Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS WAWANCARA

Dosen pengampu:
Nur Indah Lestari, S. Pd., M. Pd
Marzius Insani, S. Pd., M. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2
Andini Shira Putri 2113033018

Nurul Hasna Azhari 2113033032

Muhammad Fauzan Akbar 2113033054

Wahyu Agil Permana 2113033066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Lisan dan Tradisi Lisan,
dengan judul: “Jenis-Jenis Wawancara”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bandarlampung, 06 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Wawancara ....................................................................................... 3

2.2 Jenis-jenis Wawancara........................................................................................ 4

2.3 Teknik Wawancara ............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wawancara merupakan salah satu metode yang cukup handal dan sering digunakan
dalam rangka menggali data dan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pemeriksaan
psikologis. Secara umum, wawancara memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
interaksi sosial yang akrab, percakapan, diskusi ataupun presentasi, namun memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Menurut Budiyono (2003: 52) mengatakan bahwa metode
wawancara (interview) adalah cara pengumpulan yang dilakukan antara peneliti dengan
subyek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel
(2007) mengatakan "A clinical task-based interview can be seen as a situation where the
interview-interview interaction on task is regulated by a system of explicit and implicit
norms, value, and rules".

Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan yang spesifik tentang wawancara ini,
yaitu, "Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua pihak yang setidaknya satu
diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah ditetapkan dan melibatkan proses Tanya
jawab tentang sesuatu". Dalam jurnal lain. Hurst (2007: 274) mengungkapkan bahwa:
"Interview were chosen as the main data gathering strategy for the original project because it
was felt that potentially "data rich environment this afforded would provide the hest context
for assesistry and probing for presence of three models of thinking (mathematical knowledge,
contextual knowledge, and strategic knowledge) both before and following the intervention
phase of project".

Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat
dijelaskan bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara pewawancara dan
yang diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tugas / tes yang telah
diberikan kepada yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data
primer yang terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wawancara?

2. Apa saja jenis-jenis wawancara?

3. Apa saja teknik wawancara?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka secara garis besar tujuan disusunnya
makalah ini diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu wawancara.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis wawancara.

3. Untuk mengetahui teknik wawancara.

1.4 Manfaat

Sebagai proses pembelajaran bagi penulis dalam menambah ilmu pengetahuan


serta wawasan keilmuan, dalam rangka mengikuti perkembangan dan pendidikan pada
umumnya, sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan
kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawancara

Denzin mendefinisikan wawancara sebagai percakapan face to face (tatap muka), di


mana salah satu pihak menggali informasi dari Black dan Champion (1976) wawancara
adalah suatu komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi (dari salah satu pihak).
Menurut True (1983) wawancara adalah percakapan antara dua orang mengenai suatu subjek
yang spesifik. Sebuah proses komunikasi interaksional dengan tujuan yang telah ditetapkan,
untuk mendalami tema tertentu melalui deretan pertanyaan.

Definisi yang lebih terperinci dikemukakan oleh Stewart dan Cash (2000) wawancara
adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak. paling tidak salah satu pihak
mempunyai satu tujuan antisipasi dan serius serta biasanya termasuk tanya jawah. Wien
(1983) menambahkan bahwa wawancara dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (dalam
Phares, 1992).

Menurut Kerlinger (1992) wawancara adalah peran situasi tatap muka interpersonal di
mana satu orang (interviewer), bertanya kepada satu orang yang diwawancarai, beberapa
pertanyaan yang dibuat untuk mendapatkan jawaban yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Wawancara adalah interaksi paling tidak antara dua orang, satu pihak berperan
dalam sebuah proses, dan satu pihak lainnya mempengaruhi respon yang lain (Phares, 1992).

Wawancara merupakan salah satu teknik utama yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Phares (1992) menambahkan bahwa bagi psikolog klinis, wawancara merupakan teknik
yang paling dasar dan berguna karena hasilnya dapat membantu psikolog untuk memahami
masalah klien. membuat prediksi, dan mengambil keputusan.

Flanagan dan Flanagan (1999) menyatakan bahwa wawancara adalah proses komunikasi
yang dilakukan oleh interviewer dengan interviewer. Interviewer menggunakan keahliannya
dalam berbicara secara aktif saat proses komunikasi tersebut. Tujuan interviewer
menggunakan keahliannya dalam berbicara secara aktif, yaitu: pertama, untuk memotivasi
interviewee dalam mengungkapkan pendapatnya. Kedua, untuk mengarahkan percakapan
antara interviewer dengan interviewee dalam bentuk tanya jawab, namun dalam mengarahka

3
percakapan tersebut interviewee tetap diberikan kebebasan untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh interviewer.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah komunikasi antara dua pihak atau lebih yang bisa dilakukan dengan tatap
muka di mana salah satu pihak berperan sebagai interviewer dan pihak lainnya berperan
sebagai interviewee dengan tujuan tertentu, misalnya untuk mendapatkan Informasi atau
mengumpulkan data. Interviewer menanyakan sejumlah pertanyaan kepada interviewee untuk
mendapatkan jawaban.

2.2 Jenis-jenis Wawancara

Pada dasarnya terdapat beberapa jenis wawancara.

1) Informal, berupa percakapan. Dalam tipe ini memiliki pertanyaan yang langsung dengan
tujuan supaya terjaga keterbukaan kebebasan informasi yang diberikan tidak dibatasi oleh
pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.

2) Menggunakan panduan inteview secara umum. Panduan ini dimaksudkan untuk menjamin
bahwa cakupan informasi yang dikumpulkan dari tiap responden adalah sama; cara ini
bersifat lebih terfokus daripada tipe informal namun masih memiliki derajat kebebasan dan
penyesuain dalam usaha memperoleh informasi dari responden.

