Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ILMIAH BAHASA INDONESIA

SEJARAH BANGSA INDONESIA

Oleh :
Yoni Putri Nabilah
20210311062

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021

1
Universitas Esa Unggul

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “SEJARAH BANGSA INDONESIA”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Bahasa Indonesia Universitas Esa Unggul Jakarta.
Dalam Penulisan makalah ini saya sebagai penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih atas partisipasi yang diberikan untuk
membaca makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Metro, 15 Desember 2021


Penulis

2
Universitas Esa Unggul

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A...Latar Belakang Masalah......................................................................4
B...Rumusan Masalah............................................................................... 4
C...Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D...Manfaat Penelitian............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan............ 6
B. Peristiwa – Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan........................... 9
C. Sejarah Pada Masa Orde Lama (1945-1966)......................................14
D. Sejarah Pada Masa Orde Baru (1966-1998)........................................18
E. Sejarah Pada Masa Era Reformasi (1998-sekarang)....................... 22

BAB III PENUTUP............................................................................................. 29


A. Simpulan.............................................................................................29
B. Saran.................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 32

3
Universitas Esa Unggul

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon,
artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke
tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat
manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang
telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S.
Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian
sebagai berikut:
1. Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau.
3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah
merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa.
1. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak
pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
2. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam
menentukan kehidupan orang banyak.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Bangsa Indonesia, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
pra kemerdekaan ?
2. Peristiwa – peristiwa heroik apa saja pasca kemerdekaan ?
3. Bagaimana sejarah pada masa orde lama (1945 – 1966) ?
4. Bagaimana sejarah pada masa orde baru (1966 – 1998) ?
5. Bagaimana sejarah pada masa era reformasi (1998 – sekarang) ?

4
6. Inilah sub tema pokok yang akan penyusun bahas dalam makalah
ini walaupun nantinya ada pembahsan yang penyusun uraikan akan timbul
permasalahan – permasalahan lain.

C. Tujuan Penulisan
Pada dasarya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi – Manajemen Perusahaan Universitas
Pancasakti Tegal dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra
kemerdekaan
2. Untuk mengetahui peristiwa – peristiwa heroik pasca kemerdekaan
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde lama
4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde baru
5. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa era reformasi

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan


pengetahuan kelompok kami dan pembaca tentang pentingnya mengetahui
sejarah bangsa Indonesia.

5
Universitas Esa Unggul

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan

1. Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan


Perang Pasifik semakin berkecamuk.Tentara sekutu di bawah pimpinan
Amerika serikat semakin mantap, sementara Jepang mengalami kekalahan
di mana-mana. Pasukan Jepang yang berada di Indonesia bersiap-siap
mempertahankan diri.
Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan berikut.
a. Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar,
meliputi: Kalimantan,Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
b. Wilayah Komando Angkatan Darat yang berpusat di Jakarta, meliputi
Jawa, Madura, Sumatra dan Malaya. Pusat komando untuk seluruh
kawasan Asia Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).
Serangan tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia. Setelah
menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku pada tanggal
20 Oktober 1944. Jendral Douglas Mac Arthur, Panglima armada Angkatan
Laut Amerika Serikat di Pasifik, menyerbu
Kepulauan leyte (Filipina). Penyerbuan ini adalah penyerbuan terbesar dalam
Perang Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober 1944 Jenderal Douglas Mac Arthur
mendarat di pulau Leyte. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang
mengijinkan pengibaran bendera Merah Putih di samping bendera
Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah
lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.
Persiapan Proklamasi
Pada akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah
sangat terdesak.Angkatan perang Amerika Serikat sudah tiba di daerah
Jepang sendiri dan secara teratur mengebom kota-kota
utamanya. Ibukotanya sendiri, Tokyo, boleh dikatakan sudah hancur menjadi
tumpukan puing. Dalam keadaan terjepit, pemerintah Jepang memberikan
“kemerdekaan” kepada negeri-negeri yang merupakan front terdepan, yakni
Birma dan Filipina. Tetapi kemudian kedua bangsa itu memproklamasikan
lagi kemerdekaannya lepas dari Jepang. Adapun kepada Indonesia baru
diberikan janji “kemerdekaan” di kelak kemudian hari. Dengan cara demikian
Jepang mengharapkan bantuan rakyat Indonesia menghadapi Amerika

