Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PENDIDIKAN

PESANTREN SALAFIYAH DARUL HIKAM PAGARALAM

Maisun
Email: Maisun@gmail.com

ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang a) Perencanaan Manajemen pendidikan Darul Hikam
b) Metode pengajaran Pondok Pesantren. Masalah penelitian ini menitikberatkan pada Bagaimana Perencanaan, dan
pelaksanaan pendidikan pesantren Salafiyah Darul Hikam Pagaralam. Untuk menjawab masalah penelitian ini, di gunakan
jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Data yang di peroleh dari kyai,Pengasuh, staff tata Usaha,
Santri dan santriwati. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode Observasi participant,wawancara,dan
penelitian dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a) Metode pengajaran apa saja yang berlaku di pesantren.b)
Pola pendidikan pesantren Salafiyah darul Hikam adalah Pola pendidikan pesantren Salaf yang mewajibkan siswa Tinggal di
asrama. Sasaran yang ingin di capai Pondok Pesantren Darul Hikam adalah focus pada pendidikan.Untuk mencapai sasaran
tersebut maka langkah langkah yang di tempuh adalah: 1) Perencanaan,2) Pelaksanaan dan 3) Pengawasan.
Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Pesantren Salafiyah

ABSTRACT:
This study aimed to obtain a description of a) the Management Planning Darul Hikam education b) Methods of teaching
Islamic school. This study focuses on the issues how planning and implementation of education Pesantren Darul Hikam
Salafiyah Pagaralam. To answer the research problem, in use qualitative research with descriptive analysis approach. The
data obtained from the clerics, caretakers, administrative staff, and students. Data collection in the study using participant
observation, interviews, and research documents. The results showed that: a) Methods of teaching what is applicable in
pesantren.b) pattern of pesantren education Salafiyah Darul Hikam is education schools Salaf pattern which requires students
stay in dormitories. Targets to be achieved Pondok Pesantren Darul Hikam is focus on pendidikan.For achieve these goals, the
steps are: 1) planning, 2) Implementation and 3) Supervision.
Key Word: Education Management, Salafiyah Islamic school

A. PENDAHULUAN sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk


Pesantren merupakan induk dari pendidikan kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri.
Islam di Indonesia, didirikan karena adanya Pondok pesantren Salafiyah berarti Pondok
tuntutan dan kebutuhan zaman dan hal ini Pesantren yang masih tetap mempertahankan
bisa dilihat dari perjalanan sejarah. Bila kita sistem pendidikan khas pondok pesantren, baik
flashback kebeberapa tahun silam, sesungguhnya kurikulum maupun metode pendidikannya.1
pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga
dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan pendidikan Islam yang ada di Indonesia
mengembangkan ajaran Islam, sekaligus men- sebenarnya mempunyai peluang dalam men-
cetak kader kader ulama dan da’i. Pondok ciptakan SDM yang berkualitas dengan catatan
pesantren adalah gabungan dari pondok dan pondok pesantren mampu beradaptasi dengan
pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari globalisasi yang sedang terjadi dengan tanpa
kata funduk, dari bahasa arab yang berarti rumah meninggalkan watak kepesantrenannya. Adapula
penginapan atau hotel. Akan tetapi di dalam
pesantren Indonesia, khususnya pulau Jawa, 1
Departemen Agama RI, Petunjuk Tekhnis Pondok
lebih mirip dengan padepokan, yaitu perumahan Pesantren,(Jakarta:2004),hlm 78

