Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi dunia islam pasca runtuhya Dinasti Turki Ustmani mengalami
kemunduran. Umat islam diberbagai penjuru dunia berada dalam kolonialisme barat.
Kondisi tersebut membuat para cendikiawan islam tergugah semangatnya untuk
mengubah kondisi umat islam. Kemudian lahir gagasan untuk mengubah kondisi umat
islam, yakni Pan-Islamisme. Pan-Islamisme merupakan gagasan dari Jamaluddin Al-
Afghani, yakni gagasan menyatukan seluruh umat islam untuk melawan kolonialisme
barat.
Gagasan Pan-Islamisme ini banyak dianut oleh generasi-generasi setelah
Jamaluddin Al-Afghani, seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, dan Hasan Al-
Banna. Gagasan tersebut mengalami perkembangan, jika Jamaluddin Al-Afghani ingin
mempersatukan umat islam agar kondisi umat islam mengalami kemajua dengan cara-
cara politik, namun berbeda dengan Muhammad Abduh yang lebih menggunakan cara-
cara dibidang pendidikan. Gagasan Pan-Islamisme yang mengalami perkembangan ini
kemudian dilanjutkan oleh cendikiawan Mesir generasi selanjutnya yakni Hasan Al-
banna.
Gagasan tersebut terus dilanjutkan semangatnya karena kondisi Mesir pada saat itu
belum juga terlepas dari kolonialisme barat, yakni Inggris. Menurut Hasan Al-Banna
Inggris telah memandang hina masyarakat Mesir, karena dia menyaksikan para pekerja
Mesir tampak seperti hamba yang berwajah merah. Hal ini menggugah semangat Hasan
Al-Banna untuk perbaikan kondisi umat islam dan bersama rekan-rekannya membentuk
pekumpulan yang pada perkembangannya nanti menjadi organisasi yang besar, yakni
Ikhwanul Muslimin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi Hasan Al-Banna?
2. Bagaimana pemikiran dan gerakan Hasan Al-Banna dalam Ikhwanul Muslimin?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Hasan Al-Banna


Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Muhammad Al Banna, atau yang dikenal
dengan Hasan Al Banna lahir di Distrik Mahmudiah, Mesir, pada tanggal 47 Oktober
1906 bertepatan dengan tahun 1323 H.1 Dia dibesarkan oleh keluarga yang terkenal
dengan keilmuan dan agamnya. Karena dibesarkan dilingkungan yang kental akan
agam dan ilmu pengetahuan, membuatnya menjadi sosok yang cerdas, sholeh, dan
mampu menghafalkan Alquran.
Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh Hasan Al-Banna sampai pada jenjang
universitas. Sebelumnya, dia bersekolah di salah satu sekolah menengah umum di
Mesir dan berhasil dengan peringkat ke 5untuk seluruh Mesir, kemudian dia
melanjutkan studinya ke Universitas Dar Al-‘Ulum dan menjadi mahasiswa yang
palin berprestasi dan menjadi yudisium terbaik pertama tingkat Universitas Dar Al-
Ulum.
Setelah menyelesaikan studinya, Al Banna ditunujk sebagai pengajar di
sebuah sekolah di Provinsi Ismailiyah. Di provinsi ini pengaruh Inggris sangat kental,
mulai dari gaya hidup dan profesi masyaraktnya. Mayoritas bekerja di perusahaan
Terusan Suez yang pada saat itu masih dibawah kekuasaan Inggris. Kondisi tersebut
membuat Hasan Al Banna gelisah karena umat Islam masih saja belum berada pada
kemajuan.oleh karena itu, Hasan Al Banna mengumpulkan rekan-rekannya untuk
membuat suatu perkumpulan untuk merubah nasib umat Islam di Mesir.
Perjuangan yang dilakukan oleh Hasan Al Banna dan rekan-rekannya tentunya
tidak berjalan dengan mudah. Mereka mendapatkan tantangan dari pemerintah,
dianggap sebagai pemberontak hingga berakhir pada terbunuhnya Hasan Al Banna.
Dia ditembak oleh staf intelejen yang diperintahkan oleh Mahmud Abdul Majid, pada
saat rekan-rekannya dipenjara, Hasan Al Banna dibiarkan di luar penjara untuk
memudahkan pembunuhan terhadapnya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12 Februari
1949. 2