6
Serikat, apabila mereka menyerbu Indonesia. Dan saat itu tiba pada
pertengahan tahun 1945 ketika tentara Serikat mendarat di pelabuhan
minyak Balikpapan.Dalam keadaan yang gawat ini, pemimpin pemerintah
pendudukan Jepang di Jawa membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai). Badan itu
beranggotakan tokoh- tokoh utama Pergerakan Nasional Indonesia dari
segenap daerah dan aliran dan meliputi pula Soekarno- Hatta.
Sebagai ketuanya ditunjuk dr. Radjiman Wedyodiningrat seorang
nasionalis tua, dengan dua orang wakil ketua, yang seorang dari Indonesia
dan yang lain orang Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945 dilakukan upacara
pelantikan anggota Dokuritsu Junbi Cosakai, sedangkan persidangan
pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1
Juni 1945. Persidangan pertama itu dipusatkan kepada usaha merumuskan
dasar filsafat bagi negara Indonesia Merdeka. Dalam sidang 29 Mei, Mr.
Muh. Yamin di dalam pidatonya mengemukakan lima azas dan dasar negara
kebangsaan Republik Indonesia berikut ini.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kemudian pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya
mengenai dasar filsafat negara Indonesia Merdeka yang juga terdiri atas 5
azas berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ia menambahkan pula nama Pancasila kepada kelima azas itu yang
dikataknnya “atas usul seorang teman ahli bahasa”. Sesudah persidangan
pertama itu, Dokuritsu Junbi Cosakai menunda persidangannya sampai
bulan juli.Sementara itu pada tanggal 22 Juni 1945, 9 orang
anggotanya yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad
subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakkir, Wachid hasyim, H. Agus
salim dan Abikusno TjokroSuyoso membentuk suatu panitia kecil.
Panitia kecil ini menghasilkan suatu dokumen yang berisi rumusan azas
dan tujuan negara Indonesia merdeka. Dokumen ini kemudian dikenal
dengan nama “Piagam Jakarta” sesuai dengan penamaan
Muh. Yamin. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945, Dokuritsu Junbi
Cosakai dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan

7
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman dipanggil oleh Panglima tertinggi Mandala
Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara, yakni Marsekal
Darat Hisaici Terauci ke markas besarnya di Dalat (Vietnam selatan). Kepada
ketiga pemimpin Indonesia itu, disampaikan oleh Marsekal Terauci bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia.Persoalan siapa yang sebaiknya menandatangani
Proklamasi ini. Sukarni yang mengusulkan agar teks proklamasi sebaiknya
ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas namabangsa
Indonesia. Usul itu diterima oleh seluruh hadirin, dan konsep itu kemudian
diketik oleh Sayuti Melik. Naskah yang telah diketik oleh Sayuti Melik dan
kemudian ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta inilah yang
merupakan naskah proklamasi yang otentik (sejati). Malam itu juga
diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akandibacakan di
tempat kediaman Ir. Soekarno, yaitu Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
(sekarang Jl. Proklamasi).

2. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI


Proklamasi dan Kehidupan Politik
Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan
persiapan- persiapan di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk
menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Lebih kurang 1000 orang
telah hadir untuk menyaksikan peristiwa yang maha penting itu. Pada pukul
10 kurang lima menit Hatta datang dan langsung masuk ke kamar Soekarno.
Kemudian kedua pemimpin itu menuju ke ruang depan, dan acara segera
dimulai tepat pada jam 10 sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan. Soekarno membacakan naskah proklamasi yang sudah
diketik dan ditandatangani bersama dengan Moh. Hatta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945,
PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu mereka
menghasilkan beberapa keputusan penting berikut.
1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu
Junbi Cosakai (yang sekarang dikenal dengan nama UUD 1945)
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.
3. Dalam masa eralihan Presiden untuk sementara waktu akan dibantu
oleh sebuah Komite Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden memanggil
beberapa anggota PPKI beserta golongan cendekiawan dan pemuda untuk
membentuk “Komite Nasional Indonesia Pusat” (KNPI). KNPI akan berfungsi