59 |
An-Nizom | Vol. I, No. 2, Agustus 2016

pendapat yang mengatakan bahwa pondok pendidikan adalah adanya tenaga administrator
pesantren yang ada saat ini kurang dapat me- pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan
mainkan peran dengan apik, baik peran sosial administrasi pendidikan, diperlukan kualitas
di tengah masyarakat, maupun perannya dalam personil yang memadai, dalam arti penempatan
bidang pendidikan, dengan artian alumni yang orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang
dihasilkan oleh pondok pesantren kurang diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien.
mampu bersaing dengan lembaga pendidikan Faktor manajemen merupakan salah satu faktor
non pesantren dalam era globalisasi. yang dapat memberikan efek terhadap prestasi
Pondok Pesantren merupakan salah satu belajar siswa.
lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, Dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan,
yang tersebar di berbagai pelosok . Pondok manajemen merupakan faktor yang sangat
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan penting. Oleh karena itu, agar pendidikan
Islam, yang di akui keberadaannya oleh masyarakat, dapat maju, maka harus dikelola oleh
sebagai pusat mempelajari, memahami, men- administrator pendidikan yang profesional. Di
dalami ilmu-ilmu keislaman, untuk dihayati samping pentingnya administrator pendidikan
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang profesional, usaha yang penting dalam
yang berlandaskan moral agama, dengan ciri pencapaian tujuan pendidikan adalah kerjasama
khas yaitu, Kyai, santri pengajaran dan masjid. yang baik antara semua unsur yang ada, termasuk
Seiring dengan perkembangan zaman setiap mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana
Pesantren memiliki ciri khas yang berbeda- pendidikan. Dalam konteks inilah, administrator
beda tergantung dari bagaimana tipe reader pendidikan memegang peranan yang cukup
ship-nya dan metode seperti apa yang diterap- penting.
kan dalam pembelajaran yang di gagas oleh Dalam bidang pendidikan, pesantren
para pengelolanya. Tidak sedikit pesantren seringkali kalah bersaing dalam menawarkan
yang mencoba menyesuaikan dan bersedia me- model pendidikan yang kompetitif yang
nerima perubahan, namun tidak sedikit pula mampu melahirkan santri yang memiliki
pesantren yang memiliki sikap menutup diri kompetensi dalam bidang ilmu pengetahuan
dari segala perubahan-perubahan dan pengaruh dan teknologi sesuai dengan perkembangan
perkembangan zaman dan cenderung mem- zaman. Untuk itu pesantren sebaiknya segera
pertahankan apa yang menjadi keyakinannya. melakukan perubahan dalam mengembangkan
Manajemen merupakan hal yang sangat model atau sistem pendidikan modern yang
penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan tidak terpaku pada sistem pendidikan klasik.
manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat Dengan mengembangkan sistem manajemen
berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan yang tepat maka diharapkan pesantren
lembaga pendidikan. Dengan manajemen yang dapat memberikan pelayanan yang baik bagi
baik, maka sebuah institusi pendidikan akan pelanggannya. Dengan manajemen yang baik
dapat berkembang secara optimal sebagaimana pesantren diharapkan mampu menerapkan pola
diharapkan. Manajemen pendidikan di Indonesia pengasuhan yang dapat mengoptimalkan proses
merupakan titik sentral dalam mewujudkan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan
tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. agar menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
Dalam pengamatannya, manajemen pendidikan memiliki keunggulan.
di Indonesia masih belum menampakkan
kemampuan profesional sebagaimana yang B. RUMUSAN MASALAH
diinginkan, masalah manajemen pendidikan 1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Pendidikan
merupakan salah satu masalah pokok yang di Pondok Pesantren Salafiyah Darul Hikam
menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Pagaralam?
Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak
2. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Pendidikan
adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan
di Pondok Pesantren Salafiyah Darul Hikam
yang profesional. Oleh karena itu, hal penting
Pagaralam?
yang harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi

| 60
Maisun | Manajemen Pendidikan Pesantren Salafiyah

C. TUJUAN PENELITIAN potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-


1. Mengetahui Perencanaan Manajemen Pendidikan masing lembaga yang dibangun dalam sistem
di Pondok Pesantren Salafiyah Darul Hikam kerja sama guna pencapaian tujuan, melalui
Pagaralam. plan program yang rasional serta manajemen
dan pengawasan yang objektif dan proporsional.
2. Mengetahui Pelaksanaan Manajemen Pendidikan
di Pondok Pesantren Salafiyah Darul Hikam Setelah memahami istilah manajemen lewat
Pagaralam. berbagai macam pandangan dari tinjauan yang
berbeda, maka uraian berikut akan melihat
secara khusus tentang manajemen kelembagaan
D. LANDASAN TEORI
pendidikan.
1) Manajemen Pendidikan
Istilah manajemen kelembagaan pendidikan
Manajemen pendidikan mengandung arti
merupakan terjemahan dari “school-based
sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan,
management”. Di mana istilah ini pertama kali
Kegiatan kegiatan pengelolaan pada suatu sistem
dipopulerkan di Amerika Serikat, ketika masyarakat
pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan
mulai mempertanyakan relevansi pendidikan
proses belajar mengajar yang baik.2
dengan tuntutan masyarakat setempat.
Berangkat dari paparan seperti itu jelas sekali
Dilihat dari fakta sejarah lahirnya istilah
bahwa mempersoalkan manajemen berarti mem-
Manajemen kelembagaan pendidikan Islam,
persoalkan optimalisasi kinerja setiap personal
maka ada hal yang cukup menarik, yaitu
pada lembaga-lembaga tertentu atau bidang
latar belakang lahirnya istilah Manajemen
usaha tertentu. Hal ini dikarenakan manajemen
kelembagaan pendidikan yang menganalisa
sendiri mengulas tentang bagaimana peran-
perihal relevansinya dengan tuntutan masyarakat.
peran evaluasi, kontrol dan penilaian dalam
Hal ini berarti bahwa upaya pengendalian,
pengelolaan suatu kinerja yang erat hubungan-
planning dan manajemen dalam lingkungan
nya dengan apresiasi terhadap moral maupun
pendidikan lebih mengarah kepada pemenuhan
material.
tuntutan masyarakat sesuai dengan arus per-
Dalam pandangan tersebut, maka manajemen kembangan yang sedang berlangsung. Oleh
sendiri melingkupi persoalan-persoalan ke- karena itu, maka keterlibatan masyarakatpun
mampuan seseorang dalam melakukan plan haruslah dijadikan suatu kekuatan bagi seorang
program yang rasional, penataan sistem pimpinan lembaga-lembaga pendidikan beserta
pengelolaan dan pengembangan administrasi seluruh stafnya guna mencapai tujuan-tujuan
serta pengawasan terhadap kinerja bawahannya, pendidikan mulai dari tujuan intsruksional,
sekaligus menjadi dasar penataan seluruh tujuan kurikuler, tujuan institusional sampai
perangkat pendukung sehingga melahirkan kepada tujuan.
suatu kinerja yang bermutu dan dapat diper-
tanggungjawabkan.
2) Pesantren
Manajemen sesungguhnya merupakan pe-
rencanaan, penataan, pengarahan dan pe- Pesantren merupakan induk dari pendidikan
ngawasan usaha-usaha para anggota organisasi Islam di Indonesia, didirikan karena adanya
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya tuntutan dan kebutuhan zaman dan hal ini
agar mencapai tujuan organisasi yang telah bisa dilihat dari perjalanan sejarah. Bila kita
ditetapkan. 3 flashback kebeberapa tahun silam, sesungguhnya
pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban
Memperhatikan pandangan Stoner tersebut,
dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan
dapat dimengerti bahwa manajemen sendiri
mengembangkan ajaran Islam, sekaligus men-
merupakan usaha dalam rangka memanfaatkan
cetak kader kader ulama dan da’i. Pondok
pesantren adalah gabungan dari pondok dan
2
Hamalik,Oemar,Manajemen Pengembangan Kurikulum,(PT pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari
RemajaRosdakarya:Bandung 2008), hlm 78
3
kata funduk, dari bahasa arab yang berarti rumah
T. Hani Handoko, Manajemen (Cet. XVII, Ed. II, Yogyakarta:
BPFE, 2001). hlm. 8 penginapan atau hotel. Akan tetapi didalam

