PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
LATAR BELAKANG DAN ORGANISASI PEMBAHARUAN
ISLAM DI INDONESIA
Disusun Oleh :
M AS R U R
NPM.1606011
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................
A. Latar Belakang ..........................................................
C. Tujuan .......................................................................
16
Kesimpulan .....................................................................
16
17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
1
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
DI INDONESIA
1. Faktor pendorong
Pembaharuan yang mengandung pikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk
mengubah paham,adat istiadat, instituisi lama dan sebagainya, agar semua itu
dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan baru yang timbul oleh
tujuan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. Modernisasi atau pembaharuan
juga berarti proses pergeseran sikap dan mentalitas mental sebagai warga
masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masyarakat
kini.Modernisasi merupakan proses penyesuaian pedidikan Islam dengan
kemajuan zaman.
Latar belakang dan Pola-pola pembaharuan dalam Islam, khususnya dalam
pendidikan mengambil tempat sebagai : 1) golongan yang berorentasi pada pola
pendidikan modern barat, 2) gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang
berorentasi pada sumber Islam yang murni dan 3) pembaharuan pendidikan yang
berorentasi pada nasionalisme.
Modernisasi pendidikan Islam Indonesia masa awalnya dikenalkan oleh
bangsa kolonial Belanda pada awal abad ke-19. Program yang dilaksanakan oleh
kolonial Belanda dengan mendirikan Volkshoolen, sekolah rakyat, atau sekolah
desa ( Nagari) dengan masa belajar selama 3 tahun, di beberapa tempat di
Indonesia sejak dasawarsa 1870-an. Pada tahun 1871 terdapat 263 sekolah dasar
semacam itu dengan siswa sekitar 16.606 orang; dan menjelang 1892 meningkat
menjadi 515 sekolah dengan sekitar 52.685 murid.
Point penting eksprimen Belanda dengan sekolah nagari terhadap system
dan kelembagaan pendidikan Islam adalah tranformasi sebagian surau di
Mingkabau menjadi sekolah nagari model Belanda. Memang berbeda dengan
masyarakat muslim jawa umumnya memberikan respon yang dingin, banyak
kalangan masyrakat muslim Minangkabau memberikan respon yang cukup baik
sekarang. Pendidikan Islam yang mula-mula berkelas dan memakai bangku, meja
dan papan tulis, ialah Sekolah Adabiah (Adabiah School) di Padang.
Adabiah School merupakan madrasah (sekolah agama) yang pertama di
Minangkabau, bahkan diseluruh Indonesia. Madrasah Adabiah didirikan oleh
Almarhum Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1909. Adabiah hidup sebagai
madrasah sampai tahun 1914, kemudian diubah menjadi H.I.S. Adabiah pada
tahun 1915 di Minangkabau yang pertama memasukkan pelajaran Agama dalam
rencana pelajarannya. Sekarang Adabiah telah menjadi sekolah Rakyat dan SMP.
Setelah berdirinya madrasah Adabiah, maka selanjutnya diikuti madrasah
lainnya seperti madras Schol di Sungyang ( daerah Batusangkar) oleh Syekh
M.Thaib tahun 1910 M, Diniah School ( madrasah diniah) oleh Zainuddin Labai
Al-Junusi di Padang panjang tahun 1915.
Di antara guru Agama banyak juga mengarang kitab-kitab untuk madrasah
ialah 1)H. Jalaluddin Thaib, seperti kitab jenjang bahasa arab 1-2, Tingkatan
bahasa arab 1-2, Tafsir Al-Munir 1-2, ( 2) Anku Mudo Abdul hamid Hakim,
seperti kitab: Al-Muin Al-Mubin 1-5, As-Sullam, Al-Bayan Tahzibul akhlaq, ( 3)
Abdur-Rahim Al-Manafi seperti kitab : Mahadi ilmu Nahu, Mahadi ilmu Sharaf,
Al-Tashil, Lubahul Fighi, Al-Huda, Asasul adab.
Ulama-ulama yang mengadakan perubahan dalam pendidikan Islam di
Minangkabau adalah 1) syekh Muhd. Thaib Umar Sungayang, batu sangkar tahun
1874-1920 M. 2) Syekh H.Abdullah Ahmad, Padang tahun 1878 M-1933M, 3)
Syekh H. Abdul karim Amrullah, Maninjau 1879-1945 M, 4) Syekh H.M. Jamil
Jambek bukittinggi 1860-1947, 5) dan lain-lain.
