PENDAHULUAN
1
Azhimah, Pengaruh Pemikiran Politik Hasan Al-Banna Terhadap Ideologi Partai Ikhwânul Muslimîn Di
Mesir (Jurnal: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
2
Fathi Yakan, Revolusi Hasan Al Banna, (Bandung: Penerbit Harakah, 2002), 7
2.2 Pemikiran Dan Gerakan Hasan Al-Banna Dalam Ikhwanul Muslimin
Hasan Al-Banna dan lima rekannya berkumpul untuk membentuk embrio proyek
pergerakan perbaikan umat dan kejayaan Islam. supaya tidak memunculkan nama baru, maka
mereka hanya menamakan diri dengan nama “Muslimin”, lalu mereka berkata. “Kita adalah
‘Ikhwanul Muslimin’, yang berarti, “para saudara dari kaum Muslimin.” Oleh karna itu,
Hasan Al-Banna dianggap sebagai pendiri Ak-Ikhwanul Muslimin, yang dengan jiwa
tasawufnya mampu meletakkan dasar-dasar perjuangan organisasi yang terkenal rapi,
berdisiplin dan militant.
Ikhwanul Muslimin ini sangat diminati masyarakat meskipun organisasi ini banyak
menghadapi resiko. Hasan Al Banna membentuk organisasi ini dengan menggabungkan dua
metode gerakan perubahan, yaitu metode Jamaludin Al Afghani dan metode Muhammad
Abduh, bergerak dibidang politik dan pendidikan. Menurut Hasan Al Banna, Ikhwanul
Muslimi adalah sebuah dakwah salafi, tarikat sunni, hakikat sufi, badan politik, ikatan forum
keilmuan dan budaya.3
Dengan kemampuannya yang luar biasa ia dapat mengingatkan mereka tentang Tuhan
dan mengajak menjauhi kemungkaran. Pada saat giat-giatnya mengadakan dakwah di warung
kopi, ia secara resmi mendirikan Jam’iyah al-Ikhwan al-Muslimun, pada bulan Dzulqa’dah
1347 H/ Maret 1928, di Ismailiayang pada waktu itu sebagai kamp pendudukan Inggris. Pada
waktu itu ia hanya didukung enam orang pengikut dan muridnya yang setia. Dari tiga warung
kopi besar yang ada di Ismailia Hasan al-Banna mampu menghimpun beribu-ribu pendengar,
sehingga tempat itu tidak mampu lagi menampung para pendengar yang jumlahnya terus
bertambah.Akhirnya mereka menetapkan termpat tertentu di Iraqiah sebagai ganti warung
kopi. Dari jumlah anggota yang sangat sedikit ini akhirnya Jam’iyah pada masa selanjutnya
dapat mempunyai pengaruh yang besar baik di Mesir maupun di luar negeri. Jamiyah ini
tentunya memiliki dasar pemikiran dan ideologi.
Tujuan akhir yang ingin dicapai dengan Jam’iyah ini adalah pembaharuan total
terhadap bangsa Mesir berdasarkan ketaatan mutlak terhadap syari’at. Menurut Hasan al-
Banna Islam itu adalah doktrin, penyembahan, tanah air, kebangsaan, agama, kerohanian dan
pedang.Sungguh keliru anggapan yang mengatakan Islam itu hanya terdiri dari aspek
rohaniah dan ibadah.Pandangan ini dijadikan kerangka pembaharuannya.5
Pada tahun 1933 M Hasan al-Banna memindahkan markas besar Ikhwanul Muslimin
ke Kairo. Selama tiga tahun kemudian pergerakan tersebut memusatkan kegiatannya dalam
pendidikan agar mereka hidup secara islami, memantapkan rencana kerja masjid-masjid,
sekolah dan lembaga kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok Mesir. Ide-ide
pembaharuannya adalah :
Pada bulan Oktober 1951 ketegangan Inggris dan Ikhwanul Muslimin memuncak,
mereka kemudian melakukan perang gerilyamelawan Inggris di Terusan Suez. Ikhwanul
Muslimin juga turut berperan dalam Revolusi Juli di Mesir walaupun pada akhirnya Ikhwanul
Muslimin menolak ikut serta dalam pemerintahan. Hal ini dianggap oleh Jamal Abdul Nasser,
perdana menteri Mesir sebagai pengingkaran terhadapa pemerintah. Dan pemerintah
melakukan penahan terhadap aktivis-aktivis Ikhwanul Muslimin. Pada tahun 1965-1966,
berulang kembali bentroka antara Ikhwanul Muslimin dengan pemerintah dan berakhir pada
penjatuhan hukuman mati terhadap tiga pembesar Ikhwanul Muslimin yaitu, Sayyid Qutub,
Mushthafa As-Siba’I dan Syaikh Abdul Lathif Abu Qurah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Muhammad Al Banna, atau yang dikenal dengan
Hasan Al Banna lahir di Distrik Mahmudiah, Mesir, pada tanggal 17 Oktober 1906
bertepatan dengan tahun 1323 H. Dia dibesarkan oleh keluarga yang terkenal dengan
keilmuan dan agamnya. Beliau tertembak pada 12 Februari 1949 kemudian wafat.
Beliau bersama rekan-rekannya bercita-cita merubah nasib umat islam, membawa
umat islam pada kemajuan dan membentuk Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin
merupakan organisasi yang menggabungkan 2 metode gerkan perubahan yakni, gerakan
Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh serta melakukan perlawanan terhadap
Inggris. Perjuangan Ikhwanul Muslimin tidak berakhir begitu saja karena terbunuhnya Hasan
Al Banna, Ikhwanul Muslimin turut berperan dalam Revolusi Juli dan rganisasi ini
berkembang hingga keluar Mesir di negara-negara Arab, dan memiliki banyak anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Azhimah, Pengaruh Pemikiran Politik Hasan Al-Banna Terhadap Ideologi Partai Ikhwânul
Muslimîn Di Mesir (Jurnal: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
Jannah, Raudhatul .Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Al-Banna; Jurnal
Ja’far, Suhermanto. dkk, 2013 Pemikiran Moodern Dalam Islam . Surabaya. IAIN Pers
Yakan, Fathi. 2002. Revolusi Hasan Al Banna. Bandung: Penerbit Harakah.