Madjīd lahir di Pusat Desa Pancor, Lombok Timur NTB, di Gubug Bermi
sebut Gedeng Desa menunjukan letak rumahnya yakni di Desa Pancor Gubug
Bermi.
Muhammad Zainuddin Abdul Majid tulisan menantunya TGH. Drs. Abdul Hayyi
Nu’man, yakni pada hari rabu 17 Rabiul Awal 1316 H. Jika di konversikan
dengan tahun masehi maka bertepatan dengan 2 agustus 1998. Dalam buku lain
muncul tahun 1902, 1904, 1906,. Jika mengacu padakelahiran tersebut maka
milad sang maha guru itu tepat 17 Rabiul Awal. Jika mengacu tahun lain selain
1898 maka tidak ada yang sesuai antara tahun masehi dan tahun hijriah, hari, bula
1
Gedeng adalah sebutan rumahuntuk para tetua (tokoh) dan bangsawan.
2
Daru Hizbi merujuk pada tempatnya dikarang Hizib Nahdlatul Wathan.
39
40
dan tanggalnya. Guru para ulama itu hidup di dua abad yang berbeda yakni abad
Raihanun Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin bin Abdul Majid
Di pulau Lombok, Tuan Guru merupakan gelar bagi para pemimpin agama
yang bertugas untuk membina, membimbing dan mengayomi umat Islām dalam
hal-hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yang di Jawa identik dengan Kyai.
Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 17 Rabiul Awwal
1316 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 1898 Masehi dari perkawinan
Tuan Guru Hajjī Abdul Madjīd (beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Guru
Mu'minah atau Guru Minah) dengan seorang wanita shālihah bernama Hajjah
Halīmah alSa'dīyyah.
1
Majlis al-Aufiya’ Wal Uqala’, Menyusuri Keagungan Cinta Maulana, (Mataram : Sanabil, 2015),
hlm. 29-30
2
Majlis al-Aufiya’ Wal Uqala’, Salawat Nahdliya, (Lombok Timur : IAIH NW Lombok Timur,
2017), hlm. Romawi I
41
Nama kecil beliau adalah 'Muhammād Saggāf', nama ini dilatar belakangi
oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati, yakni tiga hari sebelum
masing dari Hadhramaũt dan Maghrabī. Kedua walīyullāh itu secara kebetulan
mempunyai nama yang sama, yakni "Saqqāf". Beliau berdua berpesan kepada
TGH. Abdul Madjīd supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama "Saqqāf",
yang artinya "Atapnya para Wali pada zamannya". Kata "Saqqāf" di Indonesiakan
menjadi "Saggāf" dan untuk dialek bahasa Sasak menjadi "Segep". Itulah
sebabnya beliau sering dipanggil dengan "Gep" oleh ibu beliau, Hajjah Halīmah
al-Sa'dīyyah1.
dengan 'Hajjī Muhammād Zainuddīn'. Nama ini pun diberikan oleh ayah beliau
sendiri yang diambil dari nama seorang 'ulamā' besar yang mengajar di Masjīd al-
Harām. Akhlāq dan kepribadian ulamā' besar itu sangat menarik hati
Silsilah Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak
bisa diungkapkan secara jelas dan runtut, terutama silsilahnya ke atas, karena
catatan dan dokumen silsilah keluarga beliau ikut hangus terbakar ketika rumah
asal usulnya dari keturunan orang-orang terpandang, yakni dan keturunan sulthān-
sulthān Silsilah Selaparang, sebuah kerajaan Islām yang pernah berkuasa di Pulau
1
Dr. H. Mahsun, Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid Gagasan dan Gerakan
Pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat, (Jakarta: Pustaka Al-Miqdad, 2007), hlm. 16
2
http://yusran07.blogspot.com/2010/10/biografi-tgkh-muhammad-zainuddin-abdul.html
42
Lombok. Disebutkan bahwa Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul
Pendapat ini tentu saja paralel dengan analisis yang diajukan oleh seorang
kegiatan ziarah yang dilakukan Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn
kegiatan pemilihan umum (Pemilu). Praktik ziarāh semacam ini memang bisa
untuk mengidentifikasikan diri dengan leluhurnya. Disamping itu pula, Tuan Guru
Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd tidak pernah secara terbuka
selama ini beredar tentang silsilah keturunannya, yakni kaitan genetiknya dengan
anak bungsu dari enam bersaudara. Kakak kandungnya lima orang, yakni Siti
Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Sawdah, Hajji Muhammād Shabūr dan Hajjah
melawan
1
http://www.nw.or.id/profil/sejarah-berdirinya-nw.html
43
Abdul Madjīd terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan
sayang yang begitu besar kepada beliau. Ketika melawati ke Tanah Suci Mekah
Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat belajar pertama kali di Masjīd al-
Harām dan sempat menemaninya di Tanah Suci sampai dua kali musim hajji.
