Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS

MAKAM SYEKH JUMADIL KUBRO DAN


CANDI BOROBUDUR

Disusun Oleh :
1. M. RAFLI SYAFAAT
2. HARSONO SUTRISNA
3. M. LAM ALIF AKBAR
4. DEDI INDRAYANI
5. AHMAD FATHAN IKHYA

Kelas : IX D

MTs NU 01 WARUREJA
2023

HALAMAN PENGESAHAN

i
Karya Tulis yang berjudul “ Laporan Karya Wisata Ke Makam Syekh Jumadil Kubro
dan Monumen Yogya Kembali ” ini telah disetujui oleh Pembimbing dan disyahkan
oleh kepala MTS NU 01 Warureja:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing, Kepala MTs NU 01 Warureja

Yuni Fasikhah, S.Pd Tuhlani, S.H

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini dalam

waktu yang telah ditetapkan. Karya tulis ini merupakan hasil kunjungan. Disusun

dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat

mengikuti Ujian Madrasah di MTs NU 01 Warureja tahun pelajaran 2020/2021.

Karya tulis ini berisi tentang “ Laporan Karya Wisata Ke Makam Syekh

Jumadil Kubro dan Monumen Yogya Kembali ”. Karya tulis ini tidak dapat

diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak, oleh sebab itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian karya tulis ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan

karya tulis kami selanjutnya. Semoga penulisan karya tulis ini bermanfaat bagi bagi

kami penulis dan orang lain.

Tegal, 20 Januari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................1
C. Rumus Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Makam Syekh Jumadil Kubro........................................................................2
B. Monumen Jogya Kembali .............................................................................6
C. Grand Puri Waterpark ...................................................................................9
D. Malioboro ......................................................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berjualan dan berdagang bukanlah metode tetapi sarana untuk melaksakan
metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrabi masyarakat.
Masyarakat harus didekati dan diakrabi, hingga Syeikh Jumadil Qubro mengenal
mereka banyak. Mulai nama orang, keluarga, situasi social, ekonomi, dan kondisi
kehidupannya. Hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya, bahkan hal-hal yang
pribadipun diketahuinya.

Hal itu memang penting untuk usaha menyentuh hati dan pemikiran mereka
dari pintu mana bisa dimasuki unsure dakwah Islam. Maka, Syeikh Jumadil Qubro
baru menolong atau membantu seseorang , mengajak berdialog sampai berdebat
sekalipun adalah setelah mengetahui betul-betul kondisi seseorang.

Dalam menyampaikan ajaran agama Islam, Syeikh Jumadil Qubro


melakukannya melalui pendekatan yang disebut Dakwah Bil Hikmah, sebagai
firman Allah dalam Al-Quran surat XVI An-Nahl ayat 125, yang artinya: “Serulah
kejalan tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan pelajaran yang baik,
dan bertukar pikiran dengan mereka dengan cara yang terbaik”.

Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa MTS NU 01


Warureja berkunjung untuk lebih mengenal perjuangan para ulama sekaligus
sebagai sarana memperdalam sikap religi.

B. Tujuan Penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan dan sikap religi terhadap para wali.
2. Mengenal tempat-tempat wisata religi yang ada.
3. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di Jogja dan di Semarang
4. Menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama

C. Rumusan Masalah
1. Dimana lokasi Makam Syekh Jumadil Kubro?
2. Bagaimana sejarah dari Makam Syekh Jumadil Kubro ?
3. Bagaimana bentuk bangunan Monumen Yogya Kembali?
4. Bagaimana sejarah Berdirinya Monumen Yogya kembali?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MAKAM SYEKH MAULANA JUMADIL KUBRO

