Oleh :
Yoni Putri Nabilah
20210311062
1
Universitas Esa Unggul
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “SEJARAH BANGSA INDONESIA”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Bahasa Indonesia Universitas Esa Unggul Jakarta.
Dalam Penulisan makalah ini saya sebagai penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih atas partisipasi yang diberikan untuk
membaca makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
2
Universitas Esa Unggul
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A...Latar Belakang Masalah......................................................................4
B...Rumusan Masalah............................................................................... 4
C...Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D...Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan............ 6
B. Peristiwa – Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan........................... 9
C. Sejarah Pada Masa Orde Lama (1945-1966)......................................14
D. Sejarah Pada Masa Orde Baru (1966-1998)........................................18
E. Sejarah Pada Masa Era Reformasi (1998-sekarang)....................... 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 32
3
Universitas Esa Unggul
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon,
artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke
tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat
manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang
telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S.
Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian
sebagai berikut:
1. Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau.
3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah
merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa.
1. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak
pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
2. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam
menentukan kehidupan orang banyak.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Bangsa Indonesia, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
pra kemerdekaan ?
2. Peristiwa – peristiwa heroik apa saja pasca kemerdekaan ?
3. Bagaimana sejarah pada masa orde lama (1945 – 1966) ?
4. Bagaimana sejarah pada masa orde baru (1966 – 1998) ?
5. Bagaimana sejarah pada masa era reformasi (1998 – sekarang) ?
4
6. Inilah sub tema pokok yang akan penyusun bahas dalam makalah
ini walaupun nantinya ada pembahsan yang penyusun uraikan akan timbul
permasalahan – permasalahan lain.
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi – Manajemen Perusahaan Universitas
Pancasakti Tegal dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra
kemerdekaan
2. Untuk mengetahui peristiwa – peristiwa heroik pasca kemerdekaan
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde lama
4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde baru
5. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa era reformasi
C. Manfaat Penulisan
5
Universitas Esa Unggul
BAB II
PEMBAHASAN
6
Serikat, apabila mereka menyerbu Indonesia. Dan saat itu tiba pada
pertengahan tahun 1945 ketika tentara Serikat mendarat di pelabuhan
minyak Balikpapan.Dalam keadaan yang gawat ini, pemimpin pemerintah
pendudukan Jepang di Jawa membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai). Badan itu
beranggotakan tokoh- tokoh utama Pergerakan Nasional Indonesia dari
segenap daerah dan aliran dan meliputi pula Soekarno- Hatta.
Sebagai ketuanya ditunjuk dr. Radjiman Wedyodiningrat seorang
nasionalis tua, dengan dua orang wakil ketua, yang seorang dari Indonesia
dan yang lain orang Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945 dilakukan upacara
pelantikan anggota Dokuritsu Junbi Cosakai, sedangkan persidangan
pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1
Juni 1945. Persidangan pertama itu dipusatkan kepada usaha merumuskan
dasar filsafat bagi negara Indonesia Merdeka. Dalam sidang 29 Mei, Mr.
Muh. Yamin di dalam pidatonya mengemukakan lima azas dan dasar negara
kebangsaan Republik Indonesia berikut ini.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kemudian pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya
mengenai dasar filsafat negara Indonesia Merdeka yang juga terdiri atas 5
azas berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ia menambahkan pula nama Pancasila kepada kelima azas itu yang
dikataknnya “atas usul seorang teman ahli bahasa”. Sesudah persidangan
pertama itu, Dokuritsu Junbi Cosakai menunda persidangannya sampai
bulan juli.Sementara itu pada tanggal 22 Juni 1945, 9 orang
anggotanya yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad
subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakkir, Wachid hasyim, H. Agus
salim dan Abikusno TjokroSuyoso membentuk suatu panitia kecil.
