Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANCASILA

Analisis Terhadap Pemikiran KH Ahmad Hasan Dalam membangun Persis


Sebagai gerakan pemurnian Ajaran Agama Islam

Dosen : Dr. Abdul karim Halim, M.Si.

Di Susun Oleh :

Muhamad Ilham Hasbulloh ( 221105030789 )

Rizki Dwi Febriansyah ( 221105031265 )

Fahri Huseini ( 221105031321 )

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR


Abstrak

Diketahui bahwa sejak permulaan abad ke-20 merupakan masa kebangkitan umat Islam di
Indonesia, yang ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan pembaruan Islam. Gerakan-
gerakan tersebut bersamaan dengan lahirnya kesadaran nasional dalam wujud pergerakan
kebangsaan, dan berjalan seiring dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk memperoleh
kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Bagi umat Islam, usaha-usaha untuk mewujudkan cita-
cita itu ditempuh dalam organisasi-organiasi Islam dengan corak pemikiran dan pola gerakan
yang berbeda-beda. Masing-masing ditentukan oleh lingkungan kedaerahan, pengaruh
kepribadian tokoh-tokoh dan tantangan yang dihadapi baik di dalam maupun dari luar
lingkungan masyarakat Islam. Kecenderungan seperti ini dapat dilihat dari gerakan pembaruan
yang dilancarkan oleh Persatuan Islam (Persis) sebagai organisasi pembaru yang lahir di
Bandung Jawa Barat.Persatuan Islam memang tidak pernah menjadi organisasi besar
sebagaimana Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU), tetapi atas pemikiran-pemikiran para
tokohnya, terutama A. Hassan, maka pengaruh pemikiran Persis cukup luas. Penyebaran
pemikiran A. Hassan khususnya, dikembangkan melalui media penerbitan seperti majalah,
brosur dan buku, dan telah menyebabkan pengaruhnya itu dapat melebihi jumlah anggota Persis.
Sikap A. Hassan dan juga diikuti oleh kalangan Persistelah memberikan sumbangan kepada
masyarakat tentang cara memahami ajaran Islam dan mengatur kehidupannya berdasarkan dua
sumber utama, al-Quran dan al-Hadits. A. Hassan dan Persis selalu tegas dalam menentukan
sikap terhadap kebudayaan Indonesia, kebudayaan Barat dan pemikiran serta praktek Islam
tradisional.
A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama komperhensif yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Muhammad
saw bertujuan untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia. Aturan tersebut menuntut
para penganutnya untuk menerapkan seluruh ajaran agama tersebut secara menyeluruh, baik
dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu, Islam sebagai agama
yang universal telah mengatur dan memberikan pola tindakan yang benar, termasuk
didalamnya berkenaan dengan kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi didefinisikan sebagai hal yang tidak bisa terpisahkan dalam
kehidupan. Proses yang terjadi dalam hal tukar-menukar dengan kesepakatan tertentu
menciptakan sistem yang kemudian kita sebut dengan transaksi perekonomian. Transaksi
tersebut tidak lain adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal ini,
pemerintah akan melakukan pengawasan dalam kegiatan tersebut. Tindakan individu dalam
perekonomian secara khusus maupun tindakan secara umum, sangat tergantung kepada pola
pikir dan pandangan individu tersebut.

Dalam paham sekuler, interpretasi hukum didasarkan pada nilai-nilai dan standar
kontemporer yang berbeda-beda (ekonomi Islam dan ekonomi konvensional). Sementara
dalam masyarakat Islam (ekonomi Islam), nilai- 2 nilai dan standar ini dituntun oleh ajaran
syari‟at dan kumpulan fatwa fiqh. Kegiatan ekonomi memiliki kaitan erat dengan muamalah
dan hampir setiap individu berhadapan dengan berbagai permasalahan muamalah, di mana
saat ini jarang yang tahu bagaimana harus merespon permasalahan tersebut, khususnya
respon yang didasarkan atas etika Islam. Sebagai contoh adalah persoalan yang ditimbulkan
oleh para pekerja seperti pedagang adalah: kebohongan, penipuan, ketidakjujuran dan lain-
lain.
B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui studi terhadap Pandangan A. Hassan
tentang Ekonomi Islam, yang meliputi: 1. Untuk Mengetahui Biografi dan Karya A. Hassan.
2. Untuk Mengetahui Pemikiran Ekonomi Islam A. Hassan tahun 1931.

