Anda di halaman 1dari 27

Makalah

Praktek Wawancara Profesi

RANGKUMAN MATERI PRAKTEK WAWANCARA PROFESI


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Wawancara Profesi)

DOSEN PENGAMPU:
Helprida Simamora, S.Si., M.Ak.

Disusun Oleh :

1. Chaterine Nurhayati (200300007)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDOBARU NASIONAL


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME, yang mana
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Praktek
Wawancara Profesi. Tak lupa untuk saya ucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Praktek Wawancara Profesi Ibu Helprida Simamora, S.Si., M.Ak.
yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya dapat memahami
tentang apa itu Praktek Wawancara Profesi.

Saya sengaja membuat Makalah ini sebagai bentuk untuk dapat berbagi
kepada temen-temen semua mengenai Praktek Wawancara Profesi dan dalam
makalah ini saya memaparkan semua yang behubungan dengan Praktek
Wawancara Profesi.

Saya berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan makalah ini dengan


harapan mendapat perhatian serta dukungan, baik dalam bentuk materi maupun
non materi. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan.

Atas kerjasama dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Batam, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents

Makalah.....................................................................................................................i

RANGKUMAN MATERI PRAKTEK WAWANCARA PROFESI......................................i

Helprida Simamora, S.Si., M.Ak...........................................................................................i

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDOBARU NASIONAL PROGRAM STUDI


SISTEM INFORMASI..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................1

2.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

2.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

2.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.4 Wawancara...............................................................................................................3

2.5 Komunikasi Interpersonal dan Tingkatanya........................................................10

2.6 Pertanyaan Wawancara dan Kegunaanya............................................................16

2.7 Menata Wawancara...............................................................................................17

2.8 Wawancara dan Penggalian Informasi Secara Lisan..........................................18

2.9 Konsep dasar wawancara dna prosedur survei.....................................................19

3.0 Wawancara Rekruitmen........................................................................................20

BAB III....................................................................................................................22

PENUTUP...............................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................22
iii
3.2 Saran.......................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Wawancara merupakan kegiatan bertanya jawab antara pewawancara


dengan narasumber dengan tujuan untuk mendapatkan informasi. Hasil
wawancara yang ditulis dalam bentuk karangan yang berisi gagasan atau ide
disebut teks wawancara. Mewawancarai seseorang merupakan salah satu teknik
untuk memperoleh infomasi sebagai bahan tulisan.

Wawancara Profesi sangat dibutuhkan bagi kita yang hendak memasuki


dunia pekerjaan, sebelum mendapatkan pekerjaan ada salah satu syarat yang harus
diikuti dan itu sudah menjadi infomasi umum yang biasa di dapatkan apabila
hendak ingin mendapatkan pekerjaan yaitu wawancara. Untuk dapat mengetahui
bagaimana suatu wawancara dapat berjalan dengan baik dan bagaimana cara kita
bisa melakukan wawancara sehingga kita bisa mendapatkan pekerjaan yang kita
inginkan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah saya sebagai mahasiswa


Institut Teknologi Indobaru Nasional ingin memaparkan rangkuman yang telah
saya buat mengenai Praktek Wawancara Profesi dan semua yang berhubungan
dengan Praktek Wawancara Profesi, mulai dari Materi pertemuan 1 sampa dengan
pertemuan 8. Berharap makalah ini dapat menjadi karya ilmiah yang bermanfaat
bagi setiap orang yang membacanya.

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan saya akan


merangkum dan memparkan materi yang selama ini dipelajari, sebagai berikut :

1. Wawancara
2. Komunikasi Interpersonal dan Tingkatannya
3. Pertanyaan Wawancara dan Kegunaanya
4. Menata Wawancara

1
5. Wawancara dan Penggalian Informasi Secara Lisan
6. Konsep Dasar Wawancara dan Prosedur Survei
7. Wawancara Rekruitmen

2.3 Tujuan

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan
tujuan dari disusunnya makalah ini memaparkan rangkuman yang telah saya buat
mengenai Praktek Wawancara Profesi dan semua yang berhubungan dengan
Praktek Wawancara Profesi, mulai dari Materi pertemuan 1 sampa dengan
pertemuan 8

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.4 Wawancara

Pengeritian Praktek Wawancara Profesi


Pengertian Wawancara Menurut Lexy J Moleong (1991:135) Wawancara
adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini
peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk
mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang
dapat menjelaskan permasalahan penelitian.