Panitia kecil ini menghasilkan suatu dokumen yang berisi rumusan azas
dan tujuan negara Indonesia merdeka. Dokumen ini kemudian dikenal
dengan nama “Piagam Jakarta” sesuai dengan penamaan
Muh. Yamin. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945, Dokuritsu Junbi
Cosakai dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan
7
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman dipanggil oleh Panglima tertinggi Mandala
Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara, yakni Marsekal
Darat Hisaici Terauci ke markas besarnya di Dalat (Vietnam selatan). Kepada
ketiga pemimpin Indonesia itu, disampaikan oleh Marsekal Terauci bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia.Persoalan siapa yang sebaiknya menandatangani
Proklamasi ini. Sukarni yang mengusulkan agar teks proklamasi sebaiknya
ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas namabangsa
Indonesia. Usul itu diterima oleh seluruh hadirin, dan konsep itu kemudian
diketik oleh Sayuti Melik. Naskah yang telah diketik oleh Sayuti Melik dan
kemudian ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta inilah yang
merupakan naskah proklamasi yang otentik (sejati). Malam itu juga
diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akandibacakan di
tempat kediaman Ir. Soekarno, yaitu Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
(sekarang Jl. Proklamasi).
8
sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebelum terbentuknya DPR hasil
pilihan rakyat. Sejak hari itu sampai awal September, Presiden dan wakil
Presiden membentuk kabinet yang sesuai dengan UUD 1945 dipimpin oleh
Presiden sendiri dan mempunyai 12 departemen serta menentukan wilayah
RI dari Sabang sampai Merauke yang dibagi menjadi 8 propinsi yang masing-
masing dikepalai oleh seorang Gubernur. Propinsi-propinsi itu adalah
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Untuk menjaga keamanan, telah dibentuk Badan Keamanan Rakyat
(BKR) pada masing-masing daerah sebagai munsur dari pada KNI
daerah. Pemerintah dengan sengaja tidak mau segera membentuk sebuah
tentara nasional, karena khawatir bahwa hal itu akan menimbulkan
kecurigaan dan sikap permusuhan dari pihak serikat. Para pemuda merasa
tidak puas dengan kebijaksanaan pemerintah ini. Mereka berpendapat
bahwa Pemerintah harus segera membentuk sebuah tentara nasional
sebagai aparat kekuasaan negara yang baru itu. Golongan pemuda yang
tidak puas itu sebagian membentuk badan-badan perjuangan. Sebaliknya
pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho, KNIL dan anggota badan-badan semi
militer, memutuskan untuk memasuki BKR di daerahnya masing-masing dan
menjadikan badan itu wahana bagi perjuangan bersenjata menegakkan
kedaulatan Republik Indonesia. Mereka menganggap dirinya
pejuang, sama dengan pemuda-pemuda yang membentuk badan- badan
perjuangan. Pada bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan
Sahrir dan Amir Syarifudin berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan
mendorong dibentuknya sebuah Badan Pekerja yang kemudian dikenal
dengan sebutan BP-KNIP. Langkah berikutnya adalah mendesak
terbentuknya sebuah kabinet parlementer di bawah pimpinan seorang
Perdana Menteri (suatu hal yang menyimpang dari UUD 1945). Tidak
mengherankan bahwa yang diangkat sebagai perdana menteri adalah tokoh
sosialis, mula Syahrir dan kemudian Amir Syarifudin. Perkembangan politik
selanjutnya adalah dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3
November 1945 yang ditandatangani oleh wakil presiden Hatta yang
mencanangkan pembentukan partai-partai politik. Maka terbentuklah partai-
partai seperti cendawan di musim hujan.
9
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah
serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan
Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat
Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa
10 November – perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan
sekutu dan Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945
(walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan
berakhir tanggal 20 Oktober 1945.
2. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah
perang antara pihak tentara Indonesia dan pasuka Belanda Peristiwa besar
ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, Jawa
Timur.. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan satu
pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarahnRevolusi Indonesia yang
menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus
1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera
nasional sang saka merah putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia,
gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok
kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi
pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru (bernama Oranje
Hotel zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit di Jl. Tunjungan no.
