Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PERISTIWA PENTING SEKITAR


PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

GURU MATA PELAJARAN :


Nining Saerang, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
Amalia Ghifarina
Arumdati Putri
Maycha Nurul Faizha
Muhammad Nur Adnan
Putri Aulia Ramadani
Refa Ratu Febrisa

SMA NEGERI 1 PALU

XI IPA 1

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ PERISTIWA PENTING
SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sejarah Indonesia yang beberapa isinya dikutip berdasarkan sejarah
dalam buku cetak dan internet.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Nining Saerang, S.Pd., M.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah
Indonesia yang telah mengajar dan membimbing kami dalam proses pembuatan
makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam proses penyusunan makalah kami. Semoga kebaikan kalian
semua dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari
makalah ini. Kami berharap semoga apa yang kami jelaskan dalam makalah ini
dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para pembaca. Mohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan kalimat di dalam makalah ini.

Palu, 16 Februari 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
ABSTRAK..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................1
1.2 TUJUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
2.1 PERIODE AKHIR PENDUDUKAN JEPANG.................................2
2.2 PERISTIWA RENGASDENGKLOK...............................................3
2.3 PERUMUSAN NASKAH TEKS PROKLAMASI...........................3
2.5 PENYEBARAN BERITA KEMERDEKAAN INDONESIA...........9
2.6 DUKUNGAN TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA........9
BAB III PENUTUP....................................................................................13
3.1 KESIMPULAN................................................................................13
3.2 SARAN............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................14

3
ABSTRAK

Pada awal tahun 1944, Jepang mulai mengalami banyak kekalahan dalam
perang. 6 Agustus 1945, merupakan hari di mana pasukan Sekutu berhasil
menjatuhkan bom di kota Hiroshima, Jepang, berselang tiga hari setelahnya,
pasukan sekutu kembali menjatuhkan bom atom di Kota Nagasaki. Akibatnya,
ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Jepang
akhirnya takluk di tangan sekutu pada 15 Agustus 1945. Golongan muda yang
dipimpin oleh Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno dan Hatta untuk
mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Beberapa pemuda seperti Chaerul Saleh,
Wikana, dan lainnya menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16
Agustus 1945. Ini terjadi akibat tidak disetujuinya tuntutan mereka untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno dan Hatta menganggap bahwa
keputusan tersebut bisa menyebabkan pertumpahan darah dengan Jepang. Mereka
sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan keesokan harinya. Pada
akhirnya, Soekarno dan Hatta kembali dibawa ke Jakarta. Di tanggal yang sama,
rapat perumusan teks proklamasi digelar di rumah Laksamana Maeda, yang
dihadiri oleh beberapa anggota golongan muda. Teks proklamasi ditulis oleh
Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan.
Upacara pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945 berjalan
dengan lancar yang bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta dihadiri
oleh tokoh-tokoh bangsa dan masyarakat. Yang dilanjutkan dengan pengibaran
bendera Merah Putih, dan sambutan oleh Wali kota Jakarta beserta wakilnya.
Berita kemerdekaan lalu disebarkan melalui Hoso Kanrikyoku (Radio Republik
Indonesia atau RRI) dan Domei (Antara). Berita ini juga menyebar lewat surat
kabar Suara Asia dan juga melalui mulut ke mulut.

Kata Kunci : Jepang, Sekutu, Proklamasi, Kemerdekaan, Rengasdengklok.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung selama 3,5 tahun lamanya
yang dimulai pada Januari 1942 hingga pada Agustus 1945. Pada 10 Januari 1942,
tentara Jepang pertama kali mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, Indonesia.
Tujuan tentara Jepang datang ke Indonesia yakni untuk menguasai sumber daya
alam, seperti minyak bumi, yang berguna dalam perang tentara Jepang melawan
Sekutu serta mendukung industri Jepang pada saat itu. Jepang menjadikan Jawa
sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara dan
Sumatra sebagai sumber minyak utama. Kala itu Bangsa Indonesia sangat gembira
menyambut kedatangan tentara Jepang. Mereka juga menambahkan bahwa mereka
adalah “Saudara tua” bangsa Indonesia. Namun lama-kelamaan, keadaan tersebut
berubah karena kebijakan Jepang yang sangat menyengsarakan rakyat Indonesia.
Yang pada akhirnya berujung pada perlawanan antara rakyat Indonesia dengan
tentara Jepang.
Jepang akhirnya tunduk kepada Sekutu setelah kota Hiroshima dijatuhi
bom atom oleh Angkatan Udara Amerika pada tanggal 6 Agustus 1945. 3 hari
setelahnya, kota Nagasaki hancur karena dijatuhi bom atom oleh Angkatan Udara
Amerika. Kekalahan Jepang pada Perang Asia Pasifik ini tentu saja memberi
keuntungan bagi Indonesia, sebab saat itu terjadi kekosongan penjajah Jepang di
Indonesia.