61 |
An-Nizom | Vol. I, No. 2, Agustus 2016

pesantren Indonesia, khususnya pulau Jawa, disebabkan bahwa pesantren tidak memiliki
lebih mirip dengan padepokan, yaitu perumahan tujuan yang jelas serta menuangkannya dalam
sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk tahapan-tahapan rencanaa kerja atau program.
kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Pelaksanan pendidikan dengan cara
Sedangkan istilah pesantren secara etimologis tradisional, dan kurang adanya sistem kurikulum
asalnya pesantrianyang berarti tempat santri. yang baik, mengakibatkan proses pendidikan
Santri atau murid mempelajari agama dari dan pengajaran di pesantren terhambat. Proses
seorang Kyai atau syeikh di pondok pesantren.4 pengajaran yang simple dan tradisional tersebut
Banyak pihak berpendapat bahwa pesantren berdampak kepada kelemahan santri dalam
itu unik di sebabkan pesantren merupakan mengembangkan dirinya. Tidak ada kesempatan
hasil kombinasi dari dua institusi,yaitu Pondok bagi santri pesantren untuk mengembangkan
(funduq) suatu tempat untuk mempelajari dan skill, bakat dan keahliannya, hal ini juga di-
mempraktikkan mistisme islam, dan Pesantren sebabkan karena minimnya failitas pendidikan
sendiri suatu tempat atau wadah bagi pengajaran.5 di lingkungan pesantren. Kegiatan di pesantren
Lembaga pendidikan dan pengajaran agama kebanyakan hanya mengkaji karya-karya lama,
Islam yang ada umumnya pendidikan dan tanpa dapat menghasilkan karya tulis. Santri
pengajaran tersebut diberikan secara non-formal, dan pengajar kebanyakan hanya dapat mengkaji,
yaitu dengan sistem bandongan dan sorogan. tanpa dapat, meneliti dan mengembangkan teori
Dimana Kyai mengajar santri-santri berdasarkan keagamaan. Hal ini merupakan dampak dari
Ada juga yang mengartikan pesantren sebagai lemahnya manajerial pesantren selama ini.
suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang Me tode yan g di gunakan kyai dalam
bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama proses belajar mengajar terlalu mengabaikan
Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman aspek kognitif yang dapat berdampak negatif
hidup keseharian. 6 pada output pesantren sendiri. Seorang Kyai
Dengan kondisi manajemen pesantren menggunakan metode pengajian, yang mana hal
yang sangat memprihatinkan ini sangatlah ini kurang menekankan aspek kognitif santri.
memprihatinkan, nampak jelas pada kondisi Santri hanya dapat mendengarkan tanpa dapat
pesantren yang ala kadarnya itu, selain itu menanggapi atau mengembangkannya, karena
juga banyak pesantren yang merosot jumlah ada konsep su’ud adab jika melanggar perintah
santrinya. Kenyataan ini menggambarkan bahwa atau tidak patuh pada perintah seorang kyai.
kebanyakan pesantren tradisional dikelola
berdasarkan tradisi, bukan profesionalisme 3. Ciri Khas Pesantren dan Posisi Kekuasaan
berdasarkan keahlian (skill), baik human skill, Kyai
conceptual skill, maupun technical skill secara Ciri-ciri pesantren yang masih berpegang
terpadu. Akibatnya, tidak ada perencanaan yang teguh pada nilai-nilai salafiyah dapat di-
matang, distribusi kekuasaan atau kewenangan defininisikan sebagai berikut (Sulthon dan
yang baik, dan sebagainya. Ridlo, 2006: 12-13):
Selain itu, faktor yang mempengaruhi a. Adanya hubungan yang akrab antara santri
kurangnya kemampuan pesantren mengikuti dengan kiainya. Kiai sangat memperhatikan
dan menguasai perkembangan zaman terletak santrinya. Hal ini memungkinkan karena
pada lemahnya visi dan tujuan yang dibawa tinggal dalam satu kompleks dan sering
pendidikan pesantren. Hal ini lebih banyak bertemu baik disaat belajar maupun dalam
pergaulan sehari-hari. Bahkan sebagian santri
4
Ridwan, Nasir. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, diminta menjadi asisten kiai (Khadam).
Pondok Pesantren di Tengah ArusPerubahan. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar 2005), hlm. 80 b. Kepatuhan santri kepada kiai. Para santri
5
Mas’ud, Abdurrahman,Jihad ala Pesantren di mata Antropolog menganggap bahwa menentang kiai, selain
Amerika, (Yogyakarta:Gama Media 2004), hlm 60 tidak sopan juga dilarang agama. Bahkan
6
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem tidak memperoleh berkah karena durhaka
Pendidikan Nasional di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, ), hlm. 27 kepada sang guru.

