Anda di halaman 1dari 4

PRESS RELEASE - FOR IMMEDIATE RELEASE

PAHLAWAN PENDIDIKAN DAN KESETARAAN YANG TERLUPAKAN

Jakarta, 30 Juli 2022 – Pemuda Al-Irsyad Jakarta berkolaborasi dengan Pusat Dokumentasi dan Kajian (PUSDOK)
Al – Irsyad Bogor mengadakan acara Historical Tour yang bertema “ Menelusuri jejak Syekh Ahmad Surkati
dan warisan Al-Irsyad di Jakarta.” Kegiatan yang dilakukan di Jakarta ini mengunjungi tempat-tempat
bersejarah yang menjadi saksi perjalanan Syekh Ahmad Surkati.”

Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan Syekh Ahmad Surkati kepada masyarakat umum,
komunitas sejarah dan serta generasi muda Al-Irsyad yang diharapkan dapat diwariskan kepada generasi
selanjutnya, menambah wawasan tentang peran Al-Irsyad di Indonesia dan menambah wawasan bagi
masyarakat umum tentang Al-Irsyad Al-Islamiyah.

Ahmad Bin Muhammad Surkati dikenal sebagai tokoh pembaharuan Islam di Jawa pada permulaan abad
ke-20, Ia tiba di Batavia pada bulan Maret 1911. Menurut keterangan tokoh masyarakat pekojan Taufik
bin Salim Abdul Aziz “kedatangan Surkati ke Pekojan disambut oleh Syekh Abdullah Bin Abubakar Basyaib
Al Hajraji serta adiknya Syekh Salim Bin Abubakar Basyaib Al Hajraji, Surkati kemudian bermukim di
rumah besar Al Basyaib Al Hajraji di gang pengukiran 4 pekojan selama beberapa minggu sebelum beliau
dikenalkan dengan para Ulama Betawi dan menempati rumah dinas yang disediakan oleh pihak Jamiatul
kher”.

Nabil Hayaze peneliti sejarah keturunan Arab mengutip " Jika kita membahas tentang Surkati maka akan
terdapat 3 hal yaitu Kesetaraan, Pembaharu dan Nasionalis. tapi jika kerucutkan hanya akan akan ada
terdapat satu yaitu pendidikan karena Surkati datang ke Indonesia dari awal untuk bidang Pendidikan
dengan mengajar di Jamiatul Kheir yang menarik dari Pendidikan Surkati adalah Modern, Keseteraan
dan Nasionalis dan Kritis dengan munculnya Al-Irsyad terjadinya sebuah sistem pemikiran demokrasi
kritis, dan adanya tanya jawab yang tersiarkan di semua media massa pada waktu itu yang membuat
suatu terobosan pada eranya dengan melakukan tanya jawab secara terbuka dan menjawab
menggunakan dalil dan berpikiran kritis.”

Dalam pandangan Surkati , Pendidikan dan pengajaran adalah kunci tercapai dan terciptanya kemajuan
peradaban manusia. dalam salah satu syair Surkati “ perlunya bagi manusia untuk menyadari akan
pentingnya Pendidikan bagi kemajuan suatu Bangsa , sebaliknya bangsa yang tidak memperdulikan
Pendidikan akan mengalami kemunduran perabadan dan akhirnya hancur menjadi fosil-fosil
peradaban.”
Kemudian mansyur Alkatiri dari Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Bogor menjelaskan
"Ahmad Surkati Lewat Pendidikan, Kesetaraan, Almusawah. Syekh Surkati menekankan pentingnya ilmu
seperti sebuah pedang dalam analoginya adalah jika sebuah pedang dipakai oleh seorang yang tidak ahli
akan membuat pemakainya terluka karena tidak bisa digunakan tetapi jika dipakai oleh yang ahli maka
pedang tersebut akan bermanfaat. surkati senatiasa selalu menekankan kepada muridnya harus
memiliki jiwa merdeka, Surkati mempunyai seorang murid kesayangan bernama Abdul Halim yang
berasal dari lampung dan ketika Surkati ke Saudi bertemu Raja Saudi bernama Saud bin Abdul Aziz dan
Abdul Halim adalah murid yang dibawa oleh Surkati Ketika datang ke Saudi.”

Keberadaan Surkati di Pekojan tidak berlangsung lama, Surkati mengabdi di Jamiatul Kher hanya selama
3 tahun hingga pada tahun 1914. Selama tiga tahun itu pula Surkati menorehkan prestasi yang membuat
Madrasah Jamiatul Kher berkembang pesat dan maju, karya intelektualnya selama di Jamiatul Kher
adalah syairnya yang terkenal dan diberi judul Al Umahatul Akhlaq. Surkati lantas pindah ke Jalan Jati
Baru 12 Batavia, kepindahan’nya ke kediaman baru yang berada di Jalan Jati Baru atau yang sekarang
dikenal dengan nama Jalan Aipda K.S Tubun Raya menjadi tonggak sejarah bagi Al-Irsyad. Dirumah inilah
pada tanggal 6 September 1914 dibuka secara resmi Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah di bawah pimpinan
Surkati.

