Kata Pengantar
Segala Bentuk Pujian hanya milik Allah Swt. Semata yang telah memberikat
nikmat dan rahmat-Nya yang begitu berlimpah sehingga makalah kami yang
berjudul “Teknik-Teknik Wawancara” dapat terselesaikan sebagaimana yang
kami telah rencanakan. Tidak lupa pula kami haturkan shalawat dan salam kepada
seorang yang sangat dikagumi kegigihannya dalam mempertahankan agama Islam
yaitu Nabi Muhammad S.A.W. karena berkat beliaulah islam mengibarkan
bendera kejayaanya sampai masa sekarang ini.
Semoga dengan adanya makalah kami ini, masalah-masalah yang terkait dengan
teknik-teknik dalam wawancara dapat terpecahkan serta memberikan informasi
yang komperhensif.
Tiadalah manusia di dunia ini yang luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami
mohon motivasinya yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan
dalam makalah kami.
2
Daftar Isi
Halaman Sampul..........................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1.2. Maksud dan Tujuan...................................................................
1.3. Rumusan Makalah.....................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
2.1. Pengertian Pemahaman Wawancara.........................................
2.2. Tujuan Wawancara....................................................................
2.3. Bentuk-Bentuk Wawancara......................................................
2.4. Fungsi-Fungsi............................................................................
2.5. Jenis-Jenis Wawancara..............................................................
2.6. Sikap-Sikap...............................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1. Simpulan.................................................................................
3.2. Saran.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
memerintah dan menekan serta hal-hal yang dapat menimbulkan perasaan
yang tidak menyenangkan lainnya.
3. Tidak melakukan wawancara secara tergesa-gesa yang dapat menimbulkan
kesan bahwa wawancara yang dilakukan tidak berguna atau tidak penting.
4. Usahakan proses wawancara yang dilakukan berarti penting sekali bagi proses
penelitian dengan sikap yang tidak berlebih-lebihan yang j ustru menimbulkan
kesan mengolok-olok si responden.
5. Bantu responden yang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan pendapatnya
ke dalam bentuk lisan.
6. Apabila dalam proses wawancara terdapat informasi/data baru yang tidak
direncanakan dalam proses wawancara tersebut, buatlah sendiri daftar
pertanyaan untuk menggali informasi yang baru tersebut.
7. Gunakanlah alat Bantu dalam proses wawancara yang dapat
mencatat/merangkum hasil wawancara tersebut, baik berupa alat pencatat,
tape recorder, video casete, hand phone, kamera, dan lain-lain.
6
7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai
seorang, pej abat, seniman,
olahragawan dan sebagainya.
2.4. Fungsi-fungsi
1. Wawancara dapat mengumpulkan atau menyampaikan informasi,
mempengaruhi sikap orangorang dan kadang-kadang mempengaruhi
perilaku mereka
2. Wawancara juga merupakan alat penelitian yang berharga, dimana
memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan informasi lengkap
yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan telepondan j uga
memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal
3. Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau
menj elaskan pertanyaanpertanyaan secara lebih mudah, sehingga
meningkatkan kemungkinan mendapatkan j awaban dari responden.
7
Toward Better Communications, berdasarkan bentuknya, wawancara
dapat dikelompokkan ke dalam tuj uh j enis, yaitu:
1. Wawancara sosok pribadi (personal interview)
2. Wawancara berita (news interview)
3. Wawancara jalanan (man in the street interview)
4. Wawancara sambil lalu (casual interview)
5. Wawancara telepon (telephone interview)
6. Wawancara tertulis (written interview)
7. Wawancara kelompok (discussion interview)
8
membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak
menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi
dan pembicaraan agar terarah. Pengarahan atau instruksi yang perlu
diperhatikan oleh pewawancara (interviewers) meliputi pedoman-pedoman
sebagai berikut:
1. Tidak pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu;
gunakan penj elasan standar yang diberikan pengawas. (“Never get
involved in long explanations of the study; use standard explanation
provided by supervisor”).
2. Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau
rumusan pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction,
sequence of questions, or question wording”).
3. Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi
wawancara, jangan membiarkan individu lain menjawab untuk
responden, atau memberikan saran, atau pandangannya pada pertanyaan
itu. (“Never let another person interupt the interview; do not let another
person
answer for the respondent or offer his or her opinions on the
questions”).
4. Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuj u
dengan suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide
dari pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey.
(“Never suggest an answer or agree or disagree with an answer. Do not
give the repondent any idea of your personal views on the topic of
questions or survey”).
5. Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya
mengulangi pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti
yang diberikan dalam latihan atau oleh pengawas. (“Never interpret the
meaning of a question; just repeat the questions and give instructions or
clarifications that are provided in training or by supervisors”).
6. Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori j
awaban, atau membuat perubahan susunan kata-kata. (“Never improvise,
9
such as by adding answer categories, or make wording changes”)
(Denzin & Lincoln, 1994: 364)
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan
tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang
diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara
bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang
diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. Karena wawancara
itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi pewawancara. Wawancara juga merupakan alat
penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara untuk
mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau
percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal.
Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menj
elaskan pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan
kemungkinan mendapatkan j awaban dari responden.
Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk
keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun
wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya,
penelitian atau penerimaan pegawai. Wawancara dapat disamakan dengan
obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara obrolan biasa dengan
wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah tuj uannya, hubungan
antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan waktunya.
3.2. Saran
Sebaiknya pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara
baik, rapi dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung
perasaan narasumber dan harus sesuai prosedur dan tepat sasaran.
Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus bersikap terbuka dalam
pelaksanaan wawancara
DAFTAR PUSTAKA
11