Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DAMPAK KEPENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA SAMPAI SEKARANG”

Disusun Oleh:
Kelompok 5
XI IPA 1
1. Ussy Hermiaty
2. Aisyah Nailah Syahidah
3. Nisrina Nasithah
4. Muthia Husnul Khotimah
5. Nur Maulita Aprilia
6. Kuratul Aini

SMA NEGERI 1 KOTA BIMA


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “ Dampak
Kependudukan Jepang Di Indonesia Sampai Sekarang”
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuhsselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak.Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak, Akhirya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Bima,Februari 2022
DAFTAR ISI
Judul.................................................................................................................................................
.
Kata Pengantar................................................................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A.      Latar Belakang Masalah...........................................................................................................
B.      Rumusan Masalah....................................................................................................................
C.      Tujuan …………………................................................................................................................
BAB II Pembahasan
A.      Sejarah kedatangan Jepang Di Indonesia…………………………………………………………………………….
B.      Kebijakan Jepang Di Bidang Sosial budaya…………………………………………………………………………
C. Kebijakan Jepang di bidang Militer……………………………………………………………………………………….
D. Dampak Kependudukan Jepang di Indonesia yang masih dirasakan sampai sekarang…………
E.     Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………….
Bab 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa dari tahun 1942 sampai tahun 1945 Jepang menduduki kepulauan
Indonesia. Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia mempunyai sejarah yang panjang dan ketika
itu Jepang berada dalam Perang Dunia II. Perang Dunia II melibatkan banyak sekali negara di dunia
termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling
bertentangan yaitu Sekutu dan Poros. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan perang terluas dalam
sejarah karena melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan "perang
total", negara - negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan
pengetahuannya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan
militer. Selain itu, Perang Dunia II mengakibatkan kematian massal warga sipil, termasuk pemakaian
senjata nuklir dalam peperangan. Jumlah kematian yang mencapai 70 juta jiwa menjadikan Perang
Dunia II sebagai konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia (id.m.wikipedia.org). Proses
Jepang menuju Perang Dunia II, sebenarnya bila diurut lebih jauh lagi diawali sejumlah perang di
berbagai tempat seperti melawan Cina ( 1894 sampai 1895 ), Rusia ( 1904 sampai 1905 ), melawan
kekuatan Jerman terkait semenanjung Shantung ( 1914 sampai 1915 ), kemudian di Siberia setelah
Revolusi Bolshevik pada tahun 1918 sampai 1922 dan akhirnya dalam gelombang Ekspansi.Ekspansi
Jepang sekitar permulaan tahun 1930-an, antara lain dengan memperluas pengaruh maupun
peranannya di Cina dan Korea. Sebagai akibatnya terjadilah persaingan – persaingan Jepang dengan
pihak Barat terutama di daratan Cina. Ketika Jepang berusaha memperluas pengaruh ke Manchuria,
pihak Barat serempak menuduh Jepang melakukan tindakan yang tidak adil. Menurut pengamatan
bangsa Barat, tentara Jepang ditempatkan di Manchuria yang menamakan diri sebagai Kwantung Army,
telah melakukan sabotase dengan melakukan cara meledakan jalan kereta api milik Jepang itu sendiri.
Pihak Baratmenganggap bahwa sabotase tersebut dilakukan secara sengaja dengan maksud untuk
melemahkan pemerintahan Cina, seolah – olah tidak mampu menjaga keamanan terhadap kepentingan
Jepang di wilayah Manchuria. Konflik Cina – Jepang kemudian dimanfaatkan oleh media Barat yang
memang berpihak pada Cina untuk menyudutkan porsi politik Jepang di Asia Timur melalui penyebaran
berita ke seluruh dunia untuk mempengaruhi opini publik. Penyebaran berita tentang adanya konflik
tersebut merupakan bagian dari sejumlah provokasi Barat terhadap Jepang terkait perebutan pengaruh
dan kepentingan di Asia. Selanjutnya Jepang berbenturan dengan Amerika dan negara – negara Eropa
termasuk Uni Soviet, sebab Amerika pun berkepentingan di Cina sebagai daerah pemasaran untuk
industrinya, sedangkan untuk Uni Soviet, kehadiran Jepang di Manchuria dimulai sebagai ancaman
terhadap pengaruh bagi negara di Siberia, Inggris, Perancis, dan Belanda. Hal tersebut dikarenakan
negara-negara itu khawatir bahwa perluasan wilayah kekaisaran Jepang akan sampai ke daerah – daerah
