DOSEN PENGAMPU:
Helprida Simamora, S.Si., M.Ak.
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME, yang mana
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Praktek
Wawancara Profesi. Tak lupa untuk saya ucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Praktek Wawancara Profesi Ibu Helprida Simamora, S.Si., M.Ak.
yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya dapat memahami
tentang apa itu Praktek Wawancara Profesi.
Saya sengaja membuat Makalah ini sebagai bentuk untuk dapat berbagi
kepada temen-temen semua mengenai Praktek Wawancara Profesi dan dalam
makalah ini saya memaparkan semua yang behubungan dengan Praktek
Wawancara Profesi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
Makalah.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
2.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.4 Wawancara...............................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................22
PENUTUP...............................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................22
iii
3.2 Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Wawancara
2. Komunikasi Interpersonal dan Tingkatannya
3. Pertanyaan Wawancara dan Kegunaanya
4. Menata Wawancara
1
5. Wawancara dan Penggalian Informasi Secara Lisan
6. Konsep Dasar Wawancara dan Prosedur Survei
7. Wawancara Rekruitmen
2.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan
tujuan dari disusunnya makalah ini memaparkan rangkuman yang telah saya buat
mengenai Praktek Wawancara Profesi dan semua yang berhubungan dengan
Praktek Wawancara Profesi, mulai dari Materi pertemuan 1 sampa dengan
pertemuan 8
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Wawancara
3
tersebut. Dalam wawancara terstruktur evaluator melakukan tanya
jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara
dengan peserta didik, orang tua, atau wali murid dalam rangka
menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta
didiknya.
4
b). Tahap Inti
1. Ajukan pertanyaan secara sistematis
2. Berikan pertanyaan dengan jelas dan singkat
3. Menyesuaikan jumlah pertanyaan dengan situasi dan waktu
4. Sampaikan pertanyaan dengan ramah agar menciptakan suasana akrab
dengan narasumber
5. Bersikap netral selama wawancara berlangsung, tidak memihak pada
suatu konflik pendapat, peristiwa ataupun konflik-konflik lainya yang
mungkin di kemukakan narasumber
6. Pewawancara tidak sebaiknya bersikap membawa perasaan, pendirian
ataupun emosi – emosi saat wawancara berlangsung
7. Menyiapkan Teknik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan yang
mungkin terjadi misalnya jawaban yang dikemukakan narasumber dan
sebagainya
8. Pewawancara harus memiliki kemampuan mendengar dengan akurat,
catatan penting dari jawaban narasumber.
c). Tahap Penutup
1. Akhiri dengan kesan yang baik dan menyenangkan
2. Menjaga hubungan baik dengan narasumber
3. Untuk menghindari kesalahpahaman hendaknya memberikan
kesempatan kepada narasumber untuk mengkoreksi kekeliruan yang
mungkin terjadi dari yang telah dikatakan Ketika akan mempublish hasil
wawancara yang telah dilakukan
5
o Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas
masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
o Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
2. Kelemahan Wawancara
o Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara
banyak
o menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
o Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah,
sehingga data
o kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
o Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
o Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari
interviewer.
o Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat
mempengaruhi hasil
o wawancara.
o Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil
wawancara.
o Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang
diwawacarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.
o Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang mungkin terdapat
dalam
o wawancara, adapun upaya-upaya untuk mengatasinya adalah :
o Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh
keadaan lingkungan yang kurang baik.
o Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien
mengerti dan faham.
o Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.
Pedoman Wawancara
Menyusun pedoman wawancara dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
6
1. Merumuskan tujuan wawancara.
2. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
3. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan
bentuk pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan
kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat
peserta didik bersifat defensive.
4. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan
pertanyaan yang disusun agar dapat diperbaiki lagi.
5. Melaksnakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.
7
jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi
pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya dengan baik. Seorang
pewawancara harus bisa mengarahkan responden dan sabar
menghadapinya.