1
Azhimah, Pengaruh Pemikiran Politik Hasan Al-Banna Terhadap Ideologi Partai Ikhwânul Muslimîn Di
Mesir (Jurnal: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
2
Fathi Yakan, Revolusi Hasan Al Banna, (Bandung: Penerbit Harakah, 2002), 7
2.2 Pemikiran Dan Gerakan Hasan Al-Banna Dalam Ikhwanul Muslimin

Hasan Al-Banna dan lima rekannya berkumpul untuk membentuk embrio proyek
pergerakan perbaikan umat dan kejayaan Islam. supaya tidak memunculkan nama baru, maka
mereka hanya menamakan diri dengan nama “Muslimin”, lalu mereka berkata. “Kita adalah
‘Ikhwanul Muslimin’, yang berarti, “para saudara dari kaum Muslimin.” Oleh karna itu,
Hasan Al-Banna dianggap sebagai pendiri Ak-Ikhwanul Muslimin, yang dengan jiwa
tasawufnya mampu meletakkan dasar-dasar perjuangan organisasi yang terkenal rapi,
berdisiplin dan militant.

Ikhwanul Muslimin ini sangat diminati masyarakat meskipun organisasi ini banyak
menghadapi resiko. Hasan Al Banna membentuk organisasi ini dengan menggabungkan dua
metode gerakan perubahan, yaitu metode Jamaludin Al Afghani dan metode Muhammad
Abduh, bergerak dibidang politik dan pendidikan. Menurut Hasan Al Banna, Ikhwanul
Muslimi adalah sebuah dakwah salafi, tarikat sunni, hakikat sufi, badan politik, ikatan forum
keilmuan dan budaya.3

Pemikirannya dibidang pendidikan yaitu : dasar pendidikan Islam harus


berdasarkanAl-Qur’an dan Hadist menjadi prioritas dalam meningkatkan SDM serta sistem
pendidikan harus dibangun di atas kerangka dasar kuat yang memungkinkan melahirkan
generasi muda yang punya imunitas keIslaman, kesempurnaan akhlak, pengetahuan yang
memadai tentang ajaran-ajaran agama dan kebanggaan terhadap kejayaan peradabannya yang
luas; Tujuan Pendidikan menurut Hasan Al-Banna adalah membebaskan masyarakat dari
keterbelakangan, baik dalam kehidupan agama, ekonomi, politik, sosial ilmu pengetahuan
dan budaya. Tujuan Tarbiyah Islamiah (pendidikan Islam) secara umum adalah membantu
kepribadian yang taat beribadah kepada Allah SWT dengan menghambakan diri dan sebagai
pemakmur bumi sesuai fungsinya sebagai khalifah dimana kegiatannya itu berdasarkan
peraturan yang datang dari Allah SWT (wahyu maupun sunatullah); Hubungan Pendidik dan
Peserta didik adalah: Pertama, Pribadi mutarabbi dan murabb) yang beriman secara
sempurna;Kedua, adanya kecintaan yang mendalam diantara peserta (mutarabi) dan
terhadapmurabb) ;Ketiga, karena adanya pengorbanan yang tulus; Kurikulum Pendidikan
Hasan Al-Banna, meliputi: Fase Ta’aruf (pengenalan), Fase Takwin (pembinaan atau
pengkaderan) dan FaseTanfidz (pelaksanaan); Sarana dan Prasarana lembaga pendidikan
Islam harus memadai dengan berkembangan zaman.4
3
Ibid, 20
4
Raudhatul Jannah, Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Al-Banna; Jurnal
Selanjutya adalah dakwah Hasan Al Banna. Ia memilih pergi ke warung-warung kopi
sebagai sasaran menyampaikan dakwahnya. Ia tidak memilih masjid sebagai sarana dakwah
pada tahap awal karena pada saat itu tempat ibadah dipengaruhi oleh beberapa golongan dan
aliran. Sementara Hasan al-Banna ingin menyampaikan dakwahnya kepada seluruh golongan.

Kegiatannya diawali dengan observasi partisipatif di warung kopi tersebut,


mengamati kegiatan disana untuk memahami watak orang yang mengamati tempat itu,
barangkali ada iman dalam benak mereka untuk diarahkan ke jalan yang lurus.Sebenarnya
nyanyian, bunyi kecapi dan wanita makan merupakan hal yang asing baginya, namun semua
itu didekati semata-mata untuk menjalankan misinya. Dalam observasinya ia menemukan
bahwa dalam diri mereka terdapat orang-orang pandai.

Dengan kemampuannya yang luar biasa ia dapat mengingatkan mereka tentang Tuhan
dan mengajak menjauhi kemungkaran. Pada saat giat-giatnya mengadakan dakwah di warung
kopi, ia secara resmi mendirikan Jam’iyah al-Ikhwan al-Muslimun, pada bulan Dzulqa’dah
1347 H/ Maret 1928, di Ismailiayang pada waktu itu sebagai kamp pendudukan Inggris. Pada
waktu itu ia hanya didukung enam orang pengikut dan muridnya yang setia. Dari tiga warung
kopi besar yang ada di Ismailia Hasan al-Banna mampu menghimpun beribu-ribu pendengar,
sehingga tempat itu tidak mampu lagi menampung para pendengar yang jumlahnya terus
bertambah.Akhirnya mereka menetapkan termpat tertentu di Iraqiah sebagai ganti warung
kopi. Dari jumlah anggota yang sangat sedikit ini akhirnya Jam’iyah pada masa selanjutnya
dapat mempunyai pengaruh yang besar baik di Mesir maupun di luar negeri. Jamiyah ini
tentunya memiliki dasar pemikiran dan ideologi.

Ikhwanul muslimin mengambil ideologi islam salafi yang menekankan pentingnya


kembali pada Al Quran dan Hadist, menjauhkan diri dari segala kemusyrikan dan mencapai
kesempurnaan tauhid. Aliran pemikiran dakwah pergeraka mereka terpengaruh oleh gerakan
dakwah Muhammad bin Abdul Wahab, gerakan dakwah sanusiyah dan gerakan dakwah
Rasyid Ridla. Kemudian Hasan Al Banna mengombinasikan pemikiran-pemikiran masa lalu
ke dalam Ikhwanul Muslimin, yang juga mengambil dimensi tasawuf untuk gerakan dakwah
guna mendidik jiwa.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dengan Jam’iyah ini adalah pembaharuan total
terhadap bangsa Mesir berdasarkan ketaatan mutlak terhadap syari’at. Menurut Hasan al-
Banna Islam itu adalah doktrin, penyembahan, tanah air, kebangsaan, agama, kerohanian dan
pedang.Sungguh keliru anggapan yang mengatakan Islam itu hanya terdiri dari aspek
rohaniah dan ibadah.Pandangan ini dijadikan kerangka pembaharuannya.5

Pada tahun 1933 M Hasan al-Banna memindahkan markas besar Ikhwanul Muslimin
ke Kairo. Selama tiga tahun kemudian pergerakan tersebut memusatkan kegiatannya dalam
pendidikan agar mereka hidup secara islami, memantapkan rencana kerja masjid-masjid,
sekolah dan lembaga kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok Mesir. Ide-ide
pembaharuannya adalah :