Petamburan menjadi tonggak sejarah masyarakat untuk bangkit dan berjuang guna memperoleh
persamaan derajat dan keadilan, dari Petamburan ini Surkati memulai sebuah perubahan melalui ide,
gagasan dan pemikiran’nya untuk membentuk manusia berkualitas lewat Pendidikan. Dari Petamburan
ini Surkati memulai babak baru sebuah pembaharuan yang mengusung ajakan untuk kembali kepada
ajaran islam yang murni, memberi spirit kepada para pemuka Islam Indonesia untuk bangkit dan
mendorong mereka agar tegar melangkah guna menyerukan pembaharuan dan pemurnian Islam lewat
pergerakan. Spirit inilah yang mendorong KH Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah
dan Hadji Zam-Zam mendirikan Persatoean Islam ( PERSIS ).

Prinsip almusawah atau keseteraan inilah, sebagaimana yang menjadi inti perjuangan Surkati, berlaku
dan dikembangkan baik kepada peserta didik maupun tenaga pendidik, agar tidak menjadikan dua
komponen dalam lembaga pendidikan yang dirintisnya itu, guru dan murid tidak merasa rendah diri dan
direndahkan, dapat berfikiran maju dan merdeka, tanpa ada pembatas dan kesenjangan sosial,maupun
harkat dan martabat dalam lingkungan sosialnya.
Dimasa penjajahan, banyak sekolah yang secara mayoritas para penyelenggara pendidikan Islam masih
menggunanan sistem tradisional, oleh Surkati kemudian dibuat sistem yang modern dan teroganisir
dengan memperkenalkan Sistem Madaris, selayaknya sekolah-sekolah yang telah diperkenalkan ala
barat, terutama sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah Belanda di negeri jajahan, yang khusus
diberikan kepada golongan elit tertentu saja. Sistem Madaris, selain adanya pola Pendidikan yang
berjenjang menggunakan sistem kelas, seragam dan kurikulum berdasarkan mata pelajaran yang
diberikan. Kurikulum yang dibuat oleh Surkati sebagai pionir sistem Pendidikan Islam yang dirintisnya
adalah tidak membedakan dan mengelompokan ilmu pengetahuan umum dan agama karena itu sistem
madaris yang diperkenalkan tidak adanya pemisahan ilmu pengetahuan umum dan agama. Semua ilmu
baik itu ilmu agama maupun umum menjadi kurikulum wajib yang diajarkan dalam sistem madaris

Sekolah Al-Irsyad di Jalan Jati Baru 12 Petamburan ditutup akhir Februari, meskipun jejaknya sudah susah
untuk dilacak tapi masih ada jejaknya yang masih bisa kita telusuri diantaranya adalah Museum Tekstil
yang sampai sekarang masih berdiri megah. Rumah peninggalan bergaya Prancis yang kini menjadi
Museum Tekstil di JL.KS.Tubun No 4 Jakarta Pusat. Untuk Al-Irysad, Kawasan yang dulu bernama Chaulan
Weg punya sejarah yang panjang. Di Kawasan itulah Syekh Ahmad Surkati pernah tinggal dan dirumah
itu pula beliau wafat pada tanggal 16 Agustus 1943. Semasa tinggal dirumah tersebut, Surkati banyak
menerima kunjungan tamu-dari berbagai kalangan, tokoh-tokoh pergerakan nasional dan islam seperti
Soekarno, Hatta, KH Agus Salim, Natsir, Kasman,Dll dan para pejabat adviseur voor islamistiche-zekeu
seperti Snouck Hurgronje, Prof.DR.GF Pijper, K.Gobee, Ch.O.Van der plas dan bahkan Ketua Dewan
Gereja Dunia Prof.DR.Cramer pernah berkunjung kerumah Surkati di Chaulan Weg. Dirumah itu pula
Surkati membuka sekolah pagi yang diperuntukan bagi para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang
mendapatkan didikan Barat, kelak mereka menjadi para pemimpin bangsa dan tokoh islam terkemuka
Indonesia seperti Kasman Singodimejo, Mohammad Natsir, Mohammad Rum, dan tokoh-tokoh
pergerakan nasional lainnya.

Rangkaian acara ini dimulai dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menjadi saksi
perjalanan Surkati yang dijelaskan oleh narasumber dan diakhiri dengan dalam acara sharing session
yang dilakukan di Gedung Joang pada hari Sabtu (30/7), dan acara ini ditutup dengan melakukan sesi
tanya jawab dan foto Bersama , bahan pemikiran Surkati itu revelan untuk diterapkan saat ini di
Indonesia dikarenakan politik indentitas yang terjadi saat ini.
Tentang Al-Irsyad Islamiyah
Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah (Jam’iyat al-Islah wal Irsyad al-Islamiyyah) berdiri pada 6 September
1914 (15 Syawwal 1332 H). Tanggal itu mengacu pada pendirian Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang
pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumnya sendiri baru dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda pada
11 Agustus 1915.

Media Contact:
Saleh Shamlan
P : +62 878-8525-9234
E : salehshamlan24@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai