Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN WAWANCARA

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Nama Anggota:
1. Fitri Septi Triani (06021382227080)
2. Diah Nur Nabila (06021382227071)
3. Dwi Kurniawan (06022382227067)
4. Dimas Bomantara (06021382227089)

Dosen Pengampu:
1. Ernalida, S.Pd., M.Hum., Ph.D.
2. Novritika, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
karunia, rahmat,dan hidayah-Nya yang berupa kesehatan sehingga makalah yang
berjudul, “Keterampilan Wawancara” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
ini disusun sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Berbicara Efektif,Kami
ucapkan Terima kasih kepada Ibu Ernalida, S.Pd., M.Hum., Ph.D. dan Ibu
Novritika, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Berbicara Efektif. Serta
tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini kami berusaha menyusun
makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari jika makalah
yang kami buat jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan dari segi
penulisan maupun penyusunan.Oleh karena itu, kami menerima kritik juga saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Atas perhatian dan kesempatan untuk membuat
makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Wawancara.............................................................................................6
2.2 Macam-macam Wawancara.....................................................................................6
2.3 Tujuan Pembelajaran Menyimak Wawancara..........................................................7
2.4 Prosedur Wawancara................................................................................................8
2.5 Jenis Wawancara......................................................................................................9
2.6 Kekuatan dan Kelemahan Wawancara...................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam aspek pendidikan, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata


pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Terdapat 4 (empat)
keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini mempunyai
hubungan yang erat dalam usaha seseorang untuk memperoleh keterampilan
berbahasa dengan baik. Dari paparan di atas salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik adalah keterampilan menyimak merupakan suatu
keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik, keterampilan ini
merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan siswa terutama dalam
belajar bahasa Indonesia (Harefa, D., Ndruru, M., Ndraha, L., 2020).

Wawancara adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan


informasi dari responden (siswa, orang yang diwawancarai) dengan melakukan
tanya jawab sepihak. Dalam kegiatan wawancara itu pertanyaan berasal dari pihak
pewawancara, sedangkan responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan saja
(Harefa, D., Telambanua, 2020).

Menyimak wawancara dapat dilakukan pada wawancara jenis apa saja tanpa
adanya batasan. Setidaknya syarat-syarat dalam sebuah wawancara tersebut
adalah menyajikan informasi atau pembahasan yang cukup berarti. Baik itu
wawancara yang dilakukan oleh wartawan televisi, penulis biografi, peneliti,
aparatur negara, dan lain sebagainya. Terdapat dua macam wawancara yaitu
wawancara formal dan informal (Hakim, 2013 dalam Singh, 2002).
menyimak wawancara adalah menyimak untuk kegiatan bertanya dan
menjawab antara pewawancara dengan pihak yang diwawancarai atau
narasumber. Hal-hal yang lazim disimak adalah identitas tokoh (pewawancara dan
narasumber), latar wawancara, tujuan wawancara, dan isi wawancara. Hasil proses
menyimak tersebut berupa data dan fakta yang dapat dijadikan sebagai bahan
penulisan berita.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok


masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.Apa pengertian dari wawancara?
2.Apa saja macam-macam wawancara?
3.Apa tujuan pembelajaran menyimak wawancara?
4.Bagaimana prosedur wawancara?
5.Apa jenis wawancara menurut para ahli?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian wawancara;

2.Untuk mengetahui macam-macam wawancara;

3.Untuk mengetahui tujuan pembelajaran menyimak wawancara;

4.Untuk mengetahui prosedur wawancara;

5.Untuk mengetahui jenis wawancara menurut para ahli.


PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawancara


Dalam tulisan ini akan dihubungkan antara keterampilan menyimak
dengan bahan simakan yaitu wawancara. Menyimak dan wawancara
sesungguhnya memiliki unsur-unsur yang berbeda dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Wawancara adalah situasi berhadap-hadapan antara pewawancara
dan responden yang dimaksudkan untuk menggali informasi yang diharapkan,
dan bertujuan mendapatkan data tentang responden dengan minimum bias dan
maksimum efisiensi (Hakim, 2013 dalam Singh, 2002).
Dalam menyimak wawancara, penyimak memerhatikan pertanyaan yang
diutarakan oleh pewawancara dan mencatat kata-kata kunci dari jawaban
narasumber. Maka seorang penyimak wawancara harus mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk dapat menghubung-hubungkan kata kunci yang
ditangkapnya menjadi sebuah ide atau gagasan yang sesuai dengan yang
dimaksud oleh pewawancara dan narasumber. Wawancara sebagai sebuah
proses komunikasi dyad (interpersonal), dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, bersifat serius, yang dirancang agar tercipta interaksi yang
melibatkan aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan (Hakim, 2013 dalam
Steward & Cash, 1982). Penyimak wawancara berperan sebagai pengamat
dalam rangka menerjemahkan isi dari apa yang dibicarakan dalam sebuah
kegiatan wawancara.

2.2 Macam-macam Wawancara


Menyimak wawancara dapat dilakukan pada wawancara jenis apa saja
tanpa adanya batasan. Setidaknya syarat-syarat dalam sebuah wawancara
tersebut adalah menyajikan informasi atau pembahasan yang cukup berarti.
Baik itu wawancara yang dilakukan oleh wartawan televisi, penulis biografi,
peneliti, aparatur negara, dan lain sebagainya. Terdapat dua macam
wawancara yaitu wawancara formal dan informal (Hakim, 2013 dalam Singh,
2002).
Wawancara formal atau wawancara terstruktur adalah sebuah prosedur
sistematis untuk menggali informasi mengenai responden dengan kondisi di
mana satu set pertanyaan ditanyakan dengan urutan yang telah disiapkan oleh
pewawancara dan jawabannya direkam dalam bentuk yang terstandarisasi.
Sedangkan wawancara informal atau tidak terstruktur lebih kepada wawancara
yang mengembangkan pertanyaan secara spontan ketika proses wawancara
berlangsung. Seorang penyimak wawancara boleh memilih antara keduanya,
mana yang lebih sesuai dengan karakternya sendiri sesuai kemampuan
komunikasinya. Salah satu upaya yang dapat membantu peserta didik
memiliki strategi komunikatif tersebut, yaitu dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia
(Halimah, 2008).

2.3 Tujuan Pembelajaran Menyimak Wawancara


Menyimak wawancara termasuk salah satu jenis menyimak pemahaman
atau komprehensif (comprehensive listening), yaitu menyimak untuk
memahami dan menyerap isi materi yang disampaikan narasumber dalam
sebuah wawancara secara tepat. Tujuan pembelajaran menyimak wawancara
adalah melatih kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi.
Informasi ini digunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa yang
lainnya seperti berbicara dan menulis (Puspitarini, 2013).
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa paling awal yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Maka dari itu, guru harus mampu berinovasi dan
mengompilasikan sumber-sumber dan bahan-bahan yang ada untuk
menyukseskan pembelajaran menyimak. Salah satu opsi yang dapat dipilih
dalam kompetensi dasar menyimak yaitu menyimak wawancara ini.
Penguasaan keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, dan menulis di
sekolah bertujuan mengarahkan siswa agar memiliki keterampilan berbahasa
secara produktif dan reseptif (Suhara, 2017). Maka dari itu, peserta didik
diharapkan mampu menyerap degala macam informasi dari kegiatan
menyimak wawancara secara maksimal.
2.4 Prosedur Wawancara
Creswell (1998) menjelaskan bahwa prosedur wawancara seperti tahapan
berikut ini:
1. Identifikasi para partisipan berdasarkan prosedur sampling yang dipilih.
2. Tentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi apa yang
relevan dalam menjawab pertanyaan penelitian.
3. Siapkan alat perekam yang sesuai, misalnya mike untuk pewawancara
maupun partisipan. Mike harus cukup sensitif merekam pembicaraan terutama
bila ruangan tidak memiliki struktur akustik yang baik dan ada banyak pihak
yang harus direkam.
4. Cek kondisi alat perekam, misalnya batereinya. Kaset harus kosong dan
tepat pada pita hitam bila mulai merekam. Jika perekaman dimulai, tombol
perekam sudah ditekan dengan benar.
5. Susun protokol wawancara, panjangnya kurang lebih empat sampai lima
halaman dengan kira-kira lima pertanyaan terbuka dan sediakan ruang yang
cukup di antara pertanyaan untuk mencatat respon terhadap komentar
partisipan.
6. Tentukan tempat untuk melakukan wawancara. Jika mungkin ruangan
cukup tenang, tidak ada distraksi dan nyaman bagi partisipan. Idealnya
peneliti dan partisipan duduk berhadapan dengan perekam berada di
antaranya, sehingga suara suara keduanya dapat terekam baik. Posisi ini juga
membuat peneliti mudah mencatat ungkapan non verbal partisipan, seperti
tertawa, menepuk kening, dsb.
7. Berikan inform consent pada calon partisipan.
8. Selama wawancara, sesuaikan dengan pertanyaan, lengkapi pada waktu
tersebut (jika mungkin), hargai partisipan dan selalu bersikap sopan santun.
Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara.
2.5 Jenis Wawancara
Cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980:197)
yaitu:

a. Wawancara pembicaraan informal Pada wawancara pembicaraan


informal pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu
sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan
kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah
dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan
seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sehingga ketika
kegiatan wawancara berlangsung terwawancara tidak mengetahui dan tidak
menyadari bahwa ia sedang diwawancarai.
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara Pada wawancara
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara ini mengharuskan
pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang
dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula
penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu
tidak perlu dilakukan sebelumnya. Petunjuk wawancara hanyalah berisi
petunjuk secara gari besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga
agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.
c. Wawancara baku terbuka Pada jenis wawancara ini adalah wawancara
yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-
katanya, dan cara penyajian yang sama untuk setiap responden. Wawancara
jenis ini bermanfaat apabila pewawancara hanya beberapa orang dan yang
diwawancarai cukup banyak jumlahnya.
Ishwara (2005) menyatakan, ada 10 prinsip wawancara. Prinsip praktis ini
dipersiapkan untuk melakukan tanya jawab dengan efektif dan efisien.
Keberhasilan wawancara akan sangat menentukan data yang akan digali dari
nara sumber.
1. Jelaskan maksud wawancara.
2. Lakukan riset latar belakang.
3. Ajukan jadwal.
4. Rencanakan strategi wawancara.
5. Temui nara sumber.
6. Ajukan pertanyaan serius pertama.
7. Lanjutkan menuju inti wawancara.
8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan keras (yang sensitive dan menyinggung)
bila perlu.
9. Pulihkan, bila perlu dampak dari pertanyaanpertanyaan keras itu.
10.Akhir dan simpulkan wawancara anda.

2.6 Kekuatan dan Kelemahan Wawancara


Kekuatan wawancara:

a. Salah satu metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi

b. Tidak dibatasi tingkatan umur dan pendidikan subyek

c. Menjadi metode pelengkap dalam penelitian sosial

d. Cocok menjadi kriterium terhadap data yang diperoleh dari metode lain

e. Dapat dilakukan bersama-sama observasi (tidak terpisahkan, saling


melengkapi)

Kelemahan Wawancara:

a. Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya

b. Informasi yang diperoleh tergantung pada kesediaan, kemampuan, kondisi


mental responden/itee

c. Jalannya wawancara mudah mengalami distraksi

d. Penguasaan bahasa yang tidak sama dengan bahasa itee

e. Perlu banyak iter bila pendekatannya “sahabat karib”

Hubungan Keterampilan Menyimak Wawancara dengan Keterampilan


Menulis Teks Berita
keterampilan menyimak wawancara membantu siswa dalam menulis teks
berita. Semakin tinggi keterampilan menyimak wawancara siswa, maka
semakin baik pula keterampilan siswa dalam menulis teks berita.
Keterampilan menyimak wawancara mempengaruhi tulisan siswa yang
dihasilkan karena ide dan gagasan dalam menulis memerlukan keterampilan
menyimak wawancara yang baik pula. Hal ini bertujuan agar tulisan yang
dihasilkan berkualitas. Dengan demikian, keterampilan menyimak wawancara
mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Hal ini sejalan
dengan pendapat Koesworo, dkk (dalam Ermanto, 2001:60) yang
menjelaskan bahwa wawancara adalah kegiatan bertanya dan menjawab
antara pewawancara (interviewer) yang bertindak sebagai pencari atau
pemburu informasi (information hunter) dengan pihak yang diwawancarai
(interviewer) yang bertindak sebagai pemberi informasi (information
supplier).