65 Surabaya.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa atau yang sering disebut sebagai palagan
Ambarawa memang menarik. Secara singkat, dapat diceritakan bahwa
disebut Pertempuran Ambarawa karena memang terjadinya
di kota Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah diawali sejak Oktober
1945, di mana pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu mendarat di
Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel
10
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil,
pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab
komando Inggris.Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akandikembalikan
kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki
berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah
satu kota yang akan didatangi Inggris dengan “menyelundupkan” NICA
Belanda adalah Medan.
6. Pertempuran Margarana
Latar belakang munculnya puputan Margarana atau pertempuran
Margarana sendiri bermula dari Perundingan Linggarjati. Pada tanggal 10
November 1946, Belanda melakukan perundingan linggarjati dengan
pemerintah Indonesia. Salah satu isi dari perundingan Linggajati adalah
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda
diharuskan sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1
Januari 1949. Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan
pasukannya kurang lebih 2000 tentara di Bali yang diikuti oleh tokoh-tokoh
yang memihak Belanda. Tujuan dari pendaratan Belanda ke Bali sendiri
adalah untuk menegakkan berdirinya Negara Indonesia Timur. Pada waktu
itu Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang menjabat sebagai Komandan
Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke Yogyakarta untuk mengadakan
konsultasi dengan Markas tertinggi TRI, sehingga dia tidak mengetahui
tentang pendaratan Belanda tersebut.
11
8. Tindakan Heroik di Yogyakarta
Pada tanggal 26 September 1945 terjadi perebutan kekuasaan dan para
pegawai negeri semua mogok karena peristiwa ini. Sejak pukul 10.00, mereka
mogok bekerja dan memaksa Jepang untuk menyerahkan
semua kantor Jepang ke Indonesia. Diperkuat oleh pengumuman oleh KNI DI
Yogyakarta pada 26 September 1945 bahwa kekuasaan di daerah itu
sekarang berada di tangan pemerintah RI. Kemudian terjadilah demo
dan para pemuda berusaha untuk merebut senjata dan peralatan perang,
sedapat mungkin tanpa melalui jalan kekerasan. Tapi karena usaha
perundingan gagal, pada 1 Oktober malam, para pemuda, BKR dan kepolisian
menyerbu Tansi Otsuka Butaiyang berada di kota baru. Malam itu
juga Otsuka Butai menyerah setelah 18 orang pemuda polisi gugur.
12
Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr.A.K.Gani memimpin rakyat
mengadakan upacar pengibarab Bendera Merah-Putih.Perekutan kekuasaan
di Plembnag dilakukan tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha menghindari
pertempuran.
13
Pada Bulan Desember 1945, para pemuda berusaha merebut senjata
dari jepang dan bentrokan terjadi di Gempe dan di Sape.
14
pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI
berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang
berdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebut adalah
ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi
kemerdekaan 17 agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman
orde lama partai yang ikut pemilu sebanyak lebih dari 25 partai peserta
pemilu. Masa orde lama ideologi partai berbeda antara yang satu dengan
lainnya, ada Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-
MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll.
Pelaksanaan Pemilu pada Orde Lama hampir sama seperti sekarang.
Penerapan demokrasi orde lama
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang
berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik
ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh
kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari
masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama
adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang
berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,
kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Namun demikian,
Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan kaburnya
identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa
peristiwa pada Orde Lama yangmengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD
Sementara 1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965.
Pembentukan Konstituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno
(1950-1959)
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu
terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara Sumatera Timur dihasilkan
perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak
17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet
parlementer.
