Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA

AUQAT WA MAWATHIN AN NUZUL

DOSEN PEMBIMBING:
YUSNANI , S.Ag., M.A

DISUSUN OLEH:
REHAN HAIKAL
2111043014

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI D-4 TEKNIK MANUFKATUR
POLITEKNIK NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun makalah Agama ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu Pendidikan agama itu sangat berarti untuk anak
bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan agama itu
sangat penting bagi kehidupan kita didunia maupun akhirat.

Tugas ini saya buat untuk memberikan ringkasan tentang Auqat wa mawathin an Nuzul.
Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi
lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen mata kuliah
Pendidikan agama. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah
ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Tertib Masa Turunnya ayat Al-Qur’an................................................................................................5
2.2 Tertib Tempat Turunnya ayat Al-Qur’an............................................................................................5
2.3 Keadaan nabi Muhammad SAW. saat menerima wahyu ayat Al-Qur’an...........................................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auqat wa Mawathin an-Nuzul adalah ilmu Al-Qur'an yang mempelajari waktu dan


tempat turunnya ayat Al-Qur'an. Auqat wa Mawathin an-Nuzul berasal dari dua kata,
yaitu Auqat yang artinya "waktu-waktu" dan Mawathin artinya "tempat-tempat". Dalam
pembahasannya, bidang ilmu dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya: tertib masa turun
ayat, tertib tempat turun ayat, tertib mahdu' yang dibicarakan ayat yang diturunkan, tertib
orang yang dihadapi nabi Muhammad SAW. saat ayat diturunkan.

1.2 Rumusan Masalah

 Kapan waktu terjadi turunnya ayat Al-Qur’an?


 Dimana turunnya ayat Al-Qur’an?
 Apa peristiwa yang dihadapi nabi Muhammad SAW. saat ayat diturunkan?

1.3 Tujuan

Tujuan ilmu ini adalah

 Untuk mengetahui marhalah-marhalah dakwah Islam dan langkah-langkah yang


ditempuh Al-Qur'an.
 Untuk mengetahui kesesuaian ayat-ayat Al-Qur'an dengan
lingkungan Mekkah dan Madinah.
 Untuk mengetahui uslub-uslub Makkiyah dan Madaniyah dalam menghadapi objek
dakwah.
 Untuk menolak keraguan seseorang tentang keaslian Al-Qur'an.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tertib Masa Turunnya ayat Al-Qur’an

Turunnya ayal Al-qur’an pertama kali adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 yang menjadikan
awal dari kenabian nabi Muhammad SAW. Selain itu, waktu turunnya Al Quran juga menjadi
awal penyebaran agama Islam.

Al Quran diturunkan dalam dua cara, yaitu:

 Al Quran diturunkan secara lengkap di malam Lailatulqadar dari Lauh Mahfudz ke langit
dunia.
 Usai diturunkan ke langit dunia, Al Quran diturunkan ke Nabi Muhammad secara
bertahap.
Selain itu, sejarah turunnya Al Quran dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah
(sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah hijrah).
Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan
610 M. Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang akidah
(paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam). Pada periode ini, terdapat
86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.

2.2 Tertib Tempat Turunnya ayat Al-Qur’an

Alquran diturunkan dalam dua fase, yaitu saat Nabi Muhammad berada di Mekkah dan


Madinah. Dua fase dan tempat yang berbeda itu mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Pertama, masa Nabi Muhammad bermukim di Mekkah yaitu 12 tahun, 5 bulan, dan 3


hari. Surat yang diturunkan di Mekkah disebut Makkiyah.

Kedua, yang diturunkan setelah hijrah, yaitu selama 9 tahun, 9 bulan, dan 9 hari. Semua
surat yang diturunkan di Madinah disebut dengan Madaniyah.

Dari dua fase tersebut, jumlah surat dalam Alquran itu sebanyak 114 surat. Di awali
dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan An Nas. Berdasarkan pendapat yang kuat, 23 dari
114 surat itu diturunkan di Madinah dan lainnya turun di Mekkah.
Adapun 23 surat yang diturunkan di Madinah adalah Al Baqarah, Al Anfal, Ali Imran, Al
Ahzab, Al Mumtahanah, An Nisa, Al Hadid, Al Qital (Muhammad), Ath Thalaq, Al Hasyr, An Nur,
Al Haj, Al Munafiqun, Al Mujadalah, Al Hujurat, At Tahrim, Ath Taghabun, Ash Shaf, Al Jumuah,
Al Fathu, Al Maidah, At Taubah, dan An Nashr.