| 62
Maisun | Manajemen Pendidikan Pesantren Salafiyah

c. Hidup h em at dan sederha na be nar- F. PEMBAHASAN


benar diwujudkan dalam lingkungan 1) Perencanaan Manajemen Pendidikan
pesantren. Hidup mewah hampir tidak di- Pesantren
dapatkan disana. Dalam pengembangan pembelajaran terkait
d. Kemandirian amat terasa di pesantren. Para santri erat dengan pola-pola pembelajaran yang
mencuci pakaian sendiri, membersihkan kamar dijalankan dan dikembangkan oleh ustadz/
tidurnya, bahkan sampai memasak sendiri. guru. Di pesantren, jarang sekali ada perhatian
e. Jiwa tolong menolong dan suasana per- kepada pembelajaran sebagai sebuah sistem.
saudaraan (Ukhuwwah Islamiyyah) sangat Maka beralasan sekali dan sangat wajar jika
mewarnai pergaulan di pesantren. Ini di- sebagian besar hanya mengenal metode
sebabkan selain kehidupan yang mereta pembelajaran, padahal metode pembelajaran
dikalangan santri, juga karena mereka harus hanyalah salah satu unsur atau komponen
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama, dalam salah satu unsur atau komponen dalam
seperti shalat berjamaah, membersihkan sebuah pembelajaran.
masjid, dan belajar bersama. Pola pembelajaran yang sangat sederhana
f. Disiplin sangat dianjurkan. Untuk menjaga itu menyiratkan bahwa pembelajaran dilakukan
kedisiplinan ini pesantren biasanya mem- kurang terencana. Itulah makanya pembelajaran
berikan sanksi-sanksi edukatif. di pesantren disebut-sebut tidak dapat diukur,atau
g. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia. tidak mempunyai akuntabilitas.
Hal ini sebaai akibat kebiasaan puasa
sunnah, dzikir, dan i’tikaf, shalat tahajjud, 2) Manajemen Pesantren
dan bentuk-bentuk riyadlah kainnya atau Sebelum membahas apa itu manajemen
menauladani kiainya yang terbiasa dengan pesantren maka kita harus tahu dahulu apa
kehidupan zuhud. itu sistem manajemen dan apa itu pesantren.
h. Pemberian ijazah. Yaitu pencantuman nama Sistem adalah cara, sarana, upaya, dan organ.7
dalam satu daftar mata rantai pengalihan Dan manajemen berasal dari bahasa Inggris
pengetahuan yang diberikan kepada santri- yaitu management artinya yang dikembangkan
santri yang berprestasi. Hal ini menandakan dari kata to manage, yang artinya mengatur
adanya restu kiai kepada santrinya untuk atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal
mengajarkan sebuah teks kitab yang dikuasai dari Italia Maneggio yang diadopsi dari bahasa
penuh. latin managiare, yang berasal dari kata manus
yang artinya tangan. Dalam bahasa Arab berasal
E. METODOLOGI PENELITIAN dari nazhoma atau idarah artinya yang menata
Penelitian ini merupakan penelitian yang beberapa hal dan mengabungkan beberapa
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu antara satu dengan yang lain. 8
prosedur penelitian yang menghasilkan data Sedangkan secara terminologis manajemen
deskriptif, berupa kata kata tertulis atau menurut yang dikutip oleh Made Pidarta
lisan dari orang atau perilaku yang dapat terbagi kepada manajemen sebagai peranan dan
diamati.”Metode kualitatif adalah prosedur manajemen sebagai tugas, hal ini memberi jalan
prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif untuk membedakan kedua istilah itu.
yang berisi ungkapan atau catatan orang itu Manajemen sebagai tugas ialah melaksanakan
sendiri atau tingkah laku mereka yang di fungsi-fungsi manajemen sementara itu salah
observasi. Metode kualitatif di pilih agar satu manajemen sebagai peranan disebutkan
dapat di ketahui data secara holistic, dengan
cara peneliti membaur dengan objek secara
langsung. Dengan hal tersebut di harapkan
7
Tata Sutabri, 2005, Sistem Informasi Manajemen, cet. 1. Ed. 1
peneliti dapat mengetahui seluk beluk yang Perpustakaan Negara: hlm. 14.
ada di lapangan dan menuliskannya di dalam 8
M. Abdul Jawwad, Menjadi Manajer Sukses, 2004, cet. 1,
data hasil penelitian sekaligus menganalisisnya. (Jakarta: Gema Insani). hlm. 181.