15
Era 1950-1959 adalah di mana presiden Soekarno memerintah
menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
Kabinet-kabinet Era Order Lama
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yg
tak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1. 1950-1951-Kabinet Natsir
2. 1951-1952-Kabinet Sukiman-Suwirjo
3. 1952-1953-Kabinet Wilopo
4. 1953-1955-Kabinet Ali Sastroamidjojo I
5. 1955-1956-Kabinet Burhanuddin Harahap
6. 1956-1957-Kabinet Ali Sastroamidjojo II
7. 1957-1959-Kabinet Djuanda
Konstituante, Sistem Parlementer Orde Lama
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yg baru
sesuai amanat UUDS 1950.Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa
membuat konstitusi baru. Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang
Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yg berisi ide untuk kembali pada
UUD 1945. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yg
membubarkan Konstituante. Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Demokrasi Terpimpin
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yg mengakhiri masa parlementer &
digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa
Demokrasi Terpimpin
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
- Kembali berlakunya UUD 1945 & tak berlakunya lagi UUDS 1950
- Pembubaran Konstituante
- Pembentukan MPRS & DPAS
Perekonomian Indonesia Masa Orde Lama
Ketika negara kita sudah merdeka, pada tahun 1945 . Kondisi keadaan
perekonomian negara kita sangat buruk, hal itu disebabkan karena :
1. Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari
satu mata uang di negara kita yang sangat tidak terkendali. Pada waktu itu,
untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javashe Bank ,mata uang
pemerintah Hindia Belanda,dan mata uang pendudukan
Jepang. banyaknya uang yang beredar di negara kita menyebabkan harga-
harga di negara kita menjadi meningkat.
2. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk
menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas negara kosong.
16
4. Ekspliotasi besar-besaran dimasa penjajahan.
Usaha-Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi
17
Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya
pemberontakan G 30 S / PKI pada tanggal 30 September 1965.Demokrasi
terpimpin berakhir karena kegagalan presiden Soekarno dalam
mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada yaitu PKI dan
militer yang sama-sama berpengaruh.PKI ingin membentuk angkatan kelima
sedangkan militer tidak menyetujuinya. Akhir dari demokrasi terpimpin
ditandai dengan dikeluarkannya surat perintah 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno kepada Jenderal Soeharto untuk mengatasi keadaan.
Pada era orde lama (1955-1961), situasi negara Indonesia diwarnai oleh
berbagai macam kemelut ditngkat elit pemerintahan sendiri.Situasi kacau
(chaos) dan persaingan diantara elit politik dan militer akhirnya memuncak
pada peristiwa pembenuhan 6 jenderal pada 1 Oktober 1965 yang kemudian
diikuti dengan dengan krisi politik dan kekacauan sosial. Pada massa ini
persoalan hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan
cenderung semakin jauh dari harapan.
18
pada tanggal, 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde
Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik – di Eropa Timur sering
disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai
Komunis Indonesia.Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah
Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai
pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat
“dibuang” ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui
pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk
menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET
(eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai
tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif
yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan
Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan
seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat
dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar
oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi
tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang
pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari
seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang
diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan
dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan
ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga
pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan
sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.
Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-
kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar
pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Warga Tionghoa Warga keturunan Tionghoa juga dilarang
berekspresi.Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga
negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi,
yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi
mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan
pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan
19
oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan
Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada
resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa
Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung
Indonesia waktu itu Memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia
berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan
pemerintahan Indonesia.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit
adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa
Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini
adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga
di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang.Akibatnya agama
Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya
ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia
dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal,
kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai
pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh
komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan.
Konflik Perpecahan Pasca Orde Baru Di masa Orde Baru pemerintah
sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari
media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan “persatuan dan
kesatuan bangsa”. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah
meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya
seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke
Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang
tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap
penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang
banyak mendapatkan bantuan pemerintah.Muncul tuduhan bahwa program
transmigrasi samadengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai
daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.
Perkembangan Kekuasaan Orde Baru
Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,
bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan
UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan yang
terjadi pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan
kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jawaban dari
tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :
20
a. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan PKI
dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966
b. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme
di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib
hukum ( TAPMPRS No. XX / MPRS / 1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan kepada
Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada 20 Pebruari
1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.
