Dosen pengampu:
Yustina Sri Ekwandari, S. Pd., M. Hum
Myristica Imanita, S. Pd., M. Pd
Disusun oleh:
Kelompok 6
M. Sahrul Dwi Wantoro 2113033030
Nabila Fauziah Aziz 2113033036
Ariska Aulia Zannati 2113033063
Wahyu Agil Permana 2113033066
Destiana Saputri 2113033070
Subhan Al Qodri 2113033072
Abi Qolbi Umayroh Tio Putri 2113033075
Dzaky Julianzah Arief 2153033004
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Asia Tenggara, dengan
judul: “Asia Tenggara Pada Masa Perang Dunia Ke-II”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
2.3 Kondisi Negara-negara di Asia Tenggara Pada Masa Perang Dunia Ke-II...........6
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perang dunia ke-II adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun
1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk
semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling
bertentangan yakni Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam
sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam
keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan
ekonomi, industri, dan teknologi untuk keperluan perang. Ditandai oleh sejumlah
peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust
dan pemakaian senjata bom atom dalam peperangan, perang ini memakan banyak
korban jiwa. Perang Dunia II adalah perang paling mematikan sepanjang sejarah umat
manusia (Sommerfield,2008).
1
Filipina melarikan diri ke Jawa pada 12 Desember 1941. Jepang di masa
pendudukannya di Filipina lama kelamaan bukan hanya mengeksploitasi sumber daya
alam Filipina, melainkan juga sumber daya manusianya. Pihak militer Jepang mulai
melakukan pengerahan tenaga kerja manusia untuk keperluan perang mereka. Semua
rakyat dikerahkan, mulai dari pemaksaan untuk menjadi tentara sukarela sampai dengan
pekerja paksa, bahkan perempuan pun tidak luput dari pengerahan tersebut.
3. Bagaimana kondisi negara-negara di Asia Tenggara pada masa perang dunia ke-II?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka secara garis besar tujuan disusunnya
makalah ini diantaranya adalah :
2
3. Untuk mengetahui kondisi negara-negara di Asia Tenggara pada masa perang dunia
ke-II.
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Asia Tenggara baru muncul pada masa Perang Dunia II. Namun, Jepang
sudah menggunakan istilah Tonan Ajiya untuk menyebut wilayah Asia Tenggara sejak
akhir abad ke-19, namun dalam bahasa-bahasa Eropa penggunaannya tidak meluas
hingga pada tahun 1950-an, sebelum akhirnya dipertemukan negara-negara di benua
Asia dan Tiongkok dan India dengan pulau-pulau lepas pantainya.
Menurut Suryanegara, Ahmad Mansur, (2015: 18) istilah Asia Tenggara atau
SouthEast Asia muncul pada masa Perang Dunia II. Pada awalnya Asia Tengga terdiri
dari Indo Cina atau India Belakang wilayah jajahan Perancis. India Belanda atau
Indonesia merupakan wilayah jajahan Belanda, Filipina sebagai wilayah jajahan
Amerika Serikat, Malaya, Singapura, Serawak, Brunai, dan Sabah sebagai wilayah
jajahan Inggris, Birma sebagai wilayah jajahan Inggris, dan Thailand sebagai wilayah
Euffer State atau daerah penyangga yang bebas dari penjajahan Barat.
4
Jepang merupakan negara yang dianggap dapat menjadi contoh tentang reformasi
dan modernisasi. Pada abad ke-19, teknologi Jepang sudah maju untuk memperkuat
militernya. setelah restorasi Meiji, Jepang segera melakukan reformasi besar-besaran.
Teknik-teknik pembangunan kapal mulai diperkenalkan, manufaktur, infrastruktur,
perkreta apian, persenjataan, pertambangan, tekstil, kaca, bahan kimia dan masih
banyak lainnya.
Pada awal abad ke-20 merupakan potensi besar untuk mendapatkan sumber daya
alam dan membangun pasar di kawasan Asia Tenggara yang tentu akan menguntungkan
Jepang. Tidak lama setelah kedudukan kolonial Jepang atas Taiwan, kekalahan Rusia,
invasi China dan pembentukan negara boneka Manzhouguo, Jepang memandang Asia
Tenggara sebagai wilayah potensial berikutnya untuk menancapkan pengaruh
kekaisaran Jepang.
Jepang menyatakan bahwa dirinya adalah pembebas bagi Asia Tenggara dari
Kolonial Barat. Ironisnya, mereka malah menerapkan bentuk pemerintahan yang serupa
melalui sejumlah kolabolator elite dan institusi lokal. Jepang selalu berupaya seolah-
olah menjadi saudara bagi kawasan Asia Tenggara. Beberapa cara yang dilakukan
Jepang misalnya: bangunan-bangunan, rambu-rambu jalan, surat kabar, buku digantikan
dengan menggunakan bahasa lokal dan monument sesuai kultur pribumi.
5
sepanjang Koral Sea (laut kerang) pada Mei 1942 dan Midway pada Juni 1942. Setelah
kemenangan Amerika di Guandalcanal, kepulauan Solomon pada tahun 1943 Jepang
berada di posisi bertahan di pasifik hingga berakhirnya perang. Ketika Jepang semakin
terdesak dan didera kekalahan berulang kali pada lini depan pertahanan, Presidan
Truman dari Amerika Serikat segera melakukan serangan besar-besaran dengan
mengebom dalam serangan terhadap Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki
pada 9 Agustus 1945. Dua kota Jepang itu mengalami porak poranda yang sangat kacau.