Tujuan Praktek Wawancara Profesi


Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi (2018), Ponco Dewi Karyaningsih
menjabarkan beberapa tujuan dari wawancara yaitu:
1. Menciptakan hubungan baik di antara dua pihak yang terlibat.
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan.
4. Mendorong ke arah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara
5. Mendorong ke arah penyusupan kegiatan yang konstruktif pada subyek
wawancara.

Elemen Penting dalam Wawancara


Adapun Elemen penting dalam sebuah wawancara yakni sebagai berikut :
1. Proses interaksional
2. Melibatkan 2 pihak
3. Memiliki tujuan
4. Melibatkan tanya - jawab

Jenis – Jenis Wawancara


1. Wawancara Berstruktur
Bentuk wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut
jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan

3
tersebut. Dalam wawancara terstruktur evaluator melakukan tanya
jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara
dengan peserta didik, orang tua, atau wali murid dalam rangka
menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta
didiknya.

2. Wawancara Tidak Terstruktur


Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat
terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.
Dalam wawancara tidak berstruktur, evaluator mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh
pedoman tertentu.

Tahap - Tahap Wawancara


Tahapan Persiapan Wawancara :
1. Menentukan maksud atau tujuan wawancara “Topik Wawancara”
2. Menentukan informasi yang akan dikumpulkan atau didata
3. Memilih instalasi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai
narasumber yang dapat memberikan infomrasi keterangan atau data
yang diperlukan
4. Menghubungi narasumber sebelum wawancara dilaksanakan sekaligus
merundingkan dengan mereka hal-hal yang berkaitan dengan Teknik
pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu, tampat dan
sebagainya
5. Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
wawancara
Ada tiga tahapan pelaksanaan wawancara :
a). Tahap Pembukaan
1. Memperkanalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
2. Mengikuti tata aturan dan kesopanan penampilan dan penggunaan
bahasa
3. Mengetahui identitas atau latar belakang narasumber yang akan di
wawancara, mulai dari nama, keahlian sampai pekerjaan dan jabatannya

4
b). Tahap Inti
1. Ajukan pertanyaan secara sistematis
2. Berikan pertanyaan dengan jelas dan singkat
3. Menyesuaikan jumlah pertanyaan dengan situasi dan waktu
4. Sampaikan pertanyaan dengan ramah agar menciptakan suasana akrab
dengan narasumber
5. Bersikap netral selama wawancara berlangsung, tidak memihak pada
suatu konflik pendapat, peristiwa ataupun konflik-konflik lainya yang
mungkin di kemukakan narasumber
6. Pewawancara tidak sebaiknya bersikap membawa perasaan, pendirian
ataupun emosi – emosi saat wawancara berlangsung
7. Menyiapkan Teknik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan yang
mungkin terjadi misalnya jawaban yang dikemukakan narasumber dan
sebagainya
8. Pewawancara harus memiliki kemampuan mendengar dengan akurat,
catatan penting dari jawaban narasumber.
c). Tahap Penutup
1. Akhiri dengan kesan yang baik dan menyenangkan
2. Menjaga hubungan baik dengan narasumber
3. Untuk menghindari kesalahpahaman hendaknya memberikan
kesempatan kepada narasumber untuk mengkoreksi kekeliruan yang
mungkin terjadi dari yang telah dikatakan Ketika akan mempublish hasil
wawancara yang telah dilakukan

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara


1. Kelebihan Wawancara
o Dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik
sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya.
o Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar.
o Pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal.
o Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang
memerlukan waktu yang panjang.

5
o Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas
masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
o Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
2. Kelemahan Wawancara
o Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara
banyak
o menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
o Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah,
sehingga data
o kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
o Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
o Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari
interviewer.
o Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat
mempengaruhi hasil
o wawancara.
o Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil
wawancara.
o Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang
diwawacarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.
o Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang mungkin terdapat
dalam
o wawancara, adapun upaya-upaya untuk mengatasinya adalah :
o Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh
keadaan lingkungan yang kurang baik.
o Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien
mengerti dan faham.
o Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.

