Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAB 7

PENDUDUKAN JEPANG, PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN


TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN INDONESIA

Disusun oleh :

1. Aliyah Azzahra
2. Almanda Nabilah Rasul
3. Amandha Aulia Putri
4. Andini Fadilla Ningtyas
5. Ardiansyah Kurniawan
6. Bhakthiar Tri Pamungkas
7. Hawra Alya Zahra
8. Jenny Siti Maharani
9. Keila Qanita Ashil

SMKN 57 JAKARTA
2022

Guru Pengampu : Wal Triningsih


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul
“Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Waltri selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia, serta terima kasih juga untuk
teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas kelompok dalam mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat berguna bagi para pembaca.

Jakarta, 3 Maret 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar belakang masalah ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………………………………………………7
BAB II PEMBAHASAN MASALAH………………………………………………………………………………..8
2.1 Kronologi……………………………………………………………………………………………………………………………9

2.2 Peristiwa penting………………………………………………………………………………………………………………..10

2.3 Tokoh-tokoh yang terlibat…………………………………………………………………………………………………….11

2.4 Sebab-akibat………………………………………………………………………………………………………………………12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………13


KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………….14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jepang menyerang Hindia Belanda (Indonesia) pada 11 Januari 1942, dengan pendaratan pertama di Tarakan
(Kalimantan Timur). Pada Februari 1942, Jepang menduduki Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Palembang,
dan Bali. Pendudukan Palembang dianggap strategis karena letaknya di antara Batavia yang menjadi pusat
kekuasaan Belanda dan Singapura yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Di daerah Jawa, Jepang pertama
kali mendarat di Banten, kemudian Indramayu, Kragan (Rembang dan Tuban), dan Surabaya. Pada Maret
1942, Indonesia menjadi daerah kekuasaan Jepang.

Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah menguasai sumber daya alam, terutama
minyak bumi, guna mendukung industry dan kampanye perang Jepang. Jawa dirancang sebagai pusat seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama. Gubernur Jenderal Hindia-
Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Jenderal Hein ter Poorten tidak berdaya menghadapi
serbuan kilat Jepang. Belanda pun menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942
kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura (Jepang).

1.2 Rumusan Masalah

1. Kronologi

2. Peristiwa penting

3. Tokoh-tokoh yang terlibat

4. Sebab-akibat

• Bidang sosial
• Bidang ekonomi
• Bidang politik

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kronologi pendudukan Jepang di Indonesia.


2. Mengetahui peristiwa-peristiwa penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat pada masa pendudukan Jepang.
4. Mengetahui dampak pendudukan Jepang di Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami kronologi pendudukan Jepang di
Indonesia, peristiwa-peristiwa penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia, tokoh-tokoh yang terlibat
pada masa pendudukan Jepang, serta dampak pendudukan Jepang di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Kronologi

Tanggal 8 Desember 1941 : secara tiba-tiba Jepang menyerbu ke Asia Tenggara dan membom Pearl Harbor,
yaitu pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika di Pasifik. Lima jam setelah penyerangan atas Pearl Harbor
itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachhouwer menyatakan perang terhadap
Jepang.

Tanggal 11 Januari 1942 : tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, dan esok harinya (12 Januari
1942) Komandan Belanda di pulau itu menyerah.

Tanggal 24 Januari 1942 : Balikpapan yang merupakan sumber minyak ke-2 jatuh ke tangan tentara Jepang

Tanggal 29 Januari 1942 : Pontianak berhasil diduduki oleh Jepang

Tanggal 3 Februari 1942 : Samarinda diduduki Jepang

Tanggal 5 Februari 1942 : sesampainya di Kotabangun, tentara Jepang melanjutkan penyerbuannya ke


lapangan terbang Samarinda II yang waktu itu masih dikuasai oleh tentara Hindia Belanda (KNIL).

Tanggal 10 Februari 1942 : dengan berhasil direbutnya lapangan terbang itu, maka dengan mudah pula
Banjarmasin diduduki oleh tentara Jepang
Tanggal 14 Februari 1942 : diturunkan pasukan paying di Palembang. Dua hari kemudian (16 Februari 1942)
Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki.