8
sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebelum terbentuknya DPR hasil
pilihan rakyat. Sejak hari itu sampai awal September, Presiden dan wakil
Presiden membentuk kabinet yang sesuai dengan UUD 1945 dipimpin oleh
Presiden sendiri dan mempunyai 12 departemen serta menentukan wilayah
RI dari Sabang sampai Merauke yang dibagi menjadi 8 propinsi yang masing-
masing dikepalai oleh seorang Gubernur. Propinsi-propinsi itu adalah
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Untuk menjaga keamanan, telah dibentuk Badan Keamanan Rakyat
(BKR) pada masing-masing daerah sebagai munsur dari pada KNI
daerah. Pemerintah dengan sengaja tidak mau segera membentuk sebuah
tentara nasional, karena khawatir bahwa hal itu akan menimbulkan
kecurigaan dan sikap permusuhan dari pihak serikat. Para pemuda merasa
tidak puas dengan kebijaksanaan pemerintah ini. Mereka berpendapat
bahwa Pemerintah harus segera membentuk sebuah tentara nasional
sebagai aparat kekuasaan negara yang baru itu. Golongan pemuda yang
tidak puas itu sebagian membentuk badan-badan perjuangan. Sebaliknya
pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho, KNIL dan anggota badan-badan semi
militer, memutuskan untuk memasuki BKR di daerahnya masing-masing dan
menjadikan badan itu wahana bagi perjuangan bersenjata menegakkan
kedaulatan Republik Indonesia. Mereka menganggap dirinya
pejuang, sama dengan pemuda-pemuda yang membentuk badan- badan
perjuangan. Pada bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan
Sahrir dan Amir Syarifudin berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan
mendorong dibentuknya sebuah Badan Pekerja yang kemudian dikenal
dengan sebutan BP-KNIP. Langkah berikutnya adalah mendesak
terbentuknya sebuah kabinet parlementer di bawah pimpinan seorang
Perdana Menteri (suatu hal yang menyimpang dari UUD 1945). Tidak
mengherankan bahwa yang diangkat sebagai perdana menteri adalah tokoh
sosialis, mula Syahrir dan kemudian Amir Syarifudin. Perkembangan politik
selanjutnya adalah dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3
November 1945 yang ditandatangani oleh wakil presiden Hatta yang
mencanangkan pembentukan partai-partai politik. Maka terbentuklah partai-
partai seperti cendawan di musim hujan.

B. Peristiwa-Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan


Berikut ini adalah daftar-daftar peristiwa heroic yang ada di Indonesia
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan :

1. Pertempuran Lima Hari di Semarang

9
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah
serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan
Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat
Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa
10 November – perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan
sekutu dan Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945
(walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan
berakhir tanggal 20 Oktober 1945.

2. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah
perang antara pihak tentara Indonesia dan pasuka Belanda Peristiwa besar
ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, Jawa
Timur.. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan satu
pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarahnRevolusi Indonesia yang
menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus
1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera
nasional sang saka merah putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia,
gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok
kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi
pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru (bernama Oranje
Hotel zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit di Jl. Tunjungan no.
65 Surabaya.

3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa atau yang sering disebut sebagai palagan
Ambarawa memang menarik. Secara singkat, dapat diceritakan bahwa
disebut Pertempuran Ambarawa karena memang terjadinya
di kota Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah diawali sejak Oktober
1945, di mana pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu mendarat di
Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel

4. Pertempuran Medan Area


Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan
Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal
dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan
bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akanmemegang
kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.

10
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil,
pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab
komando Inggris.Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akandikembalikan
kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki
berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah
satu kota yang akan didatangi Inggris dengan “menyelundupkan” NICA
Belanda adalah Medan.

5. Bandung Lautan Api


Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar
200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka,
meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini
dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda untuk
dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam
perang kemerdekaan Indonesia

6. Pertempuran Margarana
Latar belakang munculnya puputan Margarana atau pertempuran
Margarana sendiri bermula dari Perundingan Linggarjati. Pada tanggal 10
November 1946, Belanda melakukan perundingan linggarjati dengan
pemerintah Indonesia. Salah satu isi dari perundingan Linggajati adalah
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda
diharuskan sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1
Januari 1949. Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan
pasukannya kurang lebih 2000 tentara di Bali yang diikuti oleh tokoh-tokoh
yang memihak Belanda. Tujuan dari pendaratan Belanda ke Bali sendiri
adalah untuk menegakkan berdirinya Negara Indonesia Timur. Pada waktu
itu Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang menjabat sebagai Komandan
Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke Yogyakarta untuk mengadakan
konsultasi dengan Markas tertinggi TRI, sehingga dia tidak mengetahui
tentang pendaratan Belanda tersebut.

7. Pertempuran Laut Aru


Pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di Laut
Aru Maluku pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia dan Belanda
Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune
dan Frely milik Belanda menyerang milik Indonesia yang sedang berpatroli.
Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan
pesan terakhirnya yang terkenal, “Kobarkan semangat pertempuran”.