Pedoman Wawancara
Menyusun pedoman wawancara dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

6
1. Merumuskan tujuan wawancara.
2. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
3. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan
bentuk pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan
kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat
peserta didik bersifat defensive.
4. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan
pertanyaan yang disusun agar dapat diperbaiki lagi.
5. Melaksnakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.

Hal – Hal yang harus diperhatikan sebelum Wawancara


Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :

1. Hubungan baik antara pewawancara dengan orang yang


diwawancarai perlu dipupuk dan dibina sehingga akan tampak
hubungan yang akrab dan harmonis.
2. Dalam wawancara jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang
bersahabat, bebas, ramah, terbuka, dan adaptasikan diri dengannya.
3. Perlakukan responden itu sebagai sebagai sesama manusia secara
jujur.
4. Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga
pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara netral.
5. Pertanyaan hendaknya jelas, tepat dengan bahasa yang sederhana

Hal – Hal Mempengaruhi Hasil Wawancara


Pewawancara, Seorang pewawancara yang baik harus memenuhi
persyaratan, seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi,
dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan pertanyaan.
Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang, merangsang
responden untuk menjawabnya, menggali jawaban, dan mencatat semua
hasil wawancara tersebut. Bila persyaratan wawancara terpenuhi hasil
wawancara akan bermutu.

Informan, Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu

7
jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi
pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya dengan baik. Seorang
pewawancara harus bisa mengarahkan responden dan sabar
menghadapinya.

Topik Penelitian, Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat


mempengaruhi kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden
untuk menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu dan
apakah topik tersebut sensitif atau tidak. Situasi wawancara, Situasi
wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor waktu, tempat,
ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.

Bentuk Wawancara Tradisional


1. Wawancara Memberi Informasi
Wawancara memberi informasi adalah bentuk wawancara sederhana,
yang sekilas seperti bukan wawancara, karena pertanyaan dan jawaban
yang muncul dalam proses sangat kecil peranannya, hanya sekedar
bertukar fakta, data, laporan atau opini dari satu pihak ke pihak lain
yang biasanya terlihat biasa
2. Wawancara Mengumpulkan Informasi
Wawancara antara dua pihak, satu mengambil peran sebagai ‘perekrut’
yang sedangmenseleksi calon potensial untuk menduduki suatu posisi
dalam organisasi, dan lainnya sebagai ‘pelamar’ yang berusaha
mendapatkan lowongan posisi tersebut.
3. Wawancara Meninjau Perilaku Responden
Kedua pihak yang fokus pada keahlian, prestasi, kemampuan atau
sikap dan secara besama mengambil peran dalam penilan kerja yang
dapat dilakukan secara incidental atau terjadwal. Tujuannya untuk
melakukan evaluasi kinerja, dengan mempertahankan perilaku yan
baik dan positif untuk menunjang pencapaian kinerja di masa depan.
4. Wawancara Meninjau Perilaku Pewawancara
Kedua pihak fokus mengambil peran dalam menilai kinerja atau sikap
dari pribadi, lembaga atau organisasi pewawancara. Tujuan wawancara

8
ini adalah untuk memperoleh informasi dan ‘feedback’ / masukan
secara akurat dan efektif atas kinerjanya.
5. Wawancara Persuasif
Wawancara antara dua pihak, dimana salah satu pihak mengambil
peran untuk
memperuasi/membujuk pihak lain agar menerima atau menolak
pemikiran, perasaan atau perilakunya sesuai keinginan pihak pertama.

