Interferon
mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi karena mengubah
sel disekitarnya menjadi tidak dikenali antigen.
4. Sel NK (natural kiler)
Leukosit yang berada di sistem peredaran darah dan limfatik
(menjaga). Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel sel yang
terinveksi virus.
Lapisan ketiga
Acquired immunity ( kekebalan yang didapati) respon imun spesifik.
1. Kekebalan humoral ( limfosit B) , reseptornya mengenali :
a. Antigen uniselular atau prolariotik misalnya virus dan bakteri
b. Antigen utuh
2. Kekebalan yang diperantarai sel ( limfosit T), reseptornya mengenali
:
a. Antigen multiselular atau eularotik misalnya : jamur, cacing,
parasit, darah tranfusi, sel atau organ transplantasi.
b. Antigen berua fragmen.
Pertahanan biokimia :
lisosim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif menghancurkan
lapisan peptidoglikan dinding kuman tersebut.
Udara yang kita hirup, kulit dan saluran cerna, mengandung banyak
mikroba, biasanya berupa bakteri dan virus, kadang jamur atau parasit.
Sekresi kulit yang bakterisidal, asam lambung, mucus dan silia di saluran
napas membantu menurunkan jumlah mikroba masuk ke dalam tubuh.
Dalam darah dan sekresi tubuh, enzim lisosom membunuh banyak
bakteri dengan mengubah dinding selnya. Ig A juga merupakan
pertahanan permukaan mukosa
Pertahanan humoral komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi
bakteri
Komplemen berfungsi sebagai factor kemotaktik yang
pinositosiskematian mikroba
Macam;
o Interferon - glikoprotein yang dihasilkan
berbagai sel manusia yang mengandung nucleus
dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus.
mengaktifkan sel NK untuk
membunuh sel terinfeksi virus intraseluler
sehingga dapat menyingkirkan reservoir
infeksi
o C-Reaktive Protein(CRP) dibentuk tubuh pada
infeksi, sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan
komplemen
o Kolektin protein yang berfungsi sebagai opsonin
yang dapat mengikat hidrat arang pada permukaan
kumandifagosit
Pertahanan seluler
Fagosit sel MN(monosit dan makrofag) serta sel PMN,
efektif pada invasi kuman
o Sel ini berperan dalam menangkap
antigen,mengolah,dan mempresentasikan kepada sel
T
Sel NK limfosit dengan granula besar, dapat
Non spesifik
System imun yang tidak ditunjukkan untuk mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi
dari sejak lahir
a. Pertahanan fisik
Yang berperan :
Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin dapat mencegah berbagai
kuman patogen masuk ke dalam tubuh.
b. Pertahanan larut
-
dinding sel
Laktoferin & asam neuraminik (ASI) anti bakterial E coli & staphylococus
Laktoferin & transferin (dr makrofag) mengikat zat besi yang merupakan
metabolit esensial untuk hidup beberapa mikroba
c. Pertahanan humoral
komplemen, mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit
dengan jalan opsonisasi.
d. Pertahanan selular
Fagosit/Makrofag
Sel utama yang berperan pada pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear
(monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman, akan dapat mencegah timbulnya
penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam bebrapa tingkat seperti : kemotaksis,
menangkap, membunuh dan mencerna.
Sel NK
Adalah sel limfosit tanpa cirri-ciri sel limfoid system imun spesifik yang
ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel
populasi ke tiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung
virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatakan
efek sitolitik sel NK.
Sel mast
Berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam pertahanan pejamu yang jumlahnya
menurun pada sindrom imunodefisiensi. Sel mast juga berperan berperan pada
imunitas terhadap parasit dalam usus dan terhadap invasi bakteri. Berbagai factor
nonimun seperti latihan jasmani, tekanan, trauma, panas dan dingin dapat pula
mengaktifkan dan menimbulkan degranulasi sel mast
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.Benda asing yag pertama
timbul dalam badan yang segera dikenal system imun spesifik, akan mensensitasi
sel-sel imun tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dengan benda asing
yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkan. spesifik
1. System imun spesifik humoral yang berperan adalah limfosit B/ sel
B.Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten dalam sumsum
tulang.Limfosit B mensintesis Ig yang dapat ditandai dengan
ditemukannya reseptor pada permukaan sel membrane secara
imunofluoresensi.Bila sel B dirangsang benda asing,limfosit B akan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mampu memproduksi
Ig(antibody) lebih banyak daripada prekursornya. Antibodi yang dilepas
dapat ditemukan dalam serum.Fungsi utama antibody ialah untuk
mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus, dan
menetralisasi toksin.
2. System imun spesifik seluler yang berperan adalah limfosit T.
Sel T dibentuk dalam sussum tulang tapi diferensiasi dan proliferasinya
terjadi di kelenjar timus atas pengaruh berbagai factor asal timus.