11
8. Tindakan Heroik di Yogyakarta
Pada tanggal 26 September 1945 terjadi perebutan kekuasaan dan para
pegawai negeri semua mogok karena peristiwa ini. Sejak pukul 10.00, mereka
mogok bekerja dan memaksa Jepang untuk menyerahkan
semua kantor Jepang ke Indonesia. Diperkuat oleh pengumuman oleh KNI DI
Yogyakarta pada 26 September 1945 bahwa kekuasaan di daerah itu
sekarang berada di tangan pemerintah RI. Kemudian terjadilah demo
dan para pemuda berusaha untuk merebut senjata dan peralatan perang,
sedapat mungkin tanpa melalui jalan kekerasan. Tapi karena usaha
perundingan gagal, pada 1 Oktober malam, para pemuda, BKR dan kepolisian
menyerbu Tansi Otsuka Butaiyang berada di kota baru. Malam itu
juga Otsuka Butai menyerah setelah 18 orang pemuda polisi gugur.

9. Peristiwa 11 Nopember 1946 di Sulawesi Selatan


Pada saat Belanda (Mayjend Van Mook) sedang mengadakan
Konferensi Denpasar dalam rangka pembentukan negara Indonesia Timur
dan negara-negara boneka lainnya, pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda
mengumumkan bahwa Sulawesi berada dalam status darurat perang dan
hukum militer (akibat dari penolakan rakyat terhadap rencana (pembentukan
Negara Indonesia Timur). Rakyat Sulawesi Selatan yang diangap menolak
atau tidak setuju/menentang rencana tersebut dibantai habis oleh pasukan
Belanda pimpinan Raymond Westerling yang mengakibatkan lebih dari
40.000 jiwa rakyat Sulawesi meninggal. Robert Wolter Monginsidi dan Andi
Matalatta yang memimpin pasukan untuk melawan kebiadaban Belanda
akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

10. Tindakan Heroik Di Aceh


Di Aceh terjadi sebuah pertempuran besar.Pertempuran tersebut terjadi
karena pembentukan Organisasi yang dibentuk oleh para pemuda pada
tanggal 6 oktober 1945 yang diberi nama Angkatan Pemuda Indonesia (API),
namun seminggu berdirinya organisasi tersebut kemudian jepang melarang
berdirinya Organisasi tersebut. Walaupun dipakasa untuk membubarkan API,
tapi para pemuda menolak dengan keras dan timbullah pertempuran. Para
pemuda melucuti senjata Jepang. Selain itu, para pemuda juga mengambil
alih kantor-kantor pemerintah Jepang dan mengibarkan bendera merah
putih.

11. Tindakan Heroik Di Palembang

12
Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr.A.K.Gani memimpin rakyat
mengadakan upacar pengibarab Bendera Merah-Putih.Perekutan kekuasaan
di Plembnag dilakukan tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha menghindari
pertempuran.

12. Tindakan Heroik Di Kalimantan


Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan dengan
berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan rapat-
rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya sekitar 8000 orang
berkumpul di komplek NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.

13. Peristiwa Merah Putih di Manado


Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para
pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan
perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan
Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.
Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk
merebut kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan
Belanda.

14. Tindakan Heroik di Nusa Tenggara


Di Nusa tenggara juga dilakukan usaha perebutan kekuasaan dari
sekutu. Rakyat tetap mengibarkan bendera merah putih dan memakai
Lencana Merah.

15. Tindakan Heroik di Papua


Pada tanggal 14 Maret 1948 para pemuda papua menyerang NICA dan
Tangsi Sorido.Namn serangan itu gagal dan dua orang pemimpinnya dibunuh
dan yang lainnya dipenjara seumur hidup.

16. Tindakan Heroik di Padang dan Bukit Tinggi


Di padang dan bukit tinggi dibentuk balai penerangan pemuda
indonesia dan pemuda republik indonesia. Kedua organisasi pejuang iitu
memelopori pembentukan BKR dan komite nasional Indonesia.

17. Tindakan Heroik di Surakarta


Terjadi pertempuran rakyat dengan Jepang di markas Kempeitai. Dalam
pertempuran gugur pemuda Arifin.

18. Tindakan Heroik di pulau Sumbawa

13
Pada Bulan Desember 1945, para pemuda berusaha merebut senjata
dari jepang dan bentrokan terjadi di Gempe dan di Sape.

19. Tindakan Heroik di Lampung


BKR dan para pemuda berhasil melucuti senjata Jepang di Teluk
Betung, Kalianda dan Manggala.