Dengan jatuhnya Palembang itu sebagai sumber minyak, maka terbukalah Pulau Jawa bagi tentara Jepang. Di
dalam menghadapi ofensif Jepang, pernah dibentuk suatu komando gabungan oleh pihak Serikat, yakni yang
disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang markas besarnya ada di Lembang,
dekat Bandung dengan panglimanya Jenderal H. Ter Poorten diangkat sebagai panglima tentara Hindia
Belanda (KNIL). Pada akhir Februari 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh telah
mengungsi ke Bandung disertai oleh pejabat-pejabat tinggi pemerintah. Pada masa itu Hotel Homman dan
Preanger penuh dengan pejabat-pejabat tinggi Hindia Belanda.

Tanggal 1 Maret 1942 : tentara ke-16 Jepang berhasil mendarat di 3 tempat sekaligus yaitu di Teluk Banten,
di Eretan Wetan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Tengah).

Tanggal 1 Maret 1942 : Jepang telah mendaratkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji
dengan kekuatan 5000 orang di Eretan, sebelah Barat Cirebon. Pada hari yang sama, Kolonel Shoji telah
berhasil menduduki Subang. Momentum itu mereka manfaatkan dengan terus menerobos ke lapangan
terbang Kalijati, 40 Km dari Bandung. Setelah pertempuran singkat, pasukan-pasukan Jepang merebut
lapangan terbang tersebut.

Tanggal 2 Maret 1942 : tentara Hindia Belanda berusaha merebut Subang kembali, tetapi ternyata mereka
tidak berhasil. Serangan balasan kedua atas Subang dicoba pada tanggal 3 Maret 1942 dan sekali lagi, tentara
Hindia Belanda berhasil dipukul mundur.

Tanggal 4 Maret 1942 : untuk terakhir kalinya tentara Hindia Belanda mengadakan serangan dalam usaha
merebut Kalijati dan mengalami kegagalan.

Tanggal 5 Maret 1942 : ibu kota Batavia (Jakarta) diumumkan sebagai ‘Kota Terbuka’ yang berarti bahwa kota
itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Segera setelah jatuhnya kota Batavia ke tangan mereka,
tentara ekspedisi Jepang langsung bergerak ke selatan dan berhasil menduduki Buitenzorg (Bogor). Pada
tanggal yang sama, tentara Jepang bergerak dari Kalijati untuk menyerbu Bandung dari arah utara. Mula-mula
digempurnya pertahanan di Ciater, sehingga tentara Hindia Belanda mundur ke Lembang dan menjadikan
kota tersebut sebagai pertahanan terakhir. Tetapi tempat ini pun tidak berhasil dipertahankan sehingga pada
tanggal 7 Maret 1942 dikuasai oleh tentara Jepang.

Tak lama sesudah berhasil didudukinya posisi tentara KNIL di Lembang, maka pada tanggal 7 Maret 1942,
psukan-pasukan Belanda di sekitar Bandung meminta penyerahan lokal dari pihak Belanda ini kepada Jenderal
Imamura tetapi tuntutannya adalah penyerahan total daripada semua pasukan Serikat di Jawa (dan bagian
Indonesia lainnya). Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang, maka Kota Bandung akan di
bom dari udara Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan lainnya agar Gubernur Jenderal Belanda turut
dalam perundingan di Kalijati yang diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Jika tuntutan ini
dilanggar, pemboman atas Kota Bandung dari udara akan segera dilaksanakan. Akhirnya pihak Belanda
memenuhi tuntutan Jepang dan keesokan harinya, baik Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh
Stachouwer maupun Panglima Tentara Hindia Belanda serta beebrapa pejabat tinggi militer dan seorang
penerjemah pergi ke Kalijati. Di sana mereka kemudian berhadapan dengan Letnan Jenderal Imamura yang
dating dari Batavia (Jakarta). Hasil pertemuan antara kedua belah pihak adalah kapitulasi tanpa syarat
Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang.

Dengan penyerahan tanpa syarat oleh Letnan Jenderal H. Terpoorten, Panglima Angkatan Perang Hindia
Belanda atas nama Angkutan Perang Serikat di Indonesia kepada tentara ekspedisi Jepang di bawah Pimpinan
Letnan Jenderal Hitoshi Imamura pada tanggal 8 Maret 1942, berakhirlah peemrintahan Hindia Belanda di
Indonesia dan dengan resmi mulailah kekuatan pendudukan Jepang di Indonesia.

2.2 Peristiwa Penting

• Peristiwa Sekutu Menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki (6 Agustus 1945).
• Peristiwa Jepang Resmi Menyerah pada Sekutu (15 Agustus 1945).
• Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945).
• Peristiwa Rapat di Rumah Laksamana Maeda (16 Agustus 1945).
• Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945).