Bentuk Wawancara Non-Tradisional


1. Wawancara Kelompok Fokus
Wawancara yang terfokus pada kelompok diperkenalkan pada tahun
1930-an dan baru pada tahun 1940 dipergunakan untuk menganalisis
pelatihan tentara dan film-film moral pada Perang Dunia ke II. Sejak
20 tahun terakhir bentuk wawancara ini dikembangkan untuk menggali
informasi yang lebih kualitatif dalam bidang-bidang pemasaran, iklan,
kampanye politik, manajemen, media dan penelitian akademis.
2. Wawancara Telepon
Wawancara telepon menjadi pilihan organisasi untuk melakukan
penyaringan awal, penggalangan dana, ataupun jajak pendapat, karena
lebih banyak menghemat waktu, dan biaya, serta efektif dan efisien
untuk menjangkau banyak orang/responden di berbagai tempat dan
wilayah geografis yang luas.
3. Wawancara Konferensi Video
Sejak akhir 1990-an, survey menunjukkan 82% perusahaan telah atau
berencana menggunakan teknologi konferensi video dalam melakukan
wawancara perekrutan pegawai, karena memungkinkan satu pihak
melihat pihak lainnya, lebih murah serta dapat dilakukan secara massal
dan global.
4. Wawancara E-Mail
Sejak diperkenalkannya internet, maka bentuk wawancara tidak lagi
hanya dilakukan dengan tatap muka, telinga-ke telinga, karena dapat
dilakukan dengan jari ketemu jari. Internet memungkinkan wawancara
dilakukan, membuat pertanyaan, mengirimkan informasi

9
dannsebaliknya menerima jawaban dan data maupun informasi yang
diperlukan dari berbagai macam orang/responden, kapan saja (pagi,
siang, malam) dari berbagai tempat dan wilayah geografis yang luas.
5. Wawancara Virtual
Wawancara ‘virtual’ cukup menjadi perhatian belakangan ini, hanya
saja makna dan penggunaannya masih tergantung pada persepsi
masing-masing pihak untuk memaknai istilah tersebut yang
kebanyakan menggunakan dukungan perangkat elektronik. Beberapa
sumber/ahli menterjemahkan istilah tersebut dengan wawancara
‘praktek simulasi’, dimana dua pihak ‘diminta’ bermain peran seolah-
olah bertatap muka menjalankan proses wawancara
sesungguhnya.

2.5 Komunikasi Interpersonal dan Tingkatanya

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, ide,


pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih. Komunikasi
interpersonal dilakukan oleh orang yang saling terhubung satu sama lain, dan
bentuk komunikasinya adalah dyadic (komunikasi dua orang). Komunikasi
interpersonal dilakukan oleh dua pihak yang saling tergantung satu sama lain,
maksud saling tergantung disini adalah apa yang dilakukan oleh satu pihak dalam
komunikasi interpersonal mempengaruhi pihak yang satunya. Karena adanya
saling ketergantungan, komunikasi interpersonal tidak dapat dipisahkan dengan
hubungan yang terjalin antar individu dan mempengaruhi serta mendefinisikan
hubungan tersebut.
Contoh komunikasi interpersonal (antarpribadi) seperti percakapan antara
kedua teman, percakapan keluarga, dan percakapan antara tiga orang. Komunikasi
interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika menonton film, belajar, dan bekerja.

Ada lima proses dasar yang terjadi dalam komunikasi Interpersonal, yaitu :

1. Sensasi
Proses sensasi akan terjadi jika terpenuhi dua syarat mendasar, yaitu
adanya objek atau stimulus dan kemampuan alat indera. Tanpa adanya

10
kedua hal itu, meski ada satu saja elemen didalamnya, tetap saja tidak
akan membuat proses sensasi terjadi. Jika tidak ada objek atau
stimulus, maka tidak ada yang dapat dicerna dan diserap oleh alat
indera manusia. Dan sebaliknya, jika alat Indera tidak berfungsi
dengan baik, maka meskipun ada sebanyak apapun objek dan stimulus
tetap saja tidak akan terbentuk menjadi proses sensasi.

2. Asosiasi
Proses selanjutnya adalah proses asosiasi, yang mana meneruskan
informasi yang telah diserap dan diterima melalui proses sensasi. Pada
proses ini, individu akan melakukan asosiasi yang berupa menyamakan
atau mencocokkan informasi atau fenomena yang diterima tersebut
dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dialami sebelumnya. Hal ini
bisa saja makna dari stimulus yang terjadi pada pengalaman masa lalu,
atau hal lain yang pernah diketahui individu melalui sumber informasi
lain.