8
ini adalah untuk memperoleh informasi dan ‘feedback’ / masukan
secara akurat dan efektif atas kinerjanya.
5. Wawancara Persuasif
Wawancara antara dua pihak, dimana salah satu pihak mengambil
peran untuk
memperuasi/membujuk pihak lain agar menerima atau menolak
pemikiran, perasaan atau perilakunya sesuai keinginan pihak pertama.
9
dannsebaliknya menerima jawaban dan data maupun informasi yang
diperlukan dari berbagai macam orang/responden, kapan saja (pagi,
siang, malam) dari berbagai tempat dan wilayah geografis yang luas.
5. Wawancara Virtual
Wawancara ‘virtual’ cukup menjadi perhatian belakangan ini, hanya
saja makna dan penggunaannya masih tergantung pada persepsi
masing-masing pihak untuk memaknai istilah tersebut yang
kebanyakan menggunakan dukungan perangkat elektronik. Beberapa
sumber/ahli menterjemahkan istilah tersebut dengan wawancara
‘praktek simulasi’, dimana dua pihak ‘diminta’ bermain peran seolah-
olah bertatap muka menjalankan proses wawancara
sesungguhnya.
Ada lima proses dasar yang terjadi dalam komunikasi Interpersonal, yaitu :
1. Sensasi
Proses sensasi akan terjadi jika terpenuhi dua syarat mendasar, yaitu
adanya objek atau stimulus dan kemampuan alat indera. Tanpa adanya
10
kedua hal itu, meski ada satu saja elemen didalamnya, tetap saja tidak
akan membuat proses sensasi terjadi. Jika tidak ada objek atau
stimulus, maka tidak ada yang dapat dicerna dan diserap oleh alat
indera manusia. Dan sebaliknya, jika alat Indera tidak berfungsi
dengan baik, maka meskipun ada sebanyak apapun objek dan stimulus
tetap saja tidak akan terbentuk menjadi proses sensasi.
2. Asosiasi
Proses selanjutnya adalah proses asosiasi, yang mana meneruskan
informasi yang telah diserap dan diterima melalui proses sensasi. Pada
proses ini, individu akan melakukan asosiasi yang berupa menyamakan
atau mencocokkan informasi atau fenomena yang diterima tersebut
dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dialami sebelumnya. Hal ini
bisa saja makna dari stimulus yang terjadi pada pengalaman masa lalu,
atau hal lain yang pernah diketahui individu melalui sumber informasi
lain.
3. Presepsi
Proses selanjutnya setelah asosiasi adalah persepsi, dimana individu
memaknai, menyimpulkan, dan menafsirkan pesan atau informasi yang
telah melewati dua proses sebelumnya tersebut. Dua proses
sebelumnya yang sudah diulas diatas memang memberikan peranan
besar dalam proses individu memberikan pemaknaan dan penafsiran
terhadap informasi yang diterimanya. Keadaan alat indera dan
pengalaman yang terjadi di masa lalu turut mempengaruhi saat
individu berusaha memaknai informasi atau pesan yang diberikan,
karenanya makna tidak bisa diserahkan pada pesan itu sendiri.
4. Memori
11
jelas.
5. Berpikir
Proses yang terakhir adalah proses berpikir, dimana pada proses ini
individu melakukan penafsiran akhir terhadap informasi yang telah
melalui keempat proses sebelumnya. Proses ini juga bisa dikategorikan
sebagai proses penentuan dalam membuat suatu keputusan akan hal-
hal terkait, dan yang paling sering adalah bagaimana makna akhir yang
dimiliki individu tersebut terhadap pesan yang telah diberikan pihak
lain. Dalam proses ini, individu menimbang secara keseluruhan
mengenai makna pesana atau informasi berdasarkan proses penerimaan
pesan, pengalaman masa lalu, persepsi yang dilakukan, hingga memori
yang dimilikinya.