3) Distandarisasi, Interview terbuka-tertutup. Pada tipe ini pertanyaan terbuka-tertutup yang


sama diajukan kepada semua responden (merupakan pertanyaan yang bebas dipilih untuk
dijawab: tanpa jawaban "ya" atau "tidak" atau beupa rating). Pendekatan ini memungkinkan
interview yang cepat dan dapat lebih mudah dianalisa dan dibandingkan.

4) Tertutup, interview respon. Semua responden diberi pertanyaan sama dan diminta untuk
memilih jawaban diantara alternatif yang tersedia.

Format ini bermanfaat bagi yang tidak terbiasa dengan wawancara. Sementara itu, peneliti
kualitatif biasanya menggunakan wawancara dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

Pengajuan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4
2) Wawancara secara terus terang

Menjelaskan secara jelas dan terus terang maksud dan tujuan mendapatkan informasi tentang
beberapa masalah.

3) Wawancara yang menempatkan informan sebagai sejawat

Dalam wawancara jenis ini, peneliti menempatkan informan sebagai coresearcher (pasangan
atau sejawat peneliti itu sendiri). Untuk itu, telah dikemukakan apa yang menjadi harapan
kepada informan - informannya.

2.3 Teknik Wawancara

Jika dilihat dari topik yang akan diajukan dalam wawancara, terdapat tiga bentuk teknik
wawancara, yaitu:

1) Wawancara bebas (free/open Interview)

Yaitu wawancara yang dilakukan kepada orang-orang dalam masyarakat yang dikaji
dengan topik wawancara bebas, tidak terfokus pada satu topik tertentu, dan orang yang
diwawancara dapat menjawab pertanyaan secara bebas pula. Wawancara bebas dapat
dilakukan dengan mengkombinasikannya dengan teknik wawancara sambil lalu (casual
interview), yaitu wawancara yang dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya, dan dalam
situasi yang ditentukan siapa orangnya, dimana tempatnya dan lamanya waktu wawancara,
dengan kata lain dapat dilakukan dimana dan kapan saja, sehingga data yang diperoleh dari
wawancara bebas ini, sifatnya beraneka ragam.

Data yang diperoleh dari wawancara bebas, antara lain berfungsi sebagai berikut:

- bahan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap instrumen penelitian (pedoman


umumn wawancara) yang telah dibuat sebelumnya.

- bahan dalam melakukan penjajakan kepada siapa saja wawancara mendalam akan dilakukan
guna mendapatkan data penelitian secara mendalam. Penjajakan ini dapat diperoleh dari
pengamatan langsung terhadap orang-orang yang diwawancara. tentang pengetahuan dan
wawasannya, khususnya yang berkaitan dengan fokus bahasan penelitian, atau diperoleh dari
informasi masyarakat langsung.

5
2) Wawancara mendalam (depth Interview)

Adalah wawancara yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data melalui keterangan


secara lisan dari informan terutama kepada para informan kunci (key informant) dengan
menggunakan pedoman umum wawancara, sebagai penuntun wawancara, sebagai penuntun
wawancara, sehinggo peneliti tidak kehilangan pegongan don kehabisan bahan pertanyaan (
Koentjaraningrat, 1981 : 181 ) .

3) Wawancara berencana (Standarized interview)

Yaitu wawancara dengan menggunakan pedoman daftar pertanyaan dengan tipe terbuka
sampel yang telah direncanakan. Wawancara berencana ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tambahan dari setiap individu yang menjadi sampel, yaitu pendapat dan
pengetahuannya terhadap objek yang akan diteliti. Sementara itu, dilihat dari segi
pertanyaannya, teknik wawancara dapat dibagi menjadi (Koentjaraningrat, 1990:130):

1. Wawancara tertutup (clossed interview)

Wawancara ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bentuknya sedemikian rupa


sehingga jawaban dari responden atau informan amat terbatas.

2. Wawancara terbuka (open interview)

Yaitu wawancara yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian rupa


bentuknya sehinggga responden atau informan tidak terbatas dalam jawab-jawabannya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Flanagan dan Flanagan (1999) menyatakan bahwa wawancara adalah proses komunikasi
yang dilakukan oleh interviewer dengan interviewer. Interviewer menggunakan keahliannya
dalam berbicara secara aktif saat proses komunikasi tersebut. Tujuan interviewer
menggunakan keahliannya dalam berbicara secara aktif, yaitu: pertama, untuk memotivasi
interviewee dalam mengungkapkan pendapatnya. Kedua, untuk mengarahkan percakapan
antara interviewer dengan interviewee dalam bentuk tanya jawab, namun dalam mengarahka
percakapan tersebut interviewee tetap diberikan kebebasan untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh interviewer.

Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan


pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan
mendapatkan jawaban dari responden..

Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jumalistik untuk keperluan penulisan


berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh
pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai. Wawancara dapat
disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara obrolan biasa dengan
wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah tujuannya, hubungan antara
narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan waktunya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fadhallah, R. A., & Psi, S. (2021). Wawancara. UNJ PRESS.

Stewart, C. J., et all. (2012). Interview: prinsip dan praktik edisi 13. Jakarta: Salemba
Humanika

Koentjaraningrat, 1990.Metode Wawancara Dalam Metode-metode Penelition


Mosyarakat. Penyunting Koentjaroningrat, PerierbitPi.Gramedia, Jakarta.

Koichu, B., & Harel, G. (2007). Triadic interaction in clinical task-based interviews
with mathematics teachers. Educational Studies in Mathematics, 65(3), 349-365.

Sakti, T. L., & Tressyalina, T. (2019). Realisasi Tindak Tutue Langsung Dalam Praktik
Wawancara Tipe Light Entertaiment Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Padang.Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(1), 195-201.

Anda mungkin juga menyukai