PENDAHULUAN
Berbohong adalah memberitakan tidak sesuai dengan kebenaran, baik dengan ucapan
lisan secara tegas maupun dengan isyarat seperti menggelengkan kepala atau mengangguk.
Adapun Al-Kadzib ( kebohongan ), maka perbuatan ini akan mengantarkan pada kejahatan, yaitu
berpalingnya dari sifat istiqamah. Ada juga yang mengatakan bahwa kebohongan adalah
kemaksiatan yang paling cepat menyebar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menyebutkan berbohong sebagai salah satu
tanda kemunafikan. Beliau bersabda yang artinya,
“Tanda orang yang munafik ada tiga: jika berkata dia berbohong , jika berjanji dia ingkari, dan
jika diamanahi dia khianat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Imam Muslim pernah meriwayatkan sebuah hadist tentang Pentingnya kejujuran dan berbohong
yang menyatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
Jauhilah Berbohong, karena berbohong merusak hakikat yang sebenarnya atas dirimu dan
akan merusak pula kondisimu dan pandangan manusia terhadapmu. Penberbohong akan
1
menggambarkan sesuatu yang tiada seperti ada dan yang ada seperti tiada. Kebenaran dikatakan
sebagai kebatilan, kebatilan dikatakan kebenaran. Kebaikan dikatakan sebagai keburukan dan
keburukan dikatakan kebaikan. Akhirnya hakikat sebenarnya tidak mampu ia kenali sebagai
akibat atas keberbohongannya.
Syariat agama sangat menaruh perhatian terhadap perilaku menyimpang yang berkait
dengan berbohong. Sebab berbohong merupakan sumber dari perbuatan dosa. Bohong
merupakan perilaku ingkar yang mudah beranak pinak dan pembuka jalan menuju kemaksiatan.
Pada jaman Nabi terdapat kisah seorang yang tekun berbuat dosa dengan keahlian mencuri,
spesialis judi dan hobi minuman keras ingin masuk Islam. Menanggapi maksud baik tersebut,
Rasulullah berpesan agar meninggalkan satu hal yakni tidak berbohong. Kesanggupan tidak
berbohong tersebut ternyata merupakan hal yang sangat berat karena selalu menghantui pikiran
tatkala kembali berniat jahat. Ia merasa jika sesekali berbohong berarti telah mengkhianati janji
kepada Rasulullah. Walhasil dengan menghindari perbuatan berbohong, akhirnya mantan
penjahat tersebut berubah menjadi muslim yang taat. Ia merasakan bahwa di balik pesan singkat
Rasulullah terkandung sebuah hikmah yg sangat berharga.
Menyadari bahwa bohong merupakan perbuatan haram yang sangat merugikan baik bagi
diri maupun orang lain merupakan cara jitu menghentikan perbuatan berbohong. Rasulullah
dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud bersabda: Sesungguhnya jujur itu menunjukkan
kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang
membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya
berbohong itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke
neraka. Sungguh orang yang selalu berberbohong akan dicatat sebagai penberbohong.
[HR.Bukhari dan Muslim].
1.3. Tujuan
1.Menambah wawasan baru mengenai petaka berbohong dalam berprilaku.
2.Menguatkan sifat berbohong dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang
jelas.
3.Melaksanakan tugas makalah PABP
2
BAB II
PEMBAHASAN
yang tidak benar, tidak berdasarkan fakta, tidak menepati janji/kesepakatan atau tidak
mengakui atau melanggar hak-hak pihak lain.
Sejenis dengan pengertian bohong, terdapat kata berbohong/menberbohongkan ( tidak
tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran,
bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan.
Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
َ ِفَ َم ۡن َحا ٓ َّج َك ِفي ِه ِم ۢن َبعۡ ِد َما َجا ٓ َء َك ِمنَ ۡٱل ِع ۡل ِم فَق ۡل ت َ َعالَ ۡواْ ن َۡدع أ َ ۡبنَا ٓ َءنَا َوأ َ ۡبنَا ٓ َءك ۡم َون
سا ٓ َءنَا
٦١ َٱَّللِ َعلَى ۡٱل َٰ َك ِذ ِبين َّ َت َ سك ۡم ث َّم ن َۡبت َ ِه ۡل فَن َۡج َعل لَّعۡ ن
َ سنَا َوأَنف
َ سا ٓ َءك ۡم َوأَنف
َ َِون
Artinya : “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan
kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-
anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah
kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-
orang yang dusta” (Q.S Ali-Imran : 61)
3
Dalam hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang
kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan,
sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang
amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.”Beliau
menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.”(HR. Ibnu
Majah)
َّ َ َكب َر َم ۡقتًا ِعند٢ ََٰٰ ٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنواْ ِل َم تَقولونَ َما ََل ت َ ۡف َعلون
ٱَّللِ أ َن تَقولواْ َما ََل
َت َ ۡف َعلون
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan
baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan
keadaan, baik susah maupun senang
2.3.. Sifat Berbohong Terbagi Dalam 3 Kategori
4
memuja/mengagung-agungkan mengkultuskan Nabi melebihi manusia biasa (sehingga
dianggap sebagai anak Tuhan) dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala: Dan (ingatlah)
ketika Isa Ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya
Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul itu (Muhammad) datang kepada mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang
nyata.” (As-Shaf [61] : 6)
3. Mengkhianati amanah (kepercaan) diantara sesama manusia
Berbohong khianat fitnah yang terkait dengan hak-hak sesama manusia, seperti harta,
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Bohong adalah sifat atau keadaan dari sesuatu (perbuatan/perkataan), yang tidak benar,
tidak berdasarkanfakta, tidak menepati janji/kesepakatan atau tidak mengakui atau
melanggar hak-hak pihak lain.
3. Perbuatan yang memiliki sifat berbohong, dapat dibagi dalam 3 kategori, berdasarkan
kepada firman Allah Ta’ala yaitu: menberbohongkan/berkhianat kepada Allah SWT,
menberbohongkan atau berkhianat kepada Rasul SAW, mengkhianati amanah
(kepercayaan) diantara sesama manusia
6
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Al Kadzib, Karya Saikh Abdul Malik Qashim (bit tasharruf wa ziyadah AM.
Afkar/alsofwah)
Zaky Ahma Fahreza. MENGINSTAL JUJUR “Agar Jujur Kebiasaan dan Supaya Berbohong
Jadi Pantangan”. 2011. Klaten Jateng: INAS MEDIA
Ibnu Taimiyah. A’mal al-qulub au Maqamat wa al-Ahwal. 2007. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi
7
MAKALAH
PETAKA BERBOHONG
Disusun Oleh
KELOMPOK XI MIPA 4
1. Lia Mustika
2. M. Insan Kamil
3. Fitri Windayani
4. Sintiawati
5. Tria Anjani
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan
kenikamatan kepada kita semua yaitu nikmat islam dan iman. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Makalah tentang Petaka Berbohong yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber
informasi, referensi.. Makalah ini di susun sebagai tugas dalam menempuh pendidikan. Sebagai
bahan sarana dalam proses mencari ilmu. Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami
upayakan dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Semoga makalah tentang sifat berbohong yang
kami buat dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca sekalian dan dapat jadi bahan rujukan untuk semua kalangan.
ii 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
BAB 1 PEDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan.................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 7
i 10