63 |
An-Nizom | Vol. I, No. 2, Agustus 2016

peranan administrasi eksekutif. 9 Menurut para Pertama, kepemimpinan yang tersentralisasi


ahli dikemukakan yang pertama manajemen pada individu yang bersandar pada karisma serta
adalah mengelola orang-orang, yang kedua hubungan yang bersifat patemalistik. Kebanyakan
adalah pengambilan keputusan, yang ketiga pesantren menganut pola mono manjemen dan mono
adalah pengorganisasian dan pemanfaatan administrasi sehingga tidak ada delegasi kewenangan
sumber-sumber untuk menyesuaikan tujuan ke unit-unit kerja yang ada dalam organisasi.
yang telah ditentukan. 10 Kedua, kepemilikan pesantren bersifat individual
M a n a je m e n m e ru p a k a n s ua t u p r o s e s atau keluarga bukan komunal. Otoritas individu
pengelolaan sumber daya yang ada mem- kyai sebagai pendiri sekaligus pengasuh pesantren
punyai empat fungsi yaitu perencanaan, peng- sangat besar dan tidak bisa diganggu gugat. Faktor
organisasian, penggerakan, dan pengawasan. nasab atau keturunan juga kuat sehingga kyai bisa
Fungsi manajemen mencakup kegiatan pe- mewariskan kepemimpinan pesantren kepada anak
rencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan (istilahnya putra mahkota) yang di percaya pada
pengawasan yang dilakukan untuk mencapai komponen pesantren yang berani memprotes.
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan Sistem seperti ini kerap kali mengundang sindiran
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. bahwa pesantren seperti kerajaan kecil.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah Sejalan dengan penyelenggaraan pen-
adalah merencanakan, mengorganisasikan, didikan formal beberapa pesantren meng-
mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi alami pengembanggan pada aspek manajemen,
dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, organisasi, dan administrasi penggelolan ke-
yang meliputi bidang proses belajar mengajar, uanggan. Perkembanggan ini dimulai dari
administrasi kantor, administrasi siswa, perubahan gaya kepemimpinan pesantren
administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, dari karismatik kerasionalostik, dari otoriter
administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, paternalistic ke diplomatik partisipatif. Sebagai
dan administrasi hubungan masyarakat. Oleh contoh kasus kedudukan dewan kyai di pesantren
sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan tebu ireng menjadi salah satu unit kerja kesatuan
organisasional, pimpinan pada dasarnya administrasi penggelolaan penyelenggaraan
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk pesantren sehingga pusat kekuasaan sedikit
melakukan perencanaan, pengorganisasian, terdistribusi di kalangan elite pesantren dan
penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh tidak terlalu terpusat pada kyai.13
sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan
Beberapa pesantren sudah membentuk badan
yang dilakukan
pengurus harian sebagai lembaga payung yang
Jadi sistem pondok pesantren adalah sarana khusus mengelola dan menangani kegiatan-
yang bertugas sebagai perangkat organisasi yang kegiatan pesantren misalnya pendidikan formal,
diciptakan untuk diciptakan untuk mencapai diniyah, pengajian majelis ta’lim, sampai pada
tujuan pendidikan yang berlangsung dalam masalah penginapan (asrama santri), kerumah
pondok pesantren. 11 tanggaan, kehumasan. Pada tipe pesantren ini
Sudah menjadi common sense bahwa pesantren pembagian kerja antar unit sudah perjalan
lekat dengan figure kyai. Kyai dalam pesantren denggan baik, meskipun tetap saja kyai memiliki
merupakan figure pesantren sentral, otoritatif, dan pengaruh yang kuat.14
pusat seluruh kebijakan dan perubahan. Hal ini
erat kaitannya dengan dua faktor:12 2003, Manajemen Pondok Pesantren, cet. 1, (Jakarta: Diva
Pustaka).14-15. Dan Amin Haedari dan Ishom El-Saha,
2008, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah.
9
Cet. 3. (Jakarta:Diva Pustaka). hlm. 9.
M. Abdul Jawwad, Menjadi Manajer Sukses, 2004, cet. 1,
13
(Jakarta: Gema Insani). hlm. 17. M. Sulthon Masyhud dan M. Khusnurridlo, 2003, Manajemen
10
Pondok Pesantren, cet. 1, (Jakarta: Diva Pustaka).14-15. Dan Amin
Amin Haedari dan Ishom El-Saha, 2008, Peningkatan Mutu
Haedari dan Ishom El-Saha, 2008, Peningkatan Mutu Terpadu
Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah. hal.51.
Pesantren dan Madrasah Diniyah. Cet. 3. (Jakarta:Diva Pustaka).
11
MU YAPPI, 2008, Manajemen Pengembangan Pondok hlm. 10.
Pesantren ,cet. 1(Jakarta: Media Nusantara). hal. 17. 14
Zamakhsyari Dhofier, 2011, Tradisi Pesantren. cet. 8, ed. 8,
12
M. Sulthon Masyhud dan M. Khusnurridlo, (Jakarta;LPEES). hlm. 80.