Surau surau yang termashur di Minangkabau adalah sebagai berikut ; 1)
Surau Tanjung Sungyang didirikan oleh Syekh H.M Thaib Umar pada tahun 1897
M dan masih hidup sampai sekarang dengan nama Al-Hidayah dan SMPI, PGA.,
2) Surau Parabek, bukittinggi didirikan oleh Syekh H. Ibrahim Musa pada tahun
1908 M. dan masih hidup sampai sekarang dengan nama Thawalib, 3) Surau
padang Japang didirikan oleh Syekh H. Abbas Abdullah pada tahun dan masih
hidup sampai sekarang dengan nama Darul funun Abbasiah, 4) dan lain-lain.
ialah
gerakan
yang
menggunakan
organisasi
sebagai
alat
dikalangan
Jamiat
Khoir
mengenai
hak
lainya.
kelas.
pelajaran
Materi
umum
dan
pelajaran
agama.
yang
diberikan
adalah
Sekolah-sekolah
Irsyad
c.
Muhamadiyah
Muhamadiyah adalah organisasi islam yang bergerak dibidang
pendidikan,
dakwah
dan
kemasyrakatan.
Muhamadiyah
didirikan
umat
islam
dari
kebekuan
dalam
segala
bidang
ajaran islam.
Berusaha dengan segala bijaksana, supaya kehendak dan peraturan islam
berlaku dalam islam.
Pada tahun 1925 organisasi ini telah mempunyai delapan Hollands
inlandse school.sebuah sekolahan guru di yogyakarta, 32 sekolah dasar lima
tahun, sebuah schakel school, dan 14 buah madrasah, yang seluruhnya 119
orang guru dan 4000 murid.
Pada tahun 1992 organisasi ini telah mempublikasikan penerbitan
sejumlah 700.000 buah buku dan brosur. Kemuduan pada tahun 1938 telah
memiliiki 3i perpustakaan umum dan 1774 sekolah. Diantara sekolahsekolah Muhamadiyah yang tertua dan terbesar jasanya adalah :
a. Kwekschool Muhamadiyah di Yogyakarta.
b. Muaallimin Muhammadiyah, solo,jakarta.
c. Mualimmat muhammadiyah, Yogyakarta.
d. Zuama/Zaimat, Yogyakarta.
e. Kulliyah Muballigin/Muballigat, Padang Panjang.
f. Tabligschool, Yogyakarta.
g. HIK Muhammadiyah, Yogyakarta.
d. Nahdlatul Ulama.
Latar belakang didirikannya organisasi ini semula adalah sebagai
perluasan dari suatu komite hijaz yang dibangun dengan dua tujuan yaitu:
a. Untuk mengimbangi komite khilafat yang secara berangsur-angsur jatuh
b.
hal
Itiqod,
NU
berpegang
pada
Ahlussunah
islam.
Memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masjid-masjid,surau,
f.
dan peranan ulama pesantren yang sudah ada, untuk ditingkatkan dan
dikembangkan secara luas untuk diguakan sebagai wadah untuk
mempersatukan dan menyatukan langkah para ulama pesantren dalam tugas
pengabdian yang tidak terbatas pada masalah kepesantrenan dan kegiatan
ritual Islam saja, tetapi lebih ditingkatkan lagi agar para ulama lebih peka
terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi dan masalah kemasyarakatan
pada umumnya.
Dengan demikian tampak bahwa NU bermaksuf mempertahankan
praktek keagamaan yang sudah menstradisi. NU memberikan perhatian
yang besar pada pendidikan, khusnya pendidikan tradisional. NU
mendirikan madrasah dengan model barat, sampai akhir tahun1956 komisi
perguruan NU mengeluarkan reglement tentang susunan madrasahmadrasah NU yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
10
5.
bagian khusus yang mengelola kegiatan bidang ini dengan nama al-marif
yang bertugas membuat perundangan dan program pendidikan di lembagalembaga pendidikan/sekolah yang berada dibawah naungan NU.2
e.
Persatuan islam.
Didirikan secara resmi pada tanggal 12 September1923 di Bandung
oleh sekelompok orang Islam yang berminat dalam studi dan aktivitas
keagamaan yang dipimpin oleh Zamzam dan Muhammad Yunus.
Pada awal berdirinya, pesantren persatuan islam dikenal sebagai
pesantren yang sangat modern apalagi dibandingkan dengan pesantrenpesantren lain pada umumnya karena keberaniannya memasukkan beberapa
sistem administrasi pendidikan dan model kurikulum seperti yang diajarkan
sekolah Belanda. Walaupun demikian, pada dasarnya kurikulum yang
dikembangkan pesantren persatuan islam ini adalah penimbangan
pendidikan agama sebagai prioritas, jika dibandingkan dengan pendidikan
umum, dan yang menarik,kurikulum yang dipakai sampai saat ini adalah
hasil rakitan sendiri. Namun begitu dalam pengakuan berbagai pendidik di
kalangan pesantren, kurikulum rakitan itu masih didasarkan kepada
kaidah-kaidah baku gerakan persatuan islam, seperti yang disebut Ahkam
Al-Syari Dan Qaidah Ushul. Dari racikan kurikulum seperti ini, diharapkan
para santri memiliki bekal pengetahuan akidah yang cukup, dan
taabudi(berbudi pekerti) yang berdasarkan al-sAkhlak al-kKarimah (akhlak
budi pekerti luhur).