jajahan mereka. Oleh karena itu negara Barat seperti Inggris, Belanda,Amerika, Rusia secara terang –
terangan melibatkan diri dalam perselisihan Cina dan Jepang dengan memberi dukungan kepada Cina
Untuk membantu Cina, Amerika secara besar – besaran memasok peralatan perang untuk Kuomintang
( Nasionalis Cina ) dan melakukan embargo besi dan baja ke Jepang. Inggris membantu Cina dengan
memutus jalur laut Tokyo Shanghai, sehingga mengakibatkan terhambatnya laju agresi Jepang, karena
harus memuta untuk sampai tujuan. Belanda atas desakan Amerika memutuskan untuk tidak
mengekspor minyak dari Hindia Belanda (Indonesia) ke Jepang. Embargo tersebut berarti mematikan
sama sekali kemampuan industri Jepang yang merupakan sumber kehidupannya. Respon Jepang dalam
hal ini adalah dengan menyerang Amerika di Pearl Harbour. Adanya serangan Jepang ke Pearl Harbour
merupakan awal terjadinya Perang Dunia II.Pada saat Jepang dalam Perang Dunia II inilah, Jepang
memutuskan menduduki Indonesia. Keputusan Jepang dalam mengekspansi Indonesi dikarenakan
dalam pandangan Angkatan Laut Jepang, sumber daya alam yang dibutuhkan Jepang dapat diperoleh di
daerah Selatan di Hindia Belanda Dalam upayanya untuk merebut Hindia Belanda, Jepang telah
membuat strategi penyerangan bercabang tiga. Disebelah Timur, mereka berencana bergerak memasuki
kepulauan Maluku dan Timor, dengan begitu dapat memutuskan jalur komunikasi dan bala bantuan dari
Australia. Di tengah, Kalimantan dan Sulawesi akan direbut, sementara diujung Barat kepulauan Hindia,
Sumatra akan diserang apabila kejatuhan Singapura telah dipastikan. Akhirnya, apabila seluruh sasaran
ini telah diraih, seluruh pasukan akan dikerahkan untuk merebut Jawa, pusat pemerintahan Belanda
sekaligus markas besar komando militer Sekutu di Asia Tenggara. Pasukan penyerbu Jepang terdiri atas
dua gugus penyerang yang sangat kuat:di sebelah Timur dipimpin oleh Laksamana Madya Ozawa, terdiri
dari kapal-kapal penjelajah berat dan perusak yang mengawal iring-iringan kapal pengangkut dan
pasukan yang dibayangi oleh kapal-kapal induk pimpinan Laksamana Nagumo. Kekuatan penyerbu itu
menyerbu wilayah Hindia Belanda seperti belalai dua ekor cumi-cumi raksasa. Cumi yang di Barat
menuju Kalimantan Utara dan Sumatra melalui Laut Cina Selatan, sementara yang di Timur bergerak
menuju Kalimantan Timur, Sulawesi, Ambon, Timor, dan Bali (www.books.google.co.id). Serangan awal
Jepang ditujukan ke Pulau Kalimantan yang kaya minyak. Pada 16 Desember 1941, pasukan Jepang
mendarat di Miri daerah Kalimantan Utara, ke Serawak pada 24 Desember 1941, kemudian menerobos
masuk ke Pontianak yang jatuh ke tangan mereka pada 28 Desember 1941. Jepang menguasai Hindia
Belanda diawali dengan penaklukan Tarakan, Kalimantan Timur (11 Januari 1942), Balikpapan (24
Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari
1942). Setelah berhasil menguasai wilayah luar Jawa, Jepang kemudian memusatkan serangannya ke
Pulau Jawa. Pada 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di Teluk
Banten, di Eretan Wetan, sebelah Barat Cirebon (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah). Setelah
menguasai wilayah tersebut, Belanda pada 5 Maret 1942 mengumumkan Batavia (Jakarta) sebagai kota
terbuka. Artinya, Batavia tidak akan dipertahankanoleh pihak Belanda (fzhiza.blogspot.co.id). Melihat
serbuan tentara Jepang ke Indonesia yang demikian besar, membuat tentara Belanda tidak mampu
bertahan. Akhirnya pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati,
Subang, Jawa Barat. Sejak saat itu, Indonesia dikuasai oleh Jepang. Awal mula keberadaan Jepang di
Indoneia, disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Hal itu dikarenakan, ketika itu Jepang
berpropaganda bahwa Jepang datang bukan untuk menjajah Indonesia melainkan memerdekakan
bangsa Indonesia. Siaran tersebut menggunakan bahasa Indonesia dan membiarkan bendera Indonesia
dikibarkan, bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Radio Tokyo sering menyiarkan lagu
kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang untuk mengambil hati masayarakat
Indonesia dengan melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda sehingga bahasa
Indonesia ikut berkembang dengan pesat. (denisbocahnhgawi.blogspot.co.id). Selain itu, Radio Jepang
juga menyiarkan supaya rakyat Indonesia berontak terhadap Belanda, namun setelah Jepang
mengalahkan Belanda, kedatangan Jepang yang awalnya dikira akanmemerdekakan Indonesia, ternyata
hal itu hanya sebagai propaganda Jepang saja, karena Jepang memperlakukan masyarakat Indonesia
lebih kejam dari Belanda dan menduduki Indonesia dengan kebijakan-kebijakan yang menimbulkan
penderitaan bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih
jauh tentang, penindasan terhadap rakyat Indonesia pada penduduk Jepang di Indonesia.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kedatangan Jepang Di Indonesia?

