TUBUH
D
I
S
U
S
U
N
Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem dalam tubuh yang bekerja
mempertahankan tubuh kita dari serangan suatu bibit penyakit atau patogen yang
masuk ke dalam tubuh.
1) Inflamasi
Inflamasi adalah respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan antara
lain tergores atau benturan keras. Adanya kerusakan jaringan menyebabkan patogen
dan mikroorganisme lainnya dapat masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi sel-sel
tubuh. Sel-sel tubuh yang rusak akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin dan
prostaglandin. Sel yang berfungsi melepaskan histamin adalah mastosit yang
berkembang dari salah satu jenis sel darah putih yaitu basofil.
Sel monosit (sekitar 5% dari keseluruhan sel darah putih) bergerak menuju jaringan
yang terinfeksi dan berubah menjadi makrofag (Big eaters) dan memakan patogen
dengan cara fagositosis. Makrofag berbentuk mirip amoeba yang memiliki pseudopodia
untuk menarik mikroba dan menghancurkan enzim pencernaannya. Walaupun begitu
beberapa mikroba telah berevolusi dengan cara mikrofag seperti beberapa bakteri yang
memiliki kapsul yang membuat pseudopodia makrofag tidak bisa menempel.
Selain neutrofil dan monosit terdapat juga eosinofil (sekitar 1,5% dari keseluruhan sel
darah putih). Eosinofil memiliki aktivitas fagosit yang terbatas namun memiliki enzim
penghancur dalam sitoplasmanya yang dapat menembus pertahanan cacing parasit.
Mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang
dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus
memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-
sel yang tidak terinfeksi dan sel-sel yang berikatan dengan interferon akan membentuk
zat yang mampu mencegah replikasi.
Suhu tubuh yang tinggi mengguntungkan karena patogen akan lemah dan mati pada
suhu tinggi, selain itu metabolisme, reaksi kimia, serta sel-sel darah putih akan lebih
aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan walaupun menimbulkan efek
seperti pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan
tubuh.
1) Limfosit
Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B(sel B) dan limfosit T(sel T). Dua jenis
limfosit ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop
menunjukan struktur yang sama.
a) Sel B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan di dalam sumsum tulang dan masuk ke dalam
aliran darah menuju jaringan limfatik. Sel B bertanggung jawab terhadap produksi
antibodi sebagai kekebalan humoral. Sel B dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
(1) Sel B plasma, berfungsi untuk memproduksi antibodi.
(2) Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh dan
menstimulasi sel Limfosit B plasma jika terjadi infeksi kedua.
(3) Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat dalam jumlah
yang banyak serta cepat.
b) Sel T
Limfosit T dibentuk di dalam sumsum tulang dan menuju ke kelenjar timus untuk
mengalami diferensiasi lebih lanjut, sel T berperan dalam kekebalan selular yaitu
dengan menyerang sel penghasil antigen secara langsung, sel T juga turut membantu
produksi antibodi oleh sel B plasma, sel T dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
(1) Sel T pembunuh (sel T sitotoksik), berfungsi menyerang patogen dan mikroorganisme
asing yang masuk ke dalam tubuh, yaitu sel tubuh yang terinfeksi.
(2) Sel T pembantu (sel T penolong) berfungsi menstimulasikan pembentukan sel T jenis
lainnya serta sel B plasma, serta mengaktifkan dapat mengaktifkan makrofag untuk
melakukan fagositosis.
(3) Sel T supressor, berfungsi menghentikan respon imun yaitu setelah infeksi berhasil
ditanggulangi.
2) Antibodi
a) Pengertian dan Fungsi Antibodi
Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang masuk ke tubuh pada
permukaannya terdapat senyawa protein yang berperan sebagai antigen, antigen
meliputi molekul yang dimiliki oleh mikroorganisme serta substansi asing tersebut.
Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang tubuh untuk membentuk antibodi,
antibodi adalah senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara
mengikatnya, setelah diikat antigen akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag.
Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen tertentu seperti antibodi cacar
hanya cocok untuk antibodi cacar.
Pada setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen.
Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi
globulin serum, fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan immunoglobulin atau
disingkat Ig.
Antigen yang terikat akan mempermudah makrofag untuk lebih mudah menangkap dan
menghancurkan patogen tersebut. Terdapat beberapa cara antibodi dalam menghadapi
antigen yaitu :
1. Netralisasi, yaitu antibodi memblokir tempat-tempat dimana antigen seharusnya
berikatan dengan sel inang. Selain itu antibodi menetralkan bakteri beracun dengan
menyelubungi bagian beracunya sehingga makrofag dapat dengan mudah
memfagositnya.
2. Penggumpalan atau aglutinasi patogen atau antigen sehingga memudahkan makrofag
dalam menjalankan aktivitas fagositnya terhadap patogen.
3. Pengendapan, yaitu dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi yang menyebabkan
antigen terlarut tidak dapat bergerak sehingga mudah ditangkap makrofag.
4. Antibodi bekerja sama dengan protein komplemen dimana antibodi berikatan dengan
antigen akan mengaktifkan protein komplemen untuk membentuk pori atau lubang pada
sel patogen.
Setelah infeksi berakhir sel B plasma akan mati, sedangkan sel B pengingat akan tetap
hidup dalam waktu yang lama. Masuknya antigen atau patogen pertama kali dan
serangkaian respon imun awal ini disebut respon kekebalan primer.