| 64
Maisun | Manajemen Pendidikan Pesantren Salafiyah

Sayangnya perkembangan tersebut tidak yaitu sistem pengajaran tuntas kitab, dalam hal
merata di semua pesantren. Secara umum ini kyai bebas untuk membacakan kitabnya.17
pesan tren masih menghadapi kendala serius
menyangkut ketersediaan sumber daya manusia 2. Sistem Pengajaran
profesional dan penerapan manajemen yang Sistem pengajaran dapat diartikan sebagai
umumnya masih konvensional, misalnya cara yang dipergunakan untuk menyampaikan
tiadanya pemisahan yang jelas antara yayasan, tujuan. Pondok pesantren secara agak seragam
pimpinan madrasah, guru dan staf administrasi, menerapkan sistem pengajaran yang sering
tidak adanya transparasi pengelolaan sumber- kita kenal yaitu: sorogan, bandungan, hafalan
sumber keuangan belum terdistribusinya dan masih banyak lainnya. Akan tetapi konsep
pengelolaan pendidikan, dan banyaknya keilmuan lebih menekankan pada rasionalitas
penyelenggaraan atministrasi yang tidak sesuai seperti yang menjadi dasar pendidikan modern.
aturan baku organisasi.
Kyai masih merupakaan figur sentral dan 3. Sistem Pembiayaan
penentu kebijakan pendidikan pesantren. 15
Pondok pesantren sebagai lembaga non
Rekruitmen ustadz atau guru, pengembangan formal juga sebagai lembaga sosial keagamaan.
akademik, reward sistem, bobot kerja juga tidak Dan perjalanannya, pembiayaan dalam bidang
berdasarkan aturan yang berlaku. Penyelenggaraan pendidikan pesantren bisa didapat dari imbal
pendidikan sering kali tanpa perencanaan. Berapa swadya pemerintah, yaitu Depag, Link Depag,
banyak pesantren yang memiliki rencana induk Instansi Daerah maupun dari lainnya.
pengembangan (RIP), dan statusnya misalnya
Karena kepedulian pesantren ini dilandasi
sebagai pedoman penggelolaan pendidikan. 16
dengan keikutansertaan pemerintah dalam me-
Kerumitan dan permasalahan ini menyebab- majukan pondok pesantren dengan karakternya
kan antara normativitas dan kondisi opyektif yang khas.
pesantren ada kesenjangan termasuk dalam
Perspektif historis pesantren pada posisi
penerapan teori manajemen pendidikan. Semata-
yang cukup istimewa dalam khasanah per-
mata berpegang pada normativitas dengan
kembanggan sosial budaya masyarakat Indonesia.
mengabaikan kondisi obyektif yang terjadi di
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menempatkan
pesantren adalah tindakan kurang bijaksana,
pesantren sebagai subkultur tersendiri didalam
kalau tidak dikatakan gagal memahami pesantren.
masyarakat Indonesia. Dan asal-usul historis
Akan tetapi membiarkan kondisi itu berjalan terus
sistem pondok pesantren ini tidak bisa lepas
tanpa ada pembenahan juga tidak arif. Penerapan
begitu saja dengan persoalan kedatangan Islam
manajemen pendidikan tidak hanya ditetapkan
ke wilayah nusantara. 18 Menurutnya lima ribu
tanpa mempertimbangkan atau mengakomodasi
buah pondok pesantren yang tersebar di enam
keadan yng riil di pesantren. Harus ada toleransi
puluh delapan ribu desa merupakan bukti
dalam menyikapi kesenjangan itu secara wajar
tersendiri untuk menyatakan sebagai sebuah
tanpa mengundang konflik.
subkultur.
Selaras denggan pandanggan pembangunan
3) Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren sebagai proses pembangunan sosial, Ginanjar
1. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Kartasasmita mengemukakan. Bahwa hakekat
Pada awalnya adalah hanya pengajaran pembangunan itu tiada lain merupakan pen-
yang simpel tidak ada kurikulum tidak seperti cerminan kehendak untuk terus menerus me-
sekarang ini. Sebenarnya pembelajaran yang ningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
diberikan dalam pondok pesantren sudah rakyat Indonesia secara adil dan merata,
menggunakan kurikulum tertentu yang lama

17
Amin Haedari dan Ishom El-Saha, 2008, Peningkatan Mutu
15
Ibid. Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah. hlm. 59-60
16 18
M. Sulthon Masyhud dan M. Khusnurridlo, Amin Haedari dan Ishom El-Saha, 2008, Peningkatan
2003, Manajemen Pondok Pesantren…hal. 16. Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah. hlm. 29.

65 |
An-Nizom | Vol. I, No. 2, Agustus 2016

serta mengembangkan kehidupan masyarakat pendekatan keagamaan. Pada esensinya dakwah