C. Sejarah Pada Masa Orde Lama (1945 – 1966)


Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di
Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali
Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno
menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial,
yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan
darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan
menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi
dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia
(PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di
parlemen.Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden
Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang
Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat
Presiden Republik Indonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu
tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem
ekonomi komando.Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia
menggunakan sistem pemerintahan parlementer.Presiden Soekarno di
gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di
Indonesia. Saat itu harga-harga melambung tinggi, sehingga pada tahun 1966
mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah rakyat yang turun. Mereka menuntut
Tritura. Jika saat itu rakyat yang turun, mungkin akan terjadi people power
seperti yang terjadi di Philipina.
Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan 1980-an,
namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena ketimpangan dari
pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian
sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan sebagainya mewarnai
politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI

14
pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI
berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang
berdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebut adalah
ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi
kemerdekaan 17 agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman
orde lama partai yang ikut pemilu sebanyak lebih dari 25 partai peserta
pemilu. Masa orde lama ideologi partai berbeda antara yang satu dengan
lainnya, ada Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-
MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll.
Pelaksanaan Pemilu pada Orde Lama hampir sama seperti sekarang.
Penerapan demokrasi orde lama
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang
berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik
ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh
kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari
masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama
adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang
berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,
kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Namun demikian,
Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan kaburnya
identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa
peristiwa pada Orde Lama yangmengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD
Sementara 1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965.
Pembentukan Konstituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno
(1950-1959)
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu
terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara Sumatera Timur dihasilkan
perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak
17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet
parlementer.

15
Era 1950-1959 adalah di mana presiden Soekarno memerintah
menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
Kabinet-kabinet Era Order Lama
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yg
tak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1. 1950-1951-Kabinet Natsir
2. 1951-1952-Kabinet Sukiman-Suwirjo
3. 1952-1953-Kabinet Wilopo
4. 1953-1955-Kabinet Ali Sastroamidjojo I
5. 1955-1956-Kabinet Burhanuddin Harahap
6. 1956-1957-Kabinet Ali Sastroamidjojo II
7. 1957-1959-Kabinet Djuanda
Konstituante, Sistem Parlementer Orde Lama
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yg baru
sesuai amanat UUDS 1950.Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa
membuat konstitusi baru. Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang
Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yg berisi ide untuk kembali pada
UUD 1945. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yg
membubarkan Konstituante. Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Demokrasi Terpimpin
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yg mengakhiri masa parlementer &
digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa
Demokrasi Terpimpin
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
- Kembali berlakunya UUD 1945 & tak berlakunya lagi UUDS 1950
- Pembubaran Konstituante
- Pembentukan MPRS & DPAS
Perekonomian Indonesia Masa Orde Lama
Ketika negara kita sudah merdeka, pada tahun 1945 . Kondisi keadaan
perekonomian negara kita sangat buruk, hal itu disebabkan karena :
1. Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari
satu mata uang di negara kita yang sangat tidak terkendali. Pada waktu itu,
untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javashe Bank ,mata uang
pemerintah Hindia Belanda,dan mata uang pendudukan
Jepang. banyaknya uang yang beredar di negara kita menyebabkan harga-
harga di negara kita menjadi meningkat.
2. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk
menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas negara kosong.

16
4. Ekspliotasi besar-besaran dimasa penjajahan.
Usaha-Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi

1. Bangsa kita melakukan Program Pinjaman oleh menteri keuangan IR.


2. Upaya melakukan blokade dengan menawarkan bantuan padi sebanyak
500.000 ton ke india(karena india merupakan Negara yang mempunyai nasib
sama seperti Indonesia yang pernah di jajah) dan india menyerahkan obat-
obatan ke Indonesia.
3. Konferensi Ekonomi pada bulan februari 1946, yang tujuannya untuk
memperoleh kesepakatan yang bulat ketika menanggulangi masalah-
masalah ekonomi yang mendesar, seperti :masalah produksi, makanan,
sandang.
4. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi ) pada tanggal
19 januari 1947.
Pada masa orde lama ada dua pelaksanaan
1. Masa demokrasi liberal
Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi
liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas
politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan
hal-hal sebagai berikut:
-Dominanya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan
kepentingan bangsa
- Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
- Tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalam
mennetukan dasar negara.

2. Masa demokrasi terpimpin


Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasi trepimpin
adalah kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat kebijaksamaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi terpimpin merupakan kebalikan
dari demokrasi liberal dalam kenyataanya demokrasi yang dijalankan
Presiden Soekarno menyimpang dari prinsip-prinsip negara
demokrasi.Penyimpanyan tersebut antara lain:
a. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
b. Peranan parlemen yang lemah
c. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
d. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan
daerah
e. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang tidak
dijinkan terbit.