al-Mukarramah.
terhadap pendidikannya. Hal ini juga tercermin dari sikap ibundanya bahwa setiap
kali beliau berangkat untuk menuntut ilmu, ibundanya selalu mendo'ākan dengan
ucapan "Mudah mudahan engkau mendapat 'ilmu yang barakah" sambil berjabat
tangan serta terus memperhatikan kepergian beliau sampai tidak terlihat lagi oleh
pandangan mata. Pernah suatu ketika, beliau lupa pamit pada ibundanya. Beliau
sudah jauh berjalan sampai ke pintu gerbang baru sang ibu melihatnya dan
kemudian memanggil beliau untuk kembali, Gep, gep, gep (nama panggilan masa
kecil beliau), koq lupa bersalaman?, ucap ibundanya dengan suara yang cukup
sekolah. Hal ini merupakan suatu pertanda bahwa betapa besar kesadaran
ibundanya akan penting dan mustajabnya do'ā ibu untuk sang anak sebagaimana
ditegaskan dalam Hadīts Rasūlullāh SAW, bahwa do'ā' ibu menduduki peringkat
ilmu pengetahuan berawal dari pendidikan dalam keluarga, yakni dengan belajar
mengaji (membaca AlQur'ān) dan berbagai 'ilmu agama lainnya, yang diajarkan
agama yang lebih luas dari beberapa Tuan Guru lokal, antara lain TGH.
Syarafuddīn dan TGH. Muhammād Sa'īd dari Pancor serta Tuan Guru 'Abdullāh
bin Amaq Dulajī dari desa Kelayu, Lombok Timur. Ketiga guru agama ini
mengajarkan ilmu agama dengan sistem halaqah, yaitu para santri duduk bersila di
atas tikar dan mendengarkan guru membaca Kitāb yang sedang dipelajari,
kembali berangkat menuntut 'ilmu ke Mekah diantar kedua orang tuanya, tiga
orang kemenakan dan beberapa orang keluarga, termasuk pula TGH. Syarafuddīn.
45
Pada saat itu beliau berusia 15 tahun, yaitu menjelang musim Haji tahun 1341
Beberapa saat setelah musim haji usai, TGH. Abd. Madjid mulai
mencarikan guru buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abd. Madjid pada
mengajar mengaji di Masjīd al-Harām, yang saat itu berusia sekitar 50 tahun.
Selain itu juga sempat belajar 'ilmu sastra pada ahli syair terkenal di
Mekah, yakni Syaīkh Muhammād Āmīn al-Quthbī dan pada saat itu berkenalan
'ilmu selama ini, hal itu dikarenakan kehausan beliau akan ilmu. Namun, sebelum
sempat mencari guru, terjadi perang saudara antara kekuasaan Syarīf Husaīn
Zainuddīn Abdul Madjīd muda berkenalan dengan seseorang yang bernama Hajji
Mawardī dari Jakarta. Dari perkenalannya itu ia diajak untuk belajar di madrasah
al-Shaulatiyah, yang saat itu dipimpin oleh Syaīkh Salīm Rahmatullāh. Pada hari
sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi. Madrasah ini sangat legendaris,
Shaulatiyah. Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah
AlShaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang cocok
bagi thullab. Demikian pula dengan TGKH. Muhammad Zainuddin, juga ditest
mendalami mata pelajaran ilmu Nahwu dan Sharaf. Semula Syaikh Hasan
akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan sejak
mulai dari kelas 2. Prestasi akademiknya sangat istimewa. Beliau berhasil meraih
47
peringkat pertama dan juara umum. Dengan kecerdasan yang luar biasa, TGKH.
kemubeliaun loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6, kemubeliaun pada tahun-
adalah manusia ajaib di kelasku, karena kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa
dan saya sungguh menyadari hal ini. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, dan
kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak
pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama-sama dalam satu
Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul dari direktur
Lombok, tetapi bermukim lagi di Mekah selama dua tahun sambil menunggu
adiknya yang masih belajar, yaitu Haji Muhammad Faisal/ TGH. Muhammad
48
Faisal1. Waktu dua tahun itu dimanfaatkan untuk belajar antara lain belajar ilmu
fiqh kepada Syaikh Abdul Hamid Abdullah al-Yamani. Dengan demikian, waktu
belajar yang ditempuh selama di Tanah Suci Mekah adalah 13 kali musim haji
atau kurang lebih 12 tahun. Ini berarti selama di Mekah sempat mengerjakan
Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air, TGKH.