3. Presepsi
Proses selanjutnya setelah asosiasi adalah persepsi, dimana individu
memaknai, menyimpulkan, dan menafsirkan pesan atau informasi yang
telah melewati dua proses sebelumnya tersebut. Dua proses
sebelumnya yang sudah diulas diatas memang memberikan peranan
besar dalam proses individu memberikan pemaknaan dan penafsiran
terhadap informasi yang diterimanya. Keadaan alat indera dan
pengalaman yang terjadi di masa lalu turut mempengaruhi saat
individu berusaha memaknai informasi atau pesan yang diberikan,
karenanya makna tidak bisa diserahkan pada pesan itu sendiri.

4. Memori

Proses ini terdapat empat jenis memori diantaranya :

1. Recall, yaitu proses mengingat kembali berbagai informasi atau fakta


yang tersimpan dalam otak namun tidak memiliki struktur yang cukup

11
jelas.

2. Recognition, yaitu proses mengenali kembali atau menyadari hal-hal


tertentu yang tersimpan dalam ingatan kita namun butuh proses
mengambil informasi itu kembali. Proses ini biasanya terjadi saat kita
sedang mengingat-ingat sesuatu yang cukup familiar namun tidak
begitu nyata dalam ingatan, seperti misalnya nama atau wajah
seseorang.

3. Relearning, yaitu proses mempelajari, memaknai, dan menyerap


kembali informasi atau fenomena yang sebenarnya pernah diketahui
sebelumnya. Proses ini kemungkinan terjadi saat informasi yang
sebenarnya telah diketahui itu mulai samar-samar dalam otak atau
ingatan kita.

4. Reintegrasi, yaitu menyuusun, merekontruksi ulang, dan


mengintegrasikan informasi atau sesuatu yang baru dengan berbekal
ingatan yang hanya sedikit tersisa dalam otak kita.

5. Berpikir
Proses yang terakhir adalah proses berpikir, dimana pada proses ini
individu melakukan penafsiran akhir terhadap informasi yang telah
melalui keempat proses sebelumnya. Proses ini juga bisa dikategorikan
sebagai proses penentuan dalam membuat suatu keputusan akan hal-
hal terkait, dan yang paling sering adalah bagaimana makna akhir yang
dimiliki individu tersebut terhadap pesan yang telah diberikan pihak
lain. Dalam proses ini, individu menimbang secara keseluruhan
mengenai makna pesana atau informasi berdasarkan proses penerimaan
pesan, pengalaman masa lalu, persepsi yang dilakukan, hingga memori
yang dimilikinya.

Ciri – Ciri Komunikasi Interpersonal


1. Bahasa yang digunakan bisa formal dan informal.
2. Memakai media tertentu misal telepon, ponsel, dan e-mail.

12
3. Dilakukan dua orang atau lebih.
4. Bersifat terbuka dan komunikatif.
5. Umpan Balik Segera.

Tujuan Komunikasi Interpersonal


Menurut De Vito (1997) tujuan komunikasi antar pribadi untuk berpikir,
melakukan penalaran, menganalisis, dan merenung. Mengutip dari jurnal
"Komunikasi Antar pribadi Pustakawan Dengan Pemustaka Dalam
Memberi Layanan Jasa Di Perpustakaan" yang dibuat Daryono, tujuan
komunikasi interpersonal yaitu:
1. Mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.
2. Membantu orang lain.
3. Menolong orang lain.
4. Bertukar pikiran.
5. Memecahkan masalah.
6. Menyampaikan informasi.
7. Membina hubungan.
8. Saling mempengaruhi dan bermain.
9. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
10. Berbagi pengalaman.
11. Menumbuhkan motivasi.
12. Melakukan kerjasama.

Proses Komunikasi Interpersonal


1. Pengirim (Source) dan Penerima (Receiver) Pesa Dalam komunikasi
interpersonal ada dua orang atau lebih yang berkomunikasi. Salah satu
orang mengirim pesan sementara orang yang lain menerima dan
menerjemahkan pesan tersebut. Dalam berkomunikasi ada proses decoding
dan encoding. Decoding adalah kegiatan memberi makna pesan yang
disampaikan. Sementara encoding adalah kegiatan memproduksi pesan.
Kedua aktifitas ini menggambarkan proses
komunikasi interpersonal. Contoh komunikasi interpersonal encoding
Ketika berbicara atau menulis. Sementara decong dilakukan ketika

13
mendengar dan membaca.