dan penyelenggaraan. Negara yang maju dan yang dilakukan kiai sebagai medium transformasi
demokratis berdasarkan pancasila. Pembangunan sosial keagamaan itu diorientasikan kepada
nasional diarahkan untuk mencapai kemajuan, pemberdayaaan salah satunya aspek kognitif
dan kesejahteraan lahir batin, termasuk ter- masyarakat. Pendirian lembaga pendidikan.
penuhnya rasa aman, tentram, dan penuh Pondok pesantren yang menjadi ciri khas dari
keadilan. gerakan transformasi sosial keagamaan para
Dalam konteks ini praktek pembangunan ulama menandakan peran penting mereka
sosial itu bukan saja menjadi milik dan tanggung dalam peran pembangunan sosial secara umum
jawab institusi pemerintahan, melainkan ber- melalui media pendidikan. Munculnya tokoh-
tanggung jawab bersama antara pemerintahan tokoh informal berbasis pesantren yang sanggat
dan masyarakat. Hanya saja keberadaan berperan besar dalam menggerakkan dinamika
pesantren tidak memiliki kewenangan langsung kehidupan sosial masyarakat desa misalnya, tidak
untuk merumuskan aturan sehingga perannya bisa dilepaskan dari jasa dan peran besar kiai
dapat dikategorikan ke dalam apa yang dikenal atau ulama. Demikian pula lahirnya berbagai
dengan partisipasi. Dalam hal ini, pesantren pendidikan modern yang cukup pesat dewasa
melalui kiai dan santri didiknya cukup potensial ini secara geneologis tidak bisa dilepaskan pula
untuk menggerakkan masyarakat secara umum. dari akarnya yakni pendidikan pesantren .
Sebab, bagaimanapun keberadaan kiai sebagai Manajemen pendidikan Pesantren Darul
elite sosial dan agama menepati posisi dan Hikam Pagaralam tidak hanya mempertahankan
peran sentral dalam struktur sosial masyarakat sistem pendidikan tradisional saja,tetapi juga
Indonesia. menambah pendidikan paket C, disamping
Salah satu sektor penting dalam pembangunan pengajaran kitab-kitab klasik dan pembinaan
moral keagamaan. Pesantren model pure klasik
sosial yang mendapatkan perhatian khusus
atau salafi ini memang unggul dalam melahirkan
hampir pada setiap proses pelaksanaan pem-
santri yang memiliki kesalehan, kemandirian,
bangunan adalah aspek pendidikan. Bidang
dan penguasaan terhadap ilmu-ilmu ke-Islaman.
pendidikan itu sendiri telah menjadi pilar
Kelemahanya, out put pendidikan pure salaf
utama menyangga keberhasilan pelaksanaan
kurang kompetitif dalam percaturan persaingan
pembangunan sosial. Hampir bisa dipastikan
kehidupan modern. Padahal tuntutan kehidupan
bagi suatu daerah yang masyarakatnya memiliki
global menghendaki kualitas sumberdaya manusia
tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki
terdidik dan keahlian di dalam bidangnya.
tingkat keberhasilan pembanggunan yang cukup
Realitas output pesantren yang memiliki sumber
tinggi bila dibandingkan dengggan daerah yang
daya manusia kurang kompetetif inilah yang
rata-rata tingkat pendidikannya masih relative
kerap menjadikannya termaginalisasi dan kalah
rendah.
bersaing dengan out put pendidikan formal
Terkait dengan pembangunan di bidang baik agama maupun umum.
pendidikan, pesantren dalam praktisnya sudah
Penyebaran yang luas dengan keaneragaman
memainkan peran penting dalam setiap proses
karakteristik yang dimiliki pesantren saat ini
pelaksanaan kegiatan tersebut. Para kiai atau
di semua wilayah Indonesia menjadi potensi
ulama yang selama ini menjadi figuran dalam
luar biasa dalam percepatan pembanggunan
masyarakat Indonesia dan bukan sekedar
di daerah-daerah. Jika upaya maksimal ini
sosok yang dikenal sebagai guru, senantiasa
dilakukan oleh pemerintah secara tepat bukan
peduli denggan lingkungan sosial masyarakat
tidak mungkin kedepan bukan tidak mungkin
di sekitarnya. Mereka biasanya memiliki
akan menjadi lahan subur penyemaian bibit-
komitmen tersendiri untuk turut melakukan
bibit unggul manusia Indonesia. Jika melihat
gerakan transformasi sosial melalui pendekatan
keadaan ini tampaknya akselerasi pendidikan dan
keagamaan.
pengelolaan masyarakat di pesantren optomis
Pada esensinya dakwah yang di lakukan kiai bisa berjalan, namun bagaimanapun program-
sebagai medium transformasi sosial melalui program ini tergantung pada penerimaan