Berdasarkan perolehan nilai r pada keterampilan menyimak wawancara


indikator 4 ( menentukan latar wawancara) terdapat korelasi dengan
keterampilan menulis teks berita paling tinggi di antara keenam indikator
lainnya karena rhitung > rtabel (0,583 > 0,279). Hal ini sejalan dengan
pendapat Suwito (dalam Nursaid dan Munaf, 2010:53), yang menjelaskan
bahwa dalam aktivitas wawancara terdapat delapan unsur yang diakronimkan
menjadi SPEAKING dengan rincian sebagai berikut. Pertama, S, yaitu setting
atau scene. Artinya berbicara dan suasana berbicara (ruang diskusi dan
suasana diskusi). Kedua, P, participant. Artinya pembicara, mitra bicara dan
pendengar. Ketiga, E, yaitu end. Artinya tujuan diadakan wawancara.
Keempat, A, yaitu act.Artinya adalah tindakan ketika seseorang pembicara
sedang mempergunakan kesempatan bicaranya. Kelima, K, yaitu key. Artinya
nada suara dan ragam bahasa yang dipergunakan dalam menyampaikan
pendapatnya dan cara mengemukakan pendapat. Keenam, I, yaitu instrument.
Artinya adalah alat untuk menyampaikan pendapat. Ketujuh, N, yaitu norm.
artinya aturan permainan yang mesti ditaati oleh setiap peserta yang terlibat
dalam wawancara. Kedelapan, G, yaitu genre. Artinya jenis kegiatan dalam
wawancara yang mempunyai sifat-sifat berbeda dari jenis kegiatan
komunikasi yang lain.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa menyimak wawancara


adalah menyimak untuk kegiatan bertanya dan menjawab antara
pewawancara dengan pihak yang diwawancarai atau narasumber. Hal-hal
yang lazim disimak adalah identitas tokoh (pewawancara dan narasumber),
latar wawancara, tujuan wawancara, dan isi wawancara. Hasil proses
menyimak tersebut berupa data dan fakta yang dapat dijadikan sebagai bahan
penulisan berita.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah,dapat kita ketahui bahwa Wawancara adalah


situasi berhadap-hadapan antara pewawancara dan responden yang
dimaksudkan untuk menggali informasi yang diharapkan, dan bertujuan
mendapatkan data tentang responden dengan minimum bias dan maksimum
efisiensi (Hakim, 2013 dalam Singh, 2002).
Menyimak wawancara adalah menyimak untuk kegiatan bertanya dan
menjawab antara pewawancara dengan pihak yang diwawancarai atau
narasumber. Hal-hal yang lazim disimak adalah identitas tokoh (pewawancara
dan narasumber), latar wawancara, tujuan wawancara, dan isi wawancara.
Hasil proses menyimak tersebut berupa data dan fakta yang dapat dijadikan
sebagai bahan penulisan berita.

3.2 Saran

Menyimak wawancara termasuk salah satu jenis menyimak pemahaman


atau komprehensif (comprehensive listening), yaitu menyimak untuk
memahami dan menyerap isi materi yang disampaikan narasumber dalam
sebuah wawancara secara tepat. Tujuan pembelajaran menyimak wawancara
adalah melatih kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi.
Informasi ini digunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa yang
lainnya seperti berbicara dan menulis (Puspitarini, 2013).
Demikian makalah yang telah kami buat,kami menyadari jika makalah
yang berjudul “Keterampilan Wawancara” jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Habibah, N. (2014). Wawancara. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.


Harahap, A. S. (2019). Teknik Wawancara Bagi Reporter Dan Moderator
Di Televisi. KOMUNIKOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi, 16(01).
Nazir, M. (1988). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ndruru, S. (2022). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK
KEGIATAN WAWANCARA MELALUI PENERAPAN
METODE DEMONSTRASI SISWA. JURNAL EDUCATION
AND DEVELOPMENT, 10(1), 493-497.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif:
wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35-40.
Safika, N. D. (2019). Keterampilan Menyimak Wawancara dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia.
WAWANCARA, K. K. M. DENGAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23
PADANG.

Anda mungkin juga menyukai