Jepang kemudian mulai berbenah diri dan berusaha mengejar ketertinggalannya dari bangsa
Eropa Barat. Restorasi Meiji berhasil menjadikan bangsa Jepang menjadi bangsa yang modern
pada waktu itu. Jepang yang seperti diketahui saat itu merupakan negara ‘kuno’ dan miskin
dengan sakokunya (isolasi) menjelma menjadi salah satu kekuatan yang disegani di Asia Timur.
Banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam dibidang industri, pemerintahan, pendidikan
maupun militer akibat dari Restorasi Meiji. Kemajuan-kemajuan tersebut dicapai hanya dalam
kurun waku kurang dari 50 tahun. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk membahas lebih
lanjut mengenai pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi yang terjadi di Negeri Matahari
Terbit tersebut. Dunia mengakui bahwa Jepang telah menjelma menjadi Negara yang kuat dan
modern yang kedudukannya sejajar dengan Negara-negara besar di barat. Jepang yang baru
telah mencapai perkembangan dalam segala bidang, seperti perkembangan industry,
perdagangan, pendidikan, dan angakatan perang. Setelah jepang menjadi Negara yang kuat,
Jepang mulai melibatkan diri dalam dunia internasional dan membuat konflik dengan Negara-
negara lain, misalnya masalah Korea (melibatkan Korea dalam perang melawan Cina),
kemudian disusul dengan perang melawan Rusia. Ini berarti Jepang mulai mempraktekan politik
imperialisme seperti Negara-negara Barat.
Pada masa menjelang terjadinya Restorasi Meiji Jepang dipimpin oleh Kesyogunan Tokugawa.
Kesyogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang
setelah Kesyogunan Kamakura dan Kesyogunan Muromachi. Ketika Kesyogunan Tokugawa
memerintah, Jepang melaksanakan politik isolasi terhadap dunia luar (politik Sakoku). Artinya,
Jepang menyatakan menutup diri bagi orang asing, agama asing dan pengaruh asing. Orang-
orang jepang dilarang berpergian ke luar negeri. Orang-orang yang berasal dari luar Jepang
diusir. Kekuasaan Tokugawa memang mampu menciptakan ketentraman. Namun, seiring
pertambahan penduduk yang melaju dengan cepatnya membuat Pemerintah Tokugawa tidak
mampu mengatasi kesulitan ekonomi. Lantas Jepang meninggalkan politik isolasi. Hal ini
ditandai dengan perjanjian Syimoda pada tanggal 30 Maret 1854. Isi dari perjanjian tersebut
pelabuhan Syimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Pembukaan
tersebut merupakan awal saja karena terjadi lagi tahapan kedua di tahun 1858 dalam
Townsend Harris Agreement, yang isinya: Jepang Menyetujui pangangakatan duta Amerika di
Yedo dan konsul-konsul dikota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing; Jumlah
pelabuhan yang dibuka ditambah; Diadakan perdagangan bebas dan warga Negara Amerika
Serikat dibolehkan diam di Yedo, Osaka dan kota-kota lainnya yang telah dibuka untuk
perdagangan asing; Penetapan peraturan bea impor; dan pertukaran mata uang dengan bebas.
Akibat dari perjanjian ini berarti jepang telah terbuka lebar dan politik isolasinya sudah
berakhir. Hal ini menjadi latar belakang terjadinya Restorasi Meiji. Masyarakat jepang kecewa
dengan pemerintahan Syogun Tokugawa yang mulai membuka terhadap pengaruh dari bangsa
asing. Syogun dianggap lemah karena meninggalkan politik isolasi. Peristiwa inilah menjadi awal
dari gerakan Restorasi Meiji. 2.2 Proses Terjadinya Restorasi Meiji Pembukaan Jepang bagi
bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi bangsa Jepang terutama kekuasaan
syogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan munculnya perasaan anti-Syogun.
c.Bidang Sosial
1. kemelaratan dan kelaparan merajalela yang memunculkan kelompok rakyat miskin yg
sangat besar jumlahnya.
2. Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
3. Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi
kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi kebaktian,
kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
4. Munculnya sikap 4 persatuan untuk mengusir penjajahan.
5. Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT)
atau Tonarigumi.
d.Bidang Budaya
1. Didirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidosho.
2. Pemaksaan pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan
penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa
matahari ( Omiterasi Omikami).
3. Berkembangnya tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian di
dalam masyarakat Indonesia.
4. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso
5. Cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-
pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia.
6. Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam
komunikasi.
e.Bidang Birokrasi dan Militer
1. Jepang telah mengeluarkan UU no.27 tentang Aturan Pemerintah Daerah dan UU No.28
tentang Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi. Dampak yang ditimbulkan oleh
peraturan baru tersebut adalah terhentinya kegiatan pemerintahan sementara dan
mendatangkan suatu tenaga sipil dari Jepang ke daerah Jawa.
2. Pulau Jawa menjadi pusat suatu peralatan dan segala perbekalan yang diperlukan saat
perang.
3. Berdasarkan Undang-undang no.27 dan UU no. 28 tersebut, seluruh kota yang berada di
daerah persebaran Jawa maupun Madura terbagi menjadi struktur yang dianut oleh
Jepang (syu, syi, ken, gun, son, dank u), terkecuali untuk daerah Yogyakarta dan Solo.
4. Rakyat Indonesia mendapatkan manfaat pengalaman dan bidang ketentaraan, bidang
pertahanan, dan keamanan. Terdapat kekuatan inti Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang
berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sekarang berganti nama
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
f.Bidang Pendidikan
1. Adanya suatu aturan untuk belajar wajib hanya selama 6 tahun dan mewajibkan Bahasa
Jepang sebagai materi pelajaran yang wajib dikuasai.
2. Budaya dan adat istiadat Jepang diperkenalkan dan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
pengantar wajib di seluruh sekolah di Indonesia.
3. Pada tahun 1943 adanya proses penutupan pada perguruan tinggi.
4. Adanya suatu proses re-open atau pembukaan kembali perguruan tinggi seperti
Perguruan Tinggi Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung, Perguruan Tinggi Kedokteran (Ika
Daigaku) di Jakarta.
5. Adanya pembukaan sekolah Akademi Pamong Praja (Konkoku Gakuin) yang bertempat
di Jakarta. Dampak Positif Pendudukan JepangSunting