2. Apa kebijakan-kebijakan yang diterapkan Jepang pada saat menjajah di Indonesia?

3. Apa dampak kebijakan pendudukan jepang di Indonesia yang masih dirasakan sampai
sekarang?
C.Tujuan

1.Untuk mengetahui apa saja kebijakan yang diterapkan oleh Jepang saat Menjajah Indonesia

2.Untuk mengetahui dampak kependudukan Jepang di Indonesia yang masih dirasakan sampai sekarang
Bab II

Pembahasan

A.Sejarah Kedatangan Jepang di Indonesia

Dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang memulai invasinya ke Asia pasca berhasil
menghancurkan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Invasi
Jepang ke Asia salah satunya bertujuan menguasai sumber daya alam yang mereka butuhkan
untuk kegiatan industri dan kepentingan perangnya. Oleh karena itu, ketika memasuki Hindia-
Belanda atau Indonesia, Jepang pertama kali mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur yang
dikenal sebagai kota minyak. Mereka mendarat disana pada 11 Januari 1942. Setelah berhasil
menaklukkan Tarakan, Jepang pun mulai menguasai wilayah lainnya seperti Balikpapan,
Samarinda, Pontianak, Banjarmasin, dan Palembang. 
Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di
Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah). Setelah serangkaian
pertempuran terjadi, tanggal 5 Maret 1942 Batavia pun jatuh ke tangan Jepang. Pada tanggal 8
Maret 1942, dilakukan perundingan antara pihak Belanda, Letnan Jenderal Ter Poorten dan
pihak Jepang, Jenderal Hitoshi Imamura beserta Gubernur Jenderal A.W.L. Tjarda van
Starkenborgh Stachouwer. Hasilnya, tercapai Kapitulasi Kalijati yang menandai berakhirnya
kekuasaan Belanda di Indonesia dan digantikan oleh pihak Jepang.
Dengan demikian proses kedatangan Jepang ke Indonesia diawali dengan menargetkan
daerah yang kaya akan sumber daya alam terlebih dahulu seperti Tarakan, Balikpapan,
Samarinda, Pontianak, Banjarmasin dan Palembang. Setelah wilayah-wilayah tersebut dikuasai,
barulah Jepang mendarat di Jawa hingga berakhir dengan menyerahnya Belanda dalam
perjanjian di Kalijati, Subang.
B.Kebijakan Jepang dibidang sosial budaya

1. Pembentukan Rukun Tetangga (RT).


Tanarigumi (RT) yang dibentuk oleh pemerintah Jepang ini, digunakan untuk
menggalang dan memobilisasi tenaga yang sangat besar dari kalangan masyarakat untuk
membuat benteng-benteng pertahanan, lapangan pesawat terbang darurat, jalan, dan
jembatan. Terbentuknya RT ini otomatis akan mempermudah pengawasan dan pengerahan
masyarakat untuk melakukan kerja bakti yang serupa dengan kerja paksa (Kinrohoishi) tersebut.

