Abstrak
A. Pendahuluan
Penyebaran agama islam di Nusantara, dibantu dengan adanya pondok
pesantren yang pada saat itu meniru gaya pendidikan agama Hindu. Jadi dapat
dikatakan sebagai tempat pendidikan tradisional. Peran yang dimiliki pondok
pesantren saat itu amat dibutuhkan, sebagai sarana islamisasi maupun
pendidikan karakter. Pondok pesamtren sendiri adalah tempat dimana para siswa
(santri) tinggal dan belajar bersama, khususnya belajar agama dengan bimbingan
guru yaitu kiai.
Perkembangan zaman tentu banyak mengubah praktek pendidikan yang
ada pada Pondok pesantren. Mulai dari sistem pendidikan hingga sarana
prasarana. Seperti pada Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso Jombang, yang
sistem pendidikannya memadukan ilmu agama dan ilmu umum. Begitu juga
pentingnya sarana dan prasarana yang dapat membantu untuk menjadikan
generasi santri yang berkarakter tahan terhadap segala tantangan zaman. Tetapi
munculnya hal tersebut tentunya memiliki awal atau dapat dikatakan sejarah
1
berdirinya dan sekaligus perkembangan pondok pesantren Darul ‘Ulum.
Kemudian bagaimana dengan sejerah berdiri pondok pesantren Darul ‘Ulum dan
perkembangan hingga masa sekarang ?
B. Sejarah Berdirinya
Pada periode ini adalah masa awal pendirian pondok pesantren Darul
‘Ulum yang lebih dikenal dengan sebutan pondok Njoso/ Rejoso. Yang
didirikan oleh KH Tamim Irsyad dibantu oleh KH Cholil. Kiai Tamim dan
Kiai Cholil berasal dari Bangkalan Madura, yang datang ke Rejoso Jombang
untuk dakwah dan menyiarkan islam. Alasan dipilihnya desa Rejoso sebagai
tempat dakwah dan mendirikan pondok pesantren, karena desa tersebut
merupakan tempat yang dihuni masyrakat hitam. Mereka adalah masyarakat
yang sering melakukan onar dan tidak memiliki tatakrama dalam hidup
bersosial.
Pada 1930 Kiai Tamim meninggal dunia namun sebelum beliau wafat,
ditunjuklah putranya yang kedua yaitu Kiai Romli Tamim sebagai penerus
yang pada saat itu juga telah menyelesaikan pendidikannya di pondok
pesantren Tebuireng, Jombang. Dengan dibantu oleh Kiai Dahlan Cholil yang
memimpin pada periode pertengahan.
1
Buku Pondok pesantren Darul ‘Ulum. 2013. Jombang. Hal 12
2
merebut kemerdekaan Indonesia. Apabila Belanda telah menguasai
Mojokerto, bukan main sibuknya penghubung dan penghuni pondok
pesantren ini, tidak terkecuali Kiai-kiainya.2 Tak disangka putra Kiai Romli
Tamim meninggal tertembak tentara Belanda. begitu juga Kiai Romli Tamim
pun pernah menginap di rumah KNIL Mojoagung. Selain itu pondok
pesantren juga digunakan sebagai tempat tentara hasbullah (kelas II) untuk
berdiskusi dalam mempersiapkan strategi melawan tentara Belanda. tidak
hanya sampai disitu perjuangan para santri Njoso, kereta api tentara Belanda
yang melewati pondok pesantren ini pun juga diledakkan.
Pada periode ini juga nama pondok njoso/ Rejoso ini digantikan atau
diberi nama DARUL ‘ULUM (Rumah Ilmu), atas kesepakatan Kiai Romli
Tamim dan Kiai-kyai lainnya. Alasan dipilihnya nama Darul ‘Ulum karena
mengambil nama besar madrasah di Makkah, Saudi Arabia. Selain itu sebagai
contoh wadah sarana pendidikan yang mencetak karakter muslim yang tahan
perubahan zaman.