| 66
Maisun | Manajemen Pendidikan Pesantren Salafiyah

kyai di pesantren sendiri, maupun pengurus tidak mungkin kedepan bukan tidak mungkin
pesantren sebab pesantren memiliki kemandirian akan menjadi lahan subur penyemaian bibit-
(otonomi) yang relative besar juga memiliki bibit unggul manusia Indonesia. Jika melihat
basis konstituen yang relative solid di mayarakat keadaan ini tampaknya akselerasi pendidikan
dan sumberdaya lokal yang kuat. dan pengelolaan masyarakat di pesantren
Sehingga intervensi dari luar akan cenderung optomis bisa berjalan, namun bagaimanapun
kurang efektif. Hal ini menjadi tantangan program-program ini tergantung pada
Departemen agama untuk secara terus menerus penerimaan kyai di pesantren sendiri, maupun
mensosialisasikan dan mendorong pesantren- pengurus pesantren sebab pesantren memiliki
pesantren tersebut terlihat dalam akselarasi kemandirian (otonomi) yang relatif besar
pendidikan nasional akan dapat di tingkatkan juga memiliki basis konstituen yang relative
scara drastis. Oleh sebab itu pelibatan pesantren solid di masyarakat dan sumber daya lokal
dalam akselerasi pendidikan nasional tidak bisa yang kuat.
ditanggani secara serampangan, apalagi karitatif
dan birokratik tugas Departemen Agama yang H. DAFTAR PUSTAKA
mendesak adalah bagaimana memperbesar Mukti Bisri, Abdul dkk, 2002, Metodelogi
partisipasi pesantren melalui program-program Pembelajaran Di Salafiyah, (Jakarta: 2002).
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter Departemen Agama RI, 2004, Petunjuk Tekhnis
pesantren itu sendiri. Pondok Pesantren, (Jakarta: 2004).
Hamalik, Oemar, 2008, Manajemen Pengembangan
G. PENUTUP Kurikulum,(Bandung: PT RemajaRosdakarya ).
Mas’ud, Abdurrahman,2004, Jihad ala Pesantren di
1. Manajemen pendidikan Pesantren Darul Hikam
mata Antropolog Amerika, (Yogyakarta:Gama
Pagaralam tidak hanya mempertahankan
Media).
sistem pendidikan tradisional saja, tetapi juga
Ainurrofiq Dawam dan Ahmad Ta’rifin,
menambah pendidikan paket C, di samping
2008, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren,
pengajaran kitab-kitab klasik dan pembinaan
cet. 3. (Jakarta:PT. Lista Farika Putra).
moral keagamaan.
Dhofier, Zamakhsyari 2011, Tradisi Pesantren. cet.
2. Pe s an tr e n D ar ul H ik am me r up ak a n
8, ed. 8, (Jakarta; LPEES).
model pure klasik atau salafi, model ini
Haedari, Amin dan Ishom El-Saha, 2008, Peningkatan
memang unggul dalam melahirkan santri
Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah.
yang memiliki kesalehan, kemandirian,
(Jakarta:Diva Pustaka).
dan penguasaan terhadap ilmu-ilmu ke-
Halim, A dkk, 2005, Manajemen Pesantren, cet.
Islaman. Kelemahanya, out put pendidikan
1, (Yogyakarta:PT. LkiS Pelangi Aksara).
pure salaf kurang kompetitif dalam percaturan
Jawwad, M. Abdul Menjadi Manajer Sukses, 2004,
persaingan kehidupan modern. Padahal
cet. 1, (Jakarta: Gema Insani).
tuntutan kehidupan global menghendaki
Masyhud, M. Sulthon dan M. Khusnurridlo,
kualitas sumberdaya manusia terdidik dan
2003, Manajemen Pondok Pesantren, cet. 1,
keahlian di dalam bidangnya. Realitas out
(Jakarta: Diva Pustaka).
put pesantren yang memiliki sumber daya
MU YAPPI, 2008, Manajemen Pengembangan
manusia kurang kompetitif inilah yang kerap
Pondok Pesantren, cet. 1(Jakarta: Media
menjadikannya termaginalisasi dan kalah
Nusantara).
bersaing dengan output pendidikan formal
Sutabri, Tata 2005, Sistem Informasi Manajemen,
baik agama maupun umum.
cet. 1. Ed. 1 Perpustakaan Negara.
3. Penyebaran yang luas dengan keaneragaman Yacub, M, 2006, Pondok Pesantren dan Pembangunan
karakteristik yang dimiliki pesantren saat ini Masyarakat Desa, (Bandung:PT. Angkasa).
di semua wilayah Indonesia menjadi potensi Abdalla, Ulil Abshar, Humanisasi Kitab Kuning:
luar biasa dalam percepatan pembanggunan Refleksi dan Kritik atas Tradisi Intelektual
di daerah-daerah. Jika upaya maksimal ini Pesantren dalam Pesantren masa depan: Wacana
dilakukan oleh pemerintah secara tepat bukan Pemberdayaan dan Transformasi Pesantre, Cet.

67 |
An-Nizom | Vol. I, No. 2, Agustus 2016

I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1999 Rampai Pesantren, Jakarta: CV Dharma


Ali, Mukti, Beberapa Persoalan Dewasa Bhakti, tt
Ini, Jakarta: Rajawali Press, 1987 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi
Haedari, Amin, dkk, Masa Depan Pesantren Tentang Pandangan Hidup Kyai, cet II, Jakarta:
Dalam Tantangan Modernitas dan Kompleksitas LP3ES, 1986
global,Cet, 1; Jakarta: IRD Press, 2004 Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Islam.2008.Surabaya: Erlangga
Suatu Kajian Tentang Unsurmdan Nilai Sistem Qomar, Mujamil.Pesantren: dari transformasi
Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994 Metodologi menuju Demokr atisasi
Syukri Zarkasyi, Abdullah, Manajemen Pesantren Institusi. 2006. Yogyakarta:PT Gelora Aksara
Pengalaman Pondok Modern Gontor, Cet ke-2; Pratama
Ponorogo: Trimurti Press, 2005 Azra, Azyumardi.Essei-Esei Intelektual Muslim
Wahid, Abdurahman, Kepemimpinan Dalam dan Pendidikan Islam.1998.Jakarta: Logos
Pengembangangan Pesantren dalam Bunga Wacana Ilmu

| 68

Anda mungkin juga menyukai