(PSF 215)
MODUL 2
Sel dan Organ Sistem Imun
DISUSUN OLEH
INHERNI MARTI ABNA S.Si, M.Si
2. Sel B
Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen tetapi
perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen. Fungsi utama sel B adalah
Kharakteristik Sel B
1. Memiliki imunoglobin pada permukaannya. Imunoglobin adalah protein yang dapat
mengidentifikasi antigen.
2. Imunoglobin setiap jenis sel B memiliki struktur yang spesifik dan hanya mengenali satu
jenis antigen. Jadi, ketika sel B telah mengidentifikasi antigen, maka sel B bereplikasi dengan
cepat menghasilkan sel khusus yang disebut sel plasma, untuk menghasilkan antibodi yang
akan dilepas ke cairan tubuh.
C. Latihan Soal
1. Jelaskan perbedaan kekebalan selular dan humoral
2. Jelaskan kharakteristik sel B
3. Jelaskan fungsi sel T
D. Kunci Jawaban
1) Kekebalan Humoral:
1. Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe.
2. Antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B
pengingat dan sel B plasma.
3. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan
mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat
akan tetap hidup dalam waktu lama.
4. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer.
Kekebalan Seluler:
1. Melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi
secara langsung.
2. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan
menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing.
3. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respons kekebalan
dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.
1. Pengenalan Antigen
Sel-sel darah putih akan mengenali antigen / zat asing kemudian menandai bentuk
molekul protein dan molekul lain pada permukaan sel dapat dibedakan antara sel diri sendiri
dan bukan diri sendiri (sel asing).
Ketika antigen masuk atau menginvasi tubuh kita, yang merupakan pertahanan
pertama adalah respons non-spesifik. Ketika respons non-spesifik tidak dapat mengatasi maka
respons spesifik akan mengambil alih. Makrofag akan memfagosit antigen tersebut. Setelah di
fagosit, fragmen-fragmennya dipresentasikan atau dikenalkan bersama-sama dengan MHCII
ke permukaan dan diperkenalkan serta mengaktifkan limfosit Th.
Terdapat dua jenis mikroorganisme yaitu intraselular dan ekstraselular. Jika terinfeksi
mikroorganisme intraseluler maka fragmen akan dipresentasikan bersamaan dengan MHC I
yang akan dikenali oleh sel T sitotoksik. Dengan stimulasi dari IL-2 yang dikeluarkan oleh
Sel Th teraktifasi maka sitotoksik akan berproliferasi dan membunuh sel yang terinfeksi
tersebut. Sedangkan jika yang menginvasi adalah mikroorganisme ekstraselular, setelah
fragmen dipresentasikan bersama MHC II kemudian dikenali serta mengaktifkan limfosit Th
dan megeluarkan IL-2. Disamping itu ketika terjadi infeksi ekstraselular, selain makrofag,
APC lain juga ikut mempresentasikan antara lain limfosit B. Setelah limfosit Th teraktifasi
dan limfosit B juga mempresentasikan fragmen antigen bersamaan dengan MHC II, maka
limfosit Th juga mengenali fragmen yang telah dipresentasikan oleh limfosit B. Ket ika
limfosit Th berikatan dengan limfosit B dan juga mengeluarkan IL-2, hal tersebut
menstimulus limfosit B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi. Limfosit B akan
berproliferasi menjadi limfosit B naif serta berdiferensiasi menjadi limfosit B memory dan sel
plasma yang akan memproduksi antibody.
Sistem imun dapat dibagi menjadi Sistem Imun Alamiah atau Nonspesifik / Natural /
Innate / Native / Nonadaptive dan Sistem Imun Spesifik / Adaptive / Acquired. Adapun
perbedaan kedua sistem imun tersebut adalah sebagai berikut:
D. Kunci Jawaban
1. Tahapan aktivitas sel pertahanan tubuh dalam menghadapi zat asing sebagai berikut:
1. Pengenalan antigen
2. Komunikasi antar sel
3. Mengalahkan penyerang
2. Jika terinfeksi mikroorganisme intraseluler maka fragmen akan dipresentasikan bersamaan
dengan MHC I yang akan dikenali oleh sel T sitotoksik. Dengan stimulasi dari IL-2 yang
dikeluarkan oleh Sel Th teraktifasi maka sitotoksik akan berproliferasi dan membunuh sel
yang terinfeksi tersebut.
3. Fungsi regulator terutama dilakukan oleh salah satu subset sel T, sel T penolong (juga
dikenal sebagai sel CD4
E. Daftar Pustaka
a. Baratawidjaja K. G, Imunologi Dasar, edisi ke-6, FKUI, Jakarta, 2004
b. Kresna B, Dasar Imunologi Klinik, FKUI, Jakarta, 2004
c. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS, Celluler and Molecular Imunology, Philadelpia,
WB Saunders Company, 2013
d. Roit, I., Essential Imunologi, 9th, Blackwell Co., London, 1997