Tahap selanjutnya adalah :
a. Penyederhanaan Partai
b. Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif
c. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk
kerjasama ASEAN
d. Kembali menjadi anggota PBB
Kebijakan Pemerintah Orde Baru
Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah
melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka panjang
melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan, yaitu
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanaan pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa ada pemerataan
pembangunan yang menetapkan 8 jalur pemerataan, yakni :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, hususnya
sandang, pangan dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya
bagi generasi muda dan kaum wanita
g. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
h. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.
21
b. sukses transmigrasi
c. sukses KB
d. sukses memerangi buta huruf
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
a. semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
b. pembangunan Indonesia yang tidak merata
c. bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak
merata bagi si kaya dan si miskin)
d. kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
e. kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah
yang dibreidel.
22
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap
lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,
di antaranya :
- UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
- UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang
DPR / MPR
- UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
- UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
- UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah
menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber
ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan
kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi
Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada
tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di
dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu,
bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat
menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun
pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan
bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat
pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang
atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau
dilakukan oleh pemerintah.Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di
tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997
telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik
yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus
kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara
mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap
pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR
tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para
mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali
pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai
Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden.Timbul
tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para
mahasiswa dan kalangan intelektual.
23
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak
ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan
mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat
menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan
masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
Krisi moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan
Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian
Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi
global tersebut.Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah
lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan
dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk
membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan
pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank
bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan
begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara,
tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah
mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin
memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok
sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang
naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan
IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah
belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah
menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia
tidak terlepas dari masalah utang luar negeri.
Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah
satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri
Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi
merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6
februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak
swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat.
24
Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap
Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan
perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan
korupsi serta tingginya kredit macet.
Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai
tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun
tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia
merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan yang masih
rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde
Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila.Dalam Pasal
33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa
pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh
para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai
dengan korupsi dan kolusi.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan
oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola
pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan
bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada
bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah
diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di
daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga dapat dilihat dari
pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan yang
berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama.Namun peristiwa yang terjadi
di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah
bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang,
halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah.
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada
tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di
Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai itu berubah
menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti
yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin
Royan.
25
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan
kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang
dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Soeharto kembali ke Indonesia, namun tuntutan dari masyarakat agar
Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak disampaikan.Rencana
kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan dialog dengan
para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi mimbar bebas dan mereka
memilih untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan
reformasi total di penuhinya. Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat
demontrasinya agar presiden Soeharto mengundurkan diri akhirnya mendapat
tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18
Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden
Soeharto mengundurkan diri.
Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama,
tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden mengumumkan
tentang pembentukan Dewan Reformasi, melakukan sebagai Presiden. Dalam
perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan
kabinet tidak dapat dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden
Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden Republik
Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden kepada Wakil Presiden Republik
Indonesia, B.J. Habibie dan langsung diambil sumpahnya oleh Mahkamah
Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
26
Dalam bidang Ekonomi, Pemerintahan Habibie berusaha keras untuk
melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan
Habibie untuk memperbaiki perekonomian Indonesia diantaranya :
a. Merekapitulasi perbankan
b. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
c. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
d. Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga di
bawah Rp. 10.000,-
e. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF
Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era
reformasi mengupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang
transparan serta merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan umum
yang akan diselenggarakan dibawah pemerintahan Presiden Habibie
merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga
membebaskan beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman
pemerintahan Soeharto. Kemudian, Presiden Habibie juga mencabut larangan
berdirinya serikat-serikat buruh independent.
Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Pada masa Pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan
pendapatnya di muka umum.Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa
sajayang ingin menyampaikan pendpat,baik dalam bentuk rapat-rapat umum
maupun unjuk rasa atau demonstrasi. Namun untuk demonstrasi,setiaplembaga
atau organisasiyang ingin melakukan demonstrasi hendaknyua mendapat izin
dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demonstrasi
tersebut. Hal ini karena pihak kepolisian mengaju pada UU No.28 tentang
Kepolisian Republik Indonesia.
Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa,
pemerintahan bersama DPR berhasil merampungkan perundang-undangan
yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi, adalah UU No. 9 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Masalah Dwifungsi ABRI
Setelah Reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR
mulai dikurangi secara bertahap yaitu 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain
yang ditempuh adalah ABRI semula terdiri empatt angkatan yaitu Angkatan
Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999
POLRI memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi
Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari AD,
AL, dan AU.
27
Reformasi Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Habibie dilakukan pembongkaran terhadapt
berbagai produksi hukum atau undang-undang yang dibuat pada masa Orba,
maka tampak jelas adanya karakter hukum yang mengebiri hak-hak.
Selama Pemerintrahan Orba, karakter hukum cenderung bersifat
konservatif, ortodoks, maupun elitis. Sedangkan hukum ortodoks lebih tertutup
terhadap kelompok – kelompok sosial maupun individu di dalam
masyarakat. Pada hukum yang berkarakter tersebut, maka porsi rakyat
sangatlah kecil, bahkan bias dikatakan tidak ada sama sekali.
Oleh karena itu, produk hukum dari masa Pemerintahan Orba sangat tidak
mungkin untuk dapat menjamin atau memberikan perlindungan tehadap Hak-
hak Asasi Manusia (HAM), berkembangnya demokrasi serta munculnya
kreativitas masyarakat.
28
Universitas Esa Unggul
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
29
Tinggi, Tindakan Heroik di Surakarta, Tindakan Heroik di Pulau Sumbawa, dan
Tindakan Heroik di Lampung.
6. Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di
Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 – 1966.
7. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang
kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar
Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan
dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.
8. Orde Baru adalah era pemerintahan Soeharto dari tahun 1966-1998 yang
menggantikan Orde Lama yaitu pada masa pemerintahan Soekarno.
9. Perombakan besar pada masa orde baru oleh Soeharto berpengaruh besar
pada majunya Negara Indonesia, namun seiring dengan banyaknya korupsi
merajalela pada zaman itu ada pula pengaruh negatifnya.
10. Era reformasi adalah era pemerintahan dari turunnya Soeharto yaitu B.J.
Habibie sampai pemerintahan ini dari tahun 1998 sampai sekarang
11. Pada era reformasi ini diberlakukanya pemilihan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dibawah pemerintahan B.J. Habibie (pertama
kalinya)
12. Pada masa era reformasi orang bebas mengemukakan pendapatnya baik
dalam rapat-rapat umum atau unjuk rasa (demonstrasi) dan dikeluarkanyan UU
No. 9 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
B. Saran
Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari
Negara-negara lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang
ataupun Cina. Andaikan ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan
kebudayaan Indonesia, nilai-nilai sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi
bagi generasi baru akan muncul kembali ke permukaan dan membentuk identitas
bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak generasi muda yang
memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal yang
menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni
alamnya sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer
karena kurang adanya inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut.
Karena ini, inisiatid dan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia
harus disampaikan sedari dini dan memanfaatkan situs-situs seperti
Karangkamulyan sebagai salah satu alternative objek wisata yang mendidik dan
tidak membosankan.
30
Karena itu langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya
sejarah dan menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki
bangsa Indonesia dari sejak dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-
anak dan bersekolah dasar. Situs-situs budaya seperti Karangkamulyan yang
masih dirawat oleh pemerintah sebetulnya sangatlah penting untuk dijadikan
pembelajaran anak-anak sedari mereka kecil. Situs-situs seprti Karangkamulyan
memiliki nilai lebih daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum juga
dapat mengangkat kepedulian masyarakat akan peninggalan sejarah di Indonesia.
31
Universitas Esa Unggul
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/24/makalah-sejarah-perjuangan-kemerdekaan-
indonesia-457876.html
http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/02/peristiwa-peristiwa-heroik-setelah.html
http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html
https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/team-
announcements/sejarahmasareformasi
http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-sejarah-orde-baru.html
http://history1978.wordpress.com/
32