Seringkali antigen yang sama masuk kedua kalinya dalam tubuh, hal ini direspon sel B
pengingat yang selanjutnya akan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan
memproduksi antibodi, respon untuk kedua kalinya ini disebut respon kekebalan
sekunder dimana dalam prosesnya antibodi dalam menghadapi antigen berlangsung
lebih cepat dan lebih besar dari respon kekebalan primer, hal ini dikarenakan adanya
memori imunologi dalam hal ini adalah sel B pengingat, memori imunologi adalah
kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
Grafik respon kekebalan primer dan sekunder
Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikan antigen
bakteri, patogen, atau mikroba yang sudah tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi.
Vaksinasi menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena
tubuhnya akan membentuk antibodi.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh seperti sistem kekebalan tubuh dapat tidak
berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan molekul asing yang berlebihan. Beberapa
contoh gangguan pada sistem kekebalan tubuh antara lain Alergi, autoimunitas dan
AIDS.
1. Alergi
Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke
dalam tubuh. Reaksi alergi disebut juga dengan anaphylaxis. Senyawa yang dapat
menimbulkan alergi adalah Alergen yang dapat berupa serbuk, debu, bulu hewan,
gigitan serangga, serta jenis makanan tertentu.
Alergi diawali dengan proses masuknya alergen ke dalam tubuh yang merangsang sel-
sel B plasma untuk mensekresikan antibodi yang biasanya dari kelas IgE. Pada
awalnya alergen yang masuk ke tubuh tidak akan menimbulkan alergi tapi pada awal
alergen yang masuk akan berikatan dengan mastosit. Hal ini menyebabkan ketika
alergen untuk kedua kalinya masuk ke dalam tubuh akan terikat pada antibodi IgE yang
telah berikatan dengan mastosit, keadaan inilah yang menyebabkan mastosit
melepaskan histamin yang memperbesar dan meningkatkan permeabilitas pembuluh
darah (inflamasi). Inflamasi menyebabkan timbulnya berbagai gejala alergi seperti
bersin, gatal-gatal, pusing, dan kesulitan bernapas.
2. Autoimunitas
Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi
untuk menyerang sel-sel tubuh sendiri seolah-olah bukan merupakan bagian dari tubuh.
Autoimunitas seringkali disebabkan gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar
timus atau karena infeksi virus yang terjadi sebelum lahir yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Akibat autoimunitas banyak dijumpai kelainan-kelainan atau
keabnormalan yang dapat dijumpai antara lain :
a. Diabetes Mellitus, yaitu tipe I (insulin-dependent diabetes mellitus), dimana antibodi
menyerang sel-sel beta di pankreas yang memproduksi hormon insulin sehingga
menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi.
b. Addison’disease, penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi pada kelenjar adrenalin
namun juga bisa disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel hormon yang
menghasilkan adrenalin. Akibat yang ditimbulkannya adalah mudah merasa lelah,
kehilangan berat badan, rasa perasaan yang tertekan, kadar gula darah rendah dan
pigmentasi kulit yang meningkat.
c. Mysthenia gravis, disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik. Hal ini
menyebabkan dergradasi otot dan berkurangnya kemampuan otot menangkap
asetilkolin (zat yang dilepaskan saraf untuk memicu kontraksi otot), misalnya terjadi
pada mata dimana posisi mata menjadi tidak simetris.
Penderita Mysthenia gravis yang menyebabkan posisi mata tidak simetris
d. Lupus erythematosus, yaitu keadaan dimana antibodi menyerang sel-sel tubuh yang
lain sebagai sel asing dimana ketika kondisi tubuh melemah maka seranggan antibodi
akan meningkat.
e. Multiple sclerosis,yaitu keadaan dimana antibodi menyerang jaringan saraf dan di
tulang belakang dimana bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin sebagai
bagian yang melapisi sel saraf dan berperan dalam penghantaran informasi,hal ini
menimbulkan berbagai gejala seperti gangguan penglihatan, pusing, depresi dan lain-
lain.
3. AIDS
AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS sendiri merupakan kumpulan
dari berbagai penyakit.
AIDS disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi
menstimulasi sel T lainnya serta sel B plasma. Ketika virus berhasil menginfeksi sel T
virus menggunakan perangkat selnya untuk menggandakan diri setelah itu menembus
membran sel kemudian menginfeksi sel T yang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan
tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.
Gambar dan Struktur Virus HIV
Sel T pembantu menjadi target utama virus HIV karena pada permukaan selnya
terdapat molekul CD4 sebagai reseptor, dimana infeksi dimulai ketika molekul
glikoprotein (gp120) yang terdapat pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4.
Pada orang normal jumlah sel T dalam tubuh sekitar 1000 sel/mm 3 , hal ini berbeda
dengan orang yang menderita AIDS dimana jumlah sel T nya hanya sekitar 200
sel/mm3.
Virus HIV yang menyebabkan AIDS dapat menular dari satu orang ke orang lain
dengan banyak cara antara lain penggunaan jarum suntik secara bersamaan, transfusi
darah dari penderita, serta hubungan seksual. Pada dasarnya penderita AIDS
meninggal bukan karena virus HIV yang menyerangnya tapi karena melemahnya
kekebalan tubuh maka beberapa penyakit bisa berakibat fatal bagi penderita AIDS,
penyakit-penyakit itu seperti TBC, kanker darah, kanker, meningitis, harpes dan
berbagai penyakit lainnya.
Sumber: http://biologitopibiru.blogspot.com/2013/04/bagian-11-sistem-pertahanan-tubuh-pada.html