a. Bidang pendidikan, Ikhwanul Muslimin menghimbau pemerintah agar menata


kembali kurikulum yang berbeda antara siswa laki-laki fan perempuan. Pengajaran
ilmu eksakta tidak dibaurkan dalam faham materialisme modern agar tidak berakibat
negative, sehingga Mesir mampu mengambil keuntungan dari setiap ilmu yang
bermanfaat tanpa menanggung yang berbahaya.
Disamping itu Ikhwanul Muslimin mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam
yaitu, (1) Al-Hara, untuk mendidik anak laki-laki, (2) sekolah Umahat al-Muslimin,
untuk mrndidik anak putra putri disamping sekolah-sekolah, (3) Tahfiz al-Qur’an (4)
sekolah pemberantasan buta huruf sekaligus mengembangkan budaya religious (5)
sekolah malam untuk buruh dan tani (6) kursus untuk siswa yang gagal menempuh
ujian kelas enam.
b. Bidang sosial, seperti menyantuni fakir miskin, membuat daftar anak yatim piatu dan
keluarga miskin, untuk diberi pekerjaan sesuai dengan usia mereka, dan diberi
bantuan ala kadarnya. Mereka mendirikan sebuah organisasi yang bertugas untuk
meningkatkan standar hidup di pedesaan Mesir. Memperkenalkan model pertanian,
membangun pemakaman bagi fakir miskin, mendirikan rumah sakit dan apotik untuk
umum, diperkirakan telah memiliki lebih dari 20 rumah sakit dan apotik.
c. Bidang ekonomi, al-ikhwan mendirikan serikat dagang diantara penguasa Islam,
mendirikan perusahaan pemintalan dan tenun dengan tujuan membangkitkan
sosialisme Islam, meningkatkan standar kaum buruh muslim. Kaum buruh diharuskan
membeli saham perusahaan ini. Di Iskandariyah mereka memiliki perudahan dagang
dan engineering dengan 3500 saham dan 14,000 pound. Usaha dibidang percetakan
diawali dengan mendirikan:
d. Bidang penerbitan, telah menerbitkan surat kabar harian dan beberapa majalah, antara
lain al-Manar, al-Ta’aruf, al-Syu’a, al-Nadzir dan lain-lain.
5
Suhermanto Ja’far dkk, Pemikiran Moodern Dalam Islam (Surabaya:IAIN Pers, 2013),128
e. Persatuan umat, untuk menggalang persatuan kaum muslimin gerakan ini dalam
dakwahnya selalu : 1) menjauhkan diri dari masalah khilafah karena perbadaan
masalah furu adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Akal manusia berbeda
dalam memahami ayat dan hadits, perbedaaan pendapat bukan suatu aib. Umat Islam
dianjurkan saling tenggang rasa dan bekerja sama menjauhkan diri dari fanatisme
golongan, mereka selalu memelihara unsur positif yang datang dari aliran atau
golongan manapun. Al-Ikhwan selalu menghimbau para pemimpin partai agar saling
membahu, bersatu di bawah panji al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW.
Ide persatuan umat ini terdapat sedikit perbedaan dengan faham Nasionalisme,
yang pada dasarnya al-Banna tidak menerima secara mutlak dan tidak menolak secara
mutlak.Jika nasionalisme itu dimaksudkan nasionalisme masyarakat, cinta tanah air,
dan menuntut umat. Namun jika nasionalisme itu adalah nasionalisme golongan yang
dapat memecah belah umat menjadi beberapa golongan yang saling berselisih,
sehingga menimbulkan pengartian yang tidak sehat, maka ia tidak setuju. Konsep
nasionalisme al-Bana ini diilhami oleh pandangannya yang menganggap batas tanah
air adalah akidah, bukan batas geografis.
Badan Penanggulangan Dekadensi Moral: untuk menanggulangi masalah ini
tidak boleh bosan menghimbau agar pemerintah menutup tempat perjudian, melarang
bergaul bebas antara laki-laki dan perempuan. Disamping itu mereka secara intensif
mengadakan pembinaan bangsa Mesir melalui lembaga-lembaga yang didirikan dan
dai-dai yang disebar keseluruh penjuru negeri.
f. Bidang politik, al-Banna tidak menentukan bentuk pemerintahan tertentu dan ia
menegaskan bahwa Al-Ikhwan tidak berambisi untuk memegang tampuk
pemerintahan. Siapapun boleh menjadi penguasa asal dapat membawa kemajuan umat
Islam. Ada beberapa hal yang dianjurkan : (1) undang-undang harus diselaraskan
dengan syari’at (2) memperkuat angkatan bersenjata dengan memperkuat pemuda
untuk jihad fi sabilillah, dan (3) membina hubungan dengan Negara-negara Islam.
Dalam bidang ini, Al-Ikhwan memberikan latihan olahraga, bela diri, dan militer. Hal
ini dimaksudkan agar seluruh anggota siap menghadap tantangan manapun dengan
semangat jihad.