1.2 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
kami selaku penulis dapat memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Memberikan rentetan informasi sejarah kepada pembaca secara lengkap
dan mudah dimengerti mengenai peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
2. Makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi atau pedoman
atau acuan bagi para murid dalam mempelajari Sejarah Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERIODE AKHIR PENDUDUKAN JEPANG


Sejak awal tahun 1944, kondisi kekuatan Jepang dalam Perang Pasifik kian
melemah. Awalnya Jepang selalu memenangi pertempuran, akan tetapi pada tahun
itu juga, Jepang banyak mengalami kekalahan. Hingga akhirnya Jepang semakin
terdesak, beberapa pusat pertahanan di Jepang termasuk Kepulauan Saipan jatuh ke
tangan Amerika Serikat. Terdesaknya pasukan Jepang menjadi berita
menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Harapan bangsa Indonesia agar terjadi
perubahan sikap terhadap penguasa Jepang ternyata terwujud. Jepang semakin
terpuruk, semangat tempur tentara Jepang makin merosot, persediaan senjata dan
amunisi terus berkurang dan banyak kapal perang yang hilang, keadaan semakin
diperburuk dengan perlawanan rakyat yang semakin menyala.
Kekalahan Jepang dalam berbagai pertempuran juga dipersulit dengan
adanya berbagai perlawanan yang berlangsung di beberapa daerah di Indonesia,
antara lain di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, Perlawanan rakyat
Tasikmalaya dipimpin oleh KH. Zainal Mustofa, dan Perlawanan PETA di Blitar
yang dipimpin oleh Supriyadi. Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Nideki Tojo
diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso. 1 Maret 1945, Panglima Jepang Letnan
Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidikan
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tanggal 6 Agustus
1945 kota Hirosima dibom atom oleh sekutu dan pada 7 Agustus 1945
dibubarkannya BPUPKI dan dibentuknya PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).
• Jepang menyerah kepada Sekutu
PPKI yang dipimpin oleh Ir. Soekarno beserta Moh. Hatta dan Dr.
Rajiman Widyadiningrat berangkat ke Dalat, Vietnam pada tanggal 2 Agustus
1945 yang bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemerdekaan
Indonesia. Pada 6 Agustus 1945, pasukan Sekutu menjatuhkan bom atom di Kota
Hiroshima, Jepang. 3 hari setelahnya pada tanggal 9 Agustus 1945 pasukan
sekutu kembali menjatuhkan bom atom di Kota Nagasaki. Akibatnya, puluhan
hingga ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Pada 14 Agustus 1945 Jepang pada akhirnya menyerah pada sekutu dan berakhir
juga masa pendudukan Jepang di Indonesia. Menyerahnya Jepang tanpa syarat
pada Sekutu, menandai berakhirnya Perang Dunia II. Pada sidang Teiko Ginkai
tanggal 7 September 1944, Jenderal Koiso memberikan janji kemerdekaan pada
Indonesia dikemudian hari.
Golongan muda mendengar berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu
melalui siaran radio BBC. Mereka memberitahukan kabar tersebut dan dengan
sigap meminta Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