Sementara 91 surat yang diturunkan di Mekkah adalah Al Alaq, Al Qalam, Al Muzammil,


Al Muddatstsir, Al Fatihah, Al Lahab, At Takwir, Al A'la, Al Lail, Al Fajr, Ad Dhuha, Asy Syarah (Al
Insyirah), Al Ashr, Al Adiyat, Al Kautsar, At Takatsur, Al Maun, Al Kafirun, Al Fil, Al Falaq, An Nas,
Al Ikhlas, An Najm, Abasa, Al Qadar, Asy Syamsu, Al Buruj, At Tin, Al Quraisy, Al Qariah, Al
Qiyamah, Al Humazah, Al Mursalat, Qaf, Al Balad, Ath Thariq, Al Qamar, Shad, Al A'raf, Al Jin,
Yasin, Al-Furqan, Fathir, Maryam, Thaha, Al Waqiah, Asy Syuara, An Naml, Al Qashash, Al Isra,
Yunus, Hud, Yusuf, Al Hijr, Al An'am, Ash Shaffat, Luqman, Saba, Az Zumar, Ghafir, Fushshilat,
Asy Syura, Az Zukhruf, Ad Dhukan, Al Jaatsiah, Al Ahqaf, Adz Dzuriyat, Al Ghasyiah, Al Kahf, An
Nahl, Nuh, Ibrahim, Al Anbiya, Al Muminun, As Sajadah, Ath Thur, Al Mulk, Al Haqqah, Al
Ma'arij, An Naba, An Naziat, An Infithar, Al Insyiqaq, Ar Rum, Al An'kabut, Al Muthaffifin, Al
Zalalah, Ar Ra'd, Ar Rahman, Al Imran, Al Insan, dan Al Bayyinah.

2.3 Keadaan nabi Muhammad SAW. saat menerima wahyu ayat Al-Qur’an

Nabi Muhammad saw pertama kali menerima wahyu ketika usianya 40 tahun. Saat itu,
beliau yang sedang berkhalwat atau bertahannus di Gua Hira menerima wahyu yang pertama,
yaitu Al-Qur’an Surat al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa itu sekaligus menjadi ‘tanda’ bahwa beliau
sudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah. Nabi Muhammad kemudian menerima wahyu
dari Allah melalui malaikat Jibril secara bertahap selama 23 tahun setelahnya (masa kenabian),
atau hingga beliau wafat. Tidak hanya ayat-ayat Al-Qur’an, wahyu yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad juga berupa hadits-hadits qudsi. 

Turunnya wahyu adalah peristiwa yang dahsyat. Nabi Muhammad mengalami ‘hal yang
tidak biasa’ saat wahyu turun. Sampai-sampai beliau menyatakan bahwa setiap kali menerima
wahyu maka dirinya selalu menyangka rohnya hendak dicabut. Lantas, bagaimana saja kondisi
Nabi Muhammad ketika wahyu turun? Setidaknya, Nabi Muhammad mengalami lima kondisi
saat menerima wahyu.
Pertama, wajahnya memerah. Saking dahsyatnya turunnya wahyu, wajah Nabi
Muhammad sampai memerah.
Kedua, berkeringat. Seperti yang disinggung di atas, manakala wahyu turun dalam
bentuk lonceng maka Nabi Muhammad bercucuran keringat meski turunnya saat musim
dingin. 
Ketiga, sempoyongan. Turunnya wahyu juga membuat Nabi Muhammad sempoyongan,
meski kesadaran dan kestabilan beliau tidak sampai hilang.
Keempat, tubuh Nabi Muhammad menjadi berat.
Kelima, Nabi Muhammad seperti mendengar suara gerombolan lebah. 
Begitulah cara wahyu diturunkan dan kondisi Nabi Muhammad saat menerimanya.

Biasanya para sahabat mengerubungi Nabi Muhammad saat beliau mendapatkan


wahyu. Nabi Muhammad kemudian menyampaikan wahyu yang baru saja diterimanya kepada
mereka. Dan mereka kemudian menghafalnya.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Auqat wa Mawathin an-Nuzul adalah ilmu al-Qur'an yang mempelajari waktu dan


tempat turunnya ayat Al-Qur'an. Ayat al-Qur’an turun pada 17 Ramadan 610 M. Sebagian
ulama menyebut al Quran turun dalam waktu 20 tahun, 22 bulan dan 22 hari. Namun sebagian
ulama lain menyatakan bahwa al Quran turun dalam waktu 23 tahun. Pendapat lain dari Al-
Syabi menyebutkan bahwa awal turunnya Alquran dimulai pada malam lailatul qadar di bulan
Ramadan.

Alquran diturunkan dalam dua fase, yaitu saat Nabi Muhammad berada di Mekkah


(Makkiyah) dan Madinah(Madaniyah). Pertama, masa Nabi Muhammad bermukim
di Mekkah yaitu 12 tahun, 5 bulan, dan 3 hari. Surat yang diturunkan di Mekkah disebut
Makkiyah. Kedua, yang diturunkan setelah hijrah, yaitu selama 9 tahun, 9 bulan, dan 9 hari.
Semua surat yang diturunkan di Madinah disebut dengan Madaniyah. Total ayat al-Qur’an
adalah 114 surat. Yaitu yang turun di Mekkah yaitu berjumlah 23 surat, sedangkan di Madinah
yaitu berjumlah 91 surat.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-


95526-1-3

Anda mungkin juga menyukai