Fungsi utama system imun spesifik seluler: pertahanan terhadap
mikroorganisme yang hidup intraseluler seperti virus, jamur, dan
parasit.
Fungsi sel T:
o Membantu sel B dalam memproduksi antibody
o Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
o Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
o Mengontrol ambang dan kualitas sel imun
Macam sel T:
Sel T naf (virgin), adalah sel limfosit yang meninggalkan timus, namun belum
berdiferensiasi, belum pernah terpajan dengan antigen dan menunjukkan
molekul permukaan CD45RA. Sel ditemukan dalam organ limfoid perifer. Sel T
naf yang terpajan dengan antigen akan berkembang menjadi sel Th0 yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi sel efektor Th1 dan Th2 yang dapat
dibedakan atas dasar jenis2 sitokin yang diproduksinya. Sel Th0 memproduksi
sitokin dari ke2 jenis sel tersebut seperti IL-2, IFN dan IL-4
Sel CD4+ (Th1 danTh2), Sel T naf masuk sirkulasi dan menetap di dalam organ
limfoid seperti kelenjar getah bening untuk bertahun-tahun sebelum terpajan
dengan antigen atau mati. Sel tersebut mengenal antigen yang dipresentasikan
bersama molekul MHC-II oleh APC dan berkembang menjadi subset sel Th1
atay sel Tdth (delayed type Hipersensitivity) atau Th2 yang tergantung dari
sitokin lingkungan. Dalam kondisi yang berbeda dapat dibentuk dua subset yang
berlawanan.
IFN- dan IL-12 yang diproduksi APC seperti makrofag dan sel dendritik yang
diaktifkan mikroba merangsang diferensiasi sel CD4+ menjadi Th1/Tdth yang
berperan dalam reaksi hipersensitivitas lambat (reaksi tipe 4 gell dan coombs).
Sel Tdth berperan untuk mengerahkan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke
tempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Atas pengaruh sitokin IL-4, IL-5, IL-10, IL-13 yang dilepas sel mast yang
terpajan dengan antigen atau cacing, Th0 berkembang menjadi sel Th2 yang
merangsang sel B untuk meningkatkan produsi antibody. Kebanyakan sel Th
adalah CD4+ yang mengenal antigen yang dipresentasikan di permukaan sel APC
yang berhubungan dengan molekul MHC II
Sel T CD8+ (cytotoxic T Limphocyte/CTL,Sel T CD8+ naf yang keluar dari timus
disebut juga CTL. Sel tersebut mengenal antigen yang dipresentasikan bersama
molekul MHC-I yang ditemukan pada semua sel tubuh yang bernukleus. Fungsi
utamanya ialah menyingkirkan sel yang terinfeksi virus dengan menghancurkan
sel yang mengandung virus tersebut. Sel CTL/Tc akan juga menghancurkan sel
ganas dan sel histoimkompatibel yang menimbulkan penolakan pada
transplantasi. Dalam keadaan tertentu, CTL/Tc dapat juga menghancurkan sel
yang terinfeksi bakteri intraseluler. Istilah sel T inducer digunakan untuk
menunjukkan aktiviitas sel Th dalam mengaktifkan sel subset T lainnya.
Sel Ts (T supresor) atau Tr(T regulator)/Th3, Berperan menekan aktivitas sel
efektor T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel
Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts nonspesifik. Tidak ada petanda unik
pada sel ini, tetapi penelitian menemukan adanya petanda molekul CD8. Molekul
CD4 kadang dapat pula supresif.
Kerja sel atas regulator diduga dapat mencegah respon sel Th1. APC yang
mempresentasikan antigen ke sel naf akan melepas sitikin IL-12 yang
merangsang diferensiasi sel T naf sel efektor Th1. Sel Th1 memproduksi IFN-
yang mengaktifkan makrofag dalam fase efektor. Sel T regulator dapat
mencegah aktivasi sel T melalui mekanisme yang belum jelas (kontak yang
diperlukan antara sel T regulator atau sel T atau APC). Beberapa sel T regulator
melepas sitokin imunosupresif seperti IL-10 yang mencegah fungsi APC dan
aktivasi makrofag dan TGF-b yang mencegah proliferasi sel T dan aktivasi
makrofag.
b)
Mengaktifkan
makrofag
dalam
fagositosis
Letak
Permukaan
sel B
ASI, air mata,
ludah, lendir
Jaringan ,
darah
Permukaan
sel B
Jaringan
Fungsi
Reseptor sel B, respon imun awal, aglutinasi,
netralisasi.
Pembentuk kekebalan pasif bayi, aglutinasi,
netralisasi
Respon imun antigen yang sama
Reseptor sel B, meningkatkan pembelahan sel B
Reaksi alergi, aktivasi histamin dari basofil dan
sel inang