Di samping menyelenggarakan pendidikan Islam berupa madrasah
atau sekolah lain, persatuan islam juga mendirikan sebuah pesantren.
Pesantren persatuan islam didirikan di Bandung tanggal 1 Dzulhijjah 1354
11
12
Observation
lembaga
pernah
beliau
datangi
untuk
mencocokan tentang ilmu hisab. Beliau ada keahlian dalam ilmu itu.
Perantauanya kelauar pulau jawa pernah sampai ke Medan. Pondok
pesantren yang besar-besar di Jawa pada waktu itu banyak dikunjungi.
Cita-cita K.H Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas,
beliau hendak memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita
agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan hidup beragama, keyakinan beliau
ialah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa harus terlebih dahulu
dibangun semangat bangsa. K.H Ahmad Dahlan pulang ke Rahmatullah
pada Tahun 1923 M Tanggal 23 Pebruari dalam usia 55 Tahun dengan
meninggalkan sebuah organisasi Islam yang cukup besar dan di segani
karena ketegaranya.
2) K.H Hasim Asyari (1971-1947)
K.H Hasim Asyari dilahirkan pada tanggal 14 Februari tahun 1981
M di Jombang Jawa Timur mula-mula beliau belajar agama Islam pada
ayahnya sendiri K.H Asyari kemudian beliau belajar di pondok pesantren di
Purbolinggo, kemudian pindah lagi ke Plangitan Semarang Madura dan
lain-lain.
Sewaktu beliau belajar di Siwalayan Panji (Sidoarjo) pada tahun
1891, K.H Yakub yang mengajarnya tertarik pada tingkahlakunya yang
baik dan sopan santunya yang harus, sehingga ingin mengambilnya sebagai
menantu, dan akhirnyabeliau dinikahkan dengan putri kiyainya itu yang
bernama Khadijah (Tahun 1892). Tidak lama kemudian beliau pergi ke
Makkah bersama istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim
selama setahun, sedang istrinya meninggal di sana.
Pada kunjunganya yang kedua ke Makkah beliau bermukim selama
delapan tahun untuk menuntut ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang
13
Rabiulawal
tahun
1899
M)
14
K.H Abdul Halim memperoleh pelajaran agama pada masa kanakkanak dengan belajra diberbagai pesantren di daerah Majalengka sampai
pada umur 22 Tahun. Ketika beliau pergi ke Makkah untuk naik haji dan
untuk melanjutkan pelajaranya.
Pada umumnya K.H Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan
pemikiranya dengan toleransi dan penuh pengertian. Dikemukakan bahwa
beliau tidak pernah mengecam golongan tradisi ataupun organisasi lain yang
tidak sepaham dengan beliau, tablignya lebih banyak merupakan anjuran
untuk menegakan etika di dalam masyarakat dan bukan merupak kritik
tentang pemikiran ataupun pendapat orang lain.
Pada tanggal 7 Mei 1962 K.H Abdul Halim pulang kerahmatullah
di Majalengka Nawa Barat dalam usia 75 Tahun dan dalam keadaan tetap
teguh berpegang pada majhab Safii.4[7]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Indonesia dewasa ini merupakan masyarakat peralihan yang mengalami
transformasi sosial, politik ekonomi dan budaya yang cepat serta memperoleh
pengaruh dari dunia luar secara intens, industrialisasi, urbanisasi, sekulerisasi,
polarisasi masyarakat Indonesia yang cendrung menjadi berbagai kelas
merupakan proses yang terus berjalan dengan segala macam implikasinya. Dalam
konteks perubahan atau pembaharuan inilah organisasi islam yang berkembang
dalam bidang agama dan politik yang banyak di bahas di kalangan masayarakat
luas, dan juga di makalah ini terdapat empat organisasi islam
Muhammadiyah dan Persatua Islam (Peris) merupakan dua organisasi
kelompok modernis yang sangat berpengaruh dalam gerakan social keagamaan
dan pembaharuan pemahaman dan pengalaman ajaran agama. Mereka monolak
sebagian ajaran dan kebiasaan kaum tradisional yang dianggapnya sudah keluar
dari rel ajaran islam yang sebenarnya.
4 [7] http://ilmukita57.wordpress.com/2011/12/05/tokoh-tokohpendidikan-islam-di-indonesia/
15
16
17