6
Tetapi ia menolak permintaan mereka, sebab ia berpendapat rencana proklamasi
kemerdekaan tersebut harus dibahas dengan para anggota PPKI dan juga
Soekarno.
2.2 PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Wikana, Chairul Saleh, dan Darwis
akhirnya pergi menemui Soekarno. Golongan muda mendesak mereka berdua
agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa melalui sidang
PPKI. Sebagai ketua, Soekarno tentu saja menolak permintaan dari para pemuda
muda tersebut. Ia merasa perlu melakukan musyawarah dengan seluruh anggota
PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pendapat tersebut didukung
oleh Hatta yang menyatakan jika Jepang akan mengakui kemerdekaan Indonesia
apabila dilaksanakan oleh PPKI. Pada 15 Agustus 1945, golongan muda
mengadakan rapat di Pegangsaan Timur, Jakarta, terkait kapan pengumuman
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebaiknya dilakukan.  Rapat yang dipimpin
oleh Chaerul Saleh ini kemudian menyepakati bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah keputusan dari rakyat Indonesia, bukan Jepang. 
Malamnya, para golongan muda mengutus Wikana dan Darwis untuk
menemui Soekarno dan Hatta, mereka menuntut agar proklamasi kemerdekaan
dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945. Namun permintaan para golongan
muda ditolak oleh Soekarno. Lantas pada hari yang sama pukul 03.00 WIB,
sejumlah pemuda seperti Soekarni, Wikana, Aidit dan Chairul Saleh membawa
Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, yang kemudian didesak agar
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun pernyataan Soekarno
menyebabkan perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua
memuncak. Namun pada akhirnya, kedua golongan pun menyepakati keputusan
bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta oleh Soekarno. Pada
esok harinya, Ahmad Subardjo menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke
Jakarta dan menjamin Proklamasi Kemerdekaan terselenggarakan.

2.3 PERUMUSAN NASKAH TEKS PROKLAMASI


Tiba di Jakarta, rombongan Soekarno dan Hatta berencana melakukan
pertemuan dengan anggota PPKI di Hotel Des Indes. Akan tetapi, pertemuan
tersebut tidak dapat dilaksanakan karena tidak mendapat izin dari pemerintah
Jepang. Rombongan pada akhirnya pergi ke kediaman Jenderal Nishimura, yaitu
seorang kepala pemerintahan Jepang di Indonesia. Di kediaman Jenderal
Nishimura, Soekarno menjelaskan perihal keinginan PPKI dan meminta
kemerdekaan Indonesia. Tetapi, Jenderal Nishimura dengan tegas menolak
permintaannya tersebut. Ia tidak memberikan izin kepada Soekarno dan Hatta
untuk melaksanakan kemerdekaan Indonesia karena ia bersikeras
mempertahankan status quo (keadaan tetap) Indonesia.
Larangan perubahan status quo itu berarti bahwa pemerintah Jepang tidak
membenarkan terjadinya proklamasi kemerdekaan. Karena, dengan adanya

7
proklamasi maka akan melahirkan Negara Indonesia Merdeka dan itu berarti akan
mengubah status quo. Mendengar hal ini, Hatta dengan tegas menjelaskan bahwa
apa pun yang terjadi, Indonesia akan tetap segera memproklamasikan
kemerdekaan. Setelahnya, Soekarno dan Hatta mencari tempat yang cukup aman
untuk merumuskan naskah proklamasi.
Pada akhirnya pilihan mereka jatuh pada rumah seorang perwira tinggi
Angkatan Laut Jepang yang bernama Laksamana Tadashi Maeda, yang berada di
Jalan Imam Bonjol Nomor 1 (dulunya bernama Jalan Meiji Dori), Jakarta Pusat.
Jatuhnya pilihan kepada rumah tersebut karena rumah itu mempunyai hak
imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang sehingga kedua pemimpin tersebut
tetap aman nantinya. Diruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah
proklamasi kemerdekaan yang berasal dari pemikiran tiga tokoh, yakni Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Hatta dan Achmad Soebardjo
menyampaikan pemikirannya secara lisan, sedangkan Soekarno bertindak sebagai
penulis konsep naskah proklamasi tersebut.
Para Golongan muda juga menyaksikan proses penyusunan naskah ini
yang diwakili oleh Soekarni, Sudiro, dan BM Diah. Sementara, dari pihak Jepang
ada S. Miyoshi dan S. Nishijima. Soekarno lalu membacakan naskah tersebut
kepada hadirin di salah satu ruang yang kini menjadi Ruang Pengesahan
Penandatanganan Naskah Proklamasi. Para pemuda yang berada di luar meminta
agar teks proklamasi bernada keras. Akan tetapi, S. Nishijima tak mengizinkan
agar tak terjadi hal yang tak diinginkan dan memicu amarah dari tentara Jepang.
Terdapat beberapa kata yang diminta ada pada naskah teks proklamasi
adalah "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", atau "merebut". Akhirnya kata
yang dipilih adalah "pemindahan kekuasaan" yang dinilai lebih halus.
Selanjutnya naskah diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh Sayuti
Melik. Setelah teks proklamasi selesai diketik, segera dibawa kembali ke ruang
pengesahan atau penandatanganan naskah proklamasi. Di ruang ini, naskah
proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