12
3. Dilakukan dua orang atau lebih.
4. Bersifat terbuka dan komunikatif.
5. Umpan Balik Segera.
13
mendengar dan membaca.
2. Message (pesan) Pesan adalah sinyal yang bekerja sebagai stimulus bagi
komunikan (receiver). Pesan bisa berbentuk suara, bau, rasa, visual, dan
kombinasinya. Pesan bisa dilakukan secara terencana, tidak sengaja, dan
asal bicara. PAda komunikasi interpersonal dapat mengirim dan menerima
pesan yang bisa diekspresikan secara verbal dan non verbal. Pesan
nonverbal bisa berupa gestur tangan, gerak mulut, dan mata.
14
4. Penyampaian pesan dapat dilakukan baik secara lisan maupun
tertulis.
5. Komunikasi interpersonal tatap muka memungkinkan balikan atau
respon diketahui dengan segera (instant feedback).
15
Menurut Judy C. Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002: 2.1), yaitu:
1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi(self)
2. Komunikasi ineterpersonal bersifat tansaksional
3. Komunikasi interpersonal menyangkut asper isi pesan dan
hubungan antarpribadi
4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antara pihak-pihak yang berkomunikasi
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang
berkomunikasi saling tergantung satu denagn
lainnya(interdependensi)
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang
16
probig/menyelidik/sekunder adalah pertanyaan untuk menyusul
pertanyaan primer dan dimaksudkan untuk meminta penjabaran dari
responden.
Contoh pertanyaan susulan dan untuk menyelidik sbb:
Teruskan Apa yang anda maksudkan
Ceritakan Lebih Jauh Lagi Dapatkah anda menjabarkannya
Mengapa Apa sebabnya
4. Pertanyaan Netral dan Memimpin
Pertanyaan Netral adalah pertanyaan yang tidak secara eksplisit atau
implisit menyarankan jawaban yang diinginkan. Sedangkan pertanyaan
menggiring/memimpin adalah sebaliknya.
Tubuh Wawancara
1. Urutan topik
2. Urutan waktu
17
3. Urutan ruang
4. Urutan sebab-akibat
5. Urutan solusi-masalah
Interview Schedules :
18
Ada 4 Tips Wawancara :
1. Tips Wawancara – 1
- Tinjau Lokasi
- Tipe Wawancara
- Berpakaian Sesuai
- Datang / tiba kurang lebih sepuluh menit lebih awal.
2. Tips Wawancara-2
- Bersikap Sopan dan Hormat
- Jangan Mengunyak permen karet
- Jangan menanggapi pertanyaan yang tidak anda harapkan dengan
jeda yang lama
- Usahakan untuk memimpin diri Anda sendiri
3. Tips Wawancara-3
- Jangan menjawab telepon
- Tunjukan apa yang dapat anda tanyakan amat penting
- Ajukan pertanyaan cerdas
- Jangan membuat lelucon selama wawancara jika topik yang
dibahas serius
- Lakukan kontak mata yang baik
- Tunjukan antusiasme anda terhadap informasi yang ditawarkan
4. Tips Wawancara-4
- Jangan merokok
- Pastikan anda telah menyikat gigi
- Hindari penggunaan bahasa yang tidak tepat
- Jangan berbicara dengan volume teralalu kecil
- Bersikaplah penuh percaya diri
19
responden ikut menentukan kualitas informasi yang dikumpulkan. Pewawancara
memiliki tugas pokok untuk membuat responden dapat berpartisipasi dalam survei
dan mencatat informasi dari responden.
20
badan atau lembaga khusus untuk merekrut karyawan (outsourcing)
untuk memperoleh karyawan baru atau sebagai tahap awal dalam
proses interview
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Besar harapan saya agar para pembaca dapat lebih memahami mengenai
Praktek Wawancara Profesi dan dapat mengembangkan lebih baik dari rangkuman
di dalam makalah ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bermanfaat
bagi banyak orang
22
23