C. Pokok Bahasan

Pada masa remaja, Ahmad Hassan sudah mencari nafkah dari pelayan toko sampai
membuka Volkanisir Ban. Beliau pun tetap rajin menuntut ilmu, dan setelah ilmunya dirasa
cukup, pada tahun 1910, Ahmad Hassan mengajar di Madrasah, dari tingkat Ibtidaiyah
sampai Tsanawiyah. Pada tahun 1912, Hassan bekerja di surat kabar “Utusan Melayu” yang
diterbitkan oleh Singapore Press.

Ahmad Hassan menulis artikel yang berisikan nasehat- nasehat, mengajak pada kebaikan,
dan menjauhi kemunkaran. Tidak jarang Ahmad Hassan menulis dalam bentuk puisi yang
cukup mengelitik dan menyentuh.12 11Syafiq A. Mughni, Op.Cit, hlm. 12 12Herry
Mohammad dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad-20, (Bandung: Gema Insani,
2006), hlm. 15. 25 Suratan takdir Ahmad Hassan rupanya tidak hanya bermukim di
Singapura. Pada tahun 1921, Ahmad Hassan berangkat ke Surabaya, mengelola toko milik
paman yang sekaligus gurunya, Abdul Lathif. Sebelum berangkat, Abdul Lathif berpesan
pada sang keponakan, jangan bergaul dengan Faqih Hasyim yang dianggap sesat karena
berfaham Wahabi.

Rupanya di Surabaya waktu itu sedang terjadi konflik antara kaum muda yang dipelopori
oleh Faqih Hasyim, seorang padagang yang sekaligus pendakwah. Faqih Hasyim, yang
berasal dari Padang itu, mengunakan rujukan dari buku-buku yang dikarang oleh Abdullah
Ahmad, Abdul Karim Amrullah, dan Zainuddin Labay, ketiganya asal Sumatra. Ahmad
Hassan datang ke Surabaya, awalnya, semata-mata hanya sebagai pedagang. Ia tinggal
dirumah pamannya yang bernama Abdullah Hakim. suatu hari, sang paman meminta agar
Ahmad Hassan menemui K.H. A. Wahab Hasbullah. Belakangan, Kiai Wahab menjadi
terkenal karena ia adalah salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama’ pada tahun 1926. Namun
pada akhirnya Ahmad Hassan berkesimpulan bahwa kaum muda yang ada di Surabaya
berada di jalan yang benar. Kesimpulan itu ia dapat setelah berbincang-bincang dengan Kiai
Wahab. Maka ia pun bersahabat dengan Faqih Hasyim yang mewakili golongan muda.13
Pada perkembangan selanjutnya, karena Ahmad Hassan tertarik pada ilmu menenun, pada
tahun 1924 Ahmad Hassan pergi ke Bandung.

Tujuannya hanya satu, memperdalam ilmu pertenunan selama 9 bulan. Ia 13Syafiq A.


Mughni, Op.Cit, hlm. 20 26 tinggal bersama keluarga Yunus, seorang pendiri Persis. Usai
sekolah tenun, Ahmad Hassan sempat dipercaya mengelola pabrik tenun selama satu tahun.
Tapi karena kesulitan bahan dasar atau bahan baku, pabrik tersebut akhirnya ditutup pada
tahun 1926. Selama di Bandung inilah Ahmad Hassan sering ikut aktifitas di Persis, dan
secara resmi manjadi anggota pada tahun 1926. Hassan masuk Persis ketika Ormas Islam ini
berusia 3 tahun. Dan rupanya, beliau segera popular dikalangan kaum muda yang progresif.
Tahun-tahun berikutnya, Ahmad Hassan identik dengan Persis, begitu pula Persis, identik
dengan Ahmad Hassan