17
Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya
pemberontakan G 30 S / PKI pada tanggal 30 September 1965.Demokrasi
terpimpin berakhir karena kegagalan presiden Soekarno dalam
mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada yaitu PKI dan
militer yang sama-sama berpengaruh.PKI ingin membentuk angkatan kelima
sedangkan militer tidak menyetujuinya. Akhir dari demokrasi terpimpin
ditandai dengan dikeluarkannya surat perintah 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno kepada Jenderal Soeharto untuk mengatasi keadaan.
Pada era orde lama (1955-1961), situasi negara Indonesia diwarnai oleh
berbagai macam kemelut ditngkat elit pemerintahan sendiri.Situasi kacau
(chaos) dan persaingan diantara elit politik dan militer akhirnya memuncak
pada peristiwa pembenuhan 6 jenderal pada 1 Oktober 1965 yang kemudian
diikuti dengan dengan krisi politik dan kekacauan sosial. Pada massa ini
persoalan hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan
cenderung semakin jauh dari harapan.

D. Sejarah Pada Masa Orde Baru ( 1966 – 1998 )


Orde Baru adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde
Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir
dengan semangat “koreksi total” atas penyimpangan yang dilakukan oleh
Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu
tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi
bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Masa Jabatan Presiden Suharto
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5
tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-
turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Politik Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik
Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam
negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan
Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada
tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia
“bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan
partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali

18
pada tanggal, 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde
Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik – di Eropa Timur sering
disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai
Komunis Indonesia.Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah
Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai
pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat
“dibuang” ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui
pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk
menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET
(eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai
tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif
yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan
Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan
seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat
dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar
oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi
tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang
pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari
seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang
diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan
dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan
ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga
pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan
sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.
Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-
kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar
pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Warga Tionghoa Warga keturunan Tionghoa juga dilarang
berekspresi.Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga
negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi,
yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi
mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan
pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan

19
oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan
Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada
resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa
Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung
Indonesia waktu itu Memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia
berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan
pemerintahan Indonesia.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit
adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa
Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini
adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga
di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang.Akibatnya agama
Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya
ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia
dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal,
kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai
pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh
komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan.
Konflik Perpecahan Pasca Orde Baru Di masa Orde Baru pemerintah
sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari
media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan “persatuan dan
kesatuan bangsa”. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah
meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya
seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke
Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang
tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap
penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang
banyak mendapatkan bantuan pemerintah.Muncul tuduhan bahwa program
transmigrasi samadengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai
daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.
Perkembangan Kekuasaan Orde Baru
Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,
bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan
UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan yang
terjadi pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan
kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jawaban dari
tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :

20
a. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan PKI
dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966
b. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme
di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib
hukum ( TAPMPRS No. XX / MPRS / 1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan kepada
Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada 20 Pebruari
1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.
Tahap selanjutnya adalah :
a. Penyederhanaan Partai
b. Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif
c. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk
kerjasama ASEAN
d. Kembali menjadi anggota PBB
Kebijakan Pemerintah Orde Baru
Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah
melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka panjang
melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan, yaitu
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanaan pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa ada pemerataan
pembangunan yang menetapkan 8 jalur pemerataan, yakni :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, hususnya
sandang, pangan dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya
bagi generasi muda dan kaum wanita
g. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
h. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Baru


Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru
a. perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000

21
b. sukses transmigrasi
c. sukses KB
d. sukses memerangi buta huruf
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
a. semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
b. pembangunan Indonesia yang tidak merata
c. bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak
merata bagi si kaya dan si miskin)
d. kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
e. kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah
yang dibreidel.

E. Sejarah Pada Masa Era Reformasi (1998 – sekarang)


Sejarah Reformasi 1998 - Banyak hal yang mendorong timbulnya
reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada
ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal
kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan
pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan
kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu
semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan
penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat
pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan
semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan
rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang
oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR”. Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut
dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto
(dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga
sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan
(nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada
institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang
menimbulkan munculnya gerakan reformasi.Gerakan reformasi menuntut untuk
dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam
MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.