2. Message (pesan) Pesan adalah sinyal yang bekerja sebagai stimulus bagi
komunikan (receiver). Pesan bisa berbentuk suara, bau, rasa, visual, dan
kombinasinya. Pesan bisa dilakukan secara terencana, tidak sengaja, dan
asal bicara. PAda komunikasi interpersonal dapat mengirim dan menerima
pesan yang bisa diekspresikan secara verbal dan non verbal. Pesan
nonverbal bisa berupa gestur tangan, gerak mulut, dan mata.

3. Feedback (umpan balik) Dalam menyampaikan pesan akan menerima


proses umpan balik. Feedback adalah reaksi yang muncul ketika seseorang
menyampaikan pesan. Orang yang menerima pesan bisa mendengar dan
menulis pesan tersebut.

4. Kalimat pembuka Kalimat pembuka ini berisi kumpulan informasi yang


diberikan sebagai pengantar, sebelum informasi utama. Kalimat pembuka
atau feedforward ini bisa untuk meyakinkan untuk orang yang menerima
pesan supaya bisa mengerti.

5. Channel atau Media Proses komunikasi membutuhkan media untuk


menyalurkan pesan bisa sampai ke penerima. Media dalam komunikasi
interpersonal bisa berupa telepon, email, atau bertemu secara langsung.
6. Noise (hambatan) Dalam komunikasi interpersonal ada hambatan yang
bisa mengganggu. Hambatan ini bisa menghalangi penerima pesan
memproses informasi. Orang yang menerima pesan bisa salah paham.
Contoh hambatan dalam komunikasi interpersonal misal mati listrik yang
menyebabkan saluran komunikasi bisa terhambat.

Hakikat Komunikasi Interpersonal


1. Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah suatu proses
2. Pesan diciptakan dan dikirimkan oleh seorang komunikator, atau
sumber informasi.
3. Dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

14
4. Penyampaian pesan dapat dilakukan baik secara lisan maupun
tertulis.
5. Komunikasi interpersonal tatap muka memungkinkan balikan atau
respon diketahui dengan segera (instant feedback).

Komponen – Komponen Komunikasi Interpersonal


1. Sumber atau komunikator, Adalah orang yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi
keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun
informasional dengan orang lain.
2. Encoding, Adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan
non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan atta bahasa,
serta disesuaikan denagn karakteristik komunikan.
3. Pesan, Adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non
verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus
komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.
4. Saluran, Adalah sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke
penerima secara umum.
5. Penerima atau komunikan, Adalah seseorang yang menerima,
memahami, dan mengintepretasikan pesan.
6. Decoding, Adalah kegiatan internal dalam diri penerima.
7. Respon, Adalah apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk
dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan
8. Gangguan (noise), Adalah apa saja yang mengganggu atau
membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, ermasuk
yang bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks komunikasi, Komunikasi selalu terjadi dalam suatu
konteks tertentu, paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu,
dan nilai.

Asas Komunikasi Interpersonal


1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran
orang lain
2. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkannya
pada suatu hal lain yang telah dimengerti
3. Setiap orang berkomunikasi tentu mempunyai tujuan

4. Orang yang telah melakukan komunikasi mempunyai suatu


kewajiban untuk meyakinkan dirinya bahwa ia memahami makna
pesan yang akan disampaikan itu
5. Orang yang tidak memahami makna informasi yang diter ima,
memiliki kewajiban untuk meminta penjelasan agar tidak terjadi
bias komunikasi

Karakteristik Komunikasi Interpersonal

15
Menurut Judy C. Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002: 2.1), yaitu:
1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi(self)
2. Komunikasi ineterpersonal bersifat tansaksional
3. Komunikasi interpersonal menyangkut asper isi pesan dan
hubungan antarpribadi
4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antara pihak-pihak yang berkomunikasi
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang
berkomunikasi saling tergantung satu denagn
lainnya(interdependensi)
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang

Tipe Komunikasi Interpersonal


1. Komunikasi dua orang Yaitu mencakup segala jenis hubungan
antarpribadi, antara satu orang denagn orang lain, mulai dari hubungan
yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan lama
dan mendalam.

2. Wawancara Merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana


dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.

3. Komunikasi kelompok kecil Merupakan salah satu tipe komuniaksi


interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan,
percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya.