2.4 PEMBACAAN NASKAH PROKLAMASI


Beberapa tokoh berdebat mengenai lokasi pembacaan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Muncul suatu usul dari Soekarni yakni agar pembacaan
naskah teks proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan
Monas). Namun Soekarno menolak usulan tersebut. Ia mengatakan bahwa jika
pembacaan naskah teks proklamasi di lapangan tersebut akan menimbulkan
kesalahpahaman dan bentrokan antara rakyat dengan militer tentara Jepang.
Karena pada pagi itu, tentara Jepang sudah lebih dulu memenuhi Lapangan Ikada.
Sebaliknya ia ingin agar pembacaan naskah teks proklamasi dibacakan pada
kediamannya, di jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.
Sekitar pukul 05.00 WIB, Hatta berpesan pada pemuda yang bekerja di
kantor berita dan pers, terutama B.M. Diah untuk memperbanyak teks proklamasi

8
dan menyiarkannya ke dunia. Menjelang pukul 10.00 WIB, sejumlah pemuda
berbaris untuk mengikuti upacara proklamasi. Terdapat beberapa tokoh yang
hadir di antaranya yaitu Mr. A. A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi,
K. H. Mas Mansyur, dan lainnya. S. Suhud menyiapkan bambu dari belakang
rumah sebagai tiang bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati. Acara yang
disiapkan yaitu pembacaan proklamasi, pengibaran bendera merah putih, dan
sambutan Walikota Soewirjo dan dr. Moewardi. Setelah teks proklamasi
dibacakan oleh Soekarno, pengibaran bendera Merah Putih dilakukan S. Suhud
dan Latif Hendraningrat. Saat bendera dinaikkan perlahan-lahan, hadirin spontan
menyanyikan Indonesia Raya tanpa dikomando.

2.5 PENYEBARAN BERITA KEMERDEKAAN INDONESIA


Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan cepat menyebar ke
penjuru Jakarta. Sebelum Soekarno membacakan teks Proklamasi di
kediamannya, golongan muda yang dipimpin oleh Burhanudin Mohammad Diah
telah selesai memperbanyak teks proklamasi. Oleh karena itu, setelah naskah teks
proklamasi dibacakan, barisan pemuda dengan cepat menyebarkan salinan teks
proklamasi. Salinan-salinan tersebut, di tempel di tempat-tempat strategis di
Jakarta. Pada pagi itu juga, Teks proklamasi disiarkan melalui radio oleh F. Wuz
atas penugasan 3 kali penyiaran oleh Kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei,
Waidan B. Palenewen. Sebelum penyiaran ketiga, orang Jepang memerintahkan
penghentian siaran.
Pada akhirnya, teks proklamasi terus disiarkan setiap 30 menit hingga
pukul 16.00 WIB, sehingga pemancar tersebut disegel dari pegawai pada 20
Agustus 1945. Para pemuda lalu membuat pemancar baru dengan teknisi radio
seperti Sukarman, Suhandar, Sutamto, dan Susilahardja. Alat pemancar tersebut
diambil satu persatu dari Kantor Berita Domei ke tempat pemancar baru Jalan
Menteng 31. Dari situ, para wartawan juga menyebarluaskan berita proklamasi
melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran dan jenis penerbitan lain.

2.6 DUKUNGAN TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA


Rakyat menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan bangsa dalam
bentuk rapat-rapat raksasa. Rapat-rapat ini diselenggarakan di beberapa kota
besar seperti Surabaya dan Medan. Rapat yang bersifat nasional ini
diselenggarakan di Jakarta pada Lapangan Ikada. Rapat ini diselenggarakan pada
19 September 1945 dan dihadiri oleh Soekarno, Hatta beserta ribuan rakyat
Indonesia, yang membawa bendera Merah Putih dan poster-poster sebagai bentuk
dukungan terhadap kemerdekaan. Namun, rapat ini hanya berlangsung singkat
karena Jepang mengerahkan sejumlah pasukan dengan persenjataan yang
lengkap.
Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan cepat bergema ke
berbagai daerah. Rakyat di Jakarta dan kota-kota lain menyambut antusias.

