Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Oleh Kelompok 3
Anggota :
Devi Rahmawati Suprianto
Laras Lugita Putri
Mohamad Alfa Reza
Shifa Puteri Nurohman
Ulfa Widya Puspadewi

SMAN 1 PARUNGKUDA
JL. PARUNGKUDA, BOJONG KOKOSAN, KEC.
PARUNGKUDA, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT 4335

DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
2.1 PENGERTIAN...............................................................................................................................4
2.2 FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH...........................................................................................4
2.3 PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH...........................................................................4
2.4 GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH.......................................................................10
2.5 CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH..........................................................14
BAB III........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................16
3.2 Saran.........................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam pelajaran biologi kelas XI SMA Semester 1, sistem kekebalan tubuh adalah
salah satu bab yang dipelajari. Oleh karena itu, karena rasa keingintahuan penulis
akan spesifikasi dari materi tersebut, penulis memutuskan untuk menyusun sebuah
makalah dengan judul “SISTEM KEKEBALAN TUBUH PADA MANUSIA”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?
1.2.3 Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh
manusia?
1.2.4 Apa saja yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan
tubuh manusia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian system kekebalan tubuh.
1.3.2 Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.
1.3.3 Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan
tubuh manusia.
1.3.4 Memahami cara mempertahankan system kekebalan tubuh manusia.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan
benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem
imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap
pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah
dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

2.2 FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH


a) Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk
ke dalam tubuh.
b) Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan.
c) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
d) Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.

2.3 PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH


a) Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
2.3.1 Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh
yang tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-
cirinya :
 Tidak selektif
 Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
 Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
 Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk
ke dalam tubuh
Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
 Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a. Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar
tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa, yang berfungsi
menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh. Lapisan
terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat
sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit
mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia. Sedangkan membran mukosa yang
terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan
saluran kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke
dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung
dan silia pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara
yang dihirup dari berbagai partikel berbahaya dan mikrobia.
Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang
dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut
mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah
minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana
asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan
sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat
membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel
bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.
d. Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri
tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa.
Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara berkompetisi
dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi.
Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
 Limfosit
a) Limfosit B (Sel B)
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di
sumsum tulang. Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan
humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan
menjadi :
1. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel
B plasma jika terjadi infeksi kedua.
3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel
B pengingat.
b) Limfosit T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang,
sedangkan proses pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T
berperan dalam pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan
cara menyerang sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga
membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat
dibedakan menjadi :
1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk
dalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara
langsung.
2. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B
plasma dan sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untuk
melakukan fagositosis.
3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan
respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi
dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor
akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
 Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam
tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel
asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau
serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh
melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa
protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya,
untuk selanjutnya ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu
antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu. Karena jenis
antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik, maka
diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi
tubuh dari berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu
dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut
dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk
molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut
memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi
dalam menginaktivasi antigen yaitu :
 Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus,
membungkus bakteri dan atau opsonisasi)
 Aglutinasi partikel yang mengandung antigen, seperti
mikrobia
 Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut
 Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen)
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3.1 Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karakteristiknya


No. Tipe Antibodi Karakteristik
Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat
1. IgM terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan
primer)
Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi
saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan
2. IgG
sekunder). Mengalir melalui plasenta dan memberi
kekebalan pasif dari ibu kepada janin.
Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan
membran mukosa. Berfungsi mencegah infeksi pada
3. IgA permukaan epitelium. Terdapat dalam kolostrum yang
berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan
Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor
4. IgD dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh
sel B plasma.
Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah
dan cell mast (mastosit) di dalam jaringan yang
5. IgE
berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamin
dan terlibat dalam reaksi alergi.
Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan
tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas
beberapa lapis seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3.2 Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit


Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik
Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga
 Kulit  Inflamasi  Limfosit
 Membran mukosa  Sel-sel fagosit  Antibodi
 Rambut hidung dan silia pada  Protein
trakea antimikrobia
 Cairan sekresi dari kulit dan
membran mukosa

b) Berdasarkan Mekanisme Kerja


1) Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang
beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam
tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B
pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi
yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan
menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat akan
tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons
kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B
pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B
plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan
respons kekebalan sekunder.
Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi
antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer.
Hal ini disebabkan adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem
imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel
asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T
pembunuh terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh
akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak
membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan
mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel
T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

2.4 GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH


a) Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan
terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan
alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut
kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam
tubuh yang kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod
IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan
menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan berikatan dengan
mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua
kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit.
Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses
inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti
bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan
bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.
b) Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat
antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak
mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat
disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus.
Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :
1. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-
sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal
ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar
gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot
lurik sehingga otot lurik mengalami kerusakan.
3. Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang
kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadar
gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri.
Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara,
yaitu :
 Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya,
antibodi yang menyerang sel darah merah sehingga
menyebabkan anemia.
 Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk
ikatan yang dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal,
sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya
akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun,
pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan
oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan
semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang
menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan menimbulkan
berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka
panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.
5. Radang sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang
menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini
biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan
tulang.
c) AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan
tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi
pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel
tersebut terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika
molekul glikoprotein pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada
permukaan sel T pembantu. Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu
secara endositosis dan mulai memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru
keluar dari sel T yang terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm 3 darah, sedangkan
pada penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm 3. Kondisi ini
menyebabkan penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti
TBC, meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan
tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah
penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu
yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS
relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang
seumur hidupnya tidak menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan
virus HIV di dalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan sistem
kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah hancur,
penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang
telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu
bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :
 Gangguan pada sistem saraf
 Penurunan libido
 Sakit kepala
 Demam
 Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan
 Diare
 Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur
tubuh
 Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total
 Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Cara penularan virus HIV/AIDS :
 Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS
 Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita
 Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS
 Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari
seorang ibu penderita HIV/AIDS
Cara mencegah penularan HIV/AIDS :
 Menghindari hubungan seks di luar nikah
 Memakai jarum suntik yang steril
 Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang
terluka
 Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

2.5 CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH


1. Nutrisi yang sempurna
Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk
tubuh kita karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk memakan makanan yang mengandung :
 Protein
Protein diperlukan untuk menghasilkan immunoglobulin dan berbagai
antibodi. Protein dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-
kacangan.
 Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan
buah.
 Teh hijau
Teh hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu
meningkatkan sistem imun. Para ahli sains menemukan bahwa
kandungan theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan
dalam melawan bakteri dan virus.
 Aloevera
Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang
dapat membantu badan dalam mengeluarkan toksin, memulihkan
jaringan yang terluka, dan meningkatkan sistem imun badan dengan
cepat.
2. Olahraga yang sesuai
Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan dapat
meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan,
dan yoga dapat meningkatkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan
meningkatkan sistem imun dalam tubuh.
3. Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan
Tekanan psikologi yang berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme
sistem imun dalam tubuh. Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan
hormon kortisol yang jika berlebihan akan berdampak negatif bagi sistem
kekebalan tubuh kita.
BAB III

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen.
Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a) Cara mempertahankan diri dari penyakit
1) Sistem pertahanan tubuh non spesifik
Tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang lainnya.
2) Sistem pertahanan tubuh spesifik
Pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk dalam
tubuh
b) Cara memperoleh
1) Kekebalan aktif
Kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
2) Kekebalan pasif
Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh.
c) Mekanisme kerja
1) Kekebalan humoral
Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran
darah.
2) Kekebalan seluler
Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan
tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Syistem kekebalan tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain :
a) Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam
tubuh.
b) Autoimunitas
Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak
mampu membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk
ke dalam tubuh.
c) AIDS
Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem
kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV.
Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan
tubuh kita dengan cara :
a) Memakan makanan yang bernutrisi
b) Berolahraga yang teratur
c) Senantiasa gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan

3.2 Saran
Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, maka
penulis menyarankan :
 Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit
 Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi
 Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

Anda mungkin juga menyukai