2.3 Tokoh-Tokoh Yang Terlibat

Tokoh-tokoh pada masa pendudukan Jepang adalah 4 serangkai, 4 serangkai ini terdiri dari :
1. Ir. Soekarno
2. Moh. Hatta
3. Ki Hajar Dewantara
4. KH Mas Mansyur

4 serangkai adalah 4 orang yang ditunjuk Jepang sebagai pemimpin organisasi PUTERA. Tujuan utama dari
organisasi Putera ini adalah membujuk kaum intelektual juga kaum nasionalis di Indonesia agar berkenan
mengabdikan segala pikiran juga tenaga yang mereka miliki dalam rangka melawan tentara sekutu. Jepang
menggunakan para pemimpin dan kaum intelektual Indonesia ini dengan harapan rakyat akan tergerak dan
mendukung penuh agenda Jepang. Dengan demikian, tokoh-tokoh organisasi PUTERA disebut sebagai empat
serangkai saat itu. Putera ini adalah organisasi bentukan Jepang dan merupakan kependekan dari Pusat
Tenaga Rakyat.

Tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia :


1. Ir Soekarno
Soekarno berperan sebagai pembaca teks proklamasi. Ia lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ia
diketahui aktif berjuang sebelum kemerdekaan dengan menjadi anggota Pusat Tenaga Rakyat (Putera), hingga
ketua PPKI.

2. Drs Mohammad Hatta


Mohammad Hatta ikut dalam perumusan teks proklamasi. Ia juga mengajukan usul untuk menandatangani
teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda saat itu. Pria yang lahir di Sumatera
Barat, 12 Agustus 1902 ini ikut mendampingi Soekarno saat pembacaan teks proklamasi. Ia pun diangkat
menjadi wakil Presiden mendampingi Soekarno sebagai Presidennya.

3. Ahmad Subardjo
Pria yang lahir di Karawang pada 23 Maret 1897 ini merupakan pejuang senior dan anggota PPKI. Ahmad
Subarjo juga terlibat sebagai penulis proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Bahkan, pria bernama lengkap
Raden Achmad Subardjo ini yang menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok. Ia juga memutuskan
bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.

4. Fatmawati
Istri proklamator ini terlibat sebagai tokoh proklamasi dalam kemerdekaan Indonesia. Fatmawati diketahui
yang menjahitkan bendera pusaka Merah-Putih untuk dikibarkan saat upacara 17 Agustus 1945.

5. Soekarni
Soekarni lahir pada 14 Juli 1916 di Blitar. Selama hidupnya, ia aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan pernah
bekerja di kantor berita Domei, Sendenbu, dan kantor pusat Seinendan. Diketahui, ia juga yang mengusulkan
agar naskah proklamasi kemerdekaan hanya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, sebagai perwakilan
bangsa Indonesia.

6. Sayuti Melik
Sayuti Melik menjadi salah satu tokoh proklamasi dan berperan sebagai pengetik naskah. Sebelumnya, naskah
proklamasi ditulis tangan dengan beberapa perubahan, setelah disetujui diserahkan kepada Sayuti.

7. Latif Hendraningrat
Latif Hendraningrat merupakan pejuang yang tergabung dalam Pembela Tanah Air (Peta). Ia ikut berperan
dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menaikkan bendera pusaka saat upacara 17
Agustus 1945.

8. Laksamana Maeda
Pria berkebangsaan Jepang ini juga menjadi tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan seorang
perwira dengan jabatan sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta dan ikut bersimpati pada
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Laksamana Maeda mengizinkan para pejuang menggunakan rumahnya
sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.

Tokoh-tokoh dalam terbentuknya pemerintahan Indonesia :

Pemerintahan Indonesia dibentuk melalui sidang PPKI. Berikut adalah tokoh tokoh yang terlibat dalam sidang
PPKI :

Ketua : Ir. Soekarno


Wakil : Moh. Hatta
Penasihat : Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerdjo

Anggotanya terdiri dari :

• KRT Radijman Wedyodinigrat


• R.P. Soeroso
• Kiai Abdoel Wachid Hasjim
• Soetarjo Kartohadikoesoemo
• Ki Bagus Hadikusumo
• Otto Iskandardinata
• Pangeran Soerjohamidjojo
• Abdoel Kadir
• Pangeran Poerbojo
• Dr. Moh. Amir
• Teuku Mohammad Hassan
• Mr. Abdul Abbas
• GSSJ Ratulangi
• A.A. Hamidan
• Mr. Hohannes Latuharhary
• I Goesti Ketoet Poedja
• Drs. Yap Tjwan Bing
Lalu PPKI menambahkan beberapa anggota tanpa sepengetahuan Jepang beberapa tokoh tersebut adalah :

• Achmad Soebardjo
• Sajoeti Melik
• R.A.A. Wiranatakoesoema
• Ki hajar Dewantara
• Iwa koesoemasoemantri
• Kasman Singodimedjo

2.4 Sebab-Akibat

Bidang sosial

➢ Sebab : Kerja paksa (Romusa).