Sistem pendidikan pada masa ini hampir masih sama seperti periode
klasik, yang mana pembagian tugas untuk pengajarannya. Kiai Romli Tamim
memegang kebijakan umum pondok pesantren, ilmu tasawuf dan thareqat
qadriyah wan naqsabandiyah yang dibantu Kiai Umar Tamim (adik Kiai
Romli Tamim). Kiai Dahlan Cholil memegang kebijakan menajemen dan
pengajian al quran. Sedangkan Kiai ma’some cholil memegang menajemen
organisasi sekolah.
Periode ini ditutup pada tahun 1958 M, yang ditandai dengan kematian dua
tokoh, yaitu KH. Dahlan Cholil pada bulan Sya’ban disusul oleh KH. Romli
Tamim pada bulan Romadlon.3
2
Ibid, hal 14
3
Ibid, hal 15
3
Periode baru fase pertama (1958-1985 M)
Periode ini ditutup ketika Kiai Bisri Wafat 1969 M, yang kemdudian
dilanjutkan oleh Kiai Sofyan Cholil, dibantu oleh Kiai Mustain Romly. Yang
kemudian Kiai Sofyan Cholil meninggal pula pada tahun 1978 M. Pada
akhirnya kepemimpinan pondok pesantren Darul ‘Ulum dijabat oleh Kiai As’ad
Umar.
4
Periode baru fase kedua (1985-1993 M)
Pada masa awal periode ini dipimipin oleh Kiai As’ad Umar. Beliau beserta
para Kiai-kiai dibantu dengan para guru dan Alumni terus mengembangkan
potensi-potensi pondok pesantren Darul ‘Ulum seperti :
5
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum. Dibantu kiai Cholil Dahlan dan Kiai
Za’imudin sebagai sekertaris dan bendahara.
a. Bidang pendidikan
1. Sekolah formal
MI Negri Darul ‘Ulum, MTS Negri Darul ‘Ulum, MTS Plus
Darul ‘Ulum, SMP Darul ‘Ulum 1 Unggulan, SMP Negri 3
Unggulan, Madrasah Aliyah Negri Darul ‘Ulum, SMA Darul ‘Ulum
1 Unggulan bppt, SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan CIC, SMA Darul
‘Ulum 3 Bilingual, SMK Darul ‘Ulum 1, SMK Telkom, Universitas
Darul ‘Ulum, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
2. Sekolah non Formal
Pendidikan kepramukaan, pendidikan leadship/kepemimpinan ,
pengajian dengan kitab, pengajian sorogan (murid yang membaca
dan guru yag menyimak), pendidikan qirat al quran, pendidikan
kader organisasi.4
b. Bidang sarana/Fasilitas
Pondok pesantren Darul ‘Ulum memiliki 14 gedung sekolah
formal, 2 gedung keterampilan, 9 aula pertemuan,1 masjid utama, 2
kantor pusat, dan 13 kantor unit, 34 asrama, 2 lapangan olahraga , 2
unit kantor bank.
4
Ibid, hal 22
6
Pondok pesantren Darul ‘Ulum sekarang telah memiliki berbagai pencapaian
pada beberapa bidang, yaitu :
a) Bidang sarana
Perbaikan sarana maupun fasilitas yang ada di pondok pesantren
Darul Ulum terus diperbaiki dan ditambahi. Itu terbukti pada
bertambahnya asrama (tempat tinggal santri), yang menandakan bahwa
minat masyarakat terhadap pondok pesantren Darul ‘Ulum. Yaitu, 35
asrama, 15 gedung sekolah formal, 10 aula pertemuan, 3 lapangan
olahraga.
b) Bidang pendidikan
Kemajuan santri-santri yang sekolah sekaligus nyantri di pondok
pesantren Darul Ulum berhasil tumbuh dan berkembang. Hal itu
dibuktikan dengan adanya pelakasanaan event-event skala nasional di
beberapa unit pendidikan. beberapa santri Darul Ulum (alumni) yang
melanjutkan pendidikan di negara-negara lain.
C. Penutup
Kesimpulanan
7
DAFTAR PUSTAKA