2.6 Pertanyaan Wawancara dan Kegunaanya

Bentuk- Bentuk Pertanyaan Wawancara

1. Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan Tertutup

2. Pertanyaan Primer dan Probig

3. Pertanyaan primer adalah pertanyaan yang memperkenalkan sebuah


topik baru dalam wawancara. Sedangkan pertanyaan

16
probig/menyelidik/sekunder adalah pertanyaan untuk menyusul
pertanyaan primer dan dimaksudkan untuk meminta penjabaran dari
responden.
Contoh pertanyaan susulan dan untuk menyelidik sbb:
Teruskan Apa yang anda maksudkan
Ceritakan Lebih Jauh Lagi Dapatkah anda menjabarkannya
Mengapa Apa sebabnya
4. Pertanyaan Netral dan Memimpin
Pertanyaan Netral adalah pertanyaan yang tidak secara eksplisit atau
implisit menyarankan jawaban yang diinginkan. Sedangkan pertanyaan
menggiring/memimpin adalah sebaliknya.

5. Pertanyaan Jebakan yang Umum


Suatu bentuk pertanyaan yang menggiring yang direkayasa dengan
mengisyaratkan jawaban yang diinginkan. Bentuk pertanyaan yang
tertutup ini kadang-kadang digunakan untuk menyudutkan responden.
Akibatnya pewawancara menjawab pertanyaannya sendiri.

2.7 Menata Wawancara

Tubuh Wawancara

o Panduan wawancara 🡪 Garis besar yang disusun secara seksama,


mencakup
o garis besar topik dan subtopik yang akan dibahas selama wawancara.
o Panduan wawancara dapat menyarankan pertanyaan menyelidik dan
membedakan
o informasi yang relevan maupun tidak.
o Hal tersebut akan membantu dalam pencatatan jawaban dan
memudahkan
o ingatan dikemudian hari.

Urutan Garis Besar :

1. Urutan topik
2. Urutan waktu

17
3. Urutan ruang
4. Urutan sebab-akibat
5. Urutan solusi-masalah

Mengembangkan Panduan Wawancara :

1. Menentukan informasi utama yang diinginkan


2. Siapkan kemungkinan subtopik dibawah topik
3. utama
4. Menentukan apabila terdapat subtopik

Interview Schedules :

1. Wawanca tidak terencana


2. Wawancara cukup terencana
3. Wawancara sangat terencana
4. Wawancara sangat terencana dengan standardisasi

2.8 Wawancara dan Penggalian Informasi Secara Lisan

Tipologi Wawancara Berdasarkan Tempat Wawancara


1. Wawancara di tempat (On-Site Interview)
2. Wawancara Telepon (Telephone Interview)
3. Wawancara di Lokasi Tertentu (Out-Site Interview)

Tipologi Wawancara berdasarkan kedalaman Informasi


1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
2. Wawancara Terseleksi (Surface Interview)

Apa yang diamati


1. Amati gerak mata responden, melalui gerak mata, anda akan tahu
apakah responden berkata jujur atau bohong
2. Amati gerak tubuh responden. Jika responden gelisah, maka informasi
yang ditawarkannya bersifat sensitive. Atau mungkin dia mengatakan
sesuatu yang tidak jujur atau tidak benar
3. Perhatikan arah-arah yang ditunjukkan oleh responden, baik dengan
mata, tangan atau anggota tubuh yang lain

18
Ada 4 Tips Wawancara :
1. Tips Wawancara – 1
- Tinjau Lokasi
- Tipe Wawancara
- Berpakaian Sesuai
- Datang / tiba kurang lebih sepuluh menit lebih awal.
2. Tips Wawancara-2
- Bersikap Sopan dan Hormat
- Jangan Mengunyak permen karet
- Jangan menanggapi pertanyaan yang tidak anda harapkan dengan
jeda yang lama
- Usahakan untuk memimpin diri Anda sendiri
3. Tips Wawancara-3
- Jangan menjawab telepon
- Tunjukan apa yang dapat anda tanyakan amat penting
- Ajukan pertanyaan cerdas
- Jangan membuat lelucon selama wawancara jika topik yang
dibahas serius
- Lakukan kontak mata yang baik
- Tunjukan antusiasme anda terhadap informasi yang ditawarkan
4. Tips Wawancara-4
- Jangan merokok
- Pastikan anda telah menyikat gigi
- Hindari penggunaan bahasa yang tidak tepat
- Jangan berbicara dengan volume teralalu kecil
- Bersikaplah penuh percaya diri