pulau Lombok, sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat. Pada waktu itu
mempelajari agama dan selanjutnya pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22
Mekah selama 13 tahun kemubeliaun kembali ke Indonesia atas perintah dari guru
yang paling beliau kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad alMasysyath, pada
dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren al-
Mujahidin pada tahun 1934 M. kemubeliaun pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356
Kemubeliaun pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau
Lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah
yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama
madrasah tersebut. Beliau aktif berdakwah keliling desa di Pulau Lombok dan
mengajar.
oleh para alumni di berbagai daerah telah berjumlah 66 buah. Maka untuk
yang bergerak di dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah pada
tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H/1 Maret 1953 M. sampai dengan tahun 1997 ini
telah berjumlah 747 buah dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan
perguruan tinggi, begitu juga lembaga sosial dan dakwah islamiyah Nahdlatul
diberbagai daerah di Indonesia seperti NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI
patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah. Bahkan
Indonesia. Dan pada tanggal 7 Juli 1946, TGH. Muhammad Faizal Abdul Majid
ini gugurlah TGH. Muhammad Faisal Abdul Madjid bersama dua orang santri
NWDI sebagai Syuhada' sekaligus sebagai pencipta dan penghias Taman Makam
Pada tahun 1947/1948 menjadi Amirul Haji dari Negara Indonesia Timur
Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di
Bandung
Pada tahun 1972-1982 sebagai anggota MPR RI hasil pemilu II dan III
Pusat
Pada Tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara' Rumah Sakit Islam Siti
Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi Oleh karena
jasa-jasa beliau itulah, maka pada tahun 1995 belau beliau dinugerahi
pendidikan khusus untuk wanita, mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan
yang terpuji. Seluruh sisi kehidupan beliau, beliau isi dengan perjuangan
memajukan agama, nusa dan bangsa. Tegasnya, tiada hari tanpa perjuangan.
Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari seluruh sisi kehidupan beliau
yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh pengikut dan murid beliau.
3.4 Karya
Nabi, di samping menyampaikan dakwah bil hal wa bil lisan, juga tergolong
penulis dan pengarang yang produktif. Bakat dan kemampuan beliau sebagai
pengarang ini tumbuh dan berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah
dan kemasyarakatan yang harus diisi maka peluang dan kesempatan untuk
kitab, kumpulan doa, dan lagu-lagu perjuangan dalam bahasa Arab, Indonesia dan
Sasak.
Risalah al-Tauhid
Nahdlah al-Zainiah
At Tuhfah al-Amfenaniyah
54
Al Fawakih al-Nahdliyah
Batu Ngompal
Anak Nunggal
Ta'sis NWDI
Imamuna al-Syafi'i
Ya Fata Sasak
Tanawwar
Tarikh akhir 1997 menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat. Betapa
tidak, hari Selasa, 21 Oktober 1997 M / 18 Jumadil Akhir 1418 H dalam usia 99
tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. Sang ulama
Lombok Timur.
Beliau adalah ulama pewaris para nabi. Beliau sangat berjasa dalam
mengubah masyarakat NTB dari keyakinan semula yang mayoritas animisme, dan
dinamisme menuju masyarakat NTB yang islami. Buah perjuangan beliau jugalah
yang menjadikan Pulau Lombok sehingga dijuluki Pulau Seribu Masjid. Karena di
seluruh kampung di Lombok pasti kita temukan masjid untuk tempat ibadah dan
Indonesia tidak boleh terhenti begitu saja, namun harus terus dilanjutkan oleh
siapa saja, baik umat muslim Indonesia secara keseluruhan dan masyarakat Sasak
pada umumnya, maupun oleh kader-kader Nahdlatul Wathan yang telah dididik
Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo yakni almarhum Tuan Guru Kiai
Haji (TKGH) Muhammad Zainuddin Madjid asal Lombok Nusa Tenggara Barat,
Syah asal Kepulauan Riau, dan almarhum Prof. Drs. Lafran Pane asal Daerah
Istimewa Yogyakarta.1
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Zainuddin_Abdul_Madjid
57