Makam Syekh Maulana Jumadil Kubro yang berada di Jalan Arteri Yos
Sudarso Nomor 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk, Kota Semarang,
selalu dikunjungi peziarah. Banyak cerita tentang makam yang lokasinya tepat di
dekat pintu keluar Jalan Tol Semarang Timur. Konon makam tersebut ditemukan
pada zaman penjajahan Belanda.
Syekh Maulana Jumadil Kubro punya nama asli Syekh Jamaludin Husein. Dia
sampai ke Indonesia setelah melakukan perjalanan bersama rombongan para ulama
dari Timur Tengah dan Maroko. Rombongannya disebut sebagai Al-Maghribi,
sebutan daerah Maghrib, Maroko.
Setelah dari Aceh, rombongan langsung menuju ke Pulau Jawa, tepatnya ke
Semarang. Karena keteladanan akhlaknya, Syekh Jumadil Kubro sangat dihormati
di Kerajaan Majapahit. Dakwahnya berhasil pada masa itu. Tokoh yang dikenal
sebagai generasi pertama walisongo atau wali sanga ini keturunan Rasulullah, pada
nasab ke-17 dari Sayyidina Husein.
Dia menikah dengan Siti Fatimah Kamar Rukmi dan memiliki lima anak. Lalu
dengan istri kedua, Siti Fatimah Binti Muchawi dan dikaruniai 16 anak. Dari
keturunannya lahir cikal bakal wali sanga. Kedua anaknya Syekh Maulana Ibrahim
Asmarakandi dan Maulana Ishaq melahirkan sebagian walisongo. Sunan Ampel,
Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan

2
Drajad adalah buyutnya. Sementara Sunan Kudus adalah cicitnya. Juru kunci
makam Imam Santoso menceritakan, saat kawasan Terboyo dilanda banjir besar
tahun 1970- an, semua kawasan terendam banjir, kecuali makam tersebut. Bahkan
makam itu seperti terangkat dan mengapung di atas air.
Dari situlah warga makin yakin itu bukan makam orang sembarangan. Tak
hanya di Semarang, makam atau petilasan Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di
sejumlah tempat di antaranya di Mojokerto, Sleman, Jogjakarta, dan Makassar.
Menurut Imam, Syekh Jumadil Kubro memang pernah melakukan riyadhoh di
Gunung Merapi untuk mencari petunjuk. Setelah itu, dia berdakwah ke berbagai
daerah di Pulau Jawa. Imam menaljutkan cerita. Sekitar tahun 1998, saat jalan tol
dibangun, tak ada alat berat yang dapat meratakan dan menggusur lokasi tersebut.
Hingga akhirnya titik pembangunan jalan digeser ke sebelah makam. “Ya itu kedua
karamah yang saya tahu dari beliau. Yang tidak saya tahu lebih banyak lagi
mungkin,” katanya. Dia mengatakan, banyak pengunjung yang meminta pembukuan
sejarah, namun pihaknya belum dapat memenuhi permintaan itu.
Saat ini hanya memajang pigura besar yang mencantumkan silsilah Syekh
Jumadil Kubro. Kejelasan silsilah itu dibantu oleh Habib Luthfi Bin Yahya saat dulu
pernah berziarah. Selama pandemi Covid-19 dan juga memasuki hari pertama
Ramadan kemarin, makam Syekh Maulana Jumadil Kubro tetap dikunjungi
peziarah. Makam yang dikelola Yayasan Syeikh Jumadil Kubro sejak tahun 1995
ini, memiliki fasilitas cukup memadai. Ada belasan peziarah yang datang silih
berganti saat Radar Semarang tiba Selasa (13/4) kemarin. Sebelum memasuki pintu,
peziarah diwajibkan mencuci tangan di salah satu dari tiga wastafel yang ada.
Kemudian dapat menitipkan sandalnya di rak susun yang disediakan. Lalu di
sebelah kanan ruangan peziarah dihadapkan dengan sepuluh galon air minum yang
dapat diambil secara gratis. Sebelum memasuki makam, mereka diminta mengisi
buku kunjungan. Setiap hari, keempat juru kunci bergantian menjaga makam dan
memandu peziarah selama 24 jam. Di depannya juga dilengkapi layar TV untuk
memantau area parkir depan, ruang dalam makam, maupun masjid di lantai atas.
Papan bertuliskan silsilah Syekh Maulana Jumadil Kubro terpampang jelas di
sebelah struktur pengurus yayasan.

Sarana penyebaran agama islam beliau melalui Berjualan dan berdagang karena
dengan berjualan dapat mengakrabi masyarakat. Masyarakat harus didekati dan
diakrabi, hingga Syeikh Jumadil Qubro mengenal mereka banyak. Mulai nama
orang, keluarga, situasi social, ekonomi, dan kondisi kehidupannya. Hobi dan
wataknya serta sifat-sifatnya, bahkan hal-hal yang pribadipun diketahuinya.