2.9 Konsep dasar wawancara dna prosedur survei

Survei adalah suatu teknik mengumpulkan informasi dari masyarakat


dengan cara menanyakan sejumlah pertanyaan terstruktur kepada responden.
Dalam hal ini, kunci sukses dari pengumpulan informasi adalah pada proses
wawancara. Di samping itu, kecakapan pewawancara dalam berinteraksi dengan

19
responden ikut menentukan kualitas informasi yang dikumpulkan. Pewawancara
memiliki tugas pokok untuk membuat responden dapat berpartisipasi dalam survei
dan mencatat informasi dari responden.

Pengaruh pewawancara di dalam keberhasilan suatu survei dapat dilihat dalam


tiga kondisi, yaitu: Pertama, pewawancara memerankan suatu peranan yang utama
di dalam tingkat jawaban (response rate) yang diperoleh. Kedua, pewawancara
bertanggungjawab untuk menginisiasi (initation) dan memotivasi responden.
Ketiga, pewawancara seyogyanya menangani bagian-bagian interaksi wawancara
dan proses tanya jawab yang baku (tidak bias). Yang dimaksudkan “baku” disini
adalah pewawancara harus membacakan pertanyaan tepat/sesuai dengan kalimat
yang tertera dalam kuesioner. Kunci sukses wawancara adalah pewawancara
mampu mengajak responden untuk diwawancarai, menjamin kerahasiaan serta
berhasil untuk menerangkan secara baik tujuan dari survei yang sedang dilakukan.

3.0 Wawancara Rekruitmen

Rekrutmen karyawan baru menjadi sangat penting karena akan


menentukan masa depan organisasi Proses interview merupakan salah satu tahap
penting dalam rekrutmen karena rekruter harus mempunyai keterampilan, sikap,
perilaku, dan kemampuan yang memadai dalam menentukan kesesuaian kandidat
dengan posisi dan organisasi Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan
untuk menghasilkan proses rekrutmen yang sukses, seperti menempatkan aplikan
yang memiliki kualitas yang baik, proses persiapan rekrutmen, memperoleh dan
menganalisis informasi dari aplikan, Menyusun wawancara, pelaksanaan
wawancara, dan evaluasi wawancara.

Menemukan aplikasi yang sesuai :


1. Job Career Fairs, menghadiri job fair di kampus, mall, dan pusat kota
memungkinkan kandidat untuk memperoleh tawaran kerja. Kandidat
hanya perlu melakukan beberapa persiapan seperti membawa CV, alat
tulis, dan berpenampilan yang baik.

2. Staffing Firm, sebuah organisasi biasanya akan menyewa sebuah

20
badan atau lembaga khusus untuk merekrut karyawan (outsourcing)
untuk memperoleh karyawan baru atau sebagai tahap awal dalam
proses interview

3. Internet/Electronic Soruces, seperti situs web dari kampus, organisasi


keagamaan, grup alumni, partai politik, dan komunitas

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemahaman mengenai Praktek Wawancara Profesi, dapat


disimpulkan bahwa pada dasarnya Praktek Wawancara Profesi dilakukan sebagai
upaya yang dilakukan perusahaan dalam mendapatkan kandidat yang sesuai
dengan pekerjaan yang ada. Selain itu juga wawancara berisi intisari dari jawaban
dan pendapat narasumber. Selain menyarikan informasi dari narasumber juga
menyesuaikan dengan data-data pendukung yang ada sesuai topik wawancara.
Wawancara yang baik adalah wawancara yang berhasil mendapatkan informasi
sesuai dengan kebutuhan wawancara.

3.2 Saran

Besar harapan saya agar para pembaca dapat lebih memahami mengenai
Praktek Wawancara Profesi dan dapat mengembangkan lebih baik dari rangkuman
di dalam makalah ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bermanfaat
bagi banyak orang

22
23

Anda mungkin juga menyukai