Anda di halaman 1dari 2

1.

Riwayat hidup Nurcholish Majid


Nurcholish Madjid adalah seorang putra kelahiran Mojoanyer, Jombang, Jawa
Timur, tanggal 17 Maret 1939 Masehi. Bertepatan dengan 26 Muharram 1358
Hijriyah. Dia dilahirkan dari kalangan keluarga pesantren. Ayahnya adalah K.H
Abdul Madjid, seorang kyai jebolan pasentren Tebuireng, Jombang, yang didirikan
oleh pendiri Nahdatul Ulama (NU) Hadaratus Syaikh Hasyim Asy’ari, yang mana
beliau adalah salah seorang diantara Faunding Father Nahdatul Ulama. Sementara
ibunya adalah adik dari Rais Akbar NU dari ayah seorang aktivis Syarikat Dagang
Islam (SDI) di Kediri yang bernama Hajjah Fathonah Mardiyyah. Nurcholish Madjid
lahir sebagai anak sulung dari empat bersaudara. Panggilan Nucholish Madjid yang
terkenal adalah panggilan Cak Nur. Nurcholish Madjid meninggal pada tanggal 29
agustus 2005 dalam usia 66 tahun.
2. Riwayat hidup Gus dur (Abdurrahman Wahid)
KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang,
Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman
Adakhil yang berarti sang penakluk. Gus adalah panggilan kehormatan khas
Pesantren kepada seorang anak kiai yang berarti “abang atau mas”.
Gus Dur adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang
cukup terhormat. Kakek dari ayahnya, K.H. Hasyim Asyari, merupakan pendiri
Nahdlatul Ulama (NU). Sementara itu kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri,
adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.
Ayahnya K.H. Wahid Hasyim merupakan sosok yang terlibat dalam Gerakan
Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949, sedangkan ibunya Ny. Hj.
Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denayar Jombang.

3. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran

Universalisme Islam, Abdurrahman Wahid harus nampak pada semua aspek kehidupan
manusia, seperti hukum agama (fiqh), ketauhidan (tauhid), etika (akhlaq) yang dalam
masyarakat seringkali disempitkan dan dikesampingkan. mampu menyentuh berbagai aspek
dalam agama, Nurcholish Madjid bagaimana Memperlakukan ajaran Islam yang merupakan
Ajaran universal dan Dalam hal ini dikaitkan Sepenuhnya dengan Konteks (lokalitas)
Indonesia, akan tetapi Pembaharuan pemikiran Dalam universalisme Islam tersebut masih
Belum nampak.
Konsep Pendidikan,Abdurrahman Wahid , Sistem pendidikan yang bersifat integral dalam

merespon perubahan. Menurutnya, pendidikan islam tidak hanya berkutat pada pemahaman teori
keagamaan, akan tetapi juga harus mampu pada hal penguasakan ilmu pengetahuan umum dan
teknologi, sehingga umat islam akan mempunyai kekuatan besar dalam segala bidang.Nurcholish
Madjid pendidikan progresif plus spiritualitas dua orientasi pendidikan yakni ketuhanan dan
kemanusiaan yang kerap menekankan sikap terbuka, fleksibel, kritis dalam berpikir; gagasan tentang
demokrasi; desakralisasi atau sekularisasi; atau citacita masyarakat madani yang toleran dan plural.

Pesantren,Abdurrahman Wahid, harus tetap mempertahankan nilainilai salaf yang telah menjadi
jati diri pesantren, akan tetapi pesantren juga harus mengadopsi nilai-nilai modernitas yang
mempunyai sumbangsih bagi pesantren namun tidak sampai merubah corak asli
pesantren.Nurcholish Madjid , harus terbuka terhadap suatu perubahan, agar pesantren tidak
tergilas jaman, namun arus modernitas yang ada itu tidak sampai mengubah arah tujuan pendidikan
di pesantren.

Anda mungkin juga menyukai