22
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap
lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,
di antaranya :
- UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
- UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang
DPR / MPR
- UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
- UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
- UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah
menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber
ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan
kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi
Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada
tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di
dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu,
bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat
menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun
pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan
bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat
pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang
atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau
dilakukan oleh pemerintah.Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di
tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997
telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik
yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus
kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara
mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap
pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR
tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para
mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali
pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai
Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden.Timbul
tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para
mahasiswa dan kalangan intelektual.

23
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak
ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan
mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat
menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan
masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
Krisi moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan
Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian
Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi
global tersebut.Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah
lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan
dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk
membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan
pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank
bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan
begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara,
tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah
mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin
memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok
sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang
naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan
IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah
belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah
menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia
tidak terlepas dari masalah utang luar negeri.
Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah
satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri
Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi
merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6
februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak
swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat.

24
Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap
Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan
perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan
korupsi serta tingginya kredit macet.
Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai
tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun
tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia
merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan yang masih
rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde
Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila.Dalam Pasal
33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa
pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh
para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai
dengan korupsi dan kolusi.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan
oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola
pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan
bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada
bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah
diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di
daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga dapat dilihat dari
pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan yang
berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama.Namun peristiwa yang terjadi
di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah
bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang,
halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah.
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada
tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di
Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai itu berubah
menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti
yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin
Royan.

25
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan
kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang
dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Soeharto kembali ke Indonesia, namun tuntutan dari masyarakat agar
Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak disampaikan.Rencana
kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan dialog dengan
para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi mimbar bebas dan mereka
memilih untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan
reformasi total di penuhinya. Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat
demontrasinya agar presiden Soeharto mengundurkan diri akhirnya mendapat
tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18
Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden
Soeharto mengundurkan diri.
Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama,
tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden mengumumkan
tentang pembentukan Dewan Reformasi, melakukan sebagai Presiden. Dalam
perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan
kabinet tidak dapat dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden
Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden Republik
Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden kepada Wakil Presiden Republik
Indonesia, B.J. Habibie dan langsung diambil sumpahnya oleh Mahkamah
Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.

Pengangkatan B.J. Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia


Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 21 Mei 1998.Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden
Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang
mkelanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Habibie yang menjabat sebagai Presiden menghadapi keberadaan
Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan
budaya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk
dapat mengatasi krisis ekonomi dan politik. Untuk menjalankan pemerintahan,
Presiden Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa dibantu
oleh menteri-menteri dari kabinetnya.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J.
Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu
diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.

26
Dalam bidang Ekonomi, Pemerintahan Habibie berusaha keras untuk
melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan
Habibie untuk memperbaiki perekonomian Indonesia diantaranya :
a. Merekapitulasi perbankan
b. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
c. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
d. Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga di
bawah Rp. 10.000,-
e. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF
Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era
reformasi mengupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang
transparan serta merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan umum
yang akan diselenggarakan dibawah pemerintahan Presiden Habibie
merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga
membebaskan beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman
pemerintahan Soeharto. Kemudian, Presiden Habibie juga mencabut larangan
berdirinya serikat-serikat buruh independent.
Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Pada masa Pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan
pendapatnya di muka umum.Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa
sajayang ingin menyampaikan pendpat,baik dalam bentuk rapat-rapat umum
maupun unjuk rasa atau demonstrasi. Namun untuk demonstrasi,setiaplembaga
atau organisasiyang ingin melakukan demonstrasi hendaknyua mendapat izin
dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demonstrasi
tersebut. Hal ini karena pihak kepolisian mengaju pada UU No.28 tentang
Kepolisian Republik Indonesia.
Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa,
pemerintahan bersama DPR berhasil merampungkan perundang-undangan
yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi, adalah UU No. 9 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Masalah Dwifungsi ABRI
Setelah Reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR
mulai dikurangi secara bertahap yaitu 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain
yang ditempuh adalah ABRI semula terdiri empatt angkatan yaitu Angkatan
Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999
POLRI memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi
Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari AD,
AL, dan AU.

27
Reformasi Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Habibie dilakukan pembongkaran terhadapt
berbagai produksi hukum atau undang-undang yang dibuat pada masa Orba,
maka tampak jelas adanya karakter hukum yang mengebiri hak-hak.
Selama Pemerintrahan Orba, karakter hukum cenderung bersifat
konservatif, ortodoks, maupun elitis. Sedangkan hukum ortodoks lebih tertutup
terhadap kelompok – kelompok sosial maupun individu di dalam
masyarakat. Pada hukum yang berkarakter tersebut, maka porsi rakyat
sangatlah kecil, bahkan bias dikatakan tidak ada sama sekali.
Oleh karena itu, produk hukum dari masa Pemerintahan Orba sangat tidak
mungkin untuk dapat menjamin atau memberikan perlindungan tehadap Hak-
hak Asasi Manusia (HAM), berkembangnya demokrasi serta munculnya
kreativitas masyarakat.

28
Universitas Esa Unggul

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Bangsa Indonesia” dapat


disimpulkan bahwa :
1. Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya
peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan detik-detik
proklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung
Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera
memproklamasikan negara Indonesia merdeka.
2. Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di rumah
laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta. Para
perumus teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad
soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan diketik oleh
Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta,
atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali
dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).
3. Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah
BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat,
sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun
dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18
Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu
mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD
1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,Ahmad subardjo, dan
Fatmawati.
4. Sesuai dengan pernyataan politik yang dikeluarkan oleh ratu Belanda
Wilhelmina tanggal 6 Desember 1942, maka Belanda bermaksud kembali lagi ke
daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia II. Belanda datang ke
Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan Inggris
mendarat pada tanggal 24 Agustus 1945.
5. Setelah kemerdekaan dikumandangkan peristiwa-peristiwa heroik pun tidak
terbendungkan di berbagai daerah yaitu : Pertempuran lima hari di Semarang,
Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area,
Pertempuran Bandung Lautan Api, Pertempuran Margarana, Pertempuran Laut
Aru, Tindakan Heroik di Yogyakarta, Peristiwa 11 Nopember 1946 di Sulawesi
Selatan, Tindakan Heroik di Aceh, Tindakan Heroik di Palembang, Tindakan
Heroik di Kalimantan, Peristiwa Merah Putih di Manado, Tindakan Heroik di
Nusa Tenggara, Tindakan Heroik di Papua, Tindakan Heroik di Padang dan Bukit

29
Tinggi, Tindakan Heroik di Surakarta, Tindakan Heroik di Pulau Sumbawa, dan
Tindakan Heroik di Lampung.
6. Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di
Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 – 1966.
7. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang
kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar
Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan
dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.
8. Orde Baru adalah era pemerintahan Soeharto dari tahun 1966-1998 yang
menggantikan Orde Lama yaitu pada masa pemerintahan Soekarno.
9. Perombakan besar pada masa orde baru oleh Soeharto berpengaruh besar
pada majunya Negara Indonesia, namun seiring dengan banyaknya korupsi
merajalela pada zaman itu ada pula pengaruh negatifnya.
10. Era reformasi adalah era pemerintahan dari turunnya Soeharto yaitu B.J.
Habibie sampai pemerintahan ini dari tahun 1998 sampai sekarang
11. Pada era reformasi ini diberlakukanya pemilihan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dibawah pemerintahan B.J. Habibie (pertama
kalinya)
12. Pada masa era reformasi orang bebas mengemukakan pendapatnya baik
dalam rapat-rapat umum atau unjuk rasa (demonstrasi) dan dikeluarkanyan UU
No. 9 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

B. Saran
Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari
Negara-negara lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang
ataupun Cina. Andaikan ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan
kebudayaan Indonesia, nilai-nilai sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi
bagi generasi baru akan muncul kembali ke permukaan dan membentuk identitas
bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak generasi muda yang
memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal yang
menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni
alamnya sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer
karena kurang adanya inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut.
Karena ini, inisiatid dan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia
harus disampaikan sedari dini dan memanfaatkan situs-situs seperti
Karangkamulyan sebagai salah satu alternative objek wisata yang mendidik dan
tidak membosankan.

30
Karena itu langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya
sejarah dan menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki
bangsa Indonesia dari sejak dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-
anak dan bersekolah dasar. Situs-situs budaya seperti Karangkamulyan yang
masih dirawat oleh pemerintah sebetulnya sangatlah penting untuk dijadikan
pembelajaran anak-anak sedari mereka kecil. Situs-situs seprti Karangkamulyan
memiliki nilai lebih daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum juga
dapat mengangkat kepedulian masyarakat akan peninggalan sejarah di Indonesia.

31
Universitas Esa Unggul

DAFTAR PUSTAKA

http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/24/makalah-sejarah-perjuangan-kemerdekaan-
indonesia-457876.html
http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/02/peristiwa-peristiwa-heroik-setelah.html
http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html
https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/team-
announcements/sejarahmasareformasi
http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-sejarah-orde-baru.html
http://history1978.wordpress.com/

32

Anda mungkin juga menyukai