Penulisan ini menunjukkan bahwa pemikiran Ahmad Hassan terhadap hadis-hadis


tentang pengharaman anjing itu tidak dapat diterima, walaupun isnad-isnadnya shahih,
karena bertentangan dengan zahir nash Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 173 yang
menyatakan bahwa binatang yang diharamkan itu hanya satu yaitu babi. Adapun hadis yang
dijadikan argumennya adalah hadis dari Ibnu Abbas riwayat Imam Ahmad yang
menerangkan bahwa Allah itu jika mengharamkan suatu benda, ia mengharamkan atas
mereka harganya, sedang anjing itu tidak diharamkan oleh Allah. Metode penulisan yang
digunakan dalam skripsi ini adalah didasarkan pada tipe penulisan deskriftif analitik, yang
bersifat menggambarkan secara jelas dan terperinci terhadap masalah yang diteliti
berdasarkan rujukan terpercaya. Sementara teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah studi pustaka (library research). Sedangkan dalam penulisan ini, penulis lebih
memfokuskan pada pemikiran ekonomi Islam dari A. Hassan, terutama mengenai biografi,
karya dan pemikiran Islamnya dengan menggunakan metode penulisan sejarah, yaitu model
penulisan yang mempelajari peristiwa atau kejadian di masa lampau berdasarkan jejak-jejak
yang ditinggalkan. Dengan dilakukan melalui empat tahapan, yaitu heuristik (pengumpulan
sumber-sumber primer dan sekunder), kritik (intern dan ekstern), interpretasi (menafsirkan
sumber-sumber sejarah), dan historiografi (penulisan sejarah).

D. Metode Penulisan

Untuk memperjelas penulisan yang dilakukan, maka diperlukan beberapa metode untuk
mendukungnya. Metode Historis ialah metode yang didasarkan terhadap analisa dan
kenyataan-kenyataan sejarah, yaitu ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangannya, sebab
akibatnya sebagaimana terwujud dalam sejarah dan penyelidikan tersebut disusun asas-asas
umum yang dipergunakan.

E. Kesimpulan

Pada masa remaja, Ahmad Hassan sudah mencari nafkah dari pelayan toko sampai
membuka Volkanisir Ban. Beliau pun tetap rajin menuntut ilmu, dan setelah ilmunya dirasa
cukup, pada tahun 1910, Ahmad Hassan mengajar, dari tingkat MI sampai Tsanawiyah.
Pada tahun 1912, Hassan bekerja di surat kabar yang diterbitkan oleh Singapore Press.
Faqih Hasyim, yang berasal dari Padang itu, mengunakan rujukan dari buku-buku yang
dikarang oleh Abdullah Ahmad, Abdul Karim Amrullah, dan Zainuddin Labay, ketiganya
asal Sumatra. Ahmad Hassan datang ke Surabaya, awalnya, semata-mata hanya sebagai
pedagang. Ia tinggal dirumah pamannya yang bernama Abdullah Hakim. suatu hari, sang
paman meminta agar Ahmad Hassan menemui K.H. Usai sekolah tenun, Ahmad Hassan
sempat dipercaya mengelola pabrik tenun selama satu tahun. Tapi karena kesulitan bahan
dasar atau bahan baku, pabrik tersebut akhirnya ditutup pada tahun 1926. Selama di
Bandung inilah Ahmad Hassan sering ikut aktifitas di Persis, dan secara resmi manjadi
anggota pada tahun 1926. Hassan masuk Persis ketika Ormas Islam ini berusia 3 tahun. Dan
rupanya, beliau segera popular dikalangan kaum muda yang progresif. Tahun-tahun
berikutnya, Ahmad Hassan identik dengan Persis, begitu pula Persis, identik dengan Ahmad
Hassan.
F. Kritik dan Saran

Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari dan dilalui,
maka tersusunlah sebuah karangan kecil yang berjudul “AnalisisTerhadap Konsep
Pemikiran KH Ahmad Hassan dalam membangun Persis Sebagai Gerakan pemurnian ajaran
Islam”. dalam penulisan ini, namun karena keterbatasan sumber referansi dan keterbatasan
waktu maka hanya ini yang dapat dipersembahkan kepada pembaca sekalian. Besar harapan
peneliti agar penulisan ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi seluruh umat
Islam pada umumnya, dan peneliti juga berharap agar penulisan ini dapat diteruskan dan
dikembangakan demi generasi Islam yang lebih baik dimasa mendatang. Amin
Daftar Pustaka

Abduh, Muhammad. Risalah Tauhid. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Abdullah, Taufiq. Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES, 1987.
______.Sejarah dan Masyarakat: LIntasan Historis Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987.
Aceh, Abubakar. Sekitar Masuknya Islam ke Indoensia. Sala: Ramadhani, 1982.