Puluhan ribu orang tewas dalam peristiwa tersebut, bahkan banyak juga yang mati
akibat paparan radiasi yang disebabkan oleh bom atom tersebut. Hingga pada 15
Agustus 1954 Jepang menyatakan menyerah pada sekutu.
Di hari yang sama dengan pengeboman Pearl Harbor, pasukan Jepang legion
ke-25 veteran perang di China mendarat di pesisir timur Thailand dan timur laut
Malaya. Memanfaatkan keraguan serta kegagalan Inggris dalam melancarkan operasi
Matador, Jepang merencanakan untuk mendahului sekutu bergerak menuju Thailand
untuk menghancurkan pasukan invasi di laut dan menghilangkan pantai
pendaratannya. Pasukan Jepang dengan cepat bergerak ke selatan sepanjang pesisir
barat dan timur Semenanjung Malaya menuju sasaran utama mereka. Berusaha
menduduki Markas Besar Komando Angkatan Darat Malaya di Benteng Singapura.
Pada saat yang bersamaan, Angkatan Laut Jepang yang terbang dari pangkalan udara
Indo-China Selatan melakukan pengeboman ke sejumlah lokasi strategis Singapura.
6
Dari pantai pendaratannya di barat laut, pasukan Jepang bergerak ke Singapura
bagian selatan, barat, dan tengah mencapai daerah Bukit Timah Tengah yang
merupakan lokasi strategis. Sementara itu, di barat daya Batalyon 1 dan Batalyon 2
Resimen Malaya bertahan sekuat tenaga dan mencoba menghadang pasukan Jepang,
meskipun mereka harus menerima kekalahan. Jenderal A.E Percila akhirnya setuju
menyerahkan Benteng Singapura kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15
Februari 1942.
Ketika perang antara Jepang dan Amerika Serikat semakin dekat Manuel
Quezon, Presiden Persemakmuran Filipina mendirikan Civilian Emergency
Administration (CEA) atau Pemerintah Darurat Sipil pada tahun 1941. CEA bertugas
untuk mempersiapkan Bangsa Filipina menghadapi perang dengan segala tugas,
melakukan pengujian sirine, pemadaman dan evakuasi. Beberapa bulan kemudian
Presiden Amerika Serikat Roosevelt menggabungkan Angkatan Darat dan Angkatan
Laut ke dalam Angkatan Darat Amerika di Filipina.
Tentara yang tergabung ini kemudian membentuk US Army Forces In The Far
East (USAFFE) dengan kekuatan sekitar 50.000 orang dibawah komando Jenderal
Douglas Mac Arthur. Rencana Mac Arthur selama 10 tahun memakan biaya yang
sangat besar, termasuk pelatihan prajurit cadangan dalam jumlah besar untuk
melengkapi dan membantu tentara professional yang nantinya akan disebarkan ke
seluruh penjuru kepualuan. Sementara itu, Departemen Perang Amerika terus
berupaya menghalangi pasukan Jepang.
7
Sejak Januari hingga Maret 1942, sisa-sisa tentara USAFFE di Batangas bersama
pasukan AS yang direorganisasi di Filipina, melawan tentara Jepang dibawah
komando Wainwright dalam sebuah pertempuran yang sengit. Namun, akibat dari
serangan yang terus-menerus, Filipina dan Amerika akhirnya menyerah.
Seperti yang diketahui pada sejarah Indonesia, bahwa salah satu bagian
wilayah Indonesia yang sangat menentang Belanda adalah Aceh. Dibawah pimpinan
Daud Bereueh, Aceh selalu memberontak melawan Belanda, bahkan sebelum
diserang Jepang datang. Pada tanggal 8 Maret 1942, Gubernur Belanda akhirnya
menyerah di Batavia. Namun, Indonesia sebenarnya belum terbebas daru penjajah.
Jepang datang ke Indonesia dengan harapan untuk dapat menguasai sumber daya
alam Indonesia yang sangat melimpah. Namun, dalam perjalanan, Jepang merasa
Indonesia adalah salah satu bagian kawasan Asia Tenggara yang sangat potensial,
baik di bidang ekonomi, maupun politik, sehingga Jepang menginginkan menguasai
Indonesia secara penuh.
Indonesia berpotensi sebagai garis depan bagi serangan balik sekutu. Namun
kenyataannya, sekutu lebih siap menaklukan kembali Asia Tenggara melalui
serangan yang dilakukan komando Asia Tenggara. Pimpinan Inggris melawan
pasukan Jepang di Burma, sementara komandan pasifik barat daya Amerika ke utara
8
untuk menaklukan Filipina sebagai bagian dari ekspansinya ke utara. Pasukan
Amerika merebut Morotai di Indonesia Timur pada tahun 1944.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Bradley William. L dan Lubis, Mochtar. 1991. Dokumen Dokumen Pilihan Politik Luar
Negeri Amerika Serikat dan Asia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jorgensen-Dahl, Arnfirn. 1985. Regional Organization and Order in South East Asia.
London: Macmillan Press.
Kamal, Mukhtar. 1986. Buku Ajar Sejarah Asia Tenggara. (IKIP Padang).
Scalapino, Robert A. 1985. Asia Tenggara Dalam Tahun 1980-an. (Jakarta: CSIS).
Sri Ekwandari, Yustina dan Imanita, Myristica. 2022. Sejarah Asia Tenggara, Dari
Masa Kerajaan Sampai Pembentukan ASEAN. Bandarlampung: CV. Anugerah
Utama Raharja.
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2015. Api Sejarah 2, Mahakarya Perjuangan Ulama dan
Santri dalam Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bandung: Surya
Dinasti.
Welly, Farida. 2005. Hand- Out Sejarah Asia Tenggara. Laboratorium Sejarah FIS
UNP.
11