2. Dibentuknya tenaga Romusha.


Romusha awalnya hanyalah tenaga kerja yang dilakukan dengan sukarela, tetapi lama
kelamaan berubah menjadi sistem tenaga kerja paksa. Para tenaga romusha ini dipaksa untuk
membantu tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh Jepang. Medan peperangan Jepang yang
semakin luas menyebakan tenaga romusha ini tidak hanya ditempatkan di Indonesia tetapi juga
dikirim sampai ke luar negeri, seperti Malaysia, Myanmar, Serawak, Thailand, dan Vietnam.
Bangsa “Kerdil” ini memperlakukan para tenaga kerja ini seperti binatang. Mereka dipaksa
bekerja sangat berat tanpa dikasih makan dan minum, apalagi diberikan jaminan kesehatan.
Mereka dibiarkan mati begitu saja. Kebiadaban ini menyebabkan pemuda berusaha
menghindar dan melakukan perlawanan dari romusha ini, akibatnya Jepang mengalami
kesulitan untuk mendapatkan tenaga kasar
Dua kebijakan di atas tadi adalah sisi yang kelam dari bangsa Jepang di Indonesia. Tapi
tidak adil rasanya, kalau kita menafikan kebijakan bidang sosial yang dilaksanakan pemerintah
Jepang, yang menguntungkan bagi bangsa Indonesia walaupun pada dasarnya tetap bagi
kepentingan Jepang sendiri, yaitu:

3. Kebijakan sosial di bidang pendidikan.


Pada zaman Jepang, pendidikan mengalami peru-bahan.Sekolah Dasar (Gokumin Gakko)
diperuntukkan untuk semua warga masyarakat tanpa membedakan status sosialnya.
Pendidikan ini ditempuh selama enam tahun. Sekolah menengah dibedakan menjadi dua, yaitu:
Shoto Chu Gakko (SMP) dan Chu Gakko (SMA). Di samping itu, ada Sekolah Pertukangan (Kogyo
Gakko), Sekolah Teknik Menengah (Kogyo Sermon Gakko), dan Sekolah Guru yang dibedakan
menjadi tiga tingkatan. Sekolah Guru dua tahun (Syoto Sihan Gakko), Sekolah Guru empat
tahun (Guto Sihan Gakko), dan Sekolah Guru dua tahun (Koto Sihan Gakko).
Seperti pada zaman Belanda, Jepang tidak menyelenggarakan jenjang pendidikan universitas.
Yang ada hanya Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta, Sekolah Tinggi Teknik
(Kagyo Dai Gakko) di Bandung. Kedua Sekolah Tinggi itu meru-pakan kelanjutan pada zaman
Belanda. Untuk menyiapkan kader pamong praja diselenggarakan Sekolah Tinggi Pamongpraja
(Kenkoku Gakuin) di Jakarta.
4. Penggunaan Bahasa Indonesia.
Menurut Prof. Dr. A. Teeuw (ahli Bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda) bahwa
pendudukan Jepang merupakan masa bersejarah bagi Bahasa Indonesia. Tahun 1942,
pemerintah pendudukan Jepang melarang penggunaan Bahasa Belanda dan digantikan dengan
Bahasa Indonesia. Bahkan, pada tahun 1943 semua tulisan yang berbahasa Belanda dihapuskan
diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia. 
Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai bahasa pergaulan, tetapi telah menjadi bahasa
resmi pada instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Pada masa ini (1943) bermunculanlah
tokoh-tokoh sastra Indonesia, seperti Armin Pane, Abu Hanifah (El Hakim) dan lain-lain dengan
karya-karya satra mereka yang sangat luar bisa. Ada lagi Chairil Anwar yang disebut sebagai
tokoh Angkatan ‘45, dengan karyanya: Aku, Kerawang Bekasi, dan sebagainya. 
Memang, pemerintahan Balatentara Jepang memberikan wewenang dan kebebasan
yang sangat luas bagi penggunaan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di kalangan pribumi
pada waktu itu, sudah menjadi bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa resmi, bahasa
penulisan, bahasa ilmiah, dan sebagainya. Berbeda jauh bila dibandingkan pada waktu zaman
Belanda dulu yang sangat dibatasi penggunaannya untuk menekan timbulnya semangat
persatuan dan nasionalisme di kalangan masyarakat pribumi.
5.Upacara Seikerei yaitu tubuh dibungkukkan menghadap arah matahari terbit.
6.Upacara bendera yang dilaksanakan pada waktu hari senin setelah matahari terbit.
7.Jepang membentuk Jugun Ianfu (kelompok tentara pemuas seks tentara Jepang).Para pekerja
seks tersebut berasal dari seluruh pelosok desa di nusantara. Yang menjadi koordinasi dari
mereka yaitu tidak lain ialah para bupati-bupati yang bekerjasama dengan Jepang.
C.Kebijakan Jepang dibidang Militer
1..Pembentukan Kempetai (Polisi Rahasia) . Kempetai memiliki tugas untuk mengawasi gerak
gerik dari para pejuang Indonesia.
2.Jepang juga menghapus organisasi politik dan menggantikannya dengan organisasi massa
buatan Jepang. Oleh karena itu, Jepang pun membentuk organisasi semi militer dan organisasi
militer. Beberapa organisasi militer dan semi milter Jepang adalah sebagai berikut. 
a) Seinendan (Barisan Pemuda). Pemerintah Jepang membentuk Seinendan pada
tanggal 29 April 1943. Pembentukan Seinendan bertujuan untuk memperkuat
pertahanan garis belakang dalam pertempuran Asia Timur Raya.
b) Keibodan. Keibodan didirikan bersamaan dengan Seinendan, yaitu pada tanggal
29 April 1943. Tugas organisasi ini adalah memelihara keamanan setempat
sehingga organisasi Keibodan berada di bawah pengawasan kepolisian.
c) Fujinkai (Barisan Wanita). Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Organisasi
ini bertugas untuk mengerahkan tenaga perempuan untuk ikut serta dalam
memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib maupun
kesejahteraan rakyat. Usia minimum anggota Fujinkai adalah 15 tahun,
sedangkan usia maksimum tidak dibatasi.
d) Heiho (Barisan Pembantu Prajurit Jepang). Pembentukan Heiho diumumkan di
Jawa pada tanggal 24 April 1943, sedangkan di Sumatra baru diumumkan pada
Mei 1943. Program militer Heiho memberi kesempatan kepada para pemuda
Indonesia untuk menjadi perwira yang sejajar dengan perwira Jepang. 
e) PETA (Pembela Tanah Air). Pada 3 Oktober 1943, Saiko Shikika mengeluarkan
Osamu Seirei No. 44 tentang pembentukan tentara sukarela untuk
mempertahankan Pulau Jawa yang selanjutnya disebut tentara Pembela Tanah
Air (PETA).
D. Dampak Kependudukan Jepang di Indonesia yang masih dirasakan sampai sekarang
semua kalangan berhak mendapatkan pendidikan dan terbentuk tingkatan pendidikan baru,
yaitu sd 6 tahun, smp 3 tahun dan sma 3 tahun, yang masih di terapkan sekarang.Dan Akibat kebijakan
jepang, Indonesia diijinkan menggunakan Bahasa Indonesia

Dampak dari kebijakan militer yang di terapkan oleh jepang adalah terbentuknya 3 angkatan
militer yang masih di terapkan sampai sekarang, yaitu angkatan laut, angkatan darat, angkatan
udara

Sistem RT dan RW, ternyata dibentuk pertama kali oleh pasukan Jepang. Pada saat itu,
dibentuknya sistem RT dan RW oleh pasukan Jepang adalah untuk mengantisipasi adanya mata-
mata. Oleh karena itu, dibentuklah Tonarigumi atau sekarang dikenal dengan sebutan RT yang
kita terapkan sampai saat ini
E.DAFTAR PUSTAKA
https://roboguru.ruangguru.com/question/coba-deskripsikan-beberapa-kebijakan-jepang-
dalam-bidang-militer-pada-masa-pendudukan
https://azanulahyan.blogspot.com/2016/01/kebijakan-jepang-pada-bidang-sosial.html?m=1
https://roboguru.ruangguru.com/question/bagaimana-proses-kedatangan-jepang-ke-
indonesia-_QU-OTLNJY5K
 

Anda mungkin juga menyukai