--------. Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid HAsjim dan Karangan Tersiar. Djakarta: Panitia Buku Peringatan
alm. KH. Wahid Hasjim, 1957.

Ali, Fachry, Bahtiar Effendi. Merambah Jalan Baru Islam. Bandung: Mizan, 1986.

Amelz. HOS Tjokroaminoto: Hidup dan Perjuangannya. Jilid I. Jakarta: Bulan Bintang, 1952.

Anshary, M. Isa. Manifes Perdjuangan Persatuan Islam. Bandung: PP Persatuan Islam, 1958.

______.Islam dan Nasionalisme. Bandung: PP Persatuan Islam, 1954.

Anshary, Endang Saifuddin, Syafiq A. Mughni. A. Hassan: Wajah dan Wijhah Seorang Mujtahid. Bangil:
FA AlMuslimun, 1985.

Benda, Harry J. Bulan Sabit dan Matahari Terbit. Terj. Daniel Dhakidae. Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

Boland, B.J. Pergumulan Islam di Indonesia. Terj. Garafiti Pers. Jakarta: Grafiti Press, 1985.

Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemahan
Al-Quran,
1981/82.

Dhofier. ZAmakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1984.
Djaya, Tamar. Riwayat Hidup A. Hassan. Jakarta: Mutiara, 1980.

Federspiel, Howard M, Perstuan Islam: Islamic Reform In Twentieth Century Indonesia. New York:
Cornell University, 1970.
Hassan, A. Soal Jawab Tentang Berbagai MAsalah Agama. Jilid I-III. Bandung: CV Dipenogoro, 1980.

______.Kitab Attauhid. Bandung: CV Dipenogoro, 1982.

______. Adakah Tuhan. Bandung: CV DIpenogoro, 1987.

______.Mengenal Muhammad. Surabaya: Bina Ilmu, 1981.

______.Ijma, Qiyas, Madzhab, Taqlid. Bangil: LP3EB, 1984.


______.. Bibel Lawan Bibel. Bangil: LP2EB, 1983. ______.. Islam dan Kebangsaan. Bangil:
LP3EB, 1984 ______.. Pengajaran Shalat. Bangil: Persatuan, 1985.
______.Tafsir Al-Furqan. Bangil: Persatuan, 1987.

Korver, A.P.E. Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil. Trej. Garfiti Pers. Jakarta: Grafiti Pers, 1985.

Kuntowijoyo. Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogaykarta:


Salahuddin Press, 1985.

Maarif, Ahmad Syafi’i. Islam dan Masalah Kenegaraan: Studi Tentang Percaturan dalam Konstituante.
Jakarta: LP3ES, 1985.
Ma’shum, Ali. Kebenaran Argumentasi Ahlussunnah Wal Jama’ah. Pekalongan: Udin Putera, 1983.

Mughni, Syafiq A. Hassan Bandung: Pemikir Islam Radikal. Surabaya: Bina Ilmu, 1980.

Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
1975.
Natsir, M. Capita Selecta. Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1985.
______.Partai Islam di Pentas Nasional. Jakarta: Grafiti Pers, 1987.

Pijper, G.F. Beberapa Studi Tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950. Jakarta: UI Press, 1984.
Thalib, M. dan Haris Fajar. Dialog Bung Karno-A. Hassan. Yogyakarta : Sumber Ilmu, 1985

Tjokroaminoto, H.O.S. Islam dan Socialisme. Djakarta : Bulan Bintang, t.t.

Yatim, Badri. Soekarno : Islam dan Nasionalisme. Jakarta: Inti Sarana Aksara, 1985.

Anda mungkin juga menyukai