9
Karena alat komunikasi terbatas, informasi proklamasi ke daerah tidak secepat di
Jakarta. Rakyat yang jauh dari Jakarta belum percaya tentang Proklamasi
Kemerdekaan. Tanggal 22 Agustus 1945, Jepang secara resmi mengumumkan
penyerahan tanpa syarat kepada Sekutu. Pada September 1945, berita tersebar di
wilayah-wilayah terpencil. Keempat penguasa kerajaan di Jawa Tengah, yaitu
Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaran menyatakan dukungan
kepada Republik Indonesia.
Para komandan pasukan Jepang di daerah-daerah meninggalkan
perkotaan dan menarik mundur pasukan ke daerah pinggiran guna menghindari
konfrontasi. Banyak yang memperbolehkan pemuda-pemuda Indonesia
memperoleh senjata. Akhir September 1945, instalasi-instalasi penting di
Yogyakarta, Surakarta, Malang dan Bandung sudah direbut para pemuda
Indonesia. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagai
daerah terutama di Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Aktivitas kelompok
sastrawan bernama Angkatan 45, mengalami masa puncak di zaman revolusi.
Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Di Sumatera, para
pemuda benar-benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Para mantan prajurit
Peta dan Heiho membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar
Masyumi dan Barisan Hizbullah menerima banyak pejuang baru dan ikut
bergabung dalam kelompok-kelompok bersenjata Islam lainnya yang umumnya
disebut Barisan Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin para kiai.
Pada 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api
termasuk Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat
dikuasai. Dan pada 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai
Republik. Pada hari inilah dijadikan sebagai hari lahir Radio Republik Indonesia
(RRI). Para pemuda dan mahasiswa memprakarsai rapat raksasa di Lapangan
Ikada. Rapat yang semula digagas 17 September 1945 mundur menjadi 19
September 1945. Presiden Soekarno bersedia pidato di rapat raksasa. Sejak pagi,
rakyat Jakarta berdatangan dan memenuhi Lapangan Ikada, untuk memperingati
sebulan kemerdekaan Indonesia.
Terjadi ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum
mengakui negara Republik Indonesia, bahkan mempertahankan status quo karena
mematuhi Sekutu. Kondisi itu mendorong rakyat Indonesia yang baru saja
merdeka segera membentuk pemerintah yang baru dan mengambil langkah-
langkah nyata. Ketidakpuasan rakyat semakin bertambah ketika mengetahui
pendaratan pasukan Sekutu di bawah pimpinan Mayor Geenhalgh di Kemayoran
pada 8 September 1945. Rakyat dari berbagai penjuru berdatangan ke Lapangan
Ikada dengan tertib membawa poster dan bendera merah putih.
Mereka bertekad menunjukkan pada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia
bukan atas bantuan Jepang, tetapi tekad seluruh rakyat Indonesia. Melihat tekad
rakyat menggelora dan tidak dapat dihalangi bahkan oleh tentara Jepang,
pemerintah terdorong mengadakan sidang kabinet. Diputuskan Presiden Soekarno
dan Wakil Presiden Moh Hatta dan para menteri datang ke Lapangan Ikada. Pada

10
kesempatan itu, Soekarno menyampaikan pidato yang disambut rakyat. Rapat
Ikada berlangsung tertib dan damai.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII mengirim
kawat ucapan selamat kepada Soekarno dan Hatta atas berdirinya Negara
Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh sebagai Presiden dan Wakil
Presiden pada 19 Agustus 1945. Ucapan selamat menyiratkan Sultan
Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap
membantu. Pada pukul 10.00 Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengundang
kelompok para pemuda di bangsal kepatihan. Untuk mempertegas sikap, Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII pada 5 September 1945
mengeluarkan amanat antara lain:
1. Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan
daerah istimewa dari Negara Indonesia.
2. Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas Negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat.
3. Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Pemerintah
Pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku Kepala Daerah
Istimewa bertanggung jawab kepada Presiden.
Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri sultan
Hamengkubuwono IX. Tetapi Sri Sultan Hamengkubuwono IX diganti Sri Paku
Alam VIII dan Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat diganti Negeri Paku Alaman.

 Dukungan Negara-negara terhadap Kemerdekaan Indonesia


Indonesia dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945 setelah Presiden
Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan. Namun, setelah
memproklamasikan kemerdekaan, ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi
oleh suatu negara agar diakui kemerdekaannya. Salah satu syaratnya adalah
membutuhkan dukungan dan pengakuan dari negara-negara lain. Berikut adalah
negara-negara yang mendukung Kemerdekaan Indonesia.
a. Mesir
Muhammad Abdul Mu'im selaku Konsul Jenderal Mesir datang ke
Yogyakarta pada 13-16 Maret 1947. Tujuan kedatangannya adalah untuk
menyampaikan pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Liga Arab adalah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab. Peran Mesir
sangat besar dalam pengakuan kemerdekaan Indonesia, karena Mesir menjadi
negara yang sering mengeluarkan anjuran agar negara-negara anggota Liga Arab
mengakui kemerdekaan Indonesia. Mesir berhasil meyakinkan Suriah, Qatar,
Irak, dan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Sekretaris
Jenderal Departemen Luar Negeri, Kamil Abdurahim Bey menyampaikan
dukungannya pada Indonesia secara de facto pada 22 Maret 1946. Dan pada 10
Juni 1947, terjadi penandatanganan persahabatan antara Indonesia dengan Mesir. 

11
b. India
Pada 1946, Indonesia melakukan diplomasi beras dengan India. Indonesia
mengirim bantuan sebesar 500 ribu ton beras kepada India yang waktu itu
mengalami krisis pangan akibat penjajahan Inggris. Diplomasi yang dilakukan
oleh Indonesia kepada India membuat India terus gencar menyuarakan
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. India pun memprakarsai diadakannya
Konferensi Inter-Asia atau Konferensi New Delhi pada 20-25 Januari
1949. Pandit J. Nehru, Perdana Menteri India adalah orang yang memprakarsai
konferensi tersebut.
c. Australia
Bentuk dukungan Australia terhadap kemerdekaan dan kedaulatan
Indonesia melalui Black Armada. Black Armada terjadi pada 24 September
1945.  Saat itu, terjadi boikot besar terhadap kapal-kapal milik Belanda di
Pelabuhan Brisbane, Sydney, Melbourne, dan Fremantle. Kapal-kapal ini
membawa persenjataan milik Belanda menuju Indonesia. Peristiwa ini kemudian
memberikan dampak besar yaitu, sebanyak 400 armada kapal milik Belanda yang
berlabuh di Australia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Indonesia. Tindakan
lain yang dilakukan para pekerja di Pelabuhan Sydney juga menggelar aksi unjuk
rasa di depan kantor diplomatik Belanda.
d. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Indonesia juga mendapat dukungan dari PBB. PBB adalah organisasi
internasional yang bersifat global dan dibentuk setelah berakhirnya Perang Dunia
II, yaitu pada 24 Oktober 1945. Dukungan yang PBB berikan terhadap Indonesia
adalah: Pada 1 Agustus 1947, PBB meminta kedua belah pihak melakukan
gencatan senjata dan menyelesaikan perundingan. Pada 4 Agustus 1947, PBB
memberlakukan pemberhentian permusuhan oleh Komisi Konsuler. Setelah
Agresi Militer I, PBB membentuk Komisi Jasa Baik atau Komisi Tiga Negara
(KTN) demi terlaksananya Perjanjian Renville. Setelah Agresi Militer II, PBB
membentuk UNCI (United Nations Commission for Indonesia) untuk
menggantikan KTN yang dianggap gagal, demi terlaksananya Perundingan
Roem-Royen. Pemerintah RI mengurus Lambertus Nicodemus Palar sebagai
wakil tetap RI pertama di PBB. Ia memiliki peran besar dalam upaya mendapat
pengakuan internasional kemerdekaan Indonesia. Indonesia menjadi anggota PBB
yang ke-60 pada 28 September 1950.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penjajahan pada hakikatnya selalu kejam, menangnya sendiri, serakah,
tidak memperhatikan penderitaan orang lain. Penjajahan senantiasa bertentangan
dengan harkat dan hak asasi manusia. Sebelum Indonesia mendapatkan
kemerdekaannya, banyak peristiwa yang terjadi sebelumnya. Seperti
menyerahnya Jepang kepada sekutu, peristiwa Rengasdengklok, perumusan dan
pembacaan naskah proklamasi, penyebaran berita hingga dukungan terhadap
kemerdekaan. Banyak nilai keteladanan yang kita peroleh dari perjuangan para
pahlawan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti semangat
cinta tanah air, bersemangat untuk menuntut ilmu, rela berkorban bagi nusa dan
bangsa, saling menghargai dan menguatkan, kerja keras pantang menyerah
dengan berbagai tantangan, sehingga dapat memotivasi kita untuk kerja keras dan
giat belajar.