3
Hal itu memang penting untuk usaha menyentuh hati dan pemikiran
mereka dari pintu mana bisa dimasuki unsure dakwah Islam. Maka, Syeikh Jumadil
Qubro baru menolong atau membantu seseorang , mengajak berdialog sampai
berdebat sekalipun adalah setelah mengetahui betul-betul kondisi seseorang.

Dalam menyampaikan ajaran agama Islam, Syeikh Jumadil Qubro


melakukannya melalui pendekatan yang disebut Dakwah Bil Hikmah, sebagai
firman Allah dalam Al-Quran surat XVI An-Nahl ayat 125, yang artinya: “Serulah
kejalan tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan pelajaran yang baik,
dan bertukar pikiran dengan mereka dengan cara yang terbaik”.

Sebagai cerita menyatakan bahwa pada tahun 1409, Kaisar Cheng Tu dari
dinasti ming memerintahkan laksanakan Haji Sampo Bo untuk memimpin armada
angkatan lautnya dan mengerahkan 63 buah kapal dengan prajurit yang berjumlah
hampir 25.000 orang untuk menjadi persahabatan dengan kesultanan yang beragama
Islam.

Dalam armada angkatan laut Tiongkok itu rupanya diikuti sertakan Syekh
Hasanudin dari Campa untuk mengajar agama Islam di Kersultanan Malaka, sebab
Syekh Hasanudin adalah putra seorang ulama besar perguruan Islam di Campa yang
bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh
Jamaludin serta Syekh Jalaludin, ulama besar Makkah.

Bahkan menurut sumber lain, garis keturunannya sampai kepada Sayyidina


Husein bin Ali karomallah wajha, menantu Rasullah SAW.

Adapun pasukan angkatan laut Tiongkok pimpiman laksamana Sampo Bo


lainnya ditugaskan mengadakan huibungan persahabatan dengan Ki Cirebon dan
sebagai wujud kerjasama itu maka kemudian dibangunlah sebuah menara di pantai
pelabuahan Muara Jati.

Dikisahkan pula bahwa setelah Syekh Hasanuddin menunaikan tugasnya di


Malaka, selanjutnya beliau mengadakan kunjungan ke daerah Marta Singa,
Pesambungan, dan Jayapura melalui pelabuhan Muara Jati. Kedatangan ulama besar
tersebut disambut baik oleh Ki Gedeg Tapa atau Ki Gedeg Jumajan Jati putra
bungsu Prabu Wastu Kancana, Syah Bandar di Cerbon larangan (yang
menggantikan, Ki Gedeg Sidogkasih yang telah wafat), ketika kunjungan
berlangsung, masyarakat disetiap daerah yang kunjungi merasa tertarik dengan
ajaran Islam yang dibawa Syeikh Jumadil Qubro, sehingga akhirnya banyak warga
yang memeluk Islam.

4
Kegiatan penyebaran agama Islam oleh Syekh Hasanuddin rupanya sangat
mencemaskan penguasaan Pajajaran waktu itu, yaitu Prabu Wastu Kencana atau
Prabu Angga Larangan yang menganut ajaran Hindu, sehingga beliau diminta agar
penyebaran agama tersebut dihentikan.

Sebagai sahabat , Ki Gedeg Tapa sendiri sangat prihatin atas peristiwa yang
menimpa ulama besar itu, sebab ia masih ingin menambah pengetahuannya tentang
agama Islam. Oleh karena itu, sewaktu Syekh Hasanuddin kembali ke Malaka,
putrinya bernama Nyai Subang Karancang atau Nyai Subang Larang dititipkan ikut
bersama ulama besar ini untuk belajar agama Islam di Malaka.

Setelah menyusuri kali Citarum ini akhirnya rombongan perahu singgah di


pura dalam atau pelabuhan Karawangan. Kedatangan rombongan ulama besar ini
disambut baik oleh petugas pelabuhan Karawangan dan diizinkan untuk mendirikan
musolla yang digunakan untuk belajar mengaji dan tempat tinggal.