➢ Akibat : Produksi pangan, terutama beras merosot drastis, merebaknya kemiskinan, penyakit
kelaparan merajalela, kekurangan pangan dan sandang, serta inflasi.

Bidang ekonomi

➢ Sebab :
- Menyita aset-aset ekonomi yang penting.
- Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi.
- Pemberlakuan kebijakan self-sufficiency.
- Kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa
Hokokai dan Nagyo Kumiai, serta pemerintahan Jepang.

➢ Akibat :
- Krisis pangan, kemiskinan, dan kelaparan dikalangan rakyat.
- Kenaikan harga barang dapat dicegah.
- Terputusnya ekonomi antar daerah.
- Kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah,
serta adanya wabah penyakit di setiap desa Pulau Jawa.

Bidang politik

- Mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar dan melarang


penggunaan Bahasa Belanda.
- Membentuk kerja sama dengan para tokoh nasionalis dengan membentuk Gerakan Tiga A,
dengan menunjuk Mr. Syamsuddin sebagai ketuanya.
- Membentuk kembali organisasi masyarakat yang disebut dengan Pusat Tenaga Rakyat
(Putera) dan menunjuk empat serangkai, yaitu Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara,
dan K.H. Mas Mansyur sebagai pemimpinnya.
- Membentuk Badan Pertimbangan Pusat yang disebut dengan Chuo Sangi In pada 1 Agustus
1945.
- Mendirikan Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) pada tahun 1944.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Indonesia mulai dijajah oleh Jepang pada tahun 1942. Pada masa itu, Jepang telah meluncurkna serangan
pertama terhadap Hindia Belanda pada 10 Januari 1942. Jepang melakukan serangan udara ke Hindia Belanda.
Pasukan udara Jepang mempunyai skill dan pengalaman yang mumpuni, sedangkan pasukan Hindia Belanda
kurang dalam hal ini. Pemerintah Jepang pertama kali di Indonesia pada 11 Januari 1942 yaitu dengan cara
mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan untuk menguasai instalasi minyak
dan berlangsung juga di wilayah lain seperti Balikpapan, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, dan berbagai
kota lainnya. Pada awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena telah
mengusir penjajah Eropa dari Indonesia. Akan tetapi, pemerintahan Jepang semakin lama semakin ingin
menguasai Indonesia di berbagai bidang. Hal ini kemudian diketahui bahwa Jepang hanya ingin memperoleh
sumber daya untuk kepentingan perangnya. Pemerintahan Jepang saat itu yang mengenalkan dirinya sebagai
saudara tua Indonesia melancarkan berbagai aksinya untuk menguras habis sumber daya yang ada. Oleh
sebab itu, dilakukannya sistem romusha dan kerja paksa. Dalam sistem ini, rakyat Indonesia mengalami
kesengsaraan yang sangat parah hingga tingkat kematian meningkat drastis diakibatkan oleh rakyat yang
mengalami gizi buruk. Berbagai upaya dilakukan Jepang untuk mengambil hati rakyat Indonesia seperti
dibentuknya berbagai organisasi penunjang kebutuhan rakyat Indonesia dan dibentuknya perkumpulan untuk
membahas perencanaan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI dan PPKI). Selain itu, rencana perumusan Undang-
Undang Dasar Indonesia juga dilakukan pada masa pendudukan Jepang. Di sisi lain, berbagai organisasi
keagamaan juga turut dikembangkan untuk mengambil hati rakyat Indonesia. Dengan berbagai cara telah
dilakukan oleh pemerintahan Jepang untuk mempertahankan kedudukannya di Indonesia. Akan tetapi,
penjajahan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama. Sejak kalahnya Jepang pada Perang Dunia II, status
pemerintahan di Indonesia mengalami pembekuan dan kekosongan. Peristiwa inilah yang mendorong
Indonesia untuk melangsungkan proklamasi kemerdekaan. Dengan adanya proklamasi tersebut, penjajah
wajib meninggalkan dan melepaskan Indonesia dari belenggunya.

Anda mungkin juga menyukai