3.2 SARAN
1. Kemerdekaan yang telah diraih Bangsa Indonesia tidak dengan mudah
diperoleh, namun butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar dari para tokoh-
tokoh bangsa. Kami berharap agar siswa-siswi, dan yang lain agar lebih
mengetahui peristiwa ini dan senantiasa menghargai dan mengingat perjuangan
para tokoh-tokoh bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2. Kami berharap kepada siswa dan siswi agar lebih peduli terhadap
sejarah perjuangan para tokoh-tokoh bangsa dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dan terkhususnya perjuangan para tokoh-tokoh di
daerahnya sendiri. Agar siswa dan siswi lebih menghargai dan mengetahui arti
penting perjuangan para tokoh-tokoh daerah sendiri.
3. Kami selaku penyusun makalah menyarankan agar para pembaca untuk
mempelajari lebih lanjut lagi tentang “Peristiwa Penting sekitar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia”. Dengan mempelajari sejarah ini, kita dapat mengetahui
perjuangan para tokoh-tokoh Nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia di masa penjajahan Jepang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fenetiruma, Bagas dkk. 2019.“Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester


2”. Yogyakarta. PT Penerbit Intan Pariwara.

Donisaurus.com. Setyawan, Doni. Januari 2016. “Akhir Kekuasaan Jepang di


Indonesia”. (https://www.donisetyawan.com/akhir-kekuasaan-jepang-di-
indonesia/) diakses pada 16 Februari 2023 pukul 10.39.

Wikipedia.org. Februari 2023. “Pendudukan Jepang di wilayah Hindia


Belanda”.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pendudukan_Jepang_di_wilayah_Hindia_Belanda)
diakses pada 16 Februari 2023 pukul 16.15.

Seputar Lampung.com. Widiastuti, Rika. Agustus 2022. “Latar Belakang


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Salah satunya Peristiwa
Rengasdengklok”. (https://seputarlampung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-
975278851/latar-belakang-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-17-agustus-1945-
salah-satunya-peristiwa-rengasdengklok) diakses pada 16 Februari 2023 pukul
16.33.

Wikipedia.org. Januari 2023. “Peristiwa Rengasdengklok”.


(https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok) diakses pada 16
Februari 2023 pukul 17.20.

Kompas.com. Adryamarthanino, Verelladevanka. April 2021. “Peritiwa


Rengasdengklok: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi dan Hasil”.
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/09/142323179/peristiwa-
rengasdengklok-latar-belakang-tokoh-kronologi-dan-hasil?page=all) diakses pada
16 Februari 2023 pukul 19.35.

Kompas.com. Adryamarthanino, Verelladevanka. Maret 2022. “Alasan


Pemindahan Tempat Pelaksanaan Proklamasi”.
(https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/09/080000179/alasan-pemindahan-
tempat-pelaksanaan-proklamasi?page=all) diakses pada 17 Februari 2023 pukul
07.30.

Kompas.com. Trisna Wulandari. November 2021. “Teks Proklamasi dan Sejarah


Pembacaannya pada 17 Agustus 1945”.

14
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5793251/teks-proklamasi-dan-sejarah-
pembacaannya-pada-17-agustus-1945) diakses pada 17 Februari 2023 pukul
10.29.

Kompas.com. Adryamarthanino, Verelladevanka. Juni 2021. “Mengapa


Nishimura Menolak Proklamasi Indonesia”.
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/140318379/mengapa-nishimura-
menolak-proklamasi-kemerdekaan?page=all) diakses pada 18 Februari 2023
pukul 05.35.

Kompas.com. Umasugi, Ryana Aryaditya. Agustus 2020. “Kisah Rumah


Bersejarah Laksamana Maeda, Perumusan Naskah Proklamasi...”.
(https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/16/15160091/kisah-rumah-
bersejarah-laksamana-maeda-saksi-bisu-perumusan-naskah?page=all) diakses
pada 18 Februari 2023 pukul 05.42.

Kompas.com. Adryamarthanino, Verelladevanka. "Negara-negara yang


Mendukung Kemerdekaan Indonesia".
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/22/154955479/negara-negara-yang-
mendukung-kemerdekaan-indonesia?page=all) diakses pada 18 Februari 2023
pukul 06.07.

15

Anda mungkin juga menyukai