Perjalanan Ikhwanul Muslimin tentunya mendaptkan banyak rintangan terutama


pemerintah. Ikhwanul Muslimin juga ikut serta dalam peperangan Palestina pada tahun 1948.
Pada tanggal 8 November 1948, perdana Mesir saat itu, Fahmi An-Narqasy, mengeluarkan
sebuah keputusan perihal pembubaran organisasi Ikhwanul Muslimin dan berujung pada
terbunuhnya perdana menteri dan Hasan Al Banna. Pada cabinet selanjutnya tahun 1950,
Ikhwanul Muslimin dibebaskan menjalankan aktifitas organisasinya dan perintah
pembubaran Ikhwanul Muslimin dianggap tidak sah.

Pada bulan Oktober 1951 ketegangan Inggris dan Ikhwanul Muslimin memuncak,
mereka kemudian melakukan perang gerilyamelawan Inggris di Terusan Suez. Ikhwanul
Muslimin juga turut berperan dalam Revolusi Juli di Mesir walaupun pada akhirnya Ikhwanul
Muslimin menolak ikut serta dalam pemerintahan. Hal ini dianggap oleh Jamal Abdul Nasser,
perdana menteri Mesir sebagai pengingkaran terhadapa pemerintah. Dan pemerintah
melakukan penahan terhadap aktivis-aktivis Ikhwanul Muslimin. Pada tahun 1965-1966,
berulang kembali bentroka antara Ikhwanul Muslimin dengan pemerintah dan berakhir pada
penjatuhan hukuman mati terhadap tiga pembesar Ikhwanul Muslimin yaitu, Sayyid Qutub,
Mushthafa As-Siba’I dan Syaikh Abdul Lathif Abu Qurah.

Walaupun dalam perjalanannya mendapatkan banyak rintangan, khwanul Muslimin


juga mengalami perkembangan yang luar biasa karena semangat juangnya. Ikhwanul
Muslimin dapat tersebar di luar Mesir, seperti Syiria, Palestina, Yordania, Libanon, Irak,
Yaman, Sudan dan lain-lain. Gerakan ini mempunyai banyak pengikut diberbagai belahan
dunia saat ini.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Muhammad Al Banna, atau yang dikenal dengan
Hasan Al Banna lahir di Distrik Mahmudiah, Mesir, pada tanggal 17 Oktober 1906
bertepatan dengan tahun 1323 H. Dia dibesarkan oleh keluarga yang terkenal dengan
keilmuan dan agamnya. Beliau tertembak pada 12 Februari 1949 kemudian wafat.
Beliau bersama rekan-rekannya bercita-cita merubah nasib umat islam, membawa
umat islam pada kemajuan dan membentuk Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin
merupakan organisasi yang menggabungkan 2 metode gerkan perubahan yakni, gerakan
Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh serta melakukan perlawanan terhadap
Inggris. Perjuangan Ikhwanul Muslimin tidak berakhir begitu saja karena terbunuhnya Hasan
Al Banna, Ikhwanul Muslimin turut berperan dalam Revolusi Juli dan rganisasi ini
berkembang hingga keluar Mesir di negara-negara Arab, dan memiliki banyak anggota.

DAFTAR PUSTAKA
Azhimah, Pengaruh Pemikiran Politik Hasan Al-Banna Terhadap Ideologi Partai Ikhwânul
Muslimîn Di Mesir (Jurnal: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
Jannah, Raudhatul .Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Al-Banna; Jurnal
Ja’far, Suhermanto. dkk, 2013 Pemikiran Moodern Dalam Islam . Surabaya. IAIN Pers
Yakan, Fathi. 2002. Revolusi Hasan Al Banna. Bandung: Penerbit Harakah.

Anda mungkin juga menyukai