1
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga
mendapatkan risistensi, baik dari keluarga maupun dari kalangan
masnyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan, dan hasutan datang
bertubi-tubi kepadanya. Ia hendak dituduh hendak mendirikan agama baru
menyalahi agama islam.Karena dituduh sydah meniru-niru bangsa Belanda
yang agama mereka mayoritas Kristen, dan bahkan bermacam-macam
tuduhan lainnya. Namun ia berteguh hatu untuk melanjutkan cita-cita dan
perjuangan pembaruan islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan
tersebut.
Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai
berinteraksi dan tersentuh dengan pemikiran para pembaharu Islam. Sejak
itu, dia merasa perlunya gerakan pembaharuan Islam di kampung
halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme dan formalisme. Mula-
mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak
memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert W Hefner, Indonesianis
asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam
yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas puncak
pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir.
2
2. KH Ahmad Surkati
Ahmad Surkati dilahirkan di pulau Arqu, daerah Dunggulah,
Sudan, pada 1875. Sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar (Mesir) dan
Mekah, Surkati kemudian datang ke Jawa pada Maret 1911. Ini bermula dari
permintaan Jami’at Khair, organisasi yang didirikan warga keturunan Arab
di Jakarta, untuk mengajar.
3
merdeka. Dengan Islamismekah atau Komunisme?” Perdebatan berlangsung
alot. Masing-masing kukuh pada pendapatnya. Toh, ini tak mengurangi
penghargaan di antara mereka.
4
3. KH.Ahmad Hasan
Nama kecilnya Hassan bin Ahmad, lahir di Singapura pada 1887
dari keluarga campuran, Indonesia dan India. Semasa remaja dia melakoni
beragam pekerjaan; dari buruh hingga penulis, di Singapura maupun
Indonesia. Hassan pernah tinggal di rumah Haji Muhammad Junus, salah
seorang pendiri Persatuan Islam (Persis), di Bandung.
5
yang mengalami stagnasi pemikiran dan penuh bid’ah, tahayul, dan
khurafat.
6
didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci. Lewat pesantren
inilah Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan
Islam tradisional. Dia memperkenalkan pengetahuan umum dalam
kurikulum pesantren, bahkan sejak 1926 ditambah dengan bahasa Belanda
dan sejarah Indonesia. Dalam buku Tradisi Pesantren: Studi tentang
Pandangan Hidup Kyai, Zamakhsyari Dhofier manggambarkan Hasyim
Asy’ari sebagai sosok yang menjaga tradisi pesantren.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://halaisu.blogspot.com/2012/09/makalah-tokoh-tokoh-pembaharuan-
islam.html?m=1. Di akses pada tanggal 24 Maret 2020.
https://historia.id/agama/articles/empat-tokoh-islam-di-indonesia-6jnw6.
Di akses pada tanggal 23 Maret 2020.
“SELESAI”