Syekh Hasanuddin menyampaikan dakwahnya di musolla yang dibangun


dengan penuh keramahan. Urainya tentang agama Islam mudah dipahami dan
mudah pula untuk diamalkan. Pengajian Al-Quran memberikan daya tarik
tersendiri, karena ulama besar ini memang seorang Quri yang merdu suaranya. Oleh
karena itu, setiap hari banyak penduduk setempat yang secara suka rela menyatakan
masuk Islam.

Berita tentang dakwah Syekh hasanuddin dipelbuhan Karawang rupanya


elah terdengar kembali oleh Prabu Angga Larangan, yang dahulu pernah melarang
Syekh Quro melakukan kegiatan yang sama tatkalamengunjungi pelabuhan Muara
Jati Cirebon. Sehingga ia segera mengirim utusan yang dipimpin oleh sang putra
mahkota yang bernama Raden Pamanah Rasa untuk menutup pesantren Syekh
Quro.

Namun tatkala putra mahkota ii tiba di tempat tujuan, rupanya hatinya


tentram oleh alunan suara merdu ayat-ayat suci Al-Quran yang dikumandangkan
oleh Nyai Subang Larang, putra mahkota itupun mengurungkan niatnya untuk
menutup pesantren Quro dan tanpa ragu-ragu menyatakan isi hatinya untuk
memperistri Nyai Subang Larang yang cantik itu dan halus hatinya.

Lamaran tersebut diterima oleh Nyai Subang Larang dengan syarat mas
kawinnya harus berupa “Bintang Saketi” yaitu symbol dari “Tasbih” yang berada di
negeri Makkah.

5
Sumber lain menyatakan bahwa hal itu merupakan kiasan bahwa sang
Prabu harus masuk islam, dan patuh melaksanakan Syariat Islam.

2.2 Bangunan yang didirikan Syekh Jumadil Qubro sebagai sarana


penyebaran agama Islam.

Setelah para pengikut Islam semakin banyak, maka Syekh Jumadil Qubro
mendirikan sebuah masjid untuk berjamaah dan mengaji memperdalam agama
Islam.

Tidak ada keterangan bahwa masjid yang dibangun Syekh Jumadil Qubro
itu merupakan masjid yang pertama di tanah Jawa. Dalam semarak nya penyebaran
agama Islam oleh Wali Songo, maka masjid yang dibangun oleh Syekh Jumadil
Qubro kemudian disempurnakan oleh para ulama dan umat Islam yang modelnya
berbentuk “Joglo”. Beratap 2 limasan, hamper menyerupai Masjid Agung Demak
dan Cirebon.

Berhubungan niat orang-orang Islam untuk menuntut ilmu-ilmu agama


semakin keras dan karena juga banyak pemeluk Islam yang dating dari luar desa
Karawang dengan maksud mencari ilmu atau memperdalam agama Islam, maka
Syekh Jumadil Qubro mendirikan pesantren Islam.

Itulah pesantren pertama yang didirikan di Jawa Barat. Dari pesantren


inilah kemudian ditelorkan banyak para muballigh yamh akhirnya mereka
menyiarkan agama Islam ke nerbagai daerah.

Penganbdian Syekh Quro dengan para santri dan para ulama generasi
penerusnya adalah “menyalakan pelita Islam” , sehingga sinarnya memancarkan
terus di Karawang dan sekitarnya.

Makam Syekh Jumadil Qubro terdapat di beberapa tempat yaitu di


Semarang, Trowulan

B. MONUMEN YOGYA KEMBALI


Monumen Yogya Kembali (Monjali) didirikan untuk memperingati peristiwa
berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia yang
direbut dari penjajah Belanda. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 29 Juni 1949. Ide
atau gagasan untuk mendirikan museum ini adalah Bapak Kolonel Soegiarto.
Tanggal 29 Juni 1985 Monumen mulai dibangun. Kemudian, tanggal 6 Juli 1989
Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto. Museum yang berbentuk menyerupai

6
tumpeng ini di bangun di atas lahan seluas 49.920 m2, dengan ketinggian 31,8
meter.
Bangunan monjali terdiri dari 3 lantai, lantai 1 berisi 4 ruang museum, lantai 2
berisi 10 diorama dan 40 relief, dan lantai 3 bernama Ruang Garba Graha. Koleksi
Museum berjumlah 1.108, terdiri dari heraldika, miniatur, replika, kendaraan,
senjata api, senjata tradisional, foto dokumentasi, alat perhubungan angkatan darat,
alat kesehatan, inventaris, patung peraga, arsip, daftar nama pahlawan, relief,
diorama, dan evokatif.
Museum 1
Berisi koleksi tentang sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia
Museum 2
Berisi koleksi tentang perang Gerilya dengan Sistem Pertahanan Rakyat
Semesta
Museum 3
Berisi koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Serangan Umum 1949
Museum 4
Berisi koleksi Yogyakarta sebagai Ibu Negara Republik Indonesia

Lantai 1
di lantai ini terdapat 4 museum, ruang serbaguna, kantor Tata Usaha, ruang
perpustakaan, kantor keuangan, Toliet, Mushola , dan beberapa spot selfie.

Lantai 2
terdapat ruang 10 diorama 3D dan 40 Relief tentang penggambaran serangkaian
peristiwa peristiwa perjuangan.

7
Lantai 3
terdapat Ruang Garbha Graha yang digunakan untuk mendoakan arwah para
pahlawan yang telah gugur.
Pelataran
Bangunan pelataran merupakan salah satu bagian dari komplek bangunan
monumen yang terdiri dari beberapa bagian yaitu : Plaza, Rana, Prasasti dan kolam
yang mengelilingi bangunan induk monumen yang berbentuk kerucut terpancung.
Pelataran di sekitar bangunan induk dibatasi oleh tanah yang ditinggikan. Sebagai
usaha untuk menciptakan keserasian lingkungan.
Plaza merupakan bagian dari pelataran yang berada di bagian depan bangunan
induk terletak di sebelah selatan, membentang dari timur ke barat berbentuk empat
persegi panjang. Lantai plaza terbuat dari paving block, dilengkapi dengan fasilitas
taman sehingga menambah keasrian lingkungan.

Plaza merupakan bagian dari pelataran yang berada di bagian depan bangunan
induk terletak di sebelah selatan, membentang dari timur ke barat berbentuk empat
persegi panjang. Lantai plaza terbuat dari paving block, dilengkapi dengan fasilitas
taman sehingga menambah keasrian lingkungan.

Daftar Nama-Nama Pahlawan


Pahlawan-pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19
December 1948 – 29 Juni 1949 namanya dipahatkan pada dinding rana yang
menghadap ke utara ke arah bangunan induk Monumen Yogya Kembali

8
Kolam
Bangunan kolam ini berada di bagian luar mengelilingi bangunan induk.
 Harga Tiket : Rp. 15.000,-
 Pemesanan Lebih Dari 30 Tiket Disc 10%
 Tiket Untuk Rombongan Anak TK, Yatim Piatu & Difabel Disc 50%
 Buka : Hari Selasa - Hari Minggu
 Tutup : Hari Senin

C. GRAND PURI WATERPARK BANTUL

Grand Puri Waterpark Gabusan Bantul merupakan salah satu kota yang
banyak dijadikan referensi berlibur di Yogyakarta. Terdapat beragam tempat wisata
mulai dari wisata sejarah, budaya hingga wisata alam yang bisa Anda temukan
dengan mudah di kota kota pelajar ini. Salah satu tempat wisata yang bisa anda
kunjungi saat berada di Yogyakarta adalah Grand Puri Waterpark Gabusan Bantul.

9
Berdiri diatas area sekitar 3,5 hektar. Kawasan wisata ini dibuka sejak tahun 2011,
dan menjadi tempat wisata air yang cukup populer saat ini. Di tempat ini tersedia
beberapa tempat kolam bermain seperti, kolam untuk balita yang memiliki kedalaman
20 hingga 40 senti dengan luas sekitar 450 M2. Dilengkapi dengan wahana kolam
tumpah, water slide serta water playground. Termasuk kolam semi Olympic yang
memiliki kedalaman hingga 1,5 M dengan luas sekitar 481 m2. Untuk kolam seluncur
memiliki kedalaman 0,9m dengan luas 350 M2. Terdapat juga dua racing slide dan
4  water slide. Terdapat juga kolam arus untuk melengkapi tempat wisata ini dengan
panjang sekitar 175 meter. Selain itu fasilitas yang ditawarkan oleh tempat wisata ini
juga terbilang cukup lengkap. Terdapat dua bangunan utama yang digunakan sebagai
ruang Belanja makanan khas Jogja, Pusat oleh-oleh, adanya mushola dan toilet Serta
restoran Puri Kedaton. Menariknya lagi, di tempat ini juga terdapat meeting room
atau ruang rapat yang bisa disewa dengan harga sekitar Rp100.000 per jam. Terdapat
juga ruangan untuk pesta pernikahan ataupun pesta ulang tahun. Anak-anak akan
merasa nyaman untuk berada di tempat ini karena adanya permainan kereta mini dan
odong-odong dengan biaya yang cukup terjangkau. Lokasi Grand Puri Waterpark
Bantul
Bagi Anda yang berminat untuk berkunjung ke Grand Puri Waterpark Gabusan
Bantul dapat melakukan perjalanan dari Jalan Parangtritis Km 9,5 Gabusan. Di
timbulharjo kabupaten Bandung dan lokasi ini sendiri berada persis di seberang pasar
seni Gabusan.
Untuk menuju ke lokasi tersebut tidaklah sulit karena akses ke lokasi yang cukup
mudah dan berada di pinggir jalan. Anda bisa datang dengan menggunakan
kendaraan pribadi ataupun menggunakan angkutan umum. Bagi Anda yang ingin
pergi kesana dengan angkutan umum maka bisa menuju arah Pantai Parangtritis.
Kemudian dilanjutkan dengan turun ke depan Pasar Seni gabusan. Di seberang Pasar
Seni anda sudah bisa menemukan Grand Puri Waterpark Gabusan.
Harga Tiket Masuk Grand Puri Waterpark Bantul
Untuk harga tiket masuk ke tempat wisata ini cukup terjangkau yakni dibagi menjadi
berikut:
Hari Biasa
1. Untuk anak-anak Rp20.000
2. Untuk dewasa Rp25.000
Weekend
1. Untuk anak-anak Rp20.000
2. Untuk dewasa Rp30.000.

10
Apabila Anda datang ke Grand Puri Waterpark bersama rombongan minimal 20
orang maka cukup membayar Rp20.000 saja. Adapun beberapa fasilitas yang bisa
anda sewa seperti pelampung double ban pelampung single yang bisa anda gunakan
untuk bermain air. Para pengunjung juga tidak diperkenankan untuk membawa
makanan dari luar.

D. MALIOBORO
1. Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran
Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan
poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

2. Nama Malioboro
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro
menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat
kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota
Jogja.
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan
kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat
perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk
pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama
seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan
dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang
diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari
sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga
menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain
sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel
bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya
pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan
dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas
Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan
ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian
batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci

11
bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa],
kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para
pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak
adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung
akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena
cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena
kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan
tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau
penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan
dan ini sangat memalukan sebenarnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan                                
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja
itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap
asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta.
Selain itu, kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan
dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu
salah,kita harus tetap menjaga budaya asli  jogja itu sendiri agar mempunyai
keaslian yang khas dimata dunia.
Semarang dan Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para
wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-
tempat wisata yang ada di jogja. Walaupun banyak cerita-cerita mistis  yang
beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-
tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja
sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja
juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin
mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam
sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa.

12
Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari
itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui
kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat
menyempurnakan karya tulis ini.
Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan karya tulis ini.
Dalam pembuatan karya tulis ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu 
penulis sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan kekhilafan.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .


1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Jakarta: Balai
Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:
Balai Pustaka
Wikipedia indonesia
https://wisatapedi.com/alamat-taman-pintar-jogja-harga-tiket-masuk-buka-jam-photo/
https://www.academia.edu/8827611/KARYA_ILMIAH_HANI_M
https://www.jpnn.com/news/makam-syekh-jumadil-kubro-seperti-terangkat-tak-ada-alat-
berat-yang-bisa-meratakan
https://www.laduni.id/post/read/81063/ziarah-di-makam-syekh-jumadil-kubro-gurunya-para-
